Analisis Perbandingan Anggaran Dan Realisasi Dana Dekonsentrasi Pada Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN ANGGARAN DAN REALISASI DANA DEKONSENTRASI PADA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI

PROVINSI SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

DERI KURNIAWAN 112101064

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : DERI KURNIAWAN

NIM : 112101064

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS PERBANDINGAN ANGGARAN

DAN REALISASI DANA DEKONSENTRASI PADA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI SUMATERA UTARA

TANGGAL: JUNI 2014 DOSEN PEMBIMBING

Dra. Lucy Anna, M.Si NIP: 195104211976032003

TANGGAL: JUNI 2014 KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMAIII KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP: 197411232000122001

TANGGAL: JUNI 2014 DEKAN FAKULTAS

EKONOMI DAN BISNIS

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA NIP: 195604071980021001


(3)

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dengan selesainya tugas akhir ini, maka Penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda M. Yahya dan Ibunda Zarni. Z yang telah mendidik dan mengasuh Penulis dengan penuh kasih sayang serta berkat do’a mereka, Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec. Ac, AK, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Jurusan Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris Pengelola Jurusan Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada Penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


(4)

Universitas Sumatera Utara.

7. Staf dan Pegawai Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara yang banyak membantu selama magang dan mengerjakan tugas akhir ini.

8. Kepada saudara kandung Penulis Liana, Irma Yeni, dan Ervina, serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada Penulis selama ini.

9. Kepada seluruh teman-teman Diploma III Keuangan stambuk 2011, rekan-rekan G- Pav (Ikhsan, Dicky, Faza, Randy, Dimas, Imam, Harry, dan Hamra) yang telah banyak memberikan motivasi dan dorongan semangatnya kepada Penulis selama ini.

10.Kepada seluruh Keluarga Besar HMI Komisariat PAAP USU yang telah begitu banyak memberikan dukungan yang besar bagi penulis.

Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, 14 Mei 2014 Penulis


(5)

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Perumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 8

A.Sejarah Ringkas Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ... 6

B.Makna Logo Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ... 9

C.Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ... 10

D.Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ... 16


(6)

BAB III PEMBAHASAN ... 30

A.Dekonsentrasi ... 30

B.Penyusunan Anggaran Dekonsentrasi ... 31

C.Jumlah Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2010, 2011, dan 2012 pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ... 32

D.Realisasi Anggaran Dekonsentrasi tahun 2010, 2011, dan 2012 pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ... 33

E. Perbandingan Tingkat Realisasi Anggaran Dekonsentrasi dari Tahun 2010, 2011, dan 2012 pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ... 35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

A.Kesimpulan ... 45

B.Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47


(7)

Halaman Tabel 1.1 Rincian Biaya Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2012………...…..2

Tabel 3.2 Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2010………...…..35

Tabel 3.3 Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2011……...……..37

Tabel 3.4 Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2011……….39


(8)

Halaman Gambar 2.1 Logo Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera

Utara...9

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara merupakan sebuah lembaga pemerintahan yang bergerak dibidang pertambangan umum yang bertugas untuk menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintah provinsi, dengan tugas dekonsentrasi dibidang pertambangan.

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara berperan selaku Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi, yang disebut SKPD Provinsi. SKPD Provinsi adalah organisasi/ lembaga pada pemerintah daerah provinsi yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan dekonsentrasi dibidang energi dan sumber daya mineral.

Instansi yang menggunakan dana dekonsentrasi bukan hanya Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara. Instansi-instansi lain juga menggunakan dana tersebut selama instansi tersebut berperan sebagai SKPD.

Sebelum tahun 2012, seluruh Provinsi di Indonesia mendapatkan anggaran sebesar Rp.1.000.000.000 untuk bidang Energi dan Sumber Daya Umum, namun hasil Musrembang (Musyawarah Rencana Pembangunan) untuk anggaran tahun 2012 menetapkan, bahwa pengalokasian anggaran untuk setiap provinsi berbeda, tergantung jumlah Izin Usaha Pertambangan (IUP) mineral, logam dan batubara. Dengan demikian jumlah anggaran Dekonsentrasi tahun 2012 berbeda-beda untuk setiap Provinsi.


(10)

Pada tahun 2012, Provinsi Sumatera Utara mendapat anggaran Dekosentrasi sebesar Rp.559.879.000, dan jumlah anggaran ini merupakan jumlah terkecil dari jumlah anggaran untuk Provinsi lain yang berada di pulau Sumatera. Tabel 1.1 menunjukkan anggaran Dekonsentrasi untuk tahun 2012 di pulau Sumatera.

Tabel 1.1

Rincian Biaya Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2012 di pulau Sumatera Lokasi, Program, Kegiatan Biaya Dekonsentrasi

Sumatera Utara Rp. 559.879.000,00

Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Kegiatan pembinaan, koordinasi perencanaan dan kerja sama

Nanggroe Aceh Darussalam Rp. 672.984.000,00 Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas

teknis lainnya

Kegiatan pembinaan, koordinasi perencanaan dan kerja sama

Sumatera Selatan Rp.1.214.113.000,00

Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Kegiatan pembinaan, koordinasi perencanaan dan kerja sama

Sumatera Barat Rp. 952.419.000,00

Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Kegiatan pembinaan, koordinasi perencanaan dan kerja sama


(11)

Sumber: Peraturan Menteri ESDM, 2012

Tabel 1.1, berisikan daftar rincian anggaran Dekosentrasi untuk tahun anggaran 2012 pada wilayah-wilayah di pulau Sumatera. Dapat dilihat, wilayah Sumatera Utara mendapatkan anggaran paling sedikit, hal ini disebabkan karena hanya 5 perusahaan yang menghasilkan logam di wilayah Sumatera Utara, tentu jumlah IUP di wilayah Sumatera Utara hanya untuk 5 wilayah.

Lokasi, Program, Kegiatan Biaya Dekonsentrasi

Riau Rp. 686.290.000,00

Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Kegiatan pembinaan, koordinasi perencanaan dan kerja sama

Jambi Rp.1.384.879.000,00

Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Kegiatan pembinaan, koordinasi perencanaan dan kerja sama

Lampung Rp. 741.743.000,00

Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Kegiatan pembinaan, koordinasi perencanaan dan kerja sama


(12)

Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik melakukan penelitian tersebut, bagaimana Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara memanfaatkan dana tersebut dengan realisasi yang baik sesuai dengan yang telah direncanakan serta bagaimana dampak dari hasil Musrembang pada rencana kegiatan di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara serta realisasinya. Maka dari itu penulis mengambil judul tugas akhir ini adalah: “Analisis Perbandingan Anggaran dan Realisasi Dana Dekonsentrasi pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, masalah dapat dirumuskan:

Bagaimana tingkat perbandingan anggaran dan realisasi dana dekonsentrasi pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat perbandingan anggaran dan realisasi dana dekonsentrasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara anggaran.


(13)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

2. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang, khusunya penelitian yang berkaitan dengan APBN.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang penulis dapatkan, baik dari bangku kuliah maupun dari luar dan memperdalam pengetahuan serta menambah wawasan dibidang analisis anggaran, khususnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

E. Sumber-Sumber Data

Sumber-sumber dana diperoleh dari Dinas Pertmbangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara merupakan Data Sekunder, yaitu data yang diolah dan diperoleh dari perusahaan dalam bentuk dokumen.


(14)

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara: 1. Wawancara (interview), yaitu untuk mendapat data dengan

mengadakan Tanya jawab dengan pihak yang berwenang dalam kantor dinas tentang data dan informasi sesuai dengan materi dan pokok bahasan dalam tulisan.

2. Dokumentasi, yaitu melakukan penelitian terhadap dokumen perusahaan yang berhubungan dengan penelitian ini guna mendapatkan data sekunder.


(15)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Pembentukan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatra Utara diawali dari terbentuknya Kantor Perwakilan Departemen Pertambangan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) di Medan pada tahun 1970, kemudian menjadi Kantor Wilayah pada tahun 1978. Kantor Wilayah ini adalah Instansi vertical Departemen pembentukan Dinas Pertambangan dan Energi di Daerah Tingkat 1, dimana tanggungjawab dipegang oleh Gubernur dengan tugas yang di bebankan sebagai berikut:

1. Menyelengarakan tugas dan fungsi Departemen Pertambangan dan Energi di wilayah yang bersangkutan.

2. Menyelenggarakan hubungan kerja sama dengan Gubernur Kepala Daerah Hukum Tingkat I dan instansi lain yang terkait dalam rangka koordinasi, pertimbangan petunjuk dan bantuan teknik serta memberikan laporan mengenai masalah utama Pertambangan dan Energi Sumatra Utara.

3. Menerapkan prinsip Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronasi baik dalam lingkungan masing-masing antar satuan organisasi baik dalam departemen serta dengan instansi vertikal lainnya dan pemerintah Daerah dengan tugas pokoknya masing-masing.

4. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas dan suksesnya program pertambangan dan energi Daerah.


(16)

Secara garis besar status Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara diuraikan sebagai berikut:

1) Tahun 1945, Jawatan Pertambangan dibawahi Kementrian Kemakmuran.

2) Tahun 1949, Kementerian Kemakmuran diganti menjadi Kementrian. Perekonomian, Jawatan menjadi Dinas Pertambangan.

3) Tahun 1950, Kementerian Perekonomian diubah menjadi Kementrian Perindustrian, Dinas Pertambangan kembali menjadi Jawatan Pertambangan. 4) Tahun 1955, Kementerian Perindustrian diubah menjadi Departemen

Perindustrian Rakyat (DEPRINRA), membawahi beberapa Jawatan dan Biro Minyak dan Gas Bumi.

5) Tahun 1964, Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan (DEFARDATAM).

6) Tahun 1966, Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan diubah menjadi departemen Perindustrian dan Pertambangan.

7) Tahun 1970, Tanggal 1 juli 1970 mulai berdiri kantor Perwakilan Departemen Pertambangan Sumatra Bagian Utara di Medan. Pendirian berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan No.338/Kpts/M/Pertambangan/1969.

8) Tahun 1973, Kantor Perwakilan Departemen Pertambangan Sumatera Bagian Utara diubah menjadi kantor Departemen Pertambangan Sumatera bagian Utara di Medan.

9) Tahun 1978, Kantor Departemen diubah menjadi Departemen Pertambangan dan Energi yang terdiri dari 2 Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Direktorial Jenderal Ketenagaan, sedangkan Sekretaris Jendral dan Inspektorat


(17)

masih dalam satu organisasi Kantor Daerah Departemen Pertambangan dan Energi Sumatera Utara di Medan.

10)Tahun 1982, Kantor Wilayah Departemen dan Energi Provinsi Utara diubah menjadi Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Sumatera Utara dan Aceh di Medan.

11)Tahun 1987, Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Sumatera Utara dan Aceh diubah menjadi Kantor Wilayah Pertambangan dan Energi Sumatera Utara di Medan.

12)Tahun 1989, terbentuknya Dinas Pertambangan Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara berdasarkan Perda No.16 Tahun 1989.

13)Agustus 2000, Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara.

14)Maret 2001, Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara diubah menjadi Eks Kantor Wilayah Departemen Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara. 15)Berdasarkan peraturan Daerah Provinsi Sumatra Utara No.3 Tahun 2001

tanggal 31 Juli 2001, tentang dinas-dinas Daerah Provinsi Sumatra Utara maka Eks Kantor Wilayah Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara dan Eks Dinas Pertambangan Tingkat I Provinsi Sumatra Utara digabungkan menjadi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara.


(18)

B. Makna Logo Dinas Pertambangan dan Energi Sumatera Utara

Gambar 2.1 Logo Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Makna Logo Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Kepalan tangan yang diacungkan keatas dengan menggenggam rantai beserta perisainya melambangkan kebulatan tekad perjuangan rakyat Provinsi Sumatera Utara melawan imperalisme, feodalisme dan komunisme.

2. Batang bersudut lima, perisai dan rantai melambangkan kesatuan masyarakat didalam membela dan mempertahankan Pancasila.

3. Pabrik, pelabuhan, pohon karet, pohon sawit, daun tembakau, ikan, daun padi, tulisan ”SUMATERA UTARA” melambangkan daerah yang indah permai masyur dengan kekayaan alamnya yang melimpah-limpah.


(19)

4. Tujuh belas kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba dan empat puluh lima butir padi menggambarkan tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan dimana ketiga-tiganya ini berikut tongkat dibawah kepalan tangan melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran bangsa, patriotisme, pecinta, keadaan, dan pembela keadilan.

5. Bukit barisan yang berpuncak lima melambangkan tata kemasyarakatan yang berkepribadian luhur, bersemangat persatuan kegotong-royongan yang dinamis.

C. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Kebijakan

1. Visi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara Visi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara adalah “Terwujudnya pengelolaan pertambangan dan energi yang menghasilkan nilai tambah bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kemandirian masyarakat melalui pembangunan.”

Makna dari visi tersebut dapat diuraikan sebagi berikut:

a) Terwujudnya pengusahaan Pertambangan dan Energi melalui pengelolaan pembangunan yang berwawasan di lingkungan.

b) Terwujudnya nilai pengusahaan Pertambangan dan Energi yang menghasilkan nilai tambah yaitu usaha Pertambangan dan Energi yang dapat meningkatkan kualitas dan keanekaragaman pemanfaatan bahan tambang dan energi.

c) Terwujudnya pengusahaan Pertambangan dan Energi yang menghasilkan kesejahteraan masyarakat.


(20)

d) Terwujudnya pengusahaan Pertambangan dan Energi yang bermanfaat bagi komponen masyarakat yang beragam.

2. Misi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka misi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara adalah:

a) Meningkatkan profesionalisme, etika, dan moral aparatur yang mencerminkan pemerintahan yang baik, bersih, transparan dan akuntabel serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (Good Govermence).

b) Meningkatkan kualitas penyediaan data dan potensi sumber daya mineral, energi dan air bawah tanah dalam rangka pengembangan dan pengusahaannya dan pencegahan.

c) Meningkatkan kualitas data dan informasi potensi bencana alam geologi (tanah longsor, letusan gunung berapi, dan gempa bumi) dalam rangka upaya penanggulangan dan pencegahan.

d) Meningkatkan pencarian sumber-sumber baru mineral dan energi untuk kelangsungan ketersediaan sumber daya mineral dan energi.

e) Meningkatkan dan mendorong pengusahaan pertambangan dan energi yang berwawasan lingkungan.

f) Membangun dan menumbuhkan koordinasi yang erat dengan pihak yang terkait untuk memenuhi dan menjaga pasokan tenaga listrik bagi masyarakat dan industri di Sumatera Utara.


(21)

g) Mendorong peningkatan penerimaan pajak dan retribusi dari kegiatan usaha pertambangan dan energi.

h) Mendorong dan meningkatkan pengembangan wilayah dan kesejahteraan rakyat setempat melalui pengusahaan pertambangan dan energi.

i) Meningkatkan pengawasan dan pembinaan pengusahaan pertambangan dan energi dalam rangka terlaksananya kegiatan pertambangan dan energi dalam energi yang baik dan benar serta berwawasan lingkungan.

j) Mendorong dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengusahaan pertambangan.

3. Tujuan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dan memperhatikan tugas pokok dan fungsi, maka Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara mempunyai tujuan sebagai berikut:

a) Meningkatkan Profesionalisme sumber daya manusia, aparatur dan pengusahaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

b) Meningkatkan kegiatan penyelidik potensi pertambangan dan energi.

c) Meningkatkan kualitas penyediaan data dan informasi sumber daya mineral dan energi serta sumber daya air tanah yang memiliki kelayakan ekonomi untuk dikembangkan.

d) Meningkatkan peluang pasar, investasi, pengusahaan pertambangan dan energi migas dan tenaga listrik.


(22)

e) Meningkatkan pengembangan wilayah dan masyarakat (Community Development) di sekitar wilayah pertambangan.

f) Meningkatkan pemberian pelayanan kepada masyarakat berorientasi.

g) Meningkatkan pengendalian pengelolaan lingkungan pertambangan, migas dan ketenagalistrikan serta sumber daya air tanah.

h) Meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan instansi lingkunngan hidup, kehutanan dan instansi terkait.

i) Menyusun Peraturan Daerah (PERDA) tentang pengusahaan pertambangan, migas dan ketenagalistrikan serta sumber daya air tanah.

j) Meningkatkan pengadaan peralatan lapangan dan laboratorium.

k) Meningkatkan pengembangan pemanfaatan bahan galian untuk indutri sebagai bahan baku.

l) Meningkatkan penyediaan energi listrik di pedesaan yang belum dijangkau jaringan PLN.

m) Penyebaran luasan informasi pertambangan dan energi melaui promosi, booklet dan internet.


(23)

4. Sasaran Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara memiliki sasaran sebagai berikut:

a) Tersedianya Sumber Daya Manusia (aparatur) yang berkualitas dan profesional.

b) Tersedianya data dan informasi yang lebih akurat dan rinci tentang geologi, sumber daya mineral, energi, bencana alam, tanah longsor, gunung berapi, gempa bumi dan air tanah/ hidrogeologi.

c) Terbukanya peluang investasi, pemanfaatan dan pasar bagi pengusahaan Pertambangan, Migas dan Ketenagalistrikan.

d) Terwujudnya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan perekonomian masyarakat, pelayanan prima, pengusahaan pertambangan, migas, ketenagalistrikan dan sumber daya air tanah yang benar dan baik serta berwawasan lingkungan.

e) Terwujudnya persepsi yang sama dengan instansi lingkungan hidup, kehutanan dan instansi terkait dalam hal pengelolaan pengusahaan pertambangan, migas, ketengalistrikan dan sumber daya air tanah.

f) Tersedianya perda tentang pengusahaan pertambangan, migas, ketengalistrikan dan sumber daya air tanah.

g) Tersedianya pengadaan energi listrik untuk masyarakat di daerah terpencil. h) Tersedianya pengadaan air bersih untuk keperluan masyarakat.


(24)

5. Kebijakan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara membuat kebijakan sebagai berikut:

a) Peningkatan kualitas data/ informasi pertambangan dan energi, pencarian/ eksplorasi sumber-sumber baru bahan galian mineral, energy, dan air bawah tanah.

b) Peningkatan pencarian/ eksplorasi sumber-sumber baru bahan galian mineral, energy, dan air bawah tanah.

c) Pengelolaan pertambangan dan energi yang berwawasan lingkungan. d) Mendorong peran swasta dalam pengusahaan pertambangan dan energi.

e) Mendorong pendayagunaan potensi sumber daya alternatif alamiah, seperti: Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkti Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) oleh swasta.

f) Mendorong pemakaian air permukaan untuk industri, pabrik, pertanian dan pemanfaatan air tanah sebagai alternatif terakhir.

g) Menggalang sosialisasi kebijakan/ hasil-hasil kegiatan dibidang pertambangan dan energi.


(25)

D. Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Struktur organisasi adalah salah satu fungsi pembagian kerja atau tanggungjawab serta wewenang dan penetapan unsur-unsur organisasi sehingga dapat berjalan sesuai dengan sistem yang berlaku untuk mencapai tujuan dan sasaran yang didukung oleh sarana dan prasarana.

Organisasi dalam perusahaan merupakan tempat untuk melakukan tugas-tugas atau pekerjaan dalam menetapkan tanggungjawab dalam suatu badan atau inti usaha guna terealisasinya rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Prinsip faktor penilaian organisasi adalah: a. Rumusan yang jelas

b. Pembagian kerja

c. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab d. Rentang kekuasaan

e. Pengawasan

Struktur organisasi adalah satu bagan yang menggambarkan secara skematis penetapan tugas-tugas, fungsi wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan bakat, pendidikan, pengalaman, dan keahlian. Struktur organisasi berfungsi untuk menyelenggarakan tugas kedinasan untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan oleh kantor, staf, dan pegawai, sehingga mereka mengetahui kewajiban, tugas, wewenang dan tanggung jawab serta pegawai dapat mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik dan penuh tanggungjawab.


(26)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, 2014 Kepala Dinas Sekertaris KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Sub Bagian Program Sub Bagian Umum Sub Bagian Keuangan BIDANG LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI BIDANG GEOLOGI

DAN SUMBER DAYA MINERAL BIDANG PERTAMBANGAN UMUM Seksi Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Seksi Perizinan Seksi Sumber Daya Mineral Seksi perizinan pertambangan umum Seksi pembina usaha pertambangan umum Seksi Distribusi Minyak dan Gas Bumi Seksi Energi Baru Seksi Hidrogeologi Seksi Minyak dan Gas Bumi Seksi pertambangan umum Seksi Ketenagaanlistrik an Seksi Geologi Lingkungan


(27)

E. Job Description Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Berdasarkan struktur organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara maka tugas dan fungsi jabatan yang berbeda pada organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

Uraian tugas Kepala Dinas:

1. Memimpin, membina, mensinkronisasi, mengendalikan tugas dan funsgi tugas.

2. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana kegiatan dinas, sesuai dengan arahan pembangunan nasional dan pembangunan daerah.

3. Menyelenggarakan penetapan pengkajian dan menetapkan penetapan pemberian dukungan dengan kebijakan umum dan kebijakan Pemerintah Daerah.

4. Menyelenggarakan dan menetapkan pemberian dukungan tugas atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah dibidang Pertambangan dan Energi.

5. Menyelenggarakan fasilitas yang berkaitan dengan penyelenggaraan program pertambangan umum, geologi, dan sumber daya mineral, listrik dan pemamfaatan energi, minyak dan gas bumi.

6. Menyelenggarakan pemberian saran pertimbangan dan rekomendasi mengenai pertambangan dan energi sebagai bahan penetapan kebijakan umum pemerintahan daerah.


(28)

7. Menyelenggarakan telahan staf sebagai bahan pertimbangan pengembalian kebijakan.

8. Menyelenggarakan koordinasi kerja sama dengan Instansi/ lembaga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dinas.

9. Penyelenggaraan koordinasi penyusunan tugas-tugas teknis serta evaluasi dan pelaporan yang meliputi sekertaris, pertambangan umum, geologi dan sumber daya mineral, listrik dan pemamfaatan energi, minyak bumi dan gas bumi. 10.Menyelengarakan koordinasi kegiatan teknis dalam rangka penyelenggaraan

pelayanan dibidang Pertambangan dan Energi.

11.Menyelenggarakan koordinasi dengan dinas/ lembaga Pertambangan dan Energi lintas Kabupaten/ Kota.

12.Menyelenggarakan pengkoordinasian dan membina unit pelaksanaan teknis dinas.

13.Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain.

14.Menyelenggarakan tugas lain sesuai bidang tugas dan fungsinya

1.1. Sekretaris

Sekretaris Dinas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan koordinasi rencana program kerja sekretariat, bidang-bidang dan unit pelaksana teknis dinas

2. Pengkajian dan koordinasi perancanaan dan program dinas, perencanaan dan program kesekretariatan dan anggaran belanja.


(29)

3. Penyelenggaraan administrasi perencanaan, keuangan, umum, kepegawaian, dan pelayanan umum sesuai ketentuan dan standart yang diberikan.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya.

5. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya.

6. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas, sesuai standart yang ditetapkan.

7. Penyusunan bahan rancangan pendokumentasian peraturan perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan, dan hubungan masyarakat.

8. Penyelenggaraan fasilitas dan pengaturan pengamanan kantor. 9. Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat internal dinas.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sekretaris dibantu oleh: a) Sub Bagian Umum

b) Sub Bagian Keuangan c) Sub Bagian Program

1.2. Sub Bagian Umum

Sub bagian umum mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Melaksanakan pengumpulan data/ bahan untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi sekretaris.

2. Melaksankan penyusunan perencanaan/ program kerja sekretaris dan sub bagian umum.


(30)

3. Melaksanakan penyusunan dan pengelolaan data-data pegawai.

4. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala dan pensiunan pegawai, peninjauan masa kerja dan pemberian penghargaan, serta tugas/ izin belajar, pendidikan dan pelatihan kepemimpinan/ stuktural fungsional dan teknis.

5. Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan kedisplinan pegawai.

6. Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karir dan mutasi serta pemberhentian pegawai.

7. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan kepada unit dilingkungan dinas.

8. Melaksanakan penyusunan bahan rancangan serta pendokumentasian peraturan perundang-undangan.

9. Melaksanakan administrasi/ penatausahaan, penerimaan, pendistribusian surat-surat naskah dinas dan arsip.

10.Melaksankan penyusunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana pengurusan rumah tangga, pemeliharaan/ perawatan lingkungan kantor, kendaraan dan aset lainya serta ketertiban, keindahan, keamanan dan layanan kantor.


(31)

1.3. Sub Bagian Keuangan

Sub bagian keuangan mempunyai uraian tugas:

1) Melaksanakan pengumpulan data/ bahan untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi sekretaris.

2) Melaksanakan penyusunan perencanaan/ program kerja sekretaris dan sub bagian keuangan.

3) Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran dinas. 4) Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan dinas. 5) Melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan daerah. 6) Melaksanakan pembinaan pembendaharaan keuangan.

7) Melaksanakan penyiapan bahan dan pembinaan pengelolaan teknis administrasi keuangan.

8) Melaksanakan pembayaran gaji pegawai dan penghasilan tambahan lainnya. 9) Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak langsung

pada dinas dan unit pelaksana teknis.

1.4. Sub Bagian Program

Sub bagian program mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

1. Melaksanakan pengumpulan data/ bahan untuk kebutuhan pelaksaan tugas dinas dan fungsi sekretaris.

2. Melaksanakan penyusunan perencanaan/ program kerja sekretaris dan sub bagian program.


(32)

3. Melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan program kerja sekretaris dan sub bagian program yang meliputi pertambangan dan energi.

4. Melaksanakan penyusunan pengkoordinasian evaluasi dan monitoring. 5. Melaksanakan penyusunan pengelolaan data pertambangan dan energi.

1.5. Bidang Pertambangan Umum

Kepala bidang pertambangan umum mempunyai tugas membantu Kepala Dians dalam menyelenggarakan urusan pemerintah dibidang pelayanan perizinan, pembinaan usaha, pengawasan pertambangan umum dan panas bumi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kapala Sub bagian Pertambangan Umum menyelenggarakan fungsi:

1. Menyelenggarakan pembuatan peraturan perundang-undangan daerah provinsi dibidang mineral, batu bara dan gas bumi.

2. Menyelenggarakan penyusunan data dan informasi usaha pertambangan mineral dan batu bara serta panas bumi lintas Kabupaten/ Kota.

3. Menyelenggarakan pemberian izin usaha pertambangan mineral, batubara dan gas bumi dan wilayah lintas Kabupaten/ Kota dan paling jauh 12 mil dilaut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/ atau kearah perairan kepulauan. 4. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha

pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi pada wilayah lintas Kabupaten/ Kota dan paling jauh 12 mil di laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/ atau ke arah perairan kepulauan.


(33)

5. Menyelenggarakan pengelolaan, pembinaan dan pengawasan pelaksaan izin usaha jasa pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi dalam rangka penanaman modal lintas Kabupaten/ Kota.

6. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan pertambangan termasuk reklamasi dan pasca tambang, konservasi dan peningkatan nilai tambah terhadap usaha pertambangan mineral, batu bara, dan panas bumi pada wilayah Kabupaten/ Kota atau yang berdampak regional.

7. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pengusahaaan KP lintas Kabupaten/ Kota.

8. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral, dan batu bara untuk operasi produksi, serta panas bumi yang berdampak lingkungan langsung lintas Kabupaten/ Kota.

9. Menyelenggarakan pengelolaan data dan informasi mineral, batu bara, dan panas bumi serta pengusahaan dan SIG wilayah kerja pertambangan di wilayah Provinsi.

10.Menyelenggarakan penetapan potensi panas bumi serta neraca sumber daya dan cadangan mineral dan batu bara di wilayah Provinsi.

11.Menyelenggarakan pengangkatan dan pembinaan inspektur tambang serta pembinaan jabatan fungsional Provinsi.

12.Menyelenggarakan evaluasi rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan serta analisis mengenai dampak lingkungan.


(34)

13.Menyelenggarakan pengkoordinasian perizinan dan pengawasan penggunaan bahan peledak di wilayah tambang sesuai dengan kewenangannya.

14.Menyelenggarakan pemberian bimbingan dan konsultasi terhadap pemegang IUP, IPR atau IPK lintas Kabupaten/ Kota.

15.Menyelenggarakan proses pengesahan kepala teknik tambang yang diangkat oleh perusahaan sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap semua kegiatan di lapangan.

16.Menyelenggarakan proses pemberian izin Kartu Izin Meledakkan (KIM). 17.Menyelenggarakan proses perizinan gudang bahan peledak untuk kegiatan

usaha pertambangan mineral, batu bara dan panas bumi.

1.6. Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral

Kepala Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan penyusunan rencana program kerja Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral.

2) Menyelenggarakan pengkajian dan pengkoordinasian perencanaan program kerja Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral dengan bidang lain dan Sekretariat.

3) Menyelenggarakan pengkajian perencanaan pembuatan peraturan daerah dibidang air tanah.


(35)

5) Menyelenggarakan pengelolaan pemberian rekomendasi teknis untuk izin pengeboran, izin penggalian, dan izin penyerapan mata air, pemakaian air tanah atau pengusahaan air tanah lintas Kabupaten/ Kota.

6) Penyelenggaraan pengkajian penetapan wilayah konservasi air tanah lintas Kabupaten/ Kota.

7) Menyelenggarakan pengelolaan data dan informasi mineral, batu bara panas bumi, dan air tanah.

8) Menyelenggarakan penetapan potensi panas bumi dan air tanah, neraca sumber daya dan cadangan mineral dan batu bara di wilayah Provinsi.

9) Menyelenggarakan penetapan nilai perolehan air tanah pada cekungan air tanah lintas Kabupaten/ Kota.

10)Menyelenggarakan pengkajian inventaris Geologi dan Sumber Daya Mineral, batubara, panas bumi, dan air tanah pada wilayah Provinsi.

11)Menyelenggarakan pelaksanaan inventarisasi kawasan karst dan kawasan lindung geologi pada wilayah Provinsi.

12)Menyelenggarakan penetapan zona pemanfaatan kawasan karst dan kawasan lindung geologi pada lintas Kabupaten/ Kota.

13)Menyelenggarakan penetapan pengelolaan lingkungan geologi, geologi teknik, kawasan rawan bencana, dan lingkungan geologi.

14)Menyelenggarakan inventaris lingkungan geologi, geologi teknik, kawasan rawan bencana, dan lingkungan geologi pada wilayah Provinsi.

15)Menyelenggarakan pelaksanaan kebijakan mitigas bencana geologi pada wilayah lintas Kabupaten/ Kota.


(36)

16)Menyelenggarakan inventaris dan pengelolaan kawasan rawan bencana geologi pada wilayah Provinsi.

17)Menyelenggarkan pelaksanaan koordinasi mitigas bencana geologi pada wilayah lintas Kabupaten/ Kota.

1.7. Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi

Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan penyusunan peraturan daerah Provinsi di Bidang listrik dan Ketenagalistrikan, penyusunan rencana umum ketenagalistrikan (RUKD), regional, pemberian izin usaha penyediaan tenaga listrik maupun energi listriknya lintas Kabupaten/ Kota.

2) Menyelenggarakan pengaturan harga jual tenaga listrik untuk pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL) yang izin usahanya dikeluarkan oleh Provinsi dan pemberian Izin Operasi Penyediaan Tenaga Listrik (IOPTL) yang sarana instansinya mencakup lintas Kabupaten/ Kota.

3) Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan usaha ketenagalistrikan yang izinnya diberikan oleh Provinsi.

4) Menyelenggarakan pengangkatan dan pembinaan inspektur Ketenagalistrikan serta pembinaan jabatan fungsional Provinsi.

5) Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat internal bidang dan juga tugas lain,sesuai tugas dan fungsinya.


(37)

1.8. Kepala Seksi Perizinan Ketenagalistikan.

1.9. Kepala Seksi Pengembangan Ketenagalistrikan dan Energi Baru. 1.10. Kepala Seksi Pengawasan Ketenagalistrikan.

1.8. Bidang Minyak dan Gas Bumi

Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan perhitungan produksi dan realisasi lifting minyak dan gas

bumi bersama pemerintah dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

2. Menyelenggarakan pemberian rekomendasi penggunaan wilayah kerja kontrak

kerja sama untuk kegiatan lain diluar kegiatan migas pada lintas Kabupaten/ Kota jika kontrak wilayah kerja telah berakhir.

3. Menyelenggarakan pengawasan jumlah armada pengangkutan Bahan Bakar

Minyak (BBM) di daerah provinsi yang meliputi jumlah armada dan kapasitas pengangkutan BBM.

4. Menyelenggarakan inventarisasi jumlah badan usaha kegiatan hilir yang

beroperasi di daerah Provinsi dengan melakukan pendataan.

5. Menyelenggarakan penetapan harga bahan bakar minyak, jenis minyak tanah

pada tingkat konsumen rumah tangga dan usaha kecil melalui surat keputusan Gubernur Sumatera tentang Harga Eceran Tertinggi (HET).

6. Menyelenggarakan pengawasan pencantuman Nomor Pelumas Terdaftar


(38)

7. Menyelenggarakan koordinasi pengawasan, pengendalian, pendistribusian dan

tata niaga bahan bakar dari agen dan pangkalan dan sampai di wilayah Provinsi.

8. Menyelenggarakan pemantauan dan inventarisasi penyediaan, penyaluran dan

kualitas harga BBM, serta melakukan analisa dan evaluasi terhadap kebutuhan dan penyediaan BBM lintas Kabupaten/ Kota.

9. Menyelenggarakan pemberian rekomendasi pendirian gudang bahan peledak

dalam rangka kegiatan usaha migas di daerah operasi daratan dan di daerah operasi paling jauh 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/ atau ke arah perairan kepulauan.

10.Menyelenggarakan pengawasan terhadap kegiatan usaha perusahaan jasa

penunjang minyak dann gas bumi untuk bidang usaha jasa penyediaan material dan peralatan termasuk pelayanan purna jual yang berdomisili di daerah yang bersangkutan.

11.Menyelenggarakan pengangkatan dan pembinaan inspektur migas serta


(39)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Dekonsentrasi

Pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, No. 03 tahun 2012 telah dipaparkan tentang pelimpahan sebagai urusan pemerintahan dibidang energi dan sumber daya mineral kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah dalam rangka penyelenggaraan dekonsentrasi.

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan/ atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dikelola oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah yang meliputi penerimaan dan pengeluaran dalam pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.

Pendanaan dekonsentrasi dialokasikan untuk kegiatan yang besifat fisik maupun nonfisik. Kegiatan tersebut antara lain berupa sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, fasilitas, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi, penelitian, survei, pembinaan, pengawasan, serta pengendalian.


(40)

Dana dekonsentrasi dilimpahkan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Utara kepada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara selaku Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kuasa Pengguna Anggaran(KPA). Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah lembaga pada pemerintah daerah provinsi yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan dekonsentrasi dibidang energi dan sumber daya mineral provinsi.

B. Penyusunan Anggaran Dekonsentrasi

Penyusunan anggaran dekonsentrasi diawali dengan penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementrian/ Lembaga (RKA-K/L). Rencana Kerja Anggaran Kementrian/ Lembaga yang selanjutnya disebut RKA-KL adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu kementrian/ lembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dalam 1 tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.

Pada RKA-K/L tahun 2010 dan 2011, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara tidak ada perubahan dalam rencana anggaran terkecuali pada tahun RKA-K/L tahun 2012. Pada RKA-K/L tidak terdapat recana anggaran honor kegiatan, hal ini disebabkan karena jumlah alokasi dekonsentrasi untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara tidak mencukupi, yang dimaksud dengan honor kegiatan itu sendiri adalah semua pegawai pada Dinas Pertambangan mendapatkan honor tambahan dari APBN dekonsentrasi.


(41)

RKA-KL yang telah disusun oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, kemudian akan dikirim ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) untuk disahkan dalam bentuk Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Daftar Isian Perencanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh menteri/ pimpinan lembaga serta disahkan oleh Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pendanaan kegiatan serta dokumen pendukung kegiatan Akutansi Pemerintahan. DIPA Dana Dekonsentrasi (DK) adalah DIPA yang memuat rincian penggunaan anggaran Kementrian/ Lembaga dalam rangka pelaksanaan dana dekonsentrasi yang dilaksanakan oleh SKPD.

C. Jumlah Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2010, 2011 dan 2012 pada Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Jumlah Anggaran Dekonsentrasi pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan pada tahun anggaran 2012, hal ini disebabkan oleh hasil Musrembang untuk tahun anggaran 2012. Salah satu point dari hasil Musrembang tersebut telah menetapkan bahwa acuan alokasi dana dekonsentrasi untuk tiap provinsi di Indonesia berdasarkan jumlah Izin Usaha Pertambangan (IUP) mineral logam, dengan kata lain, pemberian dana dekonsentrasi untuk setiap provinsi berdasarkan pada jumlah perusahaan yang menghasilkan logam. Hal ini yang menyebabkan perbedaan anggaran pada tiap Provinsi, untuk Provinsi-provinsi yang berada pada pulau Kalimantan rata-rata mendapatkan alokasi dana dekosentrasi yang sangat besar, terutama Kalimantan


(42)

Timur mendapatkan alokasi dana terbesar diantara provinsi lain, yaitu sebesar Rp.3.269.960.000, hal ini tentunya disebabkan banyak tedapat sumber daya alam yang menghasilkan logam sehingga banyak perusahaan yang memproduksi logam pada provinsi tersebut.

Sementara itu, untuk Provinsi Sumatera Utara mendapatkan alokasi dana yang relatif kecil, yaitu Rp.559.879.000, jumlah anggaran tersebut terbilang sangat kecil dan hanya lebih besar dari Wilayah Bali yang hanya mendapatkan dana tak lebih dari Rp.500.000.000. Hal ini tentunya disebakan oleh sedikitnya perusahaan yang menghasilkan logam pada kedua wilayah tersebut, untuk Provinsi Sumatera Utara hanya terdapat 5 perusahaan yang menghasilkan logam.

Pada tahun anggaran dibawah tahun 2012, semua Provinsi di Indonesia mendapatkan alokasi dana dekonsentrasi dengan jumlah yang sama tanpa terkecuali, yaitu sebesar Rp.1.000.000.000. Seperti halnya tahun 2010 dan 2011 Provinsi Sumatera Utara mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp.1.000.000.000, sehingga pada tahun anggaran tersebut tidak terdapat perubahan kegiatan anggaran, hanya terjadi perbedaan alokasi dan realisasinya saja.


(43)

D. Realisasi Anggaran Dekosentrasi tahun 2010, 2011, dan 2012 pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Tindak lanjut dari anggaran adalah merealisasikan anggaran yang telah dialokasikan kepada instansi/ lembaga sesuai dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini yang ditindaklanjuti adalah realisasi terhadap kegiatan yang sudah direncanakan untuk dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Dengan demikian, yang dimaksud dengan realisasi anggaran adalah menindaklanjuti dari rencana anggaran sesuai dengan alokasi dana yang telah direncakan.

Selain itu, tingkat keberhasilan suatu lembaga dalam pelaksanaan dekonsentarsi dilihat dari realisasi kegiatan yang telah direncanakan pada awal penyusunan rencana kegiatan anggaran. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara selaku SKPD memiliki tugas dan tanggungjawab dalam merealisasikan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dalam penyusunan rencana kegiatan anggaran.

Tabel 3.2 menunjukkan laporan realisasi anggaran dekonsentrasi pada tahun 2010, 2011, dan 2012 pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara.


(44)

Tabel 3.2

Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Pada tahun 2010

No Uraian Anggaran Semula Anggaran Setelah Revisi Jumlah Total Belanja % Realisasi Anggaran Sisa Anggaran

1 Honor Operasional Satuan Kerja

29.820.000 29.820.000 29.820.000 100% 0

2 Belanja Bahan 18.770.000 18.770.000 17.695.200 94,27% 1.074.800 3 Honor Kegiatan 154.900.000 154.900.000 153.200.000 98,9% 1.700.000 4 Belanja Perjalanan Dinas

dan Perjalanan Lainnya

796.510.000 796.510.000 791.370.000 99,35% 5.140.000

Jumlah 1.000.000.000 1.000.000.000 992.085.200 99,2% 7.914.800 Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, 2011

Tabel 3.2, menjelaskan tentang jumlah alokasi dana dan realisasinya untuk tahun 2010. Tabel 3.2 terdapat beberapa kegiatan yang realisasi anggarannya tidak sesuai dengan yang direncanakan diawal dan ada pula yang sesuai dengan rencana kegiatan anggaran yang telah disusun sebelumnya. Seperti:

1) Honor Operasional Satuan Kerja, jumlah anggaran semula sebesar Rp.29.820.000 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan. Jumlah total realisasi sebesar Rp.29.820.000 atau jumlah tersebut sesuai dengan rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat realisasi mencapai 100%.

2) Belanja Bahan, jumlah anggaran semula sebesar Rp.18.770.000 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan. Jumlah total realisasi


(45)

sebesar Rp.17.695.200 atau jumlah tersebut berada di bawah rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat realisasi mencapai 94,27% dengan sisa dana sebesar Rp.1.074.800.

3) Honor Kegiatan, jumlah anggaran semula sebesar Rp.154.900.000 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan. Jumlah total realisasi sebesar Rp.153.200.000 atau jumlah tersebut berada di bawah rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat realisai mecapai 98,9% dengan sisa dana sebesar Rp.1.700.000.

4) Belanja Perjalan Dinas dan Perjalanan lainnya, jumlah anggaran semula sebesar Rp.796.510.000 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan. Jumlah total realisai sebesar Rp.791.370.000 atau jumlah tersebut berada dibawah rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat realisasi mencapai 99,35% dengan sisa anggaran sebesar Rp.5.140.000.

5) Tingkat realisasi dari total seluruh kegiatan pada tahun 2010 mencapai 99,2% atau sebesar Rp.992.085.200 dari jumlah total anggaran sebesar Rp.1.000.000.000.


(46)

Tabel 3.3

Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Pada tahun 2011

No Uraian Anggaran Semula Anggaran Setelah Revisi Jumlah Total Belanja % Realisasi Anggaran Sisa Anggaran

1 Honor Operasional Satuan Kerja

29.820.000 29.820.000 29.820.000 100% 0

2 Belanja Bahan 16.430.000 16.430.000 16.396.200 99,79% 33.800 3 Honor Kegiatan 156.500.000 156.500.000 151.100.000 96,55% 5.400.000 4 Belanja Perjalanan Dinas

dan Perjalanan Lainnya

797.250.000 797.250.000 792.464.700 99,40% 4.785.300

Jumlah 1.000.000.000 1.000.000.000 989.780.900 98,98% 10.219.100 Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, 2012

Tabel 3.3, menjelaskan tentang jumlah alokasi dana dan realisasinya untuk tahun 2011. Tabel 3.3 terdapat beberapa kegiatan yang realisasi anggarannya tidak sesuai dengan yang direncanakan diawal, dan adapula yang sesuai dengan rencana kegiatan anggaran yang telah disusun sebelumnya. Seperti:

1) Honor Operasional Satuan Kerja, jumlah anggaran semula sebesar Rp.29.820.000 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan. Jumlah total realisasi sebesar Rp.29.820.000 atau jumlah tersebut sesuai dengan rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat realisasi mencapai 100%.

2) Belanja Bahan, jumlah anggaran semula sebesar Rp.16.430.000 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan. Jumlah total realisasi


(47)

sebesar Rp.16.396.200 atau jumlah tersebut berada di bawah rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat realisasi mencapai 94,79% dengan sisa dana sebesar Rp.33.800.

3) Honor Kegiatan, jumlah anggaran semula sebesar Rp.156.500.000 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan. Jumlah total realisasi sebesar Rp.151.100.000 atau jumlah tersebut berada dibawah rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat realisai mecapai 96,55% dengan sisa dana sebesar Rp.5.400.000.

4) Belanja Perjalan Dinas dan Perjalanan lainnya, jumlah anggaran semula sebesar Rp.797.500.000 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan. Jumlah total realisai sebesar Rp.792.464.700 atau jumlah tersebut berada di bawah rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat realisasi mencapai 99,40% dengan sisa anggaran sebesar Rp.4.785.300.

5) Tingkat realisasi dari total seluruh kegiatan pada tahun 2011 mencapai 98,98% atau sebesar Rp.989.780.900 dari jumlah total anggaran sebesar Rp.1.000.000.000.


(48)

Tabel 3.4

Laporan Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Pada tahun 2012

No Uraian Anggaran Semula Anggaran Setelah Revisi Jumlah Total Belanja % Realisasi Anggaran Sisa Anggaran

1 Honor Opersional Satuan Kerja

56.700.000 56.700.000 56.700.000 100% 0

2 Belanja Bahan 10.144.000 10.144.000 11.329.000 111,68% (1.185.000) 3 Belanja Perjalanan Dinas

dan Perjalanan Lainnya

493.035.000 493.035.000 490.533.900 99,49% 2.501.100

Jumlah 559.879.000 559.879.000 558.562.900 99,76% 1.316.100 Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, 2013

Tabel 3.4, menjelaskan tentang jumlah alokasi dana dan realisasinya untuk tahun 2012. Tabel 3.4 terdapat beberapa kegiatan yang realisasi anggarannya tidak sesuai dengan yang direncanakan diawal dan ada pula yang sesuai dengan rencana kegiatan anggaran yang telah disusun sebelumnya. Seperti:

1) Honor Operasional Satuan Kerja, jumlah anggaran semula sebesar Rp.56.700.00 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan. Jumlah total realisasi sebesar Rp.56.700.000 atau jumlah tersebut sesuai dengan rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat realisasi mencapai 100%.

2) Belanja Bahan, jumlah anggaran semula sebesar Rp.10.144.000 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan. Jumlah total realisasi sebesar Rp.11.329.000 atau jumlah tersebut berada di diatas rencana kegiatan anggaran atau dengan kata lain mengalami defisit anggaran,


(49)

maka untuk kegiatan ini tingkat realisasi mencapai 111,68% dengan defisit dana sebesar Rp.1.185.000.

3) Belanja Perjalan Dinas dan Perjalanan lainnya, jumlah anggaran semula sebesar Rp.493.035.000 dan anggaran setelah revisi tidak mengalami perubahan. Jumlah total realisai sebesar Rp.490.533.900 atau jumlah tersebut berada dibawah rencana kegiatan anggaran, maka untuk kegiatan ini tingkat realisasi mencapai 99,49% dengan sisa anggaran sebesar Rp.2.501.100.

4) Tingkat realisasi dari total seluruh kegiatan pada tahun 2012 mencapai 99,76% atau sebesar Rp.558.562.900 dari jumlah total anggaran sebesar Rp.559.879.000.

E. Perbandingan Tingkat Realisasi Anggaran Dekonsentrasi dari Tahun 2010, 2011, dan 2012 pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Tingkat realisasi anggaran dekosentrasi dari tahun 2010, 2011, hingga 2012 tentu tidak sama walaupun rencana kegiatan anggaran hampir tidak ada perubahan terutama pada tahun 2010 dan 2011. Sementara itu, perbedaan rencana kegiatan terjadi pada anggaran 2012. Berikut akan dijelaskan perbandingan realisasi kegiatan anggaran dari tahun 2010, 2011, dan 2012.

1. Pada Honor Operasional Satuan Kerja, tingkat realisasi untuk kegiatan ini dari tahun 2010, 2011, dan 2012 mencapai 100%. Hal ini disebabkan


(50)

karena Honor Opersional Satuan Kerja merupakan honor yang diberikan kepada pegawai-pegawai yang bertugas sebagai administrasi dana dekonsentrasi.

2. Pada Belanja Bahan, tingkat realisasi untuk kegiatan ini setiap tahunnya mengalami perubahan. Pada tahun 2010 tingkat realisasinya mencapai 94,27% dari jumlah alokasi anggaran sebesar Rp.18.770.000. Pada tahun 2011 terjadi penurunan alokasi anggaran sebesar Rp.16.396.200 dengan realisasi mencapai 99,79%. Sementara pada tahun 2012 jumlah alokasi anggaran semakin sedikit yaitu sebesar Rp.10.144.000 namun terjadi defisit dengan realisasi anggaran mencapai 111,68% melebihi dari yang telah direncanakan. Dari perbandingan diatas, mulai dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan tingkat realisasi dari 94,27% menjadi 99,79%. Hal tersebut tidak lepas dari pengurangan alokasi dana oleh penyusun anggaran untuk kegiatan ini, sehingga meningkatkan tingkat realisasi. Namun pada tahun 2012 terjadi kekeliruan, dengan pengurangan total alokasi dana dekonsentrasi untuk Provinsi Sumatera Utara, pihak penyusun anggaran kembali menurunkan jumlah alokasi dana untuk kegiatan ini, namun hasilnya defisit anggaran dengan realisasi sebesar 111,68%.

3. Pada Honor Kegiatan, rencana kegiatan anggaran ini hanya ada pada rencana kegiatan untuk tahun 2010 dan 2011, tidak termasuk tahun 2012. Hal ini disebabkan pada penyusunan anggaran 2012 mengacu pada jumlah Izin Usaha Pertambangan (IUP) logam atau dengan kata lain, acuan


(51)

penyusunan anggaran tahun 2012 berdasarkan jumlah perusahaan yang menghasilkan logam pada wilayah tersebut. Di Sumatera Utara hanya terdapat 5 perusahaan yang menghasilkan logam, maka jumlah anggaran dekosentrasi untuk wilayah ini mengalami penurunan yang cukup drastis. Oleh sebab itu, rencana kegiatan anggaran untuk tahun 2012 tidak mencantumkan honor kegiatan karena minimnya dana. Sementara perbandingan tingkat realisasi dari tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan. Pada tahun 2010 tingkat realisasi mencapai 98,9% dengan anggaran sebesar Rp.154.900.000, sedangkan pada tahun 2011 tingkat realisasi hanya mencapai 96,55% dengan anggaran sebesar Rp.156.500.000. Hal ini menjadi tanda tanya besar untuk pihak penyusun anggaran, pada tahun 2010 tingkat realisasi sebesar 98,9% namun pada tahun 2011 jumlah anggaran semakin ditambah yang mengakibatkan penurunan tingkat realisasi, hal ini tentunya menjadi kekeliruan besar bagi penyusun anggaran.

4. Pada Belanja Perjalan Dinas dan Perjalanan Lainnya, tingkat realisasi untuk anggaran ini setiap tahunnya mengalami peningkatan, walaupun tidak terlalu signifikan. Pada tahun 2010 tingkat realilasi mencapai 99,35% dengan jumlah anggaran sebesar Rp791.370.000. Pada tahun 2011 mengalami sedikit peningkatan, yaitu tingkat realisasi mencapai Rp.99,40% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.792.464.700. Sedangkan pada tahun 2012, tingkat realisasi mencapai 99,49% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.490.533.900. Dari peningkatan tingkat realisasi dari


(52)

tahun 2011 hingga tahun 2012 menunjukkan bahwa penyusun anggaran benar-benar serius dalam menentukan jumlah alokasi anggaran yang efisien dan efektif.

Dari hasil analisis perbandingan ini, dapat dilihat bahwa antara tahun 2010 dan 2011 tidak terlalu banyak perubahan, baik dari segi alokasi anggaran maupun realisasinya. Namun pada tahun 2012 terdapat perubahan realisasi yang cukup signifikan, yaitu pada Belanja Bahan yang mencapai 111,68%, hal ini tidak lepas dari berkurangnya alokasi anggaran dekosentrasi untuk Provinsi Sumatera Utara yang berdampak pada pengurangan alokasi dana untuk kegiatan tersebut.

Tingkat realisasi dari setiap kegiatan anggaran tentunya akan mempengaruhi tingkat realisasi total dana dekonsentrasi secara keseluruhan dari tahun 2010, 2011, dan 2012.


(53)

Tabel 3.5

Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2010, 2011, dan 2012

No Tahun Anggaran Jumlah Anggaran Realisasi Anggaran % Realiasi Anggaran

Sisa Anggaran

1 2010 Rp.1.000.000.000 Rp.992.085.200 99,2% Rp.7.914.800 2 2011 Rp.1.000.000.000 Rp.989.780.900 98,98% Rp.10.219.100 3 2012 Rp.559.879.000 Rp558.562.900 99,76% Rp.1.316.100

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Tabel 3.5 memaparkan laporan realisasi anggaran secara keseluruhan mulai dari tahun 2010, 2011, dan 2012 pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2010 dengan jumlah total dana dekonsentrasi sebesar Rp.1.000.000.000 tingkat realisasi mencapai 99,2% dengan sisa anggaran sebesar Rp.7.914.800. Sementara pada tahun 2011 dengan jumlah anggaran yang sama, tingkat realisasi hanya mencapai 98,98% atau mengalami penurunan dari tahun 2010 yaitu sebesar 0,22% dengan sisa dana sebesar Rp.10.219.100 pada tahun 2011. Tahun 2012 jumlah anggaran dekosentrasi menurun dari Rp.1.000.000.000 menjadi hanya sebesar Rp.559.879.000, dengan jumlah anggaran sebesar itu, pada tahun 2012 tingkat realisasi mencapai 99,76% dengan sisa dana hanya sebesar Rp.1.316.600. Tingkat realisasi anggaran tahun 2012 merupakan tingkat realisasi tertinggi dari tahun 2010 dan 2011 sebesar 99,98%, namun hal ini tidak lepas dari penurunan anggaran untuk tahun 2012 dari Rp.1.000.000.000 pada tahun 2010 dan 2011 menjadi Rp.559.879.000.


(54)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Setelah menganalisa dan mengevaluasi uraian-uraian pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Pada tahun 2010 dan 2011 seluruh wilayah Provinsi di Indonesia mendapat jumlah alokasi dana dekosentrasi dengan jumlah yang sama, yaitu sebesar Rp.1.000.000.000.

2. Jumlah alokasi dan dekonsentrasi untuk tahun 2012 tidak sama jumlahnya dengan tahun 2010 dan 2011, hal ini disebabkan oleh hasil Musrembang yang menetapkan bahwa acuan pengalokasian anggaran untuk sertiap wilayah Provinsi berdasarkan jumlah Izin Usaha Pertambangan (IUP) mineral logam.

3. Pada tahun 2010 dan 2011 tidak terlalu banyak perubahan alokasi dana untuk kegiatan anggaran dan tingkat realisasinya, hal ini tidak terlepas dari jumlah dana dekosentrasi yang sama pada tahun tersebut.

4. Pada tahun 2012 honor kegiatan tidak dicantumkan pada rencana kegiatan anggaran seperti halnya pada tahun 2010 dan 2011. Hal ini disebabkan berkurangnya jumlah dana dekonsentrasi untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara.


(55)

5. Tingkat realisasi antara tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan, yaitu sebesar 0.22% dengan jumlah dana dekonsentrasi yang sama. Pada tahun 2012 tingkat realisasi mencapai 99.76% dengan jumlah dana dekonsentrasi yang lebih sedikit.

B. SARAN

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan kepada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, sebagai berikut:

1. Meningkatkan kinerja terutama dibidang Administrasi APBN dalam pengelolaan dana dekonsentrasi, agar mencapai tingkat realisasi yang sesuai dengan rencana kerja anggaran, serta lebih efesien dan efektif dalam penggunaan dana dekonsentrasi.

2. Meningkatkan kerja sama kepada pihak-pihak yang terlibat dalam bidang pertambangan dan energi agar tercipta sinergis antara pihak-pihak yang saling berkaitan.

3. Memperketat pengawasan dibidang pertambangan agar tidak terjadi penyalahgunaan sumber daya sehingga sumber daya tersebut dapat dinikmati sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Syarifuddin, Ateng, 2008, Pemahaman Tentang Dekonsentrasi, Refika Aditama, Bandung.

Arifin, Bustanul, 2001, Analisis Anggaran Negara, Fitra, Jakarta. Sasongko, Catur, 2010, Anggaran, Salemba 4, Jakarta.

Darise, Nurlan, 2007, Pengelolaan Keuangan Daerah, Indeks, Jakarta.

Darise, Nurlan, 2009, Pengelolaan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Indeks, Jakarta.


(1)

penyusunan anggaran tahun 2012 berdasarkan jumlah perusahaan yang menghasilkan logam pada wilayah tersebut. Di Sumatera Utara hanya terdapat 5 perusahaan yang menghasilkan logam, maka jumlah anggaran dekosentrasi untuk wilayah ini mengalami penurunan yang cukup drastis. Oleh sebab itu, rencana kegiatan anggaran untuk tahun 2012 tidak mencantumkan honor kegiatan karena minimnya dana. Sementara perbandingan tingkat realisasi dari tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan. Pada tahun 2010 tingkat realisasi mencapai 98,9% dengan anggaran sebesar Rp.154.900.000, sedangkan pada tahun 2011 tingkat realisasi hanya mencapai 96,55% dengan anggaran sebesar Rp.156.500.000. Hal ini menjadi tanda tanya besar untuk pihak penyusun anggaran, pada tahun 2010 tingkat realisasi sebesar 98,9% namun pada tahun 2011 jumlah anggaran semakin ditambah yang mengakibatkan penurunan tingkat realisasi, hal ini tentunya menjadi kekeliruan besar bagi penyusun anggaran.

4. Pada Belanja Perjalan Dinas dan Perjalanan Lainnya, tingkat realisasi untuk anggaran ini setiap tahunnya mengalami peningkatan, walaupun tidak terlalu signifikan. Pada tahun 2010 tingkat realilasi mencapai 99,35% dengan jumlah anggaran sebesar Rp791.370.000. Pada tahun 2011 mengalami sedikit peningkatan, yaitu tingkat realisasi mencapai Rp.99,40% dengan jumlah anggaran sebesar Rp.792.464.700. Sedangkan pada tahun 2012, tingkat realisasi mencapai 99,49% dengan jumlah


(2)

tahun 2011 hingga tahun 2012 menunjukkan bahwa penyusun anggaran benar-benar serius dalam menentukan jumlah alokasi anggaran yang efisien dan efektif.

Dari hasil analisis perbandingan ini, dapat dilihat bahwa antara tahun 2010 dan 2011 tidak terlalu banyak perubahan, baik dari segi alokasi anggaran maupun realisasinya. Namun pada tahun 2012 terdapat perubahan realisasi yang cukup signifikan, yaitu pada Belanja Bahan yang mencapai 111,68%, hal ini tidak lepas dari berkurangnya alokasi anggaran dekosentrasi untuk Provinsi Sumatera Utara yang berdampak pada pengurangan alokasi dana untuk kegiatan tersebut.

Tingkat realisasi dari setiap kegiatan anggaran tentunya akan mempengaruhi tingkat realisasi total dana dekonsentrasi secara keseluruhan dari tahun 2010, 2011, dan 2012.


(3)

Tabel 3.5

Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2010, 2011, dan 2012

No Tahun Anggaran Jumlah Anggaran Realisasi Anggaran % Realiasi Anggaran

Sisa Anggaran

1 2010 Rp.1.000.000.000 Rp.992.085.200 99,2% Rp.7.914.800 2 2011 Rp.1.000.000.000 Rp.989.780.900 98,98% Rp.10.219.100 3 2012 Rp.559.879.000 Rp558.562.900 99,76% Rp.1.316.100

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Tabel 3.5 memaparkan laporan realisasi anggaran secara keseluruhan mulai dari tahun 2010, 2011, dan 2012 pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2010 dengan jumlah total dana dekonsentrasi sebesar Rp.1.000.000.000 tingkat realisasi mencapai 99,2% dengan sisa anggaran sebesar Rp.7.914.800. Sementara pada tahun 2011 dengan jumlah anggaran yang sama, tingkat realisasi hanya mencapai 98,98% atau mengalami penurunan dari tahun 2010 yaitu sebesar 0,22% dengan sisa dana sebesar Rp.10.219.100 pada tahun 2011. Tahun 2012 jumlah anggaran dekosentrasi menurun dari Rp.1.000.000.000 menjadi hanya sebesar Rp.559.879.000, dengan jumlah anggaran sebesar itu, pada tahun 2012 tingkat realisasi mencapai 99,76% dengan sisa dana hanya sebesar Rp.1.316.600. Tingkat realisasi anggaran tahun 2012 merupakan tingkat realisasi tertinggi dari tahun 2010 dan 2011 sebesar 99,98%, namun hal ini tidak lepas dari penurunan anggaran untuk tahun 2012 dari


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Setelah menganalisa dan mengevaluasi uraian-uraian pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Pada tahun 2010 dan 2011 seluruh wilayah Provinsi di Indonesia mendapat jumlah alokasi dana dekosentrasi dengan jumlah yang sama, yaitu sebesar Rp.1.000.000.000.

2. Jumlah alokasi dan dekonsentrasi untuk tahun 2012 tidak sama jumlahnya dengan tahun 2010 dan 2011, hal ini disebabkan oleh hasil Musrembang yang menetapkan bahwa acuan pengalokasian anggaran untuk sertiap wilayah Provinsi berdasarkan jumlah Izin Usaha Pertambangan (IUP) mineral logam.

3. Pada tahun 2010 dan 2011 tidak terlalu banyak perubahan alokasi dana untuk kegiatan anggaran dan tingkat realisasinya, hal ini tidak terlepas dari jumlah dana dekosentrasi yang sama pada tahun tersebut.

4. Pada tahun 2012 honor kegiatan tidak dicantumkan pada rencana kegiatan anggaran seperti halnya pada tahun 2010 dan 2011. Hal ini disebabkan berkurangnya jumlah dana dekonsentrasi untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara.


(5)

5. Tingkat realisasi antara tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan, yaitu sebesar 0.22% dengan jumlah dana dekonsentrasi yang sama. Pada tahun 2012 tingkat realisasi mencapai 99.76% dengan jumlah dana dekonsentrasi yang lebih sedikit.

B. SARAN

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan kepada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, sebagai berikut:

1. Meningkatkan kinerja terutama dibidang Administrasi APBN dalam pengelolaan dana dekonsentrasi, agar mencapai tingkat realisasi yang sesuai dengan rencana kerja anggaran, serta lebih efesien dan efektif dalam penggunaan dana dekonsentrasi.

2. Meningkatkan kerja sama kepada pihak-pihak yang terlibat dalam bidang pertambangan dan energi agar tercipta sinergis antara pihak-pihak yang saling berkaitan.

3. Memperketat pengawasan dibidang pertambangan agar tidak terjadi penyalahgunaan sumber daya sehingga sumber daya tersebut dapat dinikmati sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Syarifuddin, Ateng, 2008, Pemahaman Tentang Dekonsentrasi, Refika

Aditama, Bandung.

Arifin, Bustanul, 2001, Analisis Anggaran Negara, Fitra, Jakarta.

Sasongko, Catur, 2010, Anggaran, Salemba 4, Jakarta.

Darise, Nurlan, 2007, Pengelolaan Keuangan Daerah, Indeks, Jakarta.

Darise, Nurlan, 2009, Pengelolaan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD), Indeks, Jakarta.