Teknik Sampling Desain Penelitian Identifikasi Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel Penelitian

commit to user 22

D. Teknik Sampling

Sampel diambil menggunakan pencuplikan non random non- probabilitas berupa fixed-disease sampling. Menurut Gertsman dalam Murti 2006, fixed-disease sampling merupakan prosedur pencuplikan berdasarkan status penyakit subjek, dalam hal ini kebiasaan merokok, sedang status paparan subjek bervariasi mengikuti status penyakit subjek yang sudah “fixed”. Perkiraan Besar Sampel Rasio jumlah subjek dan jumlah variabel independen dalam analisis mutivariat tidak boleh kurang dari 5:1, artinya tidak kurang dari 5 subjek per variabel independen. Meskipun rasio minimum 5:1, tetapi rasio yang dianjurkan antara ukuran sampel dan jumlah variabel independen adalah sebagai berikut Hair et al., dalam Murti, 2006: n = 15 hingga 20 subjek per variabel independen Dalam penelitian ini melibatkan 3 variabel independen. Sehingga subjek penelitian yang diperlukan adalah 3 kali 15-20 subjek, yaitu 45 hingga 60 subjek penelitian. Penelitian ini memerlukan subjek penelitian yaitu siswa laki-laki sebanyak 60 orang, dimana dipilih 20 siswa laki-laki sebagai perokok dan 40 siswa laki-laki tidak perokok. commit to user 23

E. Desain Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas Peer group 2. Variabel terikat Kebiasaan merokok pada remaja laki-laki 3. Faktor Perancu a. Pengaruh ayah perokok b. Paparan iklan Populasi sasaran Remaja Laki-Laki Populasi sumber Siswa Laki-Laki SMK Warga Surakarta Perokok Tidak perokok Tidak mempunyai peer group Peer group perokok 1-4 orang Peer group perokok 5 orang atau lebih Tidak mempunyai peer group Peer group perokok 1-4 orang Peer group perokok 5 orang atau lebih commit to user 24

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Peer group a. Definisi: Kelompok anak sebaya dimana remaja dapat berinteraksi dan tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas. Jumlah anggota peer group dalam penelitian ini dibatasi antara 4-8 orang. Peer group dalam penelitian ini adalah peer group dalam pergaulan sehari-hari. Cara pengukuran dengan mengelompokkan sampel manjadi: 1 Tidak mempunyai peer group: apabila remaja tidak mempunyai kelompok pertemanan sebaya dalam pergaulan tiap harinya. 2 Mempunyai peer group perokok: apabila anggotanya kelompok teman sebayanya ada yang merokok baik sebagian atau keseluruhan. b. Alat ukur : kuesioner c. Skala pengukuran : kategorikal d. Kode peer group : 0. Tidak ada peer group 1. Ada Peer group perokok 2. Kebiasaan merokok a. Definisi: Kebiasaan merokok adalah kegiatan mengisap rokok yang dilakukan berulang kali dan yang dapat menimbulkan ketergantungan. Cara pengukuran dengan mengelompokkan sampel menjadi: 1 Tidak perokok: apabila subjek tidak pernah sama sekali merokok meskipun hanya satu hisapan. commit to user 25 2 Perokok: perokok remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah current smoking, yaitu orang yang merokok setiap hari atau tidak setiap hari atau kebiasaan merokok yang dilakukan secara occasional hanya dalam kesempatan tertentu saja WHO, 2010. b. Alat ukur : kuesioner c. Skala pengukuran : dikotomik d. Kode kebiasaan merokok 0. Tidak merokok 1. Terbiasa merokok 3. Pengaruh ayah perokok a. Definisi: Pengaruh yang diberikan oleh ayah yang perokok maupun tidak perokok kepada anaknya. Cara pengukuran dengan mengelompokkan sampel menjadi: 1 Ayah tidak perokok: apabila ayah bukan perokok. 2 Ayah perokok: apabila ayah adalah perokok, baik perokok ringan, sedang, dan berat. b. Alat ukur : kuesioner c. Skala pengukuran : dikotomik d. Kode pengaruh ayah perokok 0. Ayah tidak perokok 1. Ayah perokok commit to user 26 4. Paparan iklan a. Definisi: Pengaruh paparan seringnya melihat iklan rokok. Cara pengukuran dengan mengelompokkan sampel menjadi: 1 Jarang melihat iklan: apabila subjek jarang melihat iklan baik iklan media massa maupun elektronik. 2 Sering melihat iklan: apabila pernah melihat iklan hampir setiap hari atau sering melihat iklan baik iklan media massa maupun elektronik. b. Alat ukur : kuesioner c. Skala pengukuran : dikotomik d. Kode pengaruh iklan 0. Jarang melihat iklan 1. Sering melihat iklan

H. Alat dan Bahan Penelitian

Dokumen yang terkait

Hubungan bentuk konformitas teman sebaya terhadap tipe perilaku merokok pada remaja laki-laki usia pertengahan di sman 97 Jakarta

2 14 119

Hubungan antara sikap remaja terhadap merokok dengan kebiasaan merokok pada remaja (penelitian pada siswa laki laki di SMU Negeri 1 Jasinga Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2004 2005)

0 2 1

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 IMOGIRI BANTUL

0 2 85

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA LAKI-LAKI Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Perilaku Merokok Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 16

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS XI DI SMK TUNAS BANGSA SUKOHARJO Hubungan antara peran keluarga dengan perilaku Merokok pada remaja laki-laki kelas xi di smk tunas Bangsa sukoharjo.

0 2 12

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS XI DI SMK TUNAS Hubungan antara peran keluarga dengan perilaku Merokok pada remaja laki-laki kelas xi di smk tunas Bangsa sukoharjo.

0 2 13

PENDAHULUAN Hubungan antara peran keluarga dengan perilaku Merokok pada remaja laki-laki kelas xi di smk tunas Bangsa sukoharjo.

0 2 9

DAFTAR PUSTAKA Anne. Hubungan antara peran keluarga dengan perilaku Merokok pada remaja laki-laki kelas xi di smk tunas Bangsa sukoharjo.

0 2 4

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA SURUHKALANG HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA SURUHKALANG KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH.

0 1 15

252101358 Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Penyakit Hipertensi Pada Laki

0 0 28