BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di bagian rekam medis Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Haji Adam Malik Medan Jalan Bunga Lau No. 17 km 12 yang berada
di Wilayah Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Rumah sakit ini merupakan pusat rujukan pembangunan wilayah A yang
meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggore Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No 502 Menkes IX 1991
tanggal 6 September 1991, RSUP H. Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Data penelitian ini diambil dari Unit Rekam Medis RS Haji Adam Malik. Unit Rekam Medis tersebut merupakan tempat basis data dan pusat riwayat kesehatan
pasien di rumah sakit tersebut.
5.2. Deskripsi Karakteristik Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan RSUP Haji Adam Malik dari tahun 2011-2014 yang didiagnosis menderita kelainan refraksi
murni yang berumur lebih dari 5 tahun.
5.3. Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan penelitian ini, jumlah seluruh sampel sebanyak 1.942 kasus sedangkan jumlah kasus seluruh jenis penyakit mata tahun 2011-2014 di RSUP H.
Adam Malik sebanyak 7.193.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Jumlah Kasus Rawat Jalan Penderita Kelainan Refraksi dan Distribusinya Berdasarkan Jenis Kelamin di Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2011-2014
Tahun Jenis Kelamin
Total Laki-laki
Perempuan 2011
N 202
377 579
34,89 65,11
100 2012
N 193
314 504
37,70 62,30
100 2013
N 179
329 508
35,24 64,76
100 2014
N 139
229 351
39,03 60,97
100 2011-2014
N 708
1.234 1.942
36,58 63,42
100
Distribusi berdasarkan karakteristik jenis kelamin menunjukkan bahwa penderita kelainan refraksi di Adam Malik pada tahun 2011-2014 paling banyak
diderita jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 1.234 kasus 63,42 sedangkan laki-laki hanya sebanyak 708 kasus 36,58.
Penjabaran pertahunnya menunjukkan bahwa pada tahun 2011 kasus rawat jalan penderita kelainan refraksi paling banyak diderita jenis kelamin perempuan
sebanyak 377 kasus 65,11 sedangkan laki-laki hanya sebanyak 202 kasus 34,88. Pada tahun 2012 kasus rawat jalan penderita kelainan refraksi paling
banyak diderita jenis kelamin perempuan sebanyak 314 kasus 62,3 sedangkan laki-laki hanya sebanyak 190 kasus 37,7. Pada tahun 2013 kasus rawat jalan
penderita kelainan refraksi paling banyak diderita jenis kelamin perempuan sebanyak 329 kasus 64,76 sedangkan laki-laki hanya sebanyak 179 kasus
35,24. Kemudian, pada tahun 2014 kasus rawat jalan penderita kelainan refraksi juga paling banyak diderita jenis kelamin perempuan sebanyak 214 kasus 60,97
sedangkan laki-laki hanya sebanyak 137 kasus 39,03. Jadi, jenis kelamin perempuan mendominasi setiap tahunnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2. Jumlah Kasus Rawat Jalan Penderita Kelainan Refraksi dan Distribusinya Berdasarkan Kelompok Usia di Poliklinik Mata RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2011-2014
Kategori Usia 2011
2012 2013
2014 2011-2014
N N
N N
N Anak-anak
5-11 tahun 30
5,025 32
6,38 19
3,74 5
1,91 86
4,43 Remaja Awal
12-16 tahun 82
13,73 72
14,34 58
11,42 29
8,21 241
12,4 Remaja Akhir
17-25 tahun 115
19,86 103
20,43 92
18,11 54
15,3 364
18,1 Dewasa Awal
26-35 tahun 47
31,76 42
7,97 34
6,70 25
7,08 148
7,52 Dewasa Akhir
36-45 tahun 85
14,23 54
10,76 62
12,20 48
13,6 249
12,8 Lansia Awal
46-55 tahun 91
15,71 93
18,45 110
21,65 96
27,35 390
20,08 Lansia Akhir
56-65 tahun 73
12,23 63
12,55 82
16,14 55
15,6 273
14,1 Manula
65 tahun 56
29,32 45
8,96 51
10,04 39
11,1 191
13,2 Total
579 100
504 100
508 100
351 100
1942 100
Dari tabel 5.2 terdapat pola umum sebagai berikut: Kelompok usia lansia awal 390 kasus 20,08, remaja akhir 364 kasus 18,1, lansia akhir 273 kasus
14,1, manula 191 kasus 13,2, dewasa akhir 249 kasus 12,8, remaja awal 241 kasus 12,4, dewasa awal 148 kasus 7,52, anak-anak 86 kasus 4,43.
Penjabaran pertahunnya menunjukkan bahwa pada tahun 2011 penderita kelainan refraksi paling banyak diderita kelompok usia remaja akhir 17-25 tahun
sebesar 19,86 yang diikuti kelompok usia lansia awal 46-55 tahun sebesar 15,71. Pada tahun 2012 penderita kelainan refraksi paling banyak diderita remaja
akhir sebesar 20,43 yang diikuti kelompok usia lansia awal sebesar 18,45. Pada tahun 2013 penderita kelainan refraksi paling banyak diderita kelompok usia lansia
awal sebesar 21,65 yang diikuti kelompok usia remaja akhir sebesar 18,11. Kemudian, pada tahun 2014 penderita kelainan refraksi paling banyak diderita
kelompok usia lansia awal sebanyak 96 kasus 15,3 yang diikuti kelompok usia remaja akhir sebanyak 54 kasus 27,35. Hal ini menunjukkan bahwa tiap
tahunnya kelompok usia yang paling banyak menderita kelainan refraksi didominasi kelompok usia lansia awal dan remaja akhir.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Jumlah Kasus Rawat Jalan Penderita Kelainan Refraksi dan Distribusinya Berdasarkan Jenis Kelainan Refraksi di Poliklinik Mata RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2011-2014
Jns Kel. Refraksi
2011 2012
2013 2014
2011-2014 N
N N
N N
Miopia 381
65,8 333 66,07 275 54,13 115 32,76 1.104 56,84
Astigmatisme 105 18,14 104 20,63 151 29,73 156 44,44
516 26,56
Hiperopia 93
16,06 67
13,3 82
16,14 80
22,8 322
16,6 Total
579 100
504 100
508 100
351 100
1.942 100
Distribusi berdasarkan karakteristik jenis kelainan refraksi menunjukkan bahwa jenis kelainan refraksi di Adam Malik pada tahun 2011-2014 terbanyak
adalah miopia sejumlah 1.104 kasus atau 56,84, kemudian astigmatisme dengan jumlah 516 kasus atau 26,56, dan yang terendah terdapat pada hiperopia dengan
jumlah 322 kasus atau 16,6. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa miopia memiliki jumlah terbanyak pada
tahun 2011 dengan jumlah 381 kasus 34,51. Jumlah kasus miopia terus mengalami penurunan sampai tahun 2014 dengan jumlah kasus sebanyak 115 kasus
10,41. Astigmatisme memiliki jumlah terbanyak pada tahun 2014 dengan jumlah
sebanyak 156 kasus 30,23. Fluktuasi distribusi frekuensi jumlah kasus astigmatisme berdasarkan tahun 2011-2014 dapat dikatakan menaik. Pada tahun
2011 dan 2012 dengan jumlah 105 dan 104 kasus 20,34 dan 20,16, kemudian ini terus meningkat sampai tahun 2014.
Hiperopia memiliki jumlah terbanyak pada tahun 2013 dengan jumlah sebanyak 93 kasus 28,9 sedangkan pada tahun 2012 memiliki jumlah terendah
sebanyak 67 kasus 20,80.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Jumlah Kasus Rawat Jalan Penderita Kelainan Refraksi dan Distribusinya Berdasarkan Jenis Kelainan Refraksi dan Jenis Kelamin di Poliklinik
Mata RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2014 Jenis Kelamin
Jenis Kelainan Refraksi Miopia
Astigmatisme Hiperopia
N N
N Laki-laki
390 35,33
191 37,02
127 39,44
Perempuan 714
64,67 325
62,98 195
60,56 Total
1.104 100
516 100
322 100
Distribusi berdasarkan karakteristik jenis kelamin dan jenis kelainan refraksi menunjukkan bahwa miopia paling banyak diderita perempuan, yaitu sejumlah 714
kasus atau 64,67 sedangkan laki-laki sebanyak 390 kasus atau 35,33. Astigmatisme memiliki penderita yang lebih banyak pada perempuan dengan
jumlah 325 kasus atau 62,98 sedangkan laki-laki hanya 191 kasus atau 37,02. Hal yang sama juga terdapat pada hiperopia yang penderitanya lebih banyak pada
perempuan dengan jumlah 195 kasus atau 60,56 sedangkan pada laki-laki ditemukan 127 kasus atau 39,44.
Tabel 5.5. Jumlah Kasus Rawat Jalan Penderita Kelainan Refraksi dan Distribusinya Berdasarkan Jenis Kelainan Refraksi dan Kelompok Usia di
Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2014
Kelompok Usia Jenis Kelainan Refraksi
Total Miopia
Astigmatisme Hiperopia
N N
N N
Anak-anak 5-11 tahun
76 6,9
8 1,6
2 0,6
86 4,43
Remaja Awal 12-16 tahun
187 16,9
42 8,1
12 3,7
241 12,41
Remaja Akhir 17-25 tahun
282 25,5
65 12,6
17 5,3
364 18,74
Dewasa Awal 26-35 tahun
106 9,6
34 6,6
8 2,5
148 7,62
Dewasa Akhir 36-45 tahun
142 12,9
78 15,1
29 9
249 12,82
Lansia Awal 46-55 tahun
126 11,4
124 24
140 43,5
390 20,08
Lansia Akhir 56-65 tahun
92 8,3
93 18
88 27,3
273 14,1
Universitas Sumatera Utara
Manula 65 tahun
93 8,4
72 14
26 8,1
191 9,8
Total 1.104
100 516
100 322
100 1.942
100
Distribusi berdasarkan karakteristik kelompok usia dan jenis kelainan refraksi menunjukkan bahwa miopia memiliki jumlah terbanyak pada kelompok usia remaja
akhir sebanyak 282 kasus 25,5 sedangkan jumlah terendah terdapat pada kelompok usia anak-anak sebanyak 76 kasus 6,9. Astigmatisme memiliki
jumlah terbanyak pada kelompok usia lansia awal sebanyak 124 kasus 24 sedangkan jumlah terendah terdapat pada kelompok usia anak-anak sebanyak 8
kasus 1,6. Kemudian, hiperopia memiliki jumlah terbanyak pada kelompok usia lansia awal sebanyak 140 kasus 43,5 sedangkan jumlah terendah terdapat pada
kelompok usia anak-anak sebanyak 2 kasus 0,6.
5.4. Pembahasan 5.4.1. Kasus Rawat Jalan Penderita Kelainan Refraksi dan Distribusinya