33
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Jenis Tindak Tutur yang Digunakan dalam novel Pertemuan Dua Hati
Setelah data terkumpul makan akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Data Percakapan 1:
Bu Suci: ”Raharjo Pergilah ke rumah Waskito sepulang dari sekolah nanti Tanyakan mengapa dia lama tidak masuk
” Bu Suci: ”Raharjo? Kamu tidak tahu rumah Waskito?”
Raharjo: ”Tahu, Bu.” Bu Suci: ”Lalu? Terlalu jauh buat kamu?”
Raharjo: ”Oh, tidak Bu Saya selalu melaluinya kalau berangkat atau
pulang” Sumber: novel Pertemuan Dua Hati, halaman 26
Konteks: Pada dialog di atas terdapat percakapan yang melibatkan dua partisipan,
yaitu Bu Suci dan Raharjo. Pagi itu Bu Suci sedang memulai pelajaran di kelasnya dengan santai. Hari itu anak didiknya yang bernama Waskito belum juga masuk
sekolah, sudah terhitung dua hari lamanya. Ia mulai bertanya kepada murid yang
Universitas Sumatera Utara
34
mengenal waskito agar dapat melihat keadaan Waskito yang sudah dua hari tidak masuk sekolah.
Dengan menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin dan Searle, maka data tuturan akan dianalisis sebagai berikut:
Tabel 1
Tuturan Jenis Tindak Tutur Menurut Austin
Jenis Tindak
Tutur Ilokusi
Menurut Searle
Lokusi Ilokusi
Perlokusi
1. Raharjo
Pergilah ke rumah
Waskito sepulang
dari sekolah nanti
Tanyakan mengapa dia
lama
tidak masuk
Mengatakan kepada
Raharjo agar pergi
kerumah Waskito
Menyuruh Raharjo segera
pergi kerumah Waskito untuk
melihat keadaannya.
Raharjo hanya
terdiam dan menghindari
pandangan Bu Suci.
Direktif
2. Raharjo?
Kamu tidak tahu rumah
Waskito? Menanyakan
kembali karena
Raharjo tidak
menanggapi perkataan
Bu
Suci yang
sebelumnya.
Meminta Raharjo untuk
menjawab pertanyaannya
Raharjo menjawab
dengan berat hati.
Direktif
3. Tahu, Bu
Mengatakan tahu kepada
Bu Suci Menjawab
pertanyaan Bu suci
dengan perasaan
tertekan Bu
Suci kembali
bertanya Asertif
Universitas Sumatera Utara
35
4. Lalu?
Terlalu jauh buat kamu?
Menanyakan kembali
apakah keberatan
karena rumah
Waskito yang
jauh dari tempat
tinggal Raharjo.
Meminta Raharjo untuk
menjawab dan menjelaskan
mengapa Raharjo
terlihat takut jika
berhubungan dengan
Waskito Raharjo
menjawab dengan jujur
Direktif
5. Oh,
tidak Bu
Saya selalu
melaluinya kalau
berangkat atau pulang
Mengatakan bahwa
rumahnya dekat
dengan rumah
Waskito Memberitahu
bahwa rumahnya
tidak jauh dari rumah
Waskito
dan selalu
melewatinya. -
Asertif
Dari tabel di atas terlihat jumlah tindak tutur yang muncul, yaitu: Tindak Tutut Asertif
= 2 kali Tindak Tutur Direktif
= 3 kali Tindak Tutur Ekspresif
= -
Tindak Tutur Deklaratif =
- Tindak Tutur Komisif
= -
Data Percakapan 2
Raharjo: ”Dia anak orang kaya Bu” Bu Suci: ”Hanya itu? Apa lagi lain-lainnya? Tentunya kalian sudah
Universitas Sumatera Utara
36
mengetahui bahwa orang kaya tidak perlu ditakuti.”
Raharjo: ”Biar Waskito tidak masuk Bu, kami malah senang” Sumber: novel Pertemuan Dua Hati, halaman 27
Konteks: Pada dialog di atas terdapat percakapan yang melibatkan dua partisipan,
yaitu Bu Suci dan Raharjo. Di dalam ruang kelas pada pagi itu Bu Suci menanyai murid yang mengetahui rumah Waskito, karena Waskito sudah beberapa hari
tidak masuk kelas. Bu Suci sangat heran karena seluruh murid di kelas terlihat sangat tidak menyukai Waskito. Mereka selalu menghindar ketika ditanyai perihal
Waskito. Menurut mereka Waskito adalah anak yang sangat nakal. Dengan menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin
dan Searle, maka data tuturan akan dianalisis sebagai berikut:
Tabel 2
Tuturan Jenis Tuturan Menurut Austin
Jenis Tindak
Tutur Ilokusi
Menurut Searle
Lokusi Ilokusi
Perlokusi
1. Dia anak
orang kaya Bu
Menyatakan bahwa
Waskito anak orang
kaya Memberitahu
tentang status sosial Waskito
Mencoba menasihati
muridnya. Asertif
2. Hanya
itu? Apa
lagi lain- lainnya?
Tentunya Mengatakan
bahwa orang kaya
tidak perlu ditakuti
Menasihati muridnya agar
tidak perlu
takut dengan
Waskito Mengungkapkan
isi hati Raharjo yang
sesungguhnya Direktif
Universitas Sumatera Utara
37
kalian sudah
mengetah ui bahwa
orang kaya tidak
perlu ditakuti
3. Biar
Waskito tidak
masuk Bu, kami
malah senang
Mengatakan ketidak
sukaannya terhadap
Waskito Mengugkapkan
tentang kekesalannya
terhadap Waskito,
dan lebih
menyenangi kelas
tanpa seorang
Waskito Bu Suci heran
dengan sikap
seluruh murid di kelasnya
yang tidak menyukai
Waskito Ekspresif
Dari tabel di atas terlihat jumlah tindak tutur yang muncul, yaitu: Tindak Tutut Asertif
= 1 kali Tindak Tutur Direktif
= 1 kali Tindak Tutur Ekspresif
= 1 kali Tindak Tutur Deklaratif
= -
Tindak Tutur Komisif =
-
Data Percakapan 3
Murid: ”Waskito jahat atau nakal, saya tidak tahu Bu Tapi dia mempunyai
kelainan. Suka memukul, menyakiti siapa saja.” Bu Suci: ”Siapa yang pernah dipukul? Disakiti?”
Universitas Sumatera Utara
38
Murid: ”Saya dan teman yang lainnya Bu” Bu Suci:
”Bagaimana terjadi? Kalian bergelut? Bertengkar kemudian berkelahi?
” Murid: ”Tidak Bu, kalau saya memang bertengkar lalu dipukul. Tapi
kebanyakan tanpa ada yang dipersoalkan Bu, tiba-tiba dia memukul”
sumber: nover Pertemuan Dua Hati karya halaman 28
Konteks: Pada dialog di atas terdapat percakapan yang melibatkan dua partisipan,
yaitu Bu Suci dan Murid. Masih di dalam ruangan kelas, Bu Suci ingin mengetahui apa penyebab murid-muridnya tidak menyukai Waskito. Bu suci
semakin heran karena seluruh murid mengatakan Waskito adalah anak yang jahat. Dengan menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin
dan Searle, maka data tuturan akan dianalisis sebagai berikut:
Tabel 3
Tuturan Jenis Tindak Tutur Menurut Austin
Jenis Tindak
Tutur Ilokusi
Menur ut
Searle
Lokusi Ilokusi
Perlokusi
1. Waskito jahat
atau nakal,
saya tidak
tahu Bu Tapi dia
mempunyai Mengatakan
bahwa Waskito adalah
anak yang jahat
Mengeluh tentang
perlakuan Waskito yang
sering menyakiti
Bu Suci
penasaran dan
menanyakan siapa
saja yang pernah
Asertif
Universitas Sumatera Utara
39
kelainan. Suka
memukul, menyakiti
siapa saja siapa saja.
berurusan dengan
Waskito
2. Siapa
yang pernah
dipukul? Disakiti?
Menanyakan siapa
yang pernah disakiti
oleh Waskito
Menyatakan kembali
pertanyaan perihal
Waskito Raharjo dan
anak murid
diruang kelas mengangkat
tangan mereka
Asertif
3. Saya
dan teman
yang lainnya Bu
Menyatakan bahwa Raharjo
dan teman
sekelas pernah disakiti
oleh Waskito
Menjawab dan
memberitah u
bahwa Raharjo
pernah disakiti oleh
Waskito Bu
Suci kembali
menanyakan dan
ingin memperjelas
kronologis kenakalan
Waskito Asertif
4. Bagaimana
terjadi? Kalian
bergelut? Bertengkar
kemudian berkelahi?
Menanyakan kepada
Raharjo bagaimana
Waskito memperlakuka
n
teman- temannya
Meminta agar Raharjo
menjelaskan kronologis
kenakalan Waskito
Raharjo menjelaskan
bagaimana peristiwa
kenakalan Waskito
terhadapnya dan
teman- temannya
Direktif
5. Tidak
Bu, kalau
saya memang
bertengkar lalu dipukul.
Tapi kebanyakan
tanpa
ada yang
dipersoalkan Bu, tiba-tiba
dia memukul Menyatakan
tentang apa
yang pernah
dialaminya
Mengeluhka n
perbuatan waskito yang
selalu saja
bertengkar dan bersikap
kasar kepada tRaharjo dan
teman- temannya
Bu Suci
berfikir mengapa
seorang anak seperti
Waskito bias seperti
itu, dan
mulai mencari tahu
penyebabnya Asertif
Universitas Sumatera Utara
40
Dari tabel di atas terlihat jumlah tindak tutur yang muncul, yaitu: Tindak Tutut Asertif
= 4 kali Tindak Tutur Direktif
= 1 kali Tindak Tutur Ekspresif
= -
Tindak Tutur Deklaratif =
- Tindak Tutur Komisif
= -
Data Percakapan 4
Bu Suci: ”Siapa lagi yang pernah berurusan dengan Waskito?” Murid: ”Saya dilempari batu-batu besar Bu. Untung tidak kena, tetapi
lampu sepeda saya pecah. Saya kena marah di rumah.” Bu Suci: ”Kamu katakan bahwa Waskito yang memecahkannya?”
Murid: ”Saya bilang tabrakan dengan teman.” Bu Suci: ”Mengapa?”
Murid: ”Bapak tidak suka saya buat perkara di sekolah.”
sumber: novel Pertemuan Dua Hati halaman 29 Konteks:
Pada dialog di atas terdapat percakapan yang melibatkan dua partisipan, yaitu Bu Suci dan Murid. Di ruang kelas pada waktu itu seluruh anak mengelukan
tentang kenakalan Waskito. Di ruang kelas tersebut Bu Suci mencari tahu tentang apa saja yang pernah dilakukan oleh Waskito. Pagi itu suasana kelas agak gaduh
Universitas Sumatera Utara
41
karena seluruh siswa mulai mengungkapkan apa yang pernah dialami oleh mereka.
Dengan menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin dan Searle, maka data tuturan akan dianalisis sebagai berikut:
Tabel 4
Tuturan Jenis Tindak Tutur Menurut Austin
Jenis Tindak
Ilokusi Tutur
Menuru t Searle
Lokusi Ilokusi
Perlokusi
1. Siapa
lagi yang pernah
berurusan dengan
Waskito? Melanjutkan
pertanyaan kepada
muridnya Ingin
mengetahui siapa saja yang
pernah dicelakai oleh Waskito
Mencoba member
keterangan atas
pertanyaan Bu Suci
Ekspresi f
2. Saya
dilempari batu-batu
besar Bu.
Untung tidak kena, tetapi
lampu sepeda saya pecah.
Saya
kena marah
di rumah
Menyatakan tentang
perbuatan Waskito
kepadanya Mengeluhkan
betapa jahatnya
Waskito terhadapnya
Bu Suci
semakin penasaran
Asertif
3. Kamu
katakan bahwa
Waskito yang
memecahkan nya?
Menanyakan apakah
murid tersebut
memberitah u
bahwa Waskito
yang memecahka
n
lampu sepedanya
Ingin mengetahui
apakah murid
berkata jujur
kepada orang
tuanya Mengataka
n bahwa
murid tersebut
tidak berkata
jujur kepada
orang tuanya
Ekspresi f
Universitas Sumatera Utara
42
4. Saya bilang
tabrakan dengan
teman Menutupi
kebenaran berbohong
dengan mengatakan
lampu
sepeda rusak
karena tabrakan dengan
teman yang lain Bu
Suci heran
dan bertanya
Asertif
5. Mengapa?
Menanyakan mengapa
murid tersebut
tidak
jujur saja
Ingin mengetahui
mengapa muridnya
tidak berkata jujur
Menjawab pertanyaan
Bu Suci Ekspresi
f
6. Bapak tidak
suka saya
buat perkara di sekolah.
Menyatakan bahwa ayah
murid tersebut
tidak
suka jika anaknya
bermasalah di sekolah
Mengungkapka n
ketakutannya jika
ayahnya mengetahui
ia memiliki masalah
di sekolah Bu
Suci berpikir
Asertif
Dari tabel di atas terlihat jumlah tindak tutur yang muncul, yaitu: Tindak Tutut Asertif
= 3 kali Tindak Tutur Direktif
= -
Tindak Tutur Ekspresif = 3 kali
Tindak Tutur Deklaratif =
- Tindak Tutur Komisif
= -
Universitas Sumatera Utara
43
Data Percakapan 5
Nenek: ”Tua-tua masih praktek jeng, hanya dua kali seminggu. Dia bergantian dengan dokter muda, muridnya sendiri. Sekalian
menolong, hasilnya buat tambah- tambah belanja”
Bu Suci: ”Di samping itu Bapak tidak bekerja di mana-mana lagi, Bu?” Nenek: ” masih. Setiap pagi ke Rumah Sakit Karyadi. Gaji pemerintah
jeng ” Katanya hanya supaya tidak ketinggalan metode-metode
baru. Diminta ke rumah sakit lain yang lebih dapat menghasilkan uang, tetapi sudah lelah.
Katanya biar yang muda-muda saja, yang penting sekarang mengajar.”
sumber: novel Pertemuan Dua Hati halaman 36 Konteks:
Pada dialog di atas terdapat percakapan yang melibatkan dua partisipan, yaitu Bu Suci dan Nenek. Pada suatu sore yang telah ditentukan, Bu Suci
berkunjung ke rumah kakek dan nenek Waskito. Bu Suci bertemu dengan kakek dan nenek Waskito yang usianya sebaya dengan orang tua Bu Suci. Si kakek
sebentar menyalam Bu Suci, lalu kembali masuk ke kamar praktek dokter. Dengan menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin
dan Searle, maka data tuturan akan dianalisis sebagai berikut:
Tabel 5 Tuturan
Jenis Tindak Tutur Menurut Austin Jenis
Tindak Tutur
Ilokusi Menuru
Lokusi Ilokusi
Perlokusi
Universitas Sumatera Utara
44
t Seearle
1. Tua-tua
masih praktek jeng,
hanya dua
kali seminggu.
Dia bergantian
dengan dokter muda,
muridnya sendiri.
Sekalian menolong,
hasilnya buat tambah-
tambah belanja
Menyatakan bahwa
suaminya walaupun
sudah
tua tetap
bekerja sebagai
dokter yang turut
membantu dokter-
dokter muda
Memberitah u
identitas sosialnya
Berbasa- basi untuk
memperera t suasana
Asertif
2. Di samping
itu Bapak
tidak bekerja di
mana- mana
lagi, Bu?
Menanyaka n
sesuatu untuk
sekedar bertanya
jawab
Berbasa-basi untuk sekedar
mengetahui tentang
pekerjaan lain dari si kakek
Menjawab pertanyaan
dengan senang hati
Ekspresif
3. masih. Setiap
pagi ke
Rumah Sakit Karyadi. Gaji
pemerintah jeng
Katanya hanya supaya
tidak ketinggalan
metode- metode baru.
Diminta
ke rumah sakit
lain yang
lebih dapat
menghasilka n uang, tetapi
sudah lelah. Katanya biar
yang muda- Menyatakan
tentang identitas
sosial
si kakek
hingga saat ini
Memberitah u
dan menceritakan
keseharian suaminya
sebagai dokter Menilai
tentang kehidupan
keluarga Waskito
Asertif
Universitas Sumatera Utara
45
muda saja,
yang penting sekarang
mengajar
Dari tabel di atas terlihat jumlah tindak tutur yang muncul, yaitu: Tindak Tutut Asertif
= 1 kali Tindak Tutur Direktif
= -
Tindak Tutur Ekspresif = 1 kali
Tindak Tutur Deklaratif =
- Tindak Tutur Komisif
= -
Data Percakapan 6
Waskito: “Tidak Bu Saya di sini saja” Bu Suci: ”Mengapa?”
Waskito: “Tidak Bu”
Bu Suci: “Baiklah Saya kira, saya tahu mengapa kamu tidak mau pindah”
Sumber: novel Pertemuan Dua Hati halaman 54
Konteks: Pada dialog di atas terdapat percakapan yang melibatkan dua partisipan,
yaitu Bu Suci dan Wasito. Di dalam ruangan kelas, seperti biasa Bu Suci
Universitas Sumatera Utara
46
memperhatikan setiap siswa yang hadir di dalam ruangan. Kala itu Bu Suci sudah mulai menghapal nama-nama muridnya. Hari itu Bu suci menyuruh murid-murid
untuk berpindah-pindah tempat sesuai arahan dari Bu Suci. Bu Suci mengatur tempat duduk agar murid dapat menyerap pelajaran dengan maksimal sesuai
dengan teman sebangku yang diharapkan dapat memberikan pengaruh yang baik. Dengan menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin
dan Searle, maka data tuturan akan dianalisis sebagai berikut:
Tabel 6
Tuturan Jenis Tindak Tutur Menurut Austin
Jenis Tindak
Tutur Ilokusi
Menurut Searle
Lokusi Ilokusi
Perlokusi
1. Tidak
Bu Saya di sini
saja Mengatakan
penolakan Membantah
Bu Suci dan tidak
mau tempat
duduknya dipindahkan
heran dan bertanya
Ekspresif
2. Mengapa?
Bertanya mengapa
demikian Ingin
mengetahui mengapa
demikian Terdiam
tanpa kata Ekspresif
3. Tidak Bu
Mengatakan tidak
Menghiraukan Bu Suci
Bu Suci
menyikapi dengan
sabar Ekspresif
4. Baiklah Saya
kira, saya
tahu mengapa kamu
tidak mau pindah
Mengatakan bahwa
Bu Suci
mengikuti kemauan
Waskito
Pasrah dan
mencoba mengikuti
kemauan Waskito untuk
tidak dipindahkan
-
Deklarasi
Universitas Sumatera Utara
47
Dari tabel di atas terlihat jumlah tindak tutur yang muncul, yaitu: Tindak Tutut Asertif
= -
Tindak Tutur Direktif =
- Tindak Tutur Ekspresif
= 3 kali Tindak Tutur Deklaratif
= 1 kali Tindak Tutur Komisif
= -
Data Percakapan 7
Bu Suci: ”Raharjo Buku bacaan akan dipergunakan kelas lain setelah istirahat ini.
Kamu cepat mengembalikan ke lemari kantor ya” ”Waskito Tolong bawakan buku-buku tugas Saya tidak dapat
membawanya sendiri”
Waskito: “ini Bu” meletakkan buku tugas di meja Bu Suci
Bu Suci: “Terima kasih Nanti akan saya periksa.” Sumber: novel Pertemuan Dua Hati halaman 55
Konteks: Pada dialog di atas terdapat percakapan yang melibatkan dua partisipan,
yaitu Bu Suci dan Waskito. Ketika lonceng istirahat berbunyi, buku bacaan dikumpulkan kembali. Di meja ada setumpuk buku tugas, harus dibawa ke kantor
sekolah. Saat itu Bu Suci ingin mencoba melakukan pendekatan terhadap Waskito dengan menyuruhnya untuk membantu membawa buku tugas.
Universitas Sumatera Utara
48
Dengan menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin dan Searle, maka data tuturan akan dianalisis sebagai berikut:
Tabel 7
Tuturan Jenis Tindak Tutur Menurut Austin
Jenis Tindak
Tutur Ilokusi
Menuru t Searle
Lokusi Ilokusi
Perlokusi
1. ”Raharjo
Buku bacaan
akan dipergunak
an
kelas lain setelah
istirahat ini. Kamu cepat
mengembal ikan
ke lemari
kantor ya” ”Waskito
Tolong bawakan
buku-buku tugas Saya
tidak dapat membawan
ya sendiri” Mengatakan
kepada Raharjo
dan Waskito untuk
membantu mengembalika
n
dan membawa
buku-buku
Memerinatahk an
murid- muridnya untuk
membantu membawakan
buku Menuruti
perkataan Bu Suci
Direktif
2. Ini Bu
Mengatakan ini Bu
Mematuhi perintah Bu Suci
Mengucapka n rasa terima
kasihnya kepada
Waskito Ekspresi
f
3. Terima
kasih Nanti akan
saya periksa.
Mengatakan terima kasih
Berterima kasih
- Ekspresi
f
Universitas Sumatera Utara
49
Dari tabel di atas terlihat jumlah tindak tutur yang muncul, yaitu: Tindak Tutut Asertif
= -
Tindak Tutur Direktif = 1 kali
Tindak Tutur Ekspresif = 2 kali
Tindak Tutur Deklaratif =
- Tindak Tutur Komisif
= -
Data Percakapan 8
Murid: ”Bu Suci Waskito kambuh Bu Dia mengamuk Dia mau membakar
kelas” Bu Suci: ”Mengapa begitu? Apa yang menyebabkan dia marah? Kalian
bertengkar?” Murid: ”Tidak Bu Tidak tahu apa yang terjadi, saya kembali dari kamar
kecil dan mendengar Waskito berteriak-teriak seperti dulu Dia mengatakan sangat membenci kami semua”
sumber: novel Pertemuan Dua Hati Halaman 68
Konteks: Pada dialog di atas terdapat percakapan yang melibatkan dua partisipan,
yaitu Bu Suci dan Murid. Selama tiga bulan Bu Suci bekerja menjadi guru di sekolah barunya, keadaa dapat dikatakan tenang. Baik persoalan Waskito dan
murid-murid dikelas.
Universitas Sumatera Utara
50
Tiba-tiba keadaan berubah. Saat itu guru-guru sedang beristirahat di kantor, menunggu lonceng masuk kembali. Seorang murid terengah-engah datang dan
menghampiri. Dengan menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin
dan Searle, maka data tuturan akan dianalisis sebagai berikut:
Tabel 8 Tuturan
Jenis Tindak Tutur Menurut Austin Jenis
Tindak Tutur
Ilokusi Menurut
Searle
Lokusi Ilokusi
Perlokusi
1. Bu
Suci Waskito
kambuh Bu
Dia mengamuk
Dia mau
membakar kelas
Berteriak dan
mengatakan bahwa
Waskito berbuat ulah
lagi.
Memberitahu agar Bu Suci
segera datang ke kelas
Terkejut dan menanyakan
bagaimana semua
bisa terjadi
Asertif
2. Mengapa
begitu? Apa yang
menyebabka n dia marah?
Kalian bertengkar?
Bertanya mengapa
bias terjadi demikian
Ingin mengetahui
penyebab kemarahan
Waskito Menjelaskan
bagaimana peristiwa itu
terjadi Ekspresif
3. Tidak Bu
Tidak tahu
apa yang
terjadi, saya kembali dari
kamar kecil dan
mendengar Waskito
berteriak- teriak seperti
Menyatakan bahwa
semua terjadi
begitu saja Menjelaskan
dan memberitahu
Bu
suci tentang
apa yang
ia ketahui pada
saat kejadian Berlari
segera menemui
Waskito Asertif
Universitas Sumatera Utara
51
dulu Dia
mengatakan sangat
membenci kami semua
Dari tabel di atas terlihat jumlah tindak tutur yang muncul, yaitu: Tindak Tutut Asertif
= 2 kali Tindak Tutur Direktif
= -
Tindak Tutur Ekspresif = 1 kali
Tindak Tutur Deklaratif =
- Tindak Tutur Komisif
= -
Data Percakapan 9
Bu Suci: ”Buku-buku tugas harus dibungkus dengan sampul yang sama. Waskito Tolong ambilkan gulungan kertas yang ada di meja Bu
Suci di kantor ”
Waskito: ”Baik Bu” berdiri dan pergi
Sumber: novel Pertemuan Dua Hati halaman 72
Konteks: Pada dialog di atas terdapat percakapan yang melibatkan dua partisipan,
yaitu Bu Suci dan Waskito. Pada pagi hari ketika lonceng pelajaran pertama
Universitas Sumatera Utara
52
berdentang, Bu Suci masuk kelas dan melihat Waskito sudah berpindah tempat duduk, tepat di depan meja guru. Suasan terlihat lebih damai dari biasanya.
Dengan menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin dan Searle, maka data tuturan akan dianalisis sebagai berikut:
Tabel 9 Tuturan
Jenis Tindak Tutur Menurut Austin Jenis
Tindak Tutur
Ilokusi Menurut
Searle
Lokusi Ilokusi
Perlokusi
1. Buku-
buku tugas
harus dibungku
s dengan sampul
yang sama.
Waskito Tolong
ambilkan gulungan
kertas yang ada
di
meja Bu
Suci di kantor
Mengatakan kepada
murid-murid agar
membungkus buku-buku
mereka dengan
sampul yang sama
Memerintahkan murid
untuk menyampul
buku mereka Dan menyuruh
Waskito mengambil
gulungan kertas Melaksanakan
perintah Bu
Suci Direktif
2. Baik Bu
Mengatakan baik Bu
menuruti perintah Bu Suci
dan segera
mengambil gulungan kertas
Tersenyum senang
Ekspresif
Universitas Sumatera Utara
53
Dari tabel di atas terlihat jumlah tindak tutur yang muncul, yaitu: Tindak Tutut Asertif
= -
Tindak Tutur Direktif = 1 kali
Tindak Tutur Ekspresif = 1 kali
Tindak Tutur Deklaratif =
- Tindak Tutur Komisif
= -
Data Percakapan 10
Bu Suci: ”Jadi kamu tidak pernah berpergian bersama teman-teman sebayamu?”
Waskito: ”Tidak Bu Kecuali kalau mencuri-curi seperti waktu membolos”
Bu Suci: ”Kalau membolos, dengan siapa kamu pergi?” Waskito: ”Dengan anak-anak kampung. Siapa saja yang mau diajak buat
teman.” Sumber: novel Pertemuan Dua Hati halaman 77
Konteks: Pada dialog di atas terdapat percakapan yang melibatkan dua partisipan,
yaitu Bu Suci dan Waskito. Pada waktu jam istirahat Bu Suci selalu membiasakan untuk mendekatkan diri kepada waskito. Saat itu di ruang kelas mereka
Universitas Sumatera Utara
54
berbincang-bincang mengenai kehidupan Waskito, dan Waskito mulai menunjukkan kemajuan dengan mulai berbicara jujur kepada Bu Suci.
Dengan menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin dan Searle, maka data tuturan akan dianalisis sebagai berikut:
Tabel 10
Tuturan Jenis Tindak Tutur Menurut Austin
Jenis Tindak
Tutur Ilokusi
Menurut Searle
Lokusi Ilokusi
Perlokusi
1. Jadi kamu
tidak pernah
berpergian bersama
teman- teman
sebayamu? Menanyakan
apakah Waskito
tidak pernah berpergian
bersama teman
sebaya nya Penasaran dan
bertanya kepada Waskito
untuk lebih
mengenal tentang
kehidupan nya Merespon
baik pertanyaan
Bu Suci d Ekspresif
2. Tidak Bu
Kecuali kalau
mencuri- curi seperti
waktu membolos
Menyatakan bahwa
Waskio tidak penah
berpergian kecuali saat
bolos sekolah
Menjawab dan
menceritakan bahwa
Waskito tidak pernah pergi
bersama teman
sebayanya meneruskan
pertanyaan karena rasa
ingin
tahu yang
besar tentag
kehidupan Waskito
Asertif
3. Kalau
membolos, dengan
siapa kamu pergi?
Menanyakan dengan siapa
Waskito membolos
sekolah Menuntaskan
rasa penasaran tentang Waskito
dengan
betanya
kembali
Menjawab pertanyaan
Bu Suci dan menceritakan
bahwa sebenarnya
ia pun ingin seperti anak
lain,
yang memiliki
teman dekat yang sebaya
Ekspresif
Universitas Sumatera Utara
55
4. Dengan
anak-anak kampung.
Siapa saja yang mau
diajak buat teman
mengatakan bahwa
ia pergi dengan
siapa saja
yang mau
diajak berteman
dengannya dan
sebenarnya pun Waskito
ingin menikmati
masa
kecil bermain
dengan teman
sebaya
Mengungkapkan jika
Waskito pergi
dengan anak
kampung yang mau diajak
berteman dan
mengeluhkan bahwa tidak ada
teman sekolah
yang mau
bermain dengannya.
Merasa iba
dan memikirkan
cara agar
Waskito bisa disukai oleh
teman- temannya di
sekolah Asertif
Dari tabel di atas terlihat jumlah tindak tutur yang muncul, yaitu: Tindak Tutut Asertif
= 2 kali Tindak Tutur Direktif
= -
Tindak Tutur Ekspresif = 2 kali
Tindak Tutur Deklaratif =
- Tindak Tutur Komisif
= -
Data Percakapan 11
Bu Suci: ”Kamu bisa berenang? Seumpama jatuh ke sungai?” Waskito: ”Dulu saya ingin beljar berenang, tetapi tidak boleh oleh Ibu.
Universitas Sumatera Utara
56
Katanya kolam renang umum selalu kotor. Harus tunggu sampai kami buat kolam sendiri”
Bu Suci: ”Akan membuat kolam renang?” Waskito: ”Ya katanya begitu”
sumber: novel pertemuan dua hati halaman 77
Konteks: Pada dialog di atas terdapat percakapan yang melibatkan dua partisipan,
yaitu Bu Suci dan Waskito. Masih di ruang kelas, Bu Suci merasa iba karena Waskito tidak memiliki teman di sekolah. Bu Suci berbincang-bincang dengan
murid sukarnya tersebut, berharap agar ia merasa nyaman dengan Bu Suci dan perlahan Bu Suci bisa mengarahkan Waskito menjadi anak yang disukai oleh
banya teman. Dengan menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin
dan Searle, maka data tuturan akan dianalisis sebagai berikut:
Tabel 11
Tuturan Jenis Tindak Tutur Menurut Austin
Jenis Tindak
Tutur Menuru
Searle Lokusi
Ilokusi Perlokusi
1. Kamu
bisa berenang
? Seumpa
ma jatuh ke
sungai? Menanyakan
apakah Waskito bisa
berenang seumpama ia
jatuh
ke sungai
Ingin mengetahui
apakah Waskito bias
berenang Menceritakan
bahwa ia
tidak bisa
berenang Ekspresif
Universitas Sumatera Utara
57
2. Dulu
saya ingin
belajar berenang,
tetapi tidak
boleh oleh Ibu.
Katanya kolam
renang umum
selalu kotor.
Harus tunggu
sampai kami
buat kolam
sendiri Mengatakan
bahwa ia
tidak bisa
berenang Karen ibunya
tidak mengijinkan
untuk erenang
di tempat umum
Menjelaskan bahwa Ibunya
yang selalu
membatasi langkahnya,
sehingga askito tdk bs
berenang dan memiliki
teman dekat Merasa heran
dengan sikap Ibu Waskito
Asertif
3. Akan
membuat kolam
renang? Bertanya
dengan nada heran
Heran dengan
penjelasan Waskito
tentang Ibunya
Hanya pasrah dengan
keadaan Ekspresif
4. Ya
katanya begitu
Mengatakan ya
Pasrah dan
tetap mengikuti
kemauan Ibunya
Terdiam Deklarasi
Dari tabel di atas terlihat jumlah tindak tutur yang muncul, yaitu: Tindak Tutut Asertif
= 1 kali Tindak Tutur Direktif
= -
Tindak Tutur Ekspresif = 2 kali
Universitas Sumatera Utara
58
Tindak Tutur Deklaratif = 1 kali
Tindak Tutur Komisif =
-
4.2 Analisis Makna dari Tindak Tutur dalam Dialog Novel Pertemuan Dua Hati.