Analisis Kualitatif Bioetanol Analisis Kuantitatif Bioetanol

37

4.2.4. Analisis Kadar Bioetanol

Bioetanol yang masih bercampur dengan media fermentasi ditambahkan dengan CaO dengan perbandingan 1:2 gmL, lalu dipisahkan dengan menggunakan destilasi. Fungsi CaO disini adalah untuk mengikat air sehingga yang didapatkan adalah bioetanol murni. Destilat selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui kadar bioetanol yang dihasilkan.

4.2.4.1. Analisis Kualitatif Bioetanol

Dari pengujian secara kualitatif yang menggunakan pereaksi H 2 SO 4 p + K 2 Cr 2 O 7 diperoleh keseluruhan destilat dari tiap fermentasi memberikan uji positif terhadap pereaksi ini, hal ini ditunjukkan oleh perubahan warna oleh adanya perubahan warna pereaksi dari kuning menjadi biru.

4.2.4.2. Analisis Kuantitatif Bioetanol

Dari destilasi yang dilakukan diperoleh bahwa destilat yang dihasilkan pada proses hidrolisis 90 dan 120 menit jumlah destilat semakin meningkat, sedangkan pada proses hidrolisis 150 menit jumlah destilat menurun. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kadar glukosa pada proses hidrolisis tersebut, yang mana glukosa berperan sebagai nutrisi untuk mikroba. Semakin banyak glukosa yang dihasilkan maka akan semakin banyak bioetanol yang diperoleh. Dari destilat yang diperoleh maka yield bioetanol dapat dihitung dengan rumus yang tertera pada lampiran 2. yield bioetanol tertinggi terdapat pada proses hidrolisis 120 menit dengan penambahan ragi roti 7 gram dan lama fermentasi 6 hari yaitu 8.2. Sedangkan yield bioetanol terendah terdapat pada proses hidrolisis 150 menit dengan penambahan ragi roti 3 gram dan lama fermentasi 2 hari yaitu 4.1. Untuk pengujian kemurnian bioetanol dilakukan dengan menggunakan kromatografi gas. Kemurnian etanol tertinggi yaitu 99.53, sedangkan kemurnian etanol terendah Universitas Sumatera Utara 38 yaitu 84.08. Grafik hasil analisis yield etanol dan kemurnian etanol dengan kromatografi gas ditunjukkan pada gambar 4.3 dan 4.4: Gambar 4.3 Hasil Analisa Yield Etanol Gambar 4.4 Hasil Analisa Kemurnian Etanol Penurunan kadar glukosa juga berpengaruh pada kadar bioetanol yang akan diperoleh, semakin banyak glukosa yang ada pada suatu larutan maka bioetanol yang dihasilkan akan semakin banyak dikarenakan glukosa tersebut sebagai nutrisi untuk mikroba. Universitas Sumatera Utara 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Kadar glukosa yang diperoleh dari hasil hidrolisis selulosa adalah 7.37, 9.2, dan 6.64. Penentuan kadar glukosa ini menggunakan metode Luff-Schoorll 2. Kemurnian bioetanol tertinggi yang diperoleh adalah 99.53

5.2. Saran

Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar lebih meningkatkan kemurnian bioetanol yang diperoleh, hal ini dikarenakan bioetanol yang bisa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan adalah dengan tingkat kemurnian 99,5. 39 Universitas Sumatera Utara