berakhir begitu saja. Pembentukan keluarga yang bahagia dan kekal harus berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai asas pertama dalam
pancasila. Perkawinan dalam Islam bertujuan untuk memenuhi tuntutan hajat
tabiat kemanusiaan, berhubungan antara laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan suatu keluarga yang bahagia dengan dasar cinta kasih
dan sayang untuk memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat yang diatur dengan syariah Islam.
Tujuan perkawinan itu tidak hanya melihat dari segi lahirnya saja, tapi sekaligus terdapat adanya suatu peraturan batin antara suami dan isteri
yang ditujukan untuk membina suatu keluarga atau rumah tangga yang kekal dan bahagia bagi keduanya dan yang sesuai dengan kehendak Tuhan
Yang Maha Esa. Adapun yang dimaksud dengan keluarga adalah kesatuan yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang merupakan sendi dasar susunan
masyarakat Indonesia. Membentuk keluarga yang bahagia erat hubungannya dengan keturunan, sehingga terbentuknya keturunan
merupakan tujuan perkawinan.
3. Asas-asas Perkawinan
Pada penjelasan umum UUP memnuat tentang asas-asas perkawinan yang isinya antara lain:
a. Perkawinan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga yang
bahagia dan kekal. Pasangan suami isteri perlu saling membantu dan
melengkapi agar
masing-masing dapat
mengembangkan kepribadiannya membantu mencapai kesejahteraan lahir batin.
b. Perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing
agama dan kepercayaannya itu, dan disamping itu tiap-tiap perkawinan harus dicatat menurut peraturannperundang-undangan
yang berlaku. Pencatatan tiap-tiap perkawinan adalah sama halnya dengan pencatatan peristiwa penting dalam kehidupan seseorang,
misalnya kelahiran dan kematian yang dinyatakan dalam surat keterangan suatu akta resmi yang juga dimuat dalam pencatatan.
c. Asas monogami terbuka, yaitu pada asasnya seorang suami pada
waktu yang sama tidak boleh mempunyai isteri lebih dari satu. Namun demikian apabila dikehendak oleh yang bersangkutan karena
hukum dan agama dari yang bersangkutan mengijinkannya, seorang suami dapat beristeri lebih dari seorang. Apabila hal tersebut
dikehendaki, hanya dapat dilakukan jika telah terpenuhi berbagai persyaratan tertentu dan diputuskan oleh pengadilan.
d. Calon suami isteri harus sudah masak jiwa raganya untuk dapat
melangsungkan perkawinan secara baik tanpa berakhir pada perceraian dan mendapat keturunan yang baik dan sehat, oleh karena
itu dibutuhkan batas usia minimal perkawinan. e.
Mempersukar perceraian merupakan asas hukum perkawinan. Karena tujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga yang
bahagia, kekal dan sejahtera. Selanjutnya untuk memungkinkan