Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga, Program Pembangunan Sarana Prasarana Olahraga,mencakupi : Program Pembinaan dan Peningkatan Partisipasi Pemuda, Program Pengelola Pembina Paskibraka Kabupaten Kota Upaya Penanggulangan Loss Generati

31 2.7.2 - Alat Tulis 2.7.3 - Publikasi Dokumentasi 2.7.4 - Makan dan Minum untuk rapat 2.7.5 - Perjalanan Dinas 2.7.6 - Seleksi dan Penyelenggaraan Bakti pemuda antar Provinsi 2.7.7 - Seleksi Pertukaran Pemuda antar Negara PPAN 2.7.8 - Loka Karya 4 Pilar Kebangsaan

2.8 Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga,

mencakupi : 2.8.1 - Pembinaan SSB Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara dan Sumut F.C 2.8.2 - Kegiatan Olahraga dalam rangka Hari Jadi Provinsi ke 66 Tahun 2014 2.8.3 - Seleksi dan Pengiriman atlit Dragon Boat Sumatera Utara ke kejuaraan Piala Raja Thailand 2014

2.9 Program Pembangunan Sarana Prasarana Olahraga,mencakupi :

2.9.1 - Peningkatan Sirkuit Fitness di Sumatera Utara 2.9.2 - Pembangunan Gor Mini di Jalan William Iskandar Muda 2.9.3 - Pengadaan Konstruksi Bangunan lainnya 2.9.4 - Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Olahraga Angkat Berat di Sumatera Utara 2.9.5 - Perencanaan Pembangunan Gedung Olahraga Bowling, dan lain- lain 2.9.6 - Perencanaan Supervisi dan Pembuatan Pagar Stadion Mini jalan William Iskandar Muda Universitas Sumatera Utara 32 2.9.7 - Workship Pemuda dan Olahraga di Sumatera Utara 2.9.8 - Peningkatan Perencanaan Supervisi dan Pembangunan Gedung Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar PPLP 2.9.9 - Pembuatan Master Plan Sport Centre kolam renang jalan Dr. Mansyur Medan

2.10 Program Pembinaan dan Peningkatan Partisipasi Pemuda,

mencakupi: 2.10.1 - Seleksi dan Pelatihan Paskibraka 2.10.2 - Napak Tilas Jejak Pahlawan Nasional di Sumatera Utara 2.10.3 - Pemberdaya Lintas Pemuda

2.11 Program Pengelola Pembina Paskibraka Kabupaten Kota

2.12 Upaya Penanggulangan Loss Generation and Destructive akibat

Narkotika, mencakupi : 2.12.1 - Seminar dan Pelatihan 2.12.2 - Belanja dan Transportasi 2.12.3 - Honorarium

2.13 Road Show Penanggulangan Narkotika, mencakupi :

2.13.1 - Honorarium 2.13.2 - Transportasi 2.13.3 - Cetakan 2.13.4 - Penggandaan 2.13.5 - Perlengkapan 2.13.6 - Belanja Bahan, dan lain-lain Universitas Sumatera Utara 33 Bila dilihat dari komponen pembiayaan anggota tersebut diatas dimana tidak adanya anggaran produksi barang, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan Instansi Pemerintah bukanlah ditujukan untuk menciptakan produk. Berbeda dengan penganggaran di perusahaan swasta BUMN tampak sekali perencanaan dimulai dari perencanaan produk hingga ke penjualan dan anggaran rugi laba. Hal ini memang disebabkan oleh karena perusahaan baik swasta maupun BUMN berorientasi pada laba Profit Oriented sedangkan perencanaan dan penganggaran di instansi pemerintah orientasinya adalah manfaat sosial Social Benefit. Meskipun perencanaan dan dan penganggaran di instansi pemerintah berorientasi pada social benefit tapi tak dapat dipungkiri bahwa anggaran pemerintah merupakan penggerak utama pembangunan di negara kita Indonesia. Belanja pemerintah misalnya untuk pembuatan jembatan, gedung maupun jalan akan membuka permintaan material besi baja, aspal, batu, semen dan lainnya, dengan demikian maka transaksi perniagaan untuk jenis barang-barang tersebut menjadi terbuka dan industri besi baja dan aspal pun pada gilirannya akan mempersiapkan produksinya untuk mengisi pasar. Tidak saja belanja pemerintah dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan disektor industri, bahkan permintaan terhadap tenaga kerja pun akan bertambah sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangannya di sektor industri, demikian juga di sektor konsumsi masyarakat dengan sendirinya terdorong maju sebagai akibat tercapainya daya beli masyarakat dengan terbukanya lapangan kerja dan berkurangnya pengangguran. Universitas Sumatera Utara 34 Konsumsi masyarakat dimaksud adalah konsumsi masyarakat industri, berupa : 1. Barang-barang modal industri 2. Bahan baku dan penolong 3. Perlengkapan Konsumsi masyarakat biasa berupa : 1. Sandang pangan 2. Perumahan 3. Kendaraan 4. Alat hiburan dan lain-lainnya Semua unsur ekonomi dari hulu hingga ke hilir saling mendorong satu sama lainnya yang menciptakan apa disebut sebagai “ Effect Multiplier “. Itulah yang digerakkan oleh kegiatan anggaran belanja pemerintah, oleh karena itu setiap anggaran departemen yang di bagi ke dinas-dinasnya di seluruh provinsi menghendaki terjadinya penyerapan anggaran yang signifikan, sehingga anggaran pemerintah yang disebut juga anggaran pembangunan ini sungguh-sungguh dapat mendorong roda perekonomian bangsa. Anggaran pembangunan pemerintah ini selain dapat disebut sebagai penggerak roda pembangunan, berfungsi juga sebagai alat transformasi kesejahteraan masyarakat yang dalam pelaksanaanya ditandai dengan terbukanya secara luas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat. Universitas Sumatera Utara 35 Untuk negara kita Indonesia, peranan pemerintah masih mendominasi pergerakan perekonomian nasional, karena pada dewasa ini pemenuhan terhadap infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, jembatan, listrik, air, dan lain-lainnya masih harus ditangani oleh pemerintah karena tidak semua infrastruktur dapat diserahkan kepada pihak swasta swastanisasi. Oleh karena itu pula pemerintah melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD di tiap provinsi kabupaten dan kota mengharapkan agar pada setiap tahun anggaran harus berusaha menghindari terjadinya sisa anggaran pembangunan SIAP, karena bila terjadi “ SIAP “ maka konsekuensi pada tahun berikutnya instansi dimaksud tidak sanggup melaksanakan merealisasikan anggaran sehingga anggaran berikutnya dapat berkurang dari semestinya. Beberapa faktor pendukung dalam kesuksesan pelaksanaan anggaran adalah : 1. Kecakapan personil dalam menyusun anggaran 2. Kemampuan berkoordinasi dalam lingkungan kerja yang berkaitan 3. Ketepatan waktu penyaluran dana dari pusat 4. Kecepatan evaluasi dan feedback terhadap sistem penganggarannya Pada umumnya bila ke-4 faktor diatas telah dimiliki SKPD di tiap-tiap dinas tidak terkecuali di Disporasu, maka penyerapan anggaran bisa mencapai target dengan selisih nilai up down yang relatif kecil di kisaran 1. Ini bisa terjadi bila penaksiranpengirangiraan harga satuan barang maupun jasa saat Universitas Sumatera Utara 36 penganggaran cukup teliti.Dengan demikian saat realisasi tidak terjadi perbedaan nilai yang besar dan jika terjadi perbedaan, hal itu hanya dipengaruhi oleh tingkat inflasi saja. Sebagai gambar pelaksanaan program kerja Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara Disporasu yang dituangkan ke dalam Anggaran Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.1. Universitas Sumatera Utara 37 Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Tabel 3.1 Tabel Persentase Dan Realisasi TerhadapTotal Anggaran Dan Total Realisasi Pada Dinas Pemuda Dan Olah Raga Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014 Universitas Sumatera Utara 34 Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa anggaran belanja di Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara Disporasu terdiri dari 2 dua jenis mata anggaran sebagaimana umunya pada dinas-dinas yang lain, yakni : 1. Anggaran Belanja tidak langsung Anggaran belanja yang menyangkut belanja pegawai antara lain : Gaji, Tunjangan, Honor serta tambahan kesejahteraan PNS sesuai dengan beban kerja. 2. Anggaran Belanja tidak langsung Anggaran belanja yang menyangkut pengadaan barang dan jasa. Porsi Anggaran Belanja Tidak Langsung dari total anggaran hanya sebesar Rp. 8.902.112.008 12,83 dari total anggaran Anggaran ini pun tidak seluruhnya terealisasi dimana realisasi anggaran hanya mencapai Rp. 7.859.810.459 13,40 dari total realisasi kegiatan. Namun pada porsi Anggaran Belanja Langsung terlihat sangat besar yakni Rp. 60.489.300.400 87,17 dari total anggaran sedangkan realisasinya hanya mencapai Rp. 50.781.242.822 86,6 dari total realisasi kegiatan. Perbedaan besaran porsi antara Belanja Tidak Langsung dengan Belanja Langsung adalah dikarenakan Anggaran Belanja Tidak Langsung hanya berkisar pada pembiayaan rutin gaji dan tunjangan-tunjangannya, sedangkan Anggaran Biaya Langsung adalah memuat berbagai keperluan pengadaan barang dan jasa yang jumlahnya jauh lebih besar tinimbang anggaran rutin kepegawaian. Untuk melihat seberapa besar realisasi pelaksanaan dibandingkan anggaran dapat dilihat di Tabel 3.2. 38 Universitas Sumatera Utara 34 Tabel 3.2 Tabel Persentase Dan Realisasi TerhadapTotal Anggaran Dan Total Realisasi Pada Dinas Pemuda Dan Olah Raga Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014 Universitas Sumatera Utara 34 Dari Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa Realisasi Anggaran Biaya Tidak Langsung adalah Rp. 7.859.810.459 88,29 dari anggaran sehingga masih terjadi sisa anggaran sebesar Rp. 1.042.302.541 11,71 dari anggaran sisa anggaran ini disebabkan oleh penetapan gaji dan tunjangan saat penganggaran disesuaikan dengan kegiatan perencanaan dan target kerja. Karena Anggaran Biaya Langsungnya tidak seluruhnya terserap membawa akibat juga terhadap besaran organisasi pelaksanaannya tidak maksimum terpakai sehingga biaya honor dan lainnya juga menjadi tidak terpakai. Akan halnya dengan Anggaran Biaya Langsung dimana terlihat bahwa secara total realisasinya hanya Rp. 50.781.242.822 dari anggaran sebesar Rp. 60.489.300.400 83,95 sedangkan sisa anggaran mencapai Rp. 9.708.057.578 16,05 dari anggaran. Dalam tabel menunjukkan bahwa Anggaran Biaya Langsung yang membuat terjadinya sisa anggaran terutama terletak pada mata anggaran program pembangunan sarana prasarana olahraga sebesar Rp. 6.613.940.920 menyangkut pembangunan GOR mini dijalan William Iskandar Muda dan pengadaan sirkuit fitness. Realisasi pembangunan GOR mini dan pengadaan sirkuit fitness ini jauh dibawah anggaran, selebihnya pada seluruh mata anggaran yang lain dimana pelaksanaannya dibawah anggaran yang telah ditentukan. Hal ini juga terlihat secara total yakni Anggaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung yang mencapai Rp. 69.391.412.400 terealisasi Universitas Sumatera Utara 35 hanya Rp. 58.641.053.281 84,51 dari anggaran dan membawa sisa sebesar Rp. 10.750.359.119 15,49 dari anggaran yang tersebar pada seluruh mata anggaran kecuali pada mata anggaran program peningkatan disiplin aparatur yang hanya menyisakan anggaran sebesar 1,16 . Keadaan ini tentu menyimpulkan bahwa penyerapan anggaran pada Dinas Pemuda dan Olahraga tahun 2014 belum begitu menggembirakan dimana sisa anggaran mencapai 15,49 . Banyak hal yang membuat sisa anggaran ini begitu relatif besar dan sudah dikemukakan pada lembaran dimuka antara lain disebabkan oleh penyusunan anggaran yang tidak komprehensif mendalam dan lengkap. Selain itu penaksiran harga maupun kuantitas pada anggaran bisa sangat bias pada saat realisasi anggaran, disamping karena penyusunan anggaran juga melibatkan banyak pihak maka secara potensial dapat menimbulkan persoalan hubungan kerja yang dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran. 41 Universitas Sumatera Utara 36

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN