Tabel 3.4: Karakteristik Responden Berdasarkan EtnisSuku
No Suku
Jumlah Persentase
1 Jawa
72 34,29
2 Batak
58 27,62
3 Mandailing
25 11,90
4 Melayu
10 4,76
5 Karo
33 15,71
6 Aceh
6 2,86
7 Sunda
5 2,38
8 India
1 0,48
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner tahun 2014
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pemilih didominasi oleh dua etnis yaitu Jawa dan Batak. Hal ini dapat dijadikan gambaran bahwa secara umum
dapat dikatakan bahwa komposisi pemilih pemula di Kota Medan berdasarkan suku kurang lebih sama dengan data responden. Didasari fakta bahwa tempat yang
diteliti adalah Sekolah Menengah Atas Negeri, sekolah yang bersifat umum dan representatif terhadap komposisi masyarakat.
B. Analisis Data
Analisis data merupakan penyajian serta penjelasan data dari daftar angket atau kuesioner yang dibagikan kepada responden yang menjadi sampel penelitian
ini. Penjelasan dalam analisis data diperlukan agar hasil dari penelitian ini dapat dengan lebih mudah dipahami. Adapun kuesioner yang disampaikan penulis
kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan yang berhubungan dengan persepsi pemilih yang baru pertama kali
memilih terhadap partai politik. Responden yaitu siswa kelas XII Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam menyajikan data, analisis berdasarkan kuesioner kepada responden yang berjumlah 210 Siswa dari 21 Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di
Kota Medan, maka penulis mengklasifikasikan pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam tabel dengan bentuk data hasil jawaban responden atas kuesioner yang
diberikan. Adapun tabel-tabel data yang telah disusun tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5: Tanggapan Responden Tentang Status Terdaftar Sebagai Pemilih Dalam
Pemilihan Umum Pemilu dan Penggunaan Hak Pilih
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Ya, dan memilih pada Pemilu 2014
195 92 ,86
2 Ya, namun tidak memilih pada Pemilu 2014
- -
3 Tidak terdaftar
15 7, 14
4 Tidak tahu
- -
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner tahun 2014
Dari tabel di atas mayoritas responden terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap DPT. Sedangkan yang tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap relatif
hanya sebagian kecil saja. Walaupun angka yang terlihat hanya sekitar tujuh persen, namun secara administratif hal tersebut bukanlah sebuah prestasi. Angka
tersebut menunjukkan bahwa tidak semua masyarakat yang memiliki hak pilih sesuai syarat yang ditentukan dapat mempergunakannya hanya karena tidak
terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Medan. Dari data tabel di atas juga dapat dilihat bahwa responden
yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap, berjumlah 195 orang dari 210 responden. Dari 195 orang responden tersebut, keseluruhannya mengaku
menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum. Dapat dikatakan bahwa partisipasi politik pemilih pemula di Kota Medan sangat tinggi berdasarkan
responden yang diteliti dengan tingkat partisipasi mencapai 100.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.6: Tanggapan Responden Tentang Syarat Terdaftar Menjadi Pemilih Dalam
Pemilihan Umum
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Berusia minimal 17 tahun
210 100
2 Memiliki KTP
210 100
3 Sudah pernah menikah
206 98,10
4 Anggota TNIPOLRI
- -
5 Tidak tahu
- -
Sumber: Kuesioner tahun 2014 Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa responden sangat memahami
bahwa syarat terdaftar menjadi pemilih dalam pemilihan umum. Hanya 4 orang responden 1,9 yang kurang memahamai bahwa apabila sudah pernah menikah,
walaupun belum genap berusia 17 tahun seseorang bisa terdaftar sebagai pemilih dalam pemilihan umum. Dapat dikatakan bahwa pihak penyelenggara pemilihan
umum dapat dikatakan berhasil dalam mensosialisasikan informasi dasar kepada masyarakat khususnya pemilih pemula. Media visual lainnya juga sangat berperan
dapat proses sosialisasi yang dilakukan, mengingat dewasa ini masyarakat sangat mudah mendapatkan informasi dengan hadirnya teknologi di setiap lini. Media
massa, televisi, spanduk dan aplikasi media sosial pada perangkat selular milik pribadi menjadi pendukung utama tersebarnya informasi-informasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.7: Tanggapan Responden Tentang Waktu Pelaksaan Pemilu Tahun 2014
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Maret
- -
2 April
210 100
3 Mei
- -
4 Juli
120 57,14
5 Tidak tahu
- -
Sumber: Kuesioner tahun 2014 Data yang ingin diperoleh dari pertanyaan ini sebenarnya adalah apakah
responden memahami kegiatan yang disebut sebagai pemilihan umum. Pada umumnya masyarakat menyamakan pengertian seluruh kegiatan pemilihan yang
ada di Indonesia. Namun pemilihan umum sebenarnya adalah pemilihan anggota legislatif sebagai wakil rakyat di pemerintahan yang diikuti oleh partai politik
sebagai peserta dengan tujuan memenangkan pemilihan umum. Maka dapat dipastikan bahwa 120 responden yang menjawab bahwa pemilihan umum juga
dilaksanakan pada bulan juli belum memiliki pengetahuan yang benar tentang pemilihan umum. Pemilihan yang diadakan pada bulan juli adalah pemilihan
presiden, dan bukan pemilihan umum.
Tabel 3.8: Tanggapan Responden Mengenai Tujuan Diselenggarakannya Pemilu
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Memilih Presiden dan Wakil Presiden
175 83,33
2 Memilih anggota DPRDPDDPRD
210 100
3 Memilih Partai Politik
189 90
4 Tidak tahu
- -
Sumber: Kuesioner tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
Hampir sama dengan maksud dari pertanyaan sebelumnya, pada pertanyaan ini juga ditujukan untuk mengetahui bagaimana pemahaman
responden. Responden terlihat kurang memahami secara baik tentang tujuan penyelenggaraan pemilihan umum ketika dihadapkan dengan pilihan jawaban
yang ada. Tujuan diselenggarakannya pemilihan umum adalah untuk memilih anggota legislatif, yaitu DPR, DPD dan DPRD. Pemilihan umum bukan
diselenggarakan untuk memilih partai politik, apalagi presiden dan wakil presiden yang dipilih pada pemilihan presiden.
Tabel 3.9: Tanggapan Responden Tentang Penyelenggaraan Pemilu di Indonesia
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Setiap tahun
4 1,90
2 2 tahun sekali
2 0,96
3 5 tahun sekali
192 91,43
4 Setiap pergantian Undang-Undang
7 3,33
5 Tidak tahu
5 2,38
Sumber: Kuesioner tahun 2014 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayotitas responden megetahui
bahwa penyelenggaraan pemilihan umum Pemilu yang di laksanakan di Indonesia adalah 5 tahun sekali dengan persentase 91,43 192 orang, responden
yang menjawab pemilihan umum dilaksanakan setiap ada pergantian undang- undang mendapatkan jawaban dengan persentase 3,33 7 orang, jawaban
responden setiap tahun dijawab dengan persentase 0,96 2 orang, dan yang menjawab setiap tahun dejawab oleh 4 orang 1,90, sedangkan yang menjawab
tidak tahu sebanyak 2,38 5 orang. Hal ini berarti sebagian besar responden telah mengetahui siklus diadakannya sebuah pemillihan umum di Indonesia.
Namun cukup disayangkan karena ada sebagian kecil yang kurang memahami informasi dasar seperti ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.10: Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Partai Politik Peserta Pemilu
Tahun 2014
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 12
89 42,38
2 13
22 10,48
3 14
33 15,71
4 Tidak tahu
66 31,43
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner tahun 2014
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 89 responden 42,38 menjawab 12 partai politik peserta pemilihan umum tahun 2014, 22 responden
10,48 menjawab 13 partai politik yang menjadi peserta pemilihan umum, 33 responden 15,71 yang menjawab bahwa jumlah partai politik peserta
pemilihan umum tahun 2014 adalah sebanyak 14 serta responden yang tidak tahu jumlah partai politik peserta pemilihan umum tahun 2014 sebanayak 66 responden
31,43. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa lebih dari separuh responden tidak mengetahui secara pasti tentang jumlah partai politik yang menjadi peserta
pemiluhan umum tahun 2014. Sebagian besar penyebabnya adalah proses verifikasi yang tidak berjalan dengan tepat sehingga ada tambahan dua partai yang
menggugat hasil verifikasi tersebut. Kemudian munculnya partai lokal di aceh juga turut mempengaruhi responden dalam menentukan jumlah partai politik
dikarenakan nomor urut bagi dua partai yang terdaftar setelah gugatan terhadap verifikasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.11: Tanggapan Responden Mengenai Partai Lokal Yang Ada di Daerah
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Ya, di Provinsi Bali
- -
2 Ya, di Provinsi Papua
- -
3 Ya, di Provinsi Aceh
157 74,77
4 Ya, di setiap Daerah Istimewa
12 5,71
5 Tidak tahu
41 19,52
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner tahun 2014
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa responden yang menjawab partai lokal yang ada di Provinsi Aceh sebanyak 157 orang 74,77, dan yang
menjawab partai lokal yang ada di setiap daerah istimewa sebanyak 41 orang 5,71, sedangkan yang menjawab tidak tahu sebanyak 41 orang 19,52. Data
tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah mengetahui partai politik lokal yang ada di Provinsi Aceh.
Tabel 3.12: Tanggapan Responden Tentang Tujuan Partai Politik
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Menjadi Presiden
88 41, 90
2 Memenangkan Pemilu
71 33, 81
3 Menjadi wakil rakyat
36 17, 14
4 Tidak tahu
15 7, 14
Jumlah 210
100 Sumber : Kuesioner tahun 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab bahwa tujuan dari partai politik adalah untuk menjadi presiden yang jumlah jawaban
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 88 orang 41, 90, sedangkan yang menjawab untuk memenangkan pemilihan umum responden yang menjawab demikian sebanyak 71 orang
33,81, dan yang menjawab untuk menjadi wakil rakyat sebanyak 36 orang 17,14, sedangkan yang jawabannnya tidak tahu sebanyak 15 orang responden
dengan persentase 7,14. Tujuan partai politik adalah untuk memenangkan pemilihan umum. Pemilihan presiden yang dibedakan dengan pemilihan legislatif
di indonesia merupakan sebuah anomali dari sistem politik. Hal ini berdampak cukup besar terhadap pemahaman tentang tujuan partai politik.
Tabel 3.13: Tanggapan Responden Tentang Sumber Informasi Mengenai Pemilu
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Media Massa tv, koran, radio, dll
94 44,77
2 Media Sosial Facebook, Twitter, Instagram, dll
75 35,71
3 Komunikasi dengan orang lain
19 9,05
4 Spandukbalihobillboard
22 10,47
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner 2014
Keikutsertaan media dalam membentuk opini publik merupakan upaya membentuk sikap dan tindakan masyarakat mengenai sebuah masalah politik
danatau aktor politik. Dalam kerangka ini media menyampaikan wacana atau diskursus politik kepada masyarakat. Bentuk wacana politik tersebut dalam media
antara lain berupa teks atau berita politik yang di dalamnya terdapat pesan-pesan yang akan disampaikan. Karena kemampuan membentuk opini publik ini, media
massa sering dijadikan alat propaganda dalam komunikasi politik. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden lebih banyak
mendapatkan informasi dari media massa mengenai pemilihan umum dengan persentase 44,77 atau sebanyak 94 orang, sedangkan yang menjawab sumber
informasinya mengenai pemilihan umum dari media sosial facebook, twitter,
Universitas Sumatera Utara
instagram, dll sebanyak 35,71 atau 75 orang responden, dan yang menjawab mendapat informasi tentang pemilihan umum dari berkomunikasi dengan orang
lain sebanyak 9,05 atau sebanyak 19 orang, sedangkan yang menjawab bahwa informasi yang didapat tentang pemilihan umum dengan melihat alat peraga
kampanye seperti spandukbalihobillboard sebanyak 10,47 atau 22 orang responden.
Alasan responden lebih banyak mendapatkan informasi dari media massa dan media sosial adalah perkembangan teknologi yang semakin pesat. Benda-
benda penyampai pesan baik elektronik maupun cetak, dapat dengan mudah didapatkan. Hal ini diperkuat lagi dengan media sosial yang memungkinkan
responden mendapatkan informasi dalam kehidupan sehari-hari, dimana saja dan kapan saja. Bahkan berbicara langsung dengan orang lain dan pengaruh dari
spanduk serta alat peraga lain tidak signifikan lagi disebabkan mobilitas tinggi masyarakat dewasa ini sehingga hal-hal seperti itu dipandang kurang efisien.
Tabel 3.14: Tanggapan Responden Tentang Orang Sekitar Yang Menjadi Anggota
Partai Politik Atau Calon Legislatif
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Keluarga ayah, kakak, paman, sepupu, dll
42 20
2 Tetangga
37 17,62
3 Kenalan dari keluargateman
52 24,76
4 Tidak ada
79 37,62
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner tahun 2014
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa responden yang tidak memiliki orang-orang sekitar yang menjadi anggota partai politik ataupun menjadi calon
anggota legislatif menjadi mayoritas dengan persentase sebanyak 37,62 dengan 79 responden, untuk responden yang memiliki orang sekitar yang menjadi
Universitas Sumatera Utara
anggota partai politik ataupun sebagai calon anggota legislatif berdasarkan kenalan dari keluargateman dengan persentase sebanyak 24,76 dengan jumlah
52 orang responden, dan untuk orang sekitar yang menjadi anggota partai politik serta calon anggota legislatif dari kalangan keluarga ayah, kakak, paman, sepupu,
dll dengan persentase 20 atau dengan jumlah 42 orang responden. adapun tetangga daripada responden yang menjadi anggota partai politik maupun calon
anggota legislatif memiliki persentase sebanyak 17,62 atau dengan jumlah responden 37 orang. Namun apabila dijumlahkan secara keseluruhan, maka
responden yang memiliki orang-orang disekitarnya sebagai anggota partai maupun calon legislatif baik itu dari keluarga, tetangga maupun kenalan lebih
banyak daripada yang tidak dengan jumlah 131 responden atau 62,38.
Tabel 3.15: Tanggapan Responden Tentang Adanya Ajakan Untuk Mengikuti
Kampanye atau Kegiatan Partai Dari Orang Sekitar
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Pernah dan ikut
69 32,86
2 Pernah tapi menolak
98 46,66
3 Tidak pernah
43 20,48
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner tahun 2014
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa jumlah responden yang pernah diajak untuk mengikuti kampanye atau kegiatan partai politik dari orang sekitar
tetapi menolak ajakan tersebut mendominasi ataupun lebih banyak dengan jumlah responden sebanyak 98 orang 46,66, dibandingkan dengan yang pernah diajak
dan ikut kegiatan tersebut dengan jumlah responden sebanyak 69 orang 32,86, serta tidak pernah diajak oleh orang sekitar untuk kegiatan tersebut dengan jumlah
responden sebanyak 43 orang 20,48. Persentase tesebut menunjukkan bahwa pemilih pemula kurang tertarik dan antusias untuk kegiatan-kegiatan tersebut
dikarenakan berbagai faktor. Beberapa diantaranya adalah dikarenakan tidak ingin
Universitas Sumatera Utara
terlibat secara langsung, kemudian faktor bahwa selama ini kampanye hanya berupa acara panggung hiburan dan konvoi keliling.
Tabel 3.16: Tanggapan Responden Mengenai Keikutsertaan Dalam Sosialisasi Tentang
Pendidikan Politik atau Pemilu
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Ya, diselenggarakan oleh Komisi
Pemilihan Umum KPU 92
43,81
2 Ya, diselenggarakan oleh partai politik
24 11,43
3 Ya, diselenggarakan oleh sekolah
66 31,43
4 Tidak pernah
28 13,33
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner tahun 2014
Tabel diatas menunjukkan bahwa sosialisasi tentang pendidikan politik atau pemilihan umum yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum KPU
merupakan jumlah terbanyak jawaban responden dengan 92 orang responden 43,81, penyelenggaraan yang dilakukan oleh partai politik di jawab oleh 24
orang responden 11,43, dan penyelenggaraan sosialisasi tentang pendidikan politik atau pemilihan umum yang diikuti responden di jawab sebanyak 66 orang
31,43, serta yang tidak pernah mengikuti sosialisasi tentang pendidikan politik atau pemilihan umum dijawab sebanyak 28 orang 13,33. Kegiatan-kegiatan
sosialisasi tentang pendidikan politik atau pemilihan umum yang dislenggrakan oleh Komisi Pemilihan Umum KPU dilakukan dengan melibatkan pemilih
pemula merupakan salah satu prioritas dari fungsi KPU yaitu fungsi sosialisasi. Sekolah-sekolah juga turut berperan dalam sosialisasi tentang pemilihan umum.
Partai politik sebagai perserta pemilihan umum tidak terlihat sebagai ujung tombak didalam mensukseskan pemilihan umum itu sendiri. Pragmatisme terlihat
dengan rendahnya peran partai dalam proses sosialisasi terhadap konstituen.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.17: Tanggapan Responden Mengenai Intensitas Dalam Melihat Iklan
PartaiCalon Legislatif di Media Massa Menjelang Pemilu Mulai Dari Awal Tahun 2014
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Beberapa kali dalam satu hari
147 70
2 Melihat sedikitnya sekali dalam satu hari
55 26,2
3 Beberapa kali dalam seminggu
8 3,8
4 Tidak pernah
- -
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner tahun 2014
Tabel diatas menunjukkan bahwa intesitas responden dalam melihat iklan partai politikcalon legislatif di media massa menjelang pemilihan umum mulai
dari awal tahun 2014 bisa dikatakan tinggi. Dimana responden yang melihat iklan partaicalon legislatif beberapa kali dalam satu hari sebanyak 147 orang 70,
dan untuk responden yang melihat sedikitnya sekali dalam satu hari dijawab sebanyak 55 orang 26,2, sedangkan yang hanya melihat beberapa kali dalam
seminggu dijawab sebanyak 8 orang 3,8. Tingginya intensitas tersebut, tidak lepas dari iklan-iklan partai politik
yang ada di media massa khususnya media televisi. Dimana beberapa stasiun televisi nasional, dimiliki oleh para ketua umum partai politik ataupun
fungsionaris partai politik tertentu. Seperti halnya TV One yang banyak menampilkan iklan dari partai Golongan Karya GOLKAR, yang dipimpin oleh
Aburizal Bakrie, Metro TV yang banyak memberitakan tentang kegiatan-kegiatan kampanye partai Nasional Demokrat NASDEM sampai kegiatan-kegiatan
pelantikan pengurus partai di daerah oleh ketua umumnya Surya Paloh. Kampanye partai Hati Nurani Rakyat HANURA yang dibanyak ditampilkan di
stasiun televisi MNC Group seperti RCTI, Global TV, MNC TV, serta Sindo TV yang pimpin oleh Hari Tanoesoedibyo yang menjadi wakil ketua umum partai
Universitas Sumatera Utara
HANURA dan sebagai ketua Badan Pemenangan Pemilu BAPPILU partai tersebut.
Tabel 3.18: Tanggapan Responden Tentang Iklan PartaiCalon Legislatif Pada Media
Massa
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Membaca isinya
102 48,57
2 Melihat sekilas
67 32
3 Melewatkannya
41 19,52
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner tahun 2014
Tabel diatas menunjukkan bahwa responden dalam menanggapi iklan partaicalon legislatif pada media massa memiliki jumlah yang lebih banyak dari
pada yang hanya melihat sekilas saja maupun yang melewatkannya. Dalam hal ini persentasenya sebesar 48,57 dengan jumlah responden 102, dan yang hanya
melihat sekilas saja persentasenya sebesar 32 dengan jumlah responden sebanyak 67 orang sedangkan yang hanya melewatkan iklan tentang partaicalon
legislatif, persentasenya sebesar 19,52 atau jumlah respondennya sebanyak 41 orang. Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa iklan partai politikcalon
legislatif mampu menarik perhatian dari para pemilih pemula.
Tabel 3.19: Tanggapan Responden Mengenai Penggunaan Hak Pilih
No Jawaban responden
Jumlah Persentase
1 Akan memilih
197 93,81
2 Tidak memilih
9 4,28
3 Tidak tahu
4 2
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa masih ada pemilih pemula yang tidak akan menggunkan hak pilihnya pada pemilihan umum 2014 sebnayak 9
orang 4,28. Sedangkan yang akan menggunkan hak pilihnya mencapai 93,81 dengan jumlah responden sebanyak 197 orang. Namun masih ada yang tidak tahu
apakah akan menggunkan hak pilihnya tersebut pada pemilihan umum yaitu 4 orang 2. Terlihat bahwa antusisme responden sangat tinggi terhadap pemilihan
umum. Sesuai dengan karakter dari pemilih pemula sebagai responden yang selalu ingin mencoba hal-hal baru, dalam hal ini yaitu memilih dalam pemilihan umum.
Tabel 3.20: Tanggapan Responden Tentang Alasan MemilihTidak Memilih dan
Menggunakan Hak Pilih
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Pengaruh keluarga
28 13,33
2 Pengaruh temankenalan
15 7,14
3 Sadar akan hak pilih yang dimiliki
152 72,39
4 Tidak tahu tentang partaicalon legislatif
3 1,43
5 Tidak punya alasan untuk memilih
12 5,71
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner tahun 2014
Tabel diatas menunjukkan bahwa alasan responden dalam menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum karena sadar akan hak pilih yang dimilikinya
yang paling banyak dipilih responden dengan persentase sebanyak 72,39 dengan jumlah responden sebanyak 152 orang. Karena pengaruh keluarga yang menjadi
alasan dalam menggunkam hak pilih pada pemilihan umum di pilih oleh sebanyak 28 orang atau dengan persentase 13,33, karena pengaruh temankenalan yang
dijadikan alasan dalam memilih di jawab oleh sebanyak 15 orang responden atau 7,14. Yang tidak akan memilih karena tidak tahu tentang partaicalon legislatif
dipilih sebanyak 3 orang responden 1,43 serta yang tidak punya alasan untuk memilih sebanyak 12 orang responden atau 5,71.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan kepada responden yang menjawab bahwa menjadikan sadar akan hak pilih yang dimiliki sebagai alasan ikut memilih
dikarenakan pemilih pemula memiliki harapan yang tinggi terhadap pelaksanaan pemilihan umum 2014 yaitu anggota legislatif terpilih nantinya akan membawa
perubahan-perubahan yang baik. Walaupun masih bersifat normatif, namun semangat dan harapan pemilih pemula terlihat berdasarkan jawaban-jawaban yang
diberikan.
Tabel 3.21: Tanggapan Responden Tentang Alasan Dalam Memilih Partai Politik
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Karena keluargatemankenalan
147 70
2 Simbol partai gambar, bendera, warna,
tokoh 24
11,43
3 Aktivitas partai program, visi dan misi,
iklan 39
18,57
Jumlah 210
100 Sumber : Kuesioner tahun 2014
Alasan memilih partai politik dikarenakan faktor keluargatemankenalan merupakan jawaban yang paling banyak dipilih yaitu 147 responden 70,
karena simbol partai gambar, bendera, warna, tokoh dipilih sebanyak 24 orang 11,43, serta responden yang memilih jawaban aktivitas partai program, visi
dan misi, iklan di jadikan alasan dalam memilih partai politik sebanyak 39 orang 18,57. Orang lain berperan sangat penting pada fase ini, dimana seharusnya
menjadi perhatian partai politik secara lebih serius. Data di atas meperlihatkan bahwa bukan visual dan program partai yang menjadi alasan kuat pemilih pemula
di dalam memilih partai politik. Melainkan faktor sumber daya manusia didalamnya, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk partai politik
kedepan dalam merekrut konstituen.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.22: Tanggapan Responden Mengenai FenomenaKejadian Tentang
PartaiAnggota Legislatif
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Mendiskusikanmenceritakan hal tersebut
kepada orang lain 63
30
2 Mencari berita baru dan referensi tentang hal
tersebut 46
21,9
3 Hanya mendengar berita tentang hal tersebut
saat kebetulan ada 93
44,29
4 Tidak peduli dengan hal tersebut
8 3,81
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner tahun 2014
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang hanya mendengar berita tentang kejadian pada partai politikanggota legislatif lebih banyak
dibandingkan dengan jawaban yang lainnya dengan persentase sebesar 44,29 93 responden, responden yang menceritakan hal-hal tersebut kepada orang lain
memperoleh persentase sebesar 30, dan persentase responden yang mencari berita baru dan referensi tentang hal tersebut sebesar 21,9 sedangkan responden
yang tidak peduli dengan hal tersebut dijawab oleh 8 orang responden dengan persentase sebesar 3,81. Porsi berimbang antara pihak yang lebih tertarik
dengan pihak yang cenderung mengabaikan berita atau fenomena politik. Kemasan yang dibuat oleh media massa dapat dikatakan berhasil dalam menarik
perhatian pemilih pemula.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.23: Tanggapan Responden Tentang PlatformIdeologi Partai Yang Baik
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Partai Agama
32 15,24
2 Partai Nasionalis
137 65,24
3 Partai Ideologis
21 10
4 Tidak tahu
20 9,52
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner tahun 2014
Tabel diatas
menunjukkan bahwa
responden yang
memilih platformideologi partai politik nasionalis yang dominan, dengan jumlah
responden yang memilih sebanyak 137 orang 65,24, responden yang memilih partai dengan platform agama sebanyak 32 orang 15,24, partai ideologis yang
dilih oleh 21 orang responden atau 10, sedangkan yang tidak tahu tentang platformideologi partai politik ada 20 orang 9,52.
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden, mereka cukup memahami contoh dari partai-partai yang memiliki platformideologi nasionalis
seperti Partai Demokrat, Partai Golongan Karya GOLKAR, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI-P, Partai Gerakan Indonesia Raya GERINDRA,
Partai Hati Nurani Rakyat HANURA, Partai Amanat Nasional PAN, Partai Nasional Demokrat NASDEM. sedangkan contoh dari partai berplatform agama
seperti Partai Persatuan Pembangunan PPP, Partai Keadilan Sejahtera PKS, Partai Kebangkitan Bangsa PKB dan Partai Bulan Bintang PBB. Namun hal
tersebut masih sebatas identifikasi terhadap tokoh-tokoh partai yang sering muncul, bukan pemahaman tentang konsep partai politik itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.24: Pengetahuan Responden Tentang Partai Politik Peserta Pemilu 2014
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI P
210 100
2 Partai Golongan Karya GOLKAR
210 100
3 Partai Gerakan Indonesia Raya
GERINDRA 210
100
4 Partai Damai Sejahtera PDS
32 15,24
5 Partai DEMOKRAT
210 100
6 Partai Kebangkitan Bangsa PKB
176 83,81
7 Partai Amanat Nasional PAN
208 99,04
8 Partai Bintang Reformasi PBR
- -
9 Partai Persatuan Pembangunan PPP
172 81,90
10 Partai Nasional Demokrat NASDEM 198
94,29 11 Partai Keadilan Sejahtera PKS
201 95,71
12 Partai Matahari Bangsa PMB -
- 13 Partai Hati Nurani Rakyat HANURA
187 89,05
14 Partai Bulan Bintang PBB 133
63,33 15 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia PKPI
102 48,57
Sumber: Kuesioner tahun 2014 Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa ada 4 partai yang mendapat
persentase 100 yaitu Partai Golongan Karya GOLKAR, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI-P, Partai Gerakan Indonesia Raya GERINDRA, dan
Partai DEMOKRAT. Partai politik lainnya yang menjadi perserta pemilihan umum tahun 2014 mendapat persentase yang berbeda-beda dari. Dimana Partai
Kebangkitan Bangsa PKB dijawab oleh 176 responden 83,81, Partai Amanat Nasional PAN mendapat jawaban dari 208 responden 99,04, Partai
Persatuan Pembangunan PPP mendapat jawaban dari 172 responden 81,90, Partai Nasional Demokrat NASDEM dijawab 198 responden 94,29, Partai
Universitas Sumatera Utara
Keadilan Sejahtera PKS dijawab sebanyak 201 responden 95,71, Partai Hati Nurani Rakyat HANURA mendapat jawaban dari responden sebanyak 187
responden 89.05, dan Partai Bulan Bintang PBB dijawab sebanyak 133 responden 63,33, sedangkan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia PKPI
mendapat jawaban dari 102 responden 48,57. Dari hasil wawancara, responden mengemukan bahwa pengetahuan
mereka mengenai kontestan Pemilihan Umum tahun 2014 dari keberadaan tokoh- tokoh yang ada di partai tersebut, seperti dari Partai GOLKAR ada Aburizal
Bakrie,dari PDI-P ada mantan Presiden Megawati Sukarnoputri, dan Gubernur DKI Jakarta yang menjadi calon Presiden dari partai tersebut, Joko Widodo
Jokowi, partai GERINDRA ada sosok ketua dewan pembinanya Prabowo Subianto yang juga menjadi calon Presiden 2014, sedangkan untuk partai
DEMOKRAT ada sosok Presiden Susilo Bambang Yudhoyono SBY, serta sebagai partai pemerintah. Selain tokoh nasional dari partai-partai peserta
pemilihan umum tahun 2014, tokoh politik daerahlokal juga menjadikan partai tersebut menjadi dikenal para responden. Media-media kampanye atau sosialisai
partai seperti spandukbalihobillboard yang banyak di jalan-jalan disekitar kota Medan juga banyak menjadi referensi responden dalam mengenal partai politik
peserta pemilihan umum tahun 2014 dan media massa yang ada seperti televisi dengan intensitas iklan partai politik sangat tinggi dalam siarannya sehari-harinya
turut menjadi sarana informasi responden dalam mendapatkan informasi tentang partai politk peserta Pemilihan Umum 2014.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.25: Tanggapan Responden Mengenai Warna Yang Identik Dengan Sebuah
Partai
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Merah
200 95,24
2 Hitam
142 67,62
3 Kuning
205 97,62
4 Hijau
177 84,29
5 Biru
208 99,04
6 Ungu
28 13,33
7 Putih
152 72,38
Sumber: Kuesioner tahun 2014 Tabel diatas menunjukkan bahwa, warna dengan persentase tertinggi yang
menjadi pilihan responden adalah warna biru, kuning, dan merah. Dimana persentase warna biru sebesar 99,04 208 responden, warna kuning dengan
persentase 97,62 205 responden, warna merah 95,24 200 responden. Dari hasil wawancara terhadap responden, warna biru diidentikkan responden dengan
Partai DEMOKRAT, NASDEM, Partai Amanat Nasional PAN, sedangkan untuk warna kuning menurut para responden identik dengan Partai Golongan
Karya GOLKAR dan Partai Hati Nurani Rakyat HANURA, sedangkan warna merah identik dengan warna Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI-P.
Warna hijau yang dijawab responden dengan persentase sebesar 84,29 177 responden diidentikkan dengan warna Partai Persatuan Pembangunan PPP,
Partai Kebangkitan Bangsa PKB, Partai Bulan Bintang PBB dan wana hitam yang dijawab responden dengan persentase 67,62 142 responden diidentikkan
dengan warna Partai Keadilan Sejahtera PKS. Warna ungu yang dijawab responden dengan persentase 13,33 28 responden diidentikkan dengan warna
Partai Damai Ssejahtera PDS, walau bukan peserta pemilihan umum tahun 2014. Sedangkan warna putih dijawab responden dengan persentase 72,38 152
Universitas Sumatera Utara
responden diidentikkan dengan warna Partai Gerakan Indonesia Raya GERINDRA.
Tabel 3.26: Tanggapan Responden Tentang Fungsi Dari Partai Politik
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Komunikasi politik
183 87,14
2 Pengelola politik
162 77,14
3 Sosialisasi politik
157 74,76
4 Pemenangan politik
193 91,90
5 Rekrutmen politik
198 94,28
Sumber: Kuesioner 2014 Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa fungsi partai politik sebagai
rekrutmen politik mendapat persentase tertinggi dari jawaban responden dengan 94,28 198 orang, sebagai pemenangan politik mendapat persentase sebanyak
91,90 193 responden, sebagai komunikasi politik yang di jawab responden sebagai fungsi dari partai politik dijawab sebanyak 87,14 183 responden,
sebagai pengelola politik di jawab sebanyak 77,14 162 orang, sebagai sosialisasi politik di jawab 74,76 157 responden. Perlu digarisbawahi bahwa
pemenangan politik bukan merupakan fungsi partai politik, sehingga dapat dikatakan bahwa responden belum cukup memahami tentang fungsi partai politik
dengan tujuan partai politik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.27: Tanggapan Responden Tentang Istilah-Istilah Yang Sering Didengar Pada
Pemilu
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Pemilih Pemula
175 83,33
2 Swing VotersPemilih Mengambang
128 60,95
3 Golongan Putih Golput
189 90
4 Serangan Fajar
121 57,61
5 Money Politic Politik Uang
174 82,85
6 Black Campaign
183 87,14
7 Negative Campaign
157 74,76
8 Tim Sukses
206 98,1
9 One Man One Vote
89 42,38
Sumber: Kuesioner tahun 2014 Dari sembilan
istilah yang ada pada jawaban kuesioner, istilah “Tim Sukses” yang paling sering di dengar dengan persentase 98,1 206 responden,
istilah “Golongan Putih” Golput dijawab dengan persentase 90 189
responden, istilah “Pemilih Pemula” yang merupakan responden dalam penelitian
ini sering didengar sebanyak 175 responden 83,33, istilah “Black Campaign” Kampanye Hitam di jawab oleh 183 responden 87,14, istilah “Money
Politic ” Politik Uang sering didengar sebanyak 174 orang 82,85, “Negative
Campaign ” Kampanye Negatif sering didengar sebanyak 157 orang 74,76,
dan istilah “Serangan Fajar” sering didengar sebanyak 121 responden 57,61, sedangkan istilah “One Man One Vote” sering didengar sebanyak 89 orang
42,38. Menjelang pemilihan umum istilah-istilah tersebut sering muncul dan didengar di media-media massa, sosial, dan media-media lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.28: Tanggapan Responden Tentang Pengertian Istilah-Istilah Yang Ada Pada
Pemilu
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Pemilih Pemula
204 97,14
2 Swing VotersPemilih Mengambang
87 41,43
3 Golongan Putih Golput
165 78,57
4 Serangan Fajar
142 67,62
5 Money Politic Politik Uang
174 82,85
6 Black Campaign
202 96,20
7 Negative Campaign
188 89,52
8 Tim Sukses
206 98,1
9 One Man One Vote
78 37,14
Sumber: Kuesioner tahun 2014 Pengertian responden berdasarkan istilah-istilah yang ada pada pemilihan
umum sangat baik. Hal ini terlihat dari persentase jawaban responden, dimana istilah “Pemilih Pemula” diketahui pengertiannya sebanyak 204 responden
97,14. Hal ini di karenakan istilah tersebut banyak muncul di media massa, sosial, dan kegiatan-kegiatan sosialisasi pemilihan umum yang dilakukan oleh
sekolah, Komisi Pemilihan Umum KPU, maupun organisasilembaga swadaya masyar
akat. Istilah “Swing VotersPemilih Mengambang” diketahui sebanyak 87 responden 41,43, istilah “Golongan Putih” Golput, pengertiannya diketahui
responden sebanyak 165 78,57, istilah “Serangan Fajar” yang diketahui
sebanyak 142 orang 67,62, istil ah “Money PoliticPolitik Uang” diketahui
responden pengertiannya sebanyak 174 orang 82,85, dan istilah Black Campaign, responden yang mengerti pengertiannya sebanyak 202 orang
96,20, istilah ini merupakan salah satu istilah yang paling banyak di jawab oleh responden setelah istilah “Tim Sukses” yang dijawab sebanyak 206
responden 98,1, sedangkan istilah “Negative Campaign” dijawab sebanyak
Universitas Sumatera Utara
188 responden 89,52. Yang terakhir istilah “One Man One Vote” diketahui sebanyak 78 responden 37,14 pengertiannya.
Tabel 3.29: Tanggapan Responden Tentang Isi Iklan Partai Politik atau Calon Legislatif
Yang Sering Terlihat
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Foto calongambar partai
142 67,62
2 Nomor urutcara mencoblos calon atau partai
96 45,71
3 Visi dan misi calonpartai
118 56,20
4 Slogan calonpartai
147 70
5 Kata-kata persuasifajakan untuk memilih
partaicalon 181
86,20
Sumber: Kuesioner tahun 2014 Dari tabel di atas menunujukkan bahwa, isi dari iklan partaicalon
legislatif yang paling sering dilihat responden adalah kata-kata persuasifajakan untuk memilih partaicalon dengan jawaban 181 orang dari 210 responden
86,20, iklan partai politik yang berisikan slogan partaicalon mendapat jawaban 147 responden 70, isi iklan yang memiliki foto calongambar partai
mendapat jawaban dari 142 responden 67,62, dan iklan yang bermaterikan visi dan misi calonpartai dijawab sebnyak 118 responden 56,20 sedangkan iklan
yang memuat nomor urutcara mencoblos calonpartai dijawab sebanyak 96 orang 45,71.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.30: Tanggapan Responden Tentang Faktor Yang Dianggap Penting Dalam
Memilih Calon Legislatif
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Kesamaan agama
89 42,38
2 Visi dan misiprogram yang di usung
68 32,39
3 Penampilan tampancantik
24 11,42
4 Bentuk kampanye iklanspandukbaliho
27 12,86
5 Tidak tahu
2 0,95
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner tahun 2014
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jawaban yang lebih banyak dijawab oleh responden tentang faktor yang dianggap penting dalam memilih
calon legislatif adalah faktor kesamaan agama, dengan persentase sebesar 42,38 89 responden, faktor visi dan misiprogram yang diusung dijawab memiliki
persentase sebesar 32,39 68 responden, faktor penampilan tampancantik dari kandidatcalon memiliki persentase sebesar 11,42 24 responden, dan
faktor yang dianggap penting dengan bentuk kampanye iklanspandukbaliho memiliki persentase sebesar 12,86 27 responden, sedangkan yang tidak tahu
faktor apa yang dianggap penting dalam memilih calon legislatif memiliki persentase 0,95 2 responden.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.31: Tanggapan Responden Tentang Faktor Yang Dianggap Penting Dalam
Memilih Partai Politik
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Platformideologi partai
59 28,1
2 Visi dan misiprogram partai
80 38,1
3 Bentuk kampanye iklanspandukbaliho
27 12,85
4 Tampilan gambarsimbol
24 11,43
5 Tidak tahu
20 9,52
Jumlah 210
100 Sumber: Kuesioner tahun 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab visi dan misiprogram partai yang menjadi faktor penting dalam memilih partai politik
memiliki persentase sebesar 38,1 80 responden, kemudian faktor platformideologi partai memiliki persentase sebesar 28,1 59 responden, faktor
yang dianggap penting dalam memilih partai politik berikutnya adalah faktor bentuk kampanye iklanspandukbaliho yang memiliki persentase sebesar
12,85 27 responden, dan faktor tampilan gambarsimbol memiliki persentase sebesar 11,43 24 responden, sedangkan responden yang tidak tahu faktor yang
dianggap peting dalam memilih partai politik memiliki persentase 9,52 20 responden.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.32: Tanggapan Responden Tentang Berita Media Massa Yang Paling Sering
Dilihat Berkaitan Dengan PartaiAnggota Legislatif DPR, DPD, DPRD
No Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Pembahasan dan pengesahan Undang-Undang
UU 107
50,95
2 Resesmenampung aspirasi dan permasalahan
rakyat di daerah 83
39,52
3 Kasus korupsipermasalahan hukum anggota partai
dan legislatif 197
93,81
4 Permasalahan internal partai perpecahan,
pertikaian atau perbedaan pendapat sesama anggota partai dll
181 86,19
5 Sikap dan pendapat partaianggota legislatif
tentang korupsi atau fenomena politik dan negara 192
91,42
Sumber: Kuesioner tahun 2014 Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang sering melihat berita
tentang partaianggota legislatif DPR, DPD, DPRD yang paling banyak berkaitan dengan kasusu korupsipermasalahan hukum anggota partai dan
legislatif dengan persentase sebesar 93,81 197 responden, beita tentang sikap dan pendapat partaianggota legislatif tentang korupsi atu fenomena politik dan
negara memperoleh persentase sebesar 91,42 192 responden, berita mengenai permasalahan internal partai perpecahan, pertikaian, atau perbedaan pendapat
sesama anggota partai dll memperoleh persentase sebesar 86,19 181 responden, berita tentang pambahasan dan pengesahan Undang-Undang UU
memperoleh persentase sebesar 50,95 107 responden sedangkan berita tentang resesmenampung aspirasi dan permasalahan rakyat di daerah
memperoleh persentase sebesar 39,52 83 reponden.
Universitas Sumatera Utara
Dari data tersebut juga dapat kita simpulkan bahwa, responden pemilih pemula lebih banyak memperhatikan berita tentang partaianggota legislatif yang
berkaitan dengan permasalahan hukum khususnya kasus korupsi, perselisihan diantara internal partai.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENUTUP