Latar Belakang Masalah Studi Deskriptif Teknik Permainan Musik Komunitas Beatbox Gendang Mulut Di Medan

9 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, dunia musik telah banyak berkembang dan lebih beragam seiring berkembangnya pola pikir manusia. Di Indonesia, musik pada awalnya merupakan bentuk kesenian yang bersifat tradisi yang erat kaitannya dengan perkembangan sejarah dan budaya . Namun seiring masuknya media eletronik ke Indonesia, masuk pula berbagai jenis musik barat, seperti Pop, Jazz, Blues, Rock, RB, Reggae, Country, Underground, Punk, Funk, Jazz, Rap, HipHop, K-pop, dan sebagainya. Hal itu pulalah yang menjadi alasan utama lahirnya berbagai komunitas musik di Indonesia. Di kota Medan sendiri terdapat banyak komunitas musik. Contohnya komunitas Rapper “PLAT BK”, komunitas musik Blues “Medan Blues Society”, komunitas musik Underground “Berontak Zine”, komunitas Beatbox Medan “Gendang Mulut”, “Hands Up”, “Mouth Percussion”, dan masih banyak lagi. Imitasi suara terutama pada alat musik sudah ada sejak dahulu kala. Beatbox sendiri mulai berkembang di awal tahun 1980-an seiring dengan musik HipHop, yang pada awalnya tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat Afro-Amerika 1 1 Afro-Amerika adalah kelompok etnis keturunan Afrika yang hidup dan tinggal di Amerika, disebut juga Negro id.m.wikipedia.orgwikiAfrika-Amerika_ dan juga Latin Amerika. Hal ini berawal dari keterbatasan mereka dalam membeli peralatan musik kala itu, dan akhirnya mereka 10 menirukannya dengan menggunakan mulut. Dimana pemainnya menggunakan tubuh mereka misalnya dengan bertepuk tangan atau menghentak sebagai instrumen perkusi dan menghasilkan suara dengan mulut mereka dengan bernafas keras masuk dan keluar, sebagaimana teknik yang digunakan dalam beatboxing saat ini. Seni-seni vokal perkusi seperti musik Bol di India dan Kouji di China turut menjadi landasan dalam beatboxing, meskipun tidak ada hubungan langsung dengan HipHop. Di Indonesia sendiri terdapat tari Kecak yang musik latarnya merupakan paduan dari bunyi-bunyi dari kosakata tertentu. Beatbox merupakan salah satu bentuk seni yang memfokuskan diri dalam menghasilkan bunyi-bunyi ritmis dan ketukan drum, instrumen musik, maupun tiruan dari bunyi-bunyian lainnya, melalui alat-alat ucap manusia seperti mulut, lidah, bibir, dan rongga-rongga ucap lainnya. Pemain beatbox atau lebih dikenal dengan beatboxer, mampu mendemonstrasikan segala bentuk bunyi-bunyian dengan handal. Beatbox selalu dikaitkan dengan musik HipHop, namun pada prakteknya beatbox juga diterapkan untuk genre musik lainya seperti Rock, Pop, RnB, dan sebagainya. Imitasi suara ini sudah dikenal mayarakat dunia sejak dahulu kala. Perkembangan beatbox di Indonesia sudah tersebar luas, di Indonesia sudah banyak komunitas-komunitas beatbox seperti Indobeatbox, Jakarta Beatbox Clan, Bekasi Beatbox Clan, Bogor Beatbox Clan, Bandung Beatbox Family, dan sekarang juga ada sekolah khusus beatbox di Indonesia seperti Gazzell Beatbox School . Kata “beat box” secara harfiah mengacu pada mesin drum generasi pertama, oleh sebab itu para beatboxer pada era tersebut sering dijuluki sebagai 11 “Human Beat Box”. Musisi yang menjadi pelopor diantaranya Doug E. Fresh, Darren “Buffy” Robinson dari grup The Fatboys, dan Leonardo “Wise” Roman dari “Stetsasonic”. Masing-masing musisi mempelopori ciri khas dan gaya yang berbeda-beda dan menginspirasi generasi beatboxer berikutnya. Selain menghasilkan suara ketukan dan ritme, pada era ini musisi Biz Markie juga memperkenalkan teknik MCing dan menyanyi yang digabungkan dengan suara perkusi 2 2 id.wikipedia.orgwikiBeatbox . Teknik mengeluarkan bunyi dari mulut memang terbilang tidak mudah. Beatbox mengategorikan pelajarannya dalam tiga jenis, yaitu suara dasar, efek, dan humming. Suara dasar dikenal dengan bunyi B, T, dan K. B mewakili ketukan drum, T mewakili suara hi hat seperti suara simbal, dan K mewakili suara snare drum--drum yang dilengkapi tali senar. Sementara itu, efek memiliki jenis yang bervariasi seperti techno beat, alarm, suara robot, dan lainnya. Terakhir, humming, merupakan rangkaian irama yang dibuat dengan mulut tertutup. Etnomusikologi sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan, dengan terang-terangan dinobatkan oleh para ilmuwannya berada dalam dua kelompok disiplin, yaitu ilmu humaniora dan ilmu sosial sekali gus. Etnomusikologi memberikan kontribusi keunikannya dalam hubungannya bersama aspek-aspek ilmu pengetahuan sosial dan aspek-aspek ilmu humaniora, dalam caranya untuk melengkapi satu dengan lainnya, mengisi penuh kedua pengetahuan itu. Keduanya akan dianggap sebagai hasil akhir darinya sendiri; keduanya dipertemukan menjadi pengetahuan yang lebih luas Merriam, 1964. 12 Disiplin etnomusikologi biasanya secara tentatif paling tidak menjangkau lapangan-lapangan studi lain sebagai suatu sumber stimulasi stimulus baik terhadap etnomusikologi itu sendiri maupun disiplin saudaranya. Ada beberapa cara yang dapat dijadikan nilai pemecahan terhadap masalah-masalah ini. Studi teknis dapat memberitahukan kita banyak tentang sejarah kebudayaan. Fungsi dan penggunaan musik adalah sebagai suatu yang penting dari berbagai aspek lainnya pada kebudayaan, untuk mengetahui kerja suatu masyarakat. Musik mempunyai interelasi dengan berbagai tumpuan budaya; ia dapat membentuk, menguatkan, saluran sosial, politik, ekonomi, linguistik, religi, dan beberapa jenis perilaku lainnya. Teks nyanyian melahirkan beberapa pemikiran tentang suatu masyarakat, dan musik secara luas dipergunakan sebagaimana analisis makna terhadap prinsip struktur sosial. Etnomusikolog seharusnya tidak bisa menghindarkan diri dengan masalah-masalah simbolisme perlambangan di dalam musik, pertanyaan tentang hubungan antara berbagai seni, dan semua kesulitan pengetahuan apa itu estetika dan bagaimana strukturnya. Ringkasnya, masalah-masalah etnomusikologi bukan hanya terbatas kepada teknik semata-- tetapi juga tentang perilaku manusia. Etnomusikologi juga tidak sebagai sebuah disiplin yang terisolasi, yang memusatkan perhatiannya kepada masalah-masalah esoterisnya saja, yang tidak dapat diketahui oleh orang selain yang melakukan studi etnomusikologi itu sendiri. Tentu saja, etnomusikologi berusaha mengkombinasikan dua jenis studi, untuk mendukung hasil penelitian, untuk memecahkan masalah-masalah spektrum yang lebih luas, yang mencakup baik ilmu humaniora ataupun sosial. 13 Berdasarkan sejarah perkembangan etnomusikologi, terjadi gabungan dua disiplin yaitu muskologi dan etnologi. Musikologi selalu digunakan dalam mendeskripsikan struktur musik yang mempunyai hukum-hukum internalnya sendiri sedangkan etnologi memandang musik sebagai bahagian dari fungsi kebudayaan manusia dan sebagai suatu bahagian yang menyatu dari suatu dunia yang lebih luas. Secara eksplisit dinyatakan oleh Merriam sebagai berikut. Ethnomusicology carries within itself the seeds of its own division, for it has always been compounded of two distinct parts, the musicological and the ethnological, and perhaps its major problem is the blending of the two in a unique fashion which emphasizes neither but tidakes into account both. This dual nature of the field is marked by its literature, for where one scholar writes technically upon the structure of music sound as a system in itself, another chooses to treat music as a functioning part of human culture and as an integral part of a wider whole. At approximately the same time, other scholars, influenced in considerable part by American anthropology, which tended to assume an aura of intense reaction against the evolutionary and diffusionist schools, began to study music in its ethnologic context. Here the emphasis was placed not so much upon the structural components of music sound as upon the part music plays in culture and its functions in the wider social and cultural organization of man. It has been tentatively suggested by Nettl 1956:26-39 that it is possible to characterize German and American schools of ethnomusicology, but the designations do not seem quite apt. The distinction to be made is not so much one of geography as it is one of theory, method, approach, and emphasis, for many provocative studies were made by early German scholars in problems not at all concerned with music structure, while many American studies heve been devoted to technical analysis of music sound Merriam, 1964:3-4. Berdasarkan kutipan di atas, menurut Merriam, para pakar etnomusikologi membawa dirinya sendiri kepada pembahagian bidang kajian ilmu. Oleh karena itu, selalu dilakukan percampuran dua bagian keilmuan, 14 yaitu musikologi dan etnologi. Kemudian menimbulkan kemungkinan- kemungkinan masalah besar dalam rangka mencampurkan kedua disiplin itu dengan cara yang unik, dengan penekanan pada salah satu bidangnya, tetapi tetap mengandung kedua disiplin tersebut. Sifat dualisme lapangan studi ini, dapat ditandai dari literatur-literatur yang dihasilkannya. Seorang sarjana menulis secara teknis tentang struktur suara musik sebagai suatu sistem tersendiri, sedangkan sarjana lain memilih untuk memperlakukan musik sebagai suatu bahagian dari fungsi kebudayaan manusia, dan sebagai bagian yang integral dari keseluruhan kebudayaan ini. Pada saat yang sama, beberapa sarjana dipengaruhi secara luas oleh pakar antropologi Amerika, yang cenderung untuk mengandaikan kembali suatu aura reaksi terhadap aliran- aliran yang mengajarkan teori-teori evolusioner difusi, dimulai dengan melakukan studi musik dalam konteks etnologisnya. Seiring berjalannya waktu, seni musik beatbox mulai menjalar ke berbagai kota-kota besar di Indonesia, salah satunya adalah Medan. Kota medan sendiri mempunyai komunitas beatbox, salah satunya bernama Gendang Mulut. Komunitas Gendang Mulut ini berdiri pada tanggal 1 Desember 2010, yang didirikan oleh sekelompok anak muda yang bernama Fathin Dayanto Sitinjak, Zul Boang, Aryo, dan Adi Suranta Ketaren. Sampai saat ini komunitas Beatbox Gendang Mulut beranggotakan sekitar 20 orang. Kata “Gendang Mulut” awalnya dinamai dengan “Gondang Mulut”, dengan alasan kota Medan merupakan kota yang didominasi oleh suku Batak. Namun sejalan dengan itu, para anggota yang ikut dalam komunitas ini tidak hanya berasal dari suku Batak 15 melainkan ada juga yang berasal dari suku lainnya. 3 Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi tentang komunitas beatbox Gendang Mulut yang ada di Medan dalam kajiannya terhadap studi deskriptif teknik permainan musik beatbox. Hal ini pulalah yang menjadi alasan mengapa mereka akhirnya mengganti nama menjadi “Gendang Mulut”, yaitu agar menjadi umum dan tidak mengarah pada satu suku saja. Komunitas Gendang Mulut sering tampil di acara-acara yang menggusung tema HipHop yang mana di dalamnya unsur beatbox juga tidak bisa dilepaskan. Komunitas ini juga sering diundang pada acara Pentas Seni Pensi di beberapa sekolah, universitas, maupun tempat lainnya. Jenis musik yang dibawakan juga beragam, mulai dari Hiphop, RB, Rock, hingga Dangdut. Namun musik yang paling sering mereka bawakan adalah lagu-lagu yang sedang booming atau sedang naik daun di kalangan masyarakat terutama anak muda. Ini merupakan daya tarik tersendiri bagi mereka untuk membuat penonton antusias dalam menyaksikan penampilan mereka. Kesamaan dalam selera bermusik dan sama-sama ingin memperkenalkan musik beatbox kepada masyarakat luas menjadi salah satu latar belakang terbentuknya komunitas ini. Tak ada sekolah ataupun khursus khusus dalam mempelajari beatbox, para anggota Gendang Mulut memulai kreasi mereka dengan melihat berbagai referensi dari berbagai media, contohnya dari media online youtube. Dengan melihat berbagai video tentang beatbox mereka pun menirukannya. Tidak melulu menirukan apa yang dilihat, mereka akhirnya bisa menciptakan gaya mereka sendiri. 3 Dalam komunitas Gendang Mulut para anggota juga ada yang berasal dari suku Melayu, Minang juga Jawa. 16

1.2 Pokok Permasalahan