Staging NAFLD Insidensi dan Faktor Risiko Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) di RSUP HAM Medan Tahun 2011-2014

16 diagnosis NAFLD dengan beberapa pertimbangan. Kelebihan alat diagnostik ini yaitu dapat menentukan jumlah lemak di hati. Namun, biaya yang diperlukan dalam pemeriksaan ini sangat mahal. Selain itu, informasi yang diberikan dari pencitraan ini tidak lebih baik jika dibandingkan dengan USG. Schwenger et al, 2014

2.8. Staging NAFLD

Untuk membedakan spektrum NAFLD, maka baku emas yang seharusnya digunakan adalah pemeriksaan histopatologi biopsi. Media ini dapat membedakan simple steatosis, NASH dengan atau tanpa fibrosissirosis. Namun, media ini digunakan setelah hasil pemeriksaan laboratorium dan USG membuktikan adanya steatosis. Sari, 2012 ; Schwenger et al, 2014 Sayangnya, penggunaan biopsi ini kurang disukai karena sifatnya yang invasi. Maka dari itu, penggunaan media non-invasi lainnya mulai diperkenalkan yaitu NAFLD Fibrosis Score NFS, Fibrometer, dan Fibroscan. Ketiga jenis pemeriksaan ini memiliki fungsi, kelebihan, kekerurangan, dan variabel pengukuran yang berbeda. Schwenger et al, 2014 Pada NFS, metode ini mengukur enam buah variabel yang terdiri dari usia, kadar Indeks Massa Tubuh IMT, hiperglikemia, jumlah trombosit, kadar albumin, dan rasio ASTALT. Schwenger et al, 2014. Keenam variabel tersebut berkorelasi satu sama lain melalui rumus berikut : Selain sebagai media yang akurat untuk mengukur kemungkinan probability terjadinya fibrosis, rumus ini juga dapat mengkategorikan ada atau tidaknya fibrosis pasien NAFLD. Interpretasi hasil terhadap rumus ini terdiri dari tiga macam, yaitu : Universitas Sumatera Utara 17 a. Rendah kemungkinan kecil menjadi fibrosis, apabila nilai yang diperoleh -1.5 b. Sedang kemungkinan sedang menjadi fibrosis, apabila nilai yang diperoleh -1.5 nilai 0.67 c. Tinggi kemungkinan besar menjadi fibrosis, nilai yang diperoleh 0.67 Schwenger et al, 2014 Apabila telah terjadi fibrosis, maka media yang dapat digunakan untuk mengukur persentase sel yang mengalami fibrosis tersebut yaitu fibroMeter. Sama seperti NFS, fibroMeter ini juga menggunakan rumus dan mengukur beberapa variabel yaitu usia, berat badan, KGD puasa, AST, ALT, ferritin, dan jumlah trombosit. Rumus fibroMeter ini yaitu : Schwenger et al, 2014 Penilaian fibrosis tersebut juga dapat dilakukan tanpa penggunaan rumus yaitu dengan fibroscan transient elastography. Dalam menilai adanya fibrosis, media ini menilai tingkat kekakuan hati melalui pemantulan gelombang yang melewati kulit. Selanjutnya, gelombang tersebut akan mengalir melalui sirkulasi dan bermuara pada hati. Kecepatan aliran gelombang ini akan diukur dengan alat ultrasound. Selain itu, kecepatan aliran ini juga akan berhubungan dengan kekakuan hati. Semakin besar kekakuan hati yang terukur, maka akan semakin besar derajat fibrosis yang terjadi. Penilaian alat ini meliputi empat skala penilaian, yaitu : Schwenger et al, 2014 a. Nilai 0, menunjukkan tidak ada steatosis; b. Nilai 1, menunjukkan adanya fibrosis perivenular dan atau perisinusoidal; c. Nilai 2, menunjukkan adanya fibrosis pada pericellular dan portal; Universitas Sumatera Utara 18 d. Nilai 3, menunjukkan adanya fibrosis pada septum septal fibrosis; e. Nilai 4, menunjukkan adanya sirosis. Schwenger et al, 2014

2.9. Terapi NAFLD