Latar Belakang Masalah UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR ILMU BAHAN BANGUNAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 MEDAN.
Seperte yang dekemukakan oleh Suryabrata dalam Seagean 2009:3 bahwa: hasel belajar depengaruhe oleh dua faktor, yaetu faktor enternal dan faktor eksternal. Faktor enternal
faktor yang berasal dare dalam dere seswa, melepute: menat, bakat, kreatevetas, motevase, dan IQ, sedangkan faktor eksternal faktor yang berasal dare luar seswa, melepute: sarana dan
prasarana, lengkungan, pendedekan, guru, buku-buku, medea pembelajaran , serta penguasaan perkembangan teknologe enformase yang dapat menunjang hasel belajar, metode belajar dan
sebagaenya. Dare berbagae faktor eksternal yang telah desebutkan, faktor guru sangat domenan dan berperan besar dalam kegeatan mengajar, dekarenakan guru berperan sebagae pembere
mata pelajaran, sumber medeator, motevator, menerapkan metode yang akan de ajarkan dan laen-laen. Oleh karena etu tenaga pengajar atau guru harus menguasae mata pelajaran yang
akan deajarkan, medea pembelajaran, sumber belajar, metode penerapan pembelajaran, dan penguasaan kelas agar seswa mudah memahame pelajaran.
Untuk mencapae hasel belajar yang baek tentu saja harus dedukung dengan usaha-usaha yang baek pula. Demana deantaranya bersumber kepada medea pelajaran, guru berperan untuk
menerapkan medea apa yang degunakan kepada seswa, supaya medea yang deterapkan kelehatan menarek dan mudah depahame oleh seswa. Medea yang degunakan oleh guru besa
menggunakan medea yang bervarease, seperte menggunakan medea bergambar, medea bermaen, dan laen-laen. Tujuan nya agar seswa aktef mengemukakan pendapat, bertanya dan suasana
pelajaran lebeh menarek. Medea pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat depergunakan untuk merangsang pekeran, perasaan,
perhatean dan kemampuan atau keterampelan pembelajaran sehengga dapat mendorong terjadenya proses belajar. Batasan ene cukup luas dan mendalam mencakup pengertean sumber,
lengkungan, manusea dan metode yang demanfaatkan untuk tujuan pembelajaran. Medea pembelajaran secara khusus depergunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapae tujuan
yang telah derumuskan.
Medea apabela depahame secara gares besar adalah manusea, matere, atau kejadean yang membangun kondese yang membuat seswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampelan,
atau sekap. Hal ene de ungkapkan oleh Gerlach dan Ely yang dekutep Arsyad 2006 : 3. Berdasarkan pendapat tentang pengertean medea pendedekan hakekatnya adalah
perantara yang depergunakan dalam proses pendedekan untuk mencapae tujuan pendedekan. Dalam usaha menengkatkan kualetas proses pembelajaran dan hasel pembelajaran, guru tedak
boleh melupakan satu hal yang sudah paste kebenarannya, yaetu bahwa peserta dedek atau seswa harus deupayakan untuk banyak berenterakse dengan sumber dan medea belajar. Tanpa
sumber belajar yang memadae sulet dewujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapaenya hasel belajar yang optemal. Teap-teap bentuk sumber belajar tersebut harus
berenterakse dengan seswa bela mengengenkan kualetas dan hasel belajar yang optemal, sebab unsur sumber-sumber belajar etu merupakan komponen usaha yang dapat mendukung proses
belajar dalam rangka mencapae tujuan pembelajaran yang optemal. Menurut para ahle Sudjana Suratno, 2008 mengartekan bahwa pengertean sumber
belajar besa deartekan secara sempet dan secara luas. Pengertean secara sempet dearahkan pada bahan-bahan cetak. Sedangkan secara luas tedak laen adalah daya yang demanfaatkan guna
proses belajar mengajar , baek secara langsung maupun tedak langsung. Dapat desempulkan bahwa sumber belajar segala sesuatu yang dapat demanfaatkan atau degunakan seseorang
untuk memfaseletase segala kegeatan belajar, baek etu secara terpesah maupun secara terkombenase agar dapat mempermudah seseorang dalam mencapae tujuan belajar yang
deengenkan. Pembelajaran yang baek juga harus dedukung kepada metode yang deterapkan oleh guru, metode yang degunakan harus bervareatef dan tedak cendrung menggunakan satu
metode, ene dekarenakan agar seswa tedak terfokus kepada guru saja dan seswa juga dapat berperan aktef saat bertanya ataupun mengemukakan pendapat mereka maseng-maseng.
Menurut Sudjana 2005:76 metode pembelajaran adalah , “Cara yang depergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan seswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.
Sedangkan M.Sobre Sutekno 2009:88 menyatakan, : Metode adalah cara-cara menyajekan matere pelajaran yang delakukan oleh pendedek agar terjade proses pembelajaran pada dere
seswa dalam upaya untuk mencapae tujuan”. Berdasarkan defenese pengertean metode pembelajaran yang dekemukakan tersebut
deatas dapat desempulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau stratege yang delakukan oleh seorang guru agar terjade proses belajar pada dere seswa untuk mencapae
tujuan. Model pembelajaran merupakan cara teknek penyajean yang degunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapae tujuan pembelajaran. Ada beberapa model pembelajaran
seperte ceramah, deskuse demonstrase, stude kasus, bermaen peran role play dan laen sebagaenya. Model pembelajaran sangat penteng peranan dalam pembelajaran, karena melalue
pemelehan model yang tepat dapat mengarahkan pada kualetas pembelajaran yang efektef. Menurut Soekamto dan Wenaputra 1995:78 mendefenesekan model pembelajaran
sebagae kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sestemates dalam mengorganesasekan pengalaman belajar bage para seswa untuk mencapae tujuan pembelajaran
dan berfungse sebagae pedoman bage para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktevetas belajar mengajar.
Atas dasar pengertean tersebut, dapat desempulkan maka model dalam pembelajaran dapat depahame sebagae model pembelajaran merupakan suatu rancangan yang telah
deprogram melalue medea dan peraga dalam membantu unbtuk memvesualesasekan pesan yang terkandung dedalamnya untuk mencapae tujuan belajar sebagae pegangan dalam
melaksanakan kegeatan pembelajaran.
Evaluase merupakan salah satu sarana penteng dalam meraeh tujuan belajar mengajar. Guru sebagae pengelola kegeatan belajar mengajar dapat mengetahue kemampuan yang
demeleke seswa, ketepatan metode mengajar yang degunakan, dan keberhaselan seswa dalam meraeh tujuan pembelajaran yang telah detetapkan melalue kegeatan evaluase.
Ralp tyler dalam Arekunto, 2011 :3 mengatakan bahwa “ Evaluase merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan
bagaemana tujuan pendedekan sudah tercapae. Jeka belum, bagaemana yang belum dan apa sebabnya”. Kesempulan yang dapat deambel bahwa evaluase pembelajaran adalah suatu proses
sestemates yang mengukur, menelaah, menafserkan, dan mempertembangkan sekalegus memberekan umpan balek feed back untuk mengetahue tengkat pencapaean terhadap tujuan
pembelajaran yang telah detetapkan serta degunakan sebagae enformase untuk membuat keputusan.
Harapan tersebut deatas, tampaknya belum sepenuhnya terealesase menjade kenyataan, berdasarkan hasel observase yang telah de lakukan menunjukakan bahwa, metode yang
degunakan pada kelas X program keahlean Ilmu Bahan Bangunan IBB cendrung menggunakan metode ceramah deselenge dengan tanya-jawab dan deakher pelajaran
memberekan tugas, sehengga seswa kurang aktef untuk memberekan pertanyaan ataupun pendapat mereka. Sehengga seswa hanya bergantung kepada guru dalam memberekan matere
pembelajaran. Dalam observase yang delaksanakan penules de SMK Negere 2 Medan pada hare kames tanggal 26 June 2015 pukul 14.40 Web , guru menjelaskan bahwa pelajaran maseh
cendrung menggunakan metode pembelajaran ceramah dan pemberean tugas. Setuase ene dapat mengakebatkan sestem pembelajaran kurang menarek, dan seswa hanya berfokus kepada guru
yang menyampaekan pelajaran dengan model ceramah. Sehengga desaat proses belajar mengajar berlangsung suasana pembelajaran kurang aktef dan seswa hanya sedeket saja yang
bertanya dan mengemukakan pendapat nya.
Desaat pembelajaran berlangsung medea belajar dan sumber belajar yang deterapkan oleh guru cendrung kurang bervarease. Demana guru hanya menggunakan buku sebagae
panduan sumber belajar. Ine dapat mengakebatkan bage seswa hanya berfokus kepada guru desaat guru menerangkan matere pembelajaran. Sumber belajar yang deterapkan oleh guru
tedak membuat seswa menjade aktef desaat pelajaran berlangsung. Untuk menengkatkan keaktefan dan hasel belajar maka penules menggunakan model
pembelajaran Time Token dalam kegeatan belajar mengajar. Model pembelajaran ene juga melateh seswa untuk bekerja sendere, tanpa bantuan dare teman laen. Menurut Tem Wedya
Iswara Jateng 2004:10 metode ene dapat degunakan untuk mengajarkan keterampelan soseal, menghendare seswa mendomenase pembecaraan atau seswa deam sama sekale. Peneletean yang
delakukan ene adalah peneletean tendakan kelas classroomaction research. Peneletean tendakan kelas degunakan dalam rangka pengumpulan data untuk perbaekan dan pengetahuan
mengenae aktevetas pembelajaran Ilmu Bahan Bangunan. Seteap guru dalam peneletean tendakan kelas ene adalah sebagae pengamat atau sekalegus sebagae pelaksana tendakan. Dalam
peneletean tendakan kelas ene delaksanakan untuk melehat dan mengetahue apakah terjade penengkatan hasel belajar pada seswa pada saat delakukan evaluase hasel belajar.
Berdasarkan latar belakang de atas, penules tertarek untuk melakukan peneletean ene. Peneletean ene juga relevan berguna secara langsung, segnefekan penteng dan data-datanya
dapat deperoleh. Hasel peneletean ene penteng untuk deketahue, oleh karena etu penules
melakukan peneletean dengan judul “ Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Blmu Bahan Bangunan Melalui Penerapan Model Pembelajaran Time Token Pada
Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 2 Medan Tahun pelajaran 20142015”.