1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Belajar akan lebih bermakna jika seseorang mengalami apa yang dipelajarinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti
berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang. Salah
satu cara untuk mendalami ilmu pengetahuan dilakukan dengan cara praktik. Untuk memperdalam ilmu pengetahuan dilihat dari aspek psikomotorik para
peserta didik perlu melakukan praktikum Sagala, 2010. Sudirman dkk., 1992 menyatakan bahwa metode praktikum adalah cara
penyajian pelajaran kepada siswa untuk melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sesuatu yang dipelajari. Sedikitnya ada empat alasan yang
dikemukakan oleh para pakar pendidikan IPA mengenai pentingnya kegiatan praktikum. Pertama, praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA. Kedua,
praktikum mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar melaksanakan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah.
Keempat, praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Akyuni 2010
menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran praktikum memberikan peningkatan terhadap kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
Dengan kegiatan praktikum siswa dapat membuktikan objek yang dipelajari secara langsung. Sehingga siswa menjadi tertarik, antusias, termotivasi dan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa menjadi optimal. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut, menunjukkan ketercapaian dari
tujuan praktikum. Menurut Rustaman 2003 dalam Hasruddin dan Rezeqi 2012 bahwa secara garis besar praktikum memiliki beberapa tujuan antara lain: 1
untuk memotivasi siswa sebab kegiatan praktikum pada umumnya menarik bagi siswa sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar sains; 2 untuk
mengajarkan keterampilan dasar ilmiah; 3 untuk meningkatkan pemahaman
konsep; 4 untuk memahami dan menggunakan metode ilmiah; dan 5 untuk mengembangkan sikap-sikap ilmiah.
Di perguruan tinggi khususnya Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan hampir setiap mata kuliah terkecuali MKU dan MKDK, diajarkan di dalam kelas
baik secara teori juga dibarengi dengan kegiatan praktikum. Hal ini dikarenakan konsep-konsep pada semua materi yang berkaitan dengan kajian biologi, tidak
dapat hanya disampaikan secara lisan namun juga harus dilakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipelajari sehingga pemahaman mahasiswa
terhadap konsep tersebut menjadi lebih jelas. Salah satu mata kuliah di jurusan Biologi yang menuntut pemahaman yang tinggi dan cukup sulit tanpa adanya
kegiatan praktikum adalah mata kuliah Struktur Hewan. Struktur Hewan adalah ilmu yang fokus mempelajari tentang anatomi dan histologi tubuh hewan.
Pengamatan dilakukan melalui pembedahan. Pengamatan juga dapat dilakukan secara makroskopis yaitu dengan mata telanjang dan juga secara mikroskopis
yaitu melalui bantuan mikroskop. Seperti yang diungkapkan di atas bahwa pada mata kuliah ini objek yang
dipelajari adalah struktur morfologi dan anatomi tubuh hewan, seperti bekicot Achatina fulica, ikan mas Cyprinus caprio, katak Rana sp atau kodok Bufo
sp , kadal Mabouya multifasciata atau bunglon Calotes sp, ayam Gallus-
gallus varius atau merpati Columba livia, marmut Cavia cobaya atau mencit
Mus muculus, yang jika tidak diamati secara langsung mahasiswa kesulitan untuk mengetahui dan memahami dengan benar bentuk dan struktur dari hewan
tersebut terutama struktur anatomi dan histologinya. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada beberapa mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan Angkatan 2012, menyatakan bahwa masih sulit untuk memahami konsep-konsep dari materi
pada mata kuliah praktikum struktur hewan apabila hanya disampaikan secara teori. Mahasiswa juga menganggap bahwa mata kuliah praktikum struktur hewan
merupakan salah satu mata kuliah yang harus dibarengi dengan kegiatan praktikum. Dalam pelaksanaan kegiatan praktikum juga terkadang kurang efektif
pada materi bahasan praktikum yang diamati menggunakan preparat awetan. Hal
tersebut dikarenakan kurangnya ketersediaan preparat awetan yang baik untuk diamati mahasiswa. Selain itu, keterbatasan mikroskop yang baik untuk
digunakan juga merupakan salah satu kendala yang dihadapi mahasiwa dalam mengikuti kegiatan praktikum. Tidak setiap kelompok dapat mengamati masing-
masing preparat awetan tersebut. Tetapi beberapa kelompok sering bergabung untuk dapat melihat dan mengamati secara bersama-sama.
Berdasarkan uraian-uraian di atas maka penulis akan melakukan penelitian
dengan judul :“Analisis Keefektifan Kegiatan Praktikum dalam Pemahaman Konsep pada Mata Kuliah Praktikum Struktur Hewan di Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Negeri Medan” 1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain:
1. Pentingnya kegiatan praktikum untuk setiap mata kuliah biologi yang membutuhkan pemahaman konsep yang tepat.
2. Adanya sebahagian mahasiswa yang masih sulit untuk memahami konsep- konsep dari materi pada mata kuliah Praktikum Struktur Hewan.
3. Pelaksanaan kegiatan
praktikum terkadang
kurang efektif
dalam pelaksanaannya seperti kurangnya ketersediaan preparat awetan dan
mikroskop yang cukup baik digunakan dalam kegiatan praktikum untuk diamati.
1.3. Batasan Masalah