bakar terendah terjadi pada penggunaan biodiesel 25 pad pembebanan 4.5 kg.
4.4.3 Rasio udara bahan bakar AFR
Rasio udara bahan bakar AFR dari masing-masing jenis pengujian dihitung berdasarkan rumus berikut:
��� = ��
��
dimana: AFR = air fuel ratio
ma = laju aliran massa udara. Besarnya laju aliran udara ma diperoleh dengan membandingkan
besarnya tekanan udara masuk yang telah diperoleh melalui pembacaan air flow manometer terhadap kurva viscous flow mete calibration.
Pada pengujian ini dianggap tekanan udara sebesar 100 kPa dan temperatur udara 27
o
C. Kurva kalibrasi dikondisikan untuk pengujian pada tekanan 101.3 kPa dan temperatur 20
o
C. maka besarnya laju aliran udara yang diperoleh harus dikalikan dengan faktor pengali berikut:
�
�
= 3654 ����
�� + 144 �
� 2.5
�� = 3654�1� 27 + 273 + 114
27 + 273
2.5
�� = 0.946531125 Untuk pengujian dengan menggunakan pertamina dex, beban 3.5 kg dan
putaran mesin 1800 rpm tekanan udara masuk didapati 9 mmH
2
O, dengan melakukan interpolasi pada kurva viscous flow meter didapat besar ma yaitu
kgjam, dan kemudian dikalikan dengan factor koreksi sehingga didapat massa udara yang sebenarnya:
Universitas Sumatera Utara
ma = 110.05 x 0.946531125 = 9.5156 kgjam
Dengan cara yang sama maka didapat nilai ma untuk masing-masing pengujian, maka dapat dihitung besarnya AFR.
Untuk pengujian dengan menggunakan pertadex pada putaran 1800 rpm dan beban 3.5 kg maka didapatkan besar AFR:
��� = 9.5156
0.186789 AFR = 50.972
Hasil perhitunganAFR untuk masing-masing pengujian pada tiap variasi beban, putaran mesin dan persentase biodiesel dapat dilihat pada tabel 4.12 dibawah ini:
Tabel 4.12 Air Fuel Ratio Beban Putaran
AFR Pertadex Biodiesel
5 Biodiesel
10 Biodiesel
15 Biodiesel
20 Biodiesel
25 Biodiesel
30
3.5 1800
50.9720 47.5228
52.8882 49.0557
48.9706 64.1727
60.8938 2000
53.6548 51.0572
54.0805 49.6519
52.6327 63.1082
63.1082 2200
51.0998 50.0778
49.5667 57.5724
50.6739 61.4048
60.0422 2400
53.6548 54.8471
58.7647 51.7385
53.6547 64.0450
51.0997 2600
59.4035 50.1629
49.8861 57.9130
48.5022 53.3992
49.1835 2800
58.6370 52.8457
50.5887 55.8265
48.2892 53.6547
50.6739 4.5
1800 57.0614
55.9542 59.1905
45.2233 54.8045
68.3885 63.7043
2000 63.1721
58.0834 53.3992
54.1657 56.2097
66.4297 61.7455
2200 54.6768
61.4049 57.5724
54.8045 51.8662
62.5972 60.3403
2400 55.3581
64.0450 62.0010
58.1259 53.8250
61.3197 48.2892
2600 55.5710
55.0174 55.7413
54.2935 54.2935
52.8456 51.0997
2800 55.7413
58.2537 57.4872
56.6355 52.5901
56.6355 51.0997
• Pada pembebanan 3.5 kg AFR terendah terjadi pada saat menggunakan
Biodiesel 5 pada putaran mesin 1800 rpm yaitu 47.5228sedangkan AFR
Universitas Sumatera Utara
tertinggi terjadi pada penggunaan biodiesel 25 putaran mesin 1800 rpm yaitu 64.17279
• Pada pembebanan 4.5 kg AFR terendah terjadi pada saat menggunakan
biodiesel 15 pada putaran mesin 1800 rpm yaitu 45.2233 sedangkan AFR tertinggi terjadi pada penggunaan biodiesel 25 putaran mesin 1800
rpm yaitu 68.38852 Perbandingan harga AFR masing-masing pengujian pada setiap variasi
beban dan putaran dapat dilihat pada gambar 4.6 dan 4.7 berikut:
Gambar 4.6 Grafik AFR vs putaran mesin pada pembebanan 3.5 kg
10 20
30 40
50 60
70
1800 2000
2200 2400
2600 2800
A F
R
Putaran Rpm
AFR Pada Pembebanan 3.5 Kg
Pertadex Biodiesel 5
Biodiesel 10 Biodiesel 15
Biodiesel 20 Biodiesel 25
Biodiesel 30
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7 Grafik AFR vs putaran mesin pada pembebanan 4.5 kg •
Dapat dilihat dari grafik diatas terlihat bahwa pertamina dex + biodiesel 5 pada pembebanan 4.5 kg memiliki nilai AFR tertinggi dan AFR
terendah terjadi pada pertamina dex + biodiesel 15 pada pembebanan 3.5 kg.
4.4.4 Effisiensi Volumetris