Sastra Kitab Struktur Penyajian Sastra Kitab

41 Langkah terakhir dalam penelitian filologi yaitu transliterasi naskah. Transliterasi menurut Siti Baroroh Baried et.al. adalah penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam melakukan transliterasi, perlu diikuti pedoman yang berhubungan dengan pemisahan dan pengelompokan kata, ejaan, dan pungtuasi. Berdasarkan pedoman, transliterasi harus memperhatikan ciri-ciri teks asli sepanjang hal itu dapat dilaksanakan karena penafsiran teks yang bertanggungjawab sangat membantu pembaca dalam memahami isi teks 1994:63—64. Penyuntingan teks selalu disertai dengan kegiatan kritik teks. Dalam hal ini Siti Baroroh Baried, et.al. berpendapat bahwa: Kritik teks memberikan evaluasi terhadap teks, meneliti dan menempatkan teks pada tempatnya yang tepat. Kegiatan kritik teks bertujuan untuk menghasilkan teks yang sedekat- dekatnya dengan teks aslinya constitutio teks. Inilah tugas utama filologi, yaitu melalui kritik teks memurnikan teks. Teks yang sudah bersih dari kesalahan-kesalahan dan telah tersusun kembali seperti semula dapat dipandang sebagai tipe mula arketip yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai sumber untuk kepentingan berbagai penetian dalam bidang ilmu-ilmu lain 1994:61 Senada dengan pendapat tersebut Paul Maas dalam Bani Sudardi mengemukakan kritik teks adalah penilaian terhadap kandungan teks yang tersimpan dalam naskah untuk mendapatkan teks yang mendekati aslinya constitutio textus 2001:50

2. Sastra Kitab

Menurut proses penciptaannya, kesusastraan Islam ada yang berupa sastra rekaan, yang pada umumnya menggunakan bentuk hikayat, menurut isinya ada yang menunjukkan karya ajaran, karya yang berisi uraian mengenai ajaran agama Islam yang bersumber pada ilmu fiqih, tasawuf, ilmu kalam, dan tarikh serta riwayat tokoh-tokoh historis disebut sastra kitab. Sesuai dengan isi yang dikemukakannya, maka penciptaan karya sastra kitab bertujuan untuk menanamkan ajaran akidah Islam, untuk menguatkan iman, dan untuk meluruskan ajaran yang sesat Siti Chamamah Soeratno, et.al.1982:149—150. Roolvink dalam Fang, Liaw Yock berpendapat bahwa kajian tentang Alquran, tafsir, tajwid, arkanul-islam, usuluddin, fikih, ilmu sufi, ilmu tasawuf, tarikat, zikir, rawatib, doa, jimat, risalah, wasiat, dan kitab tib obat-obatan, jampi-jampi, semuanya dapat digolongkan dalam sastra kitab 1993:41.

3. Struktur Penyajian Sastra Kitab

Sastra kitab mempunyai corak khusus yang tampak dalam struktur penceritaan dan pemakaian bahasa. Adapun yang dimaksud dengan struktur disini adalah struktur narasi. Struktur narasi sastra kitab adalah struktur penyajian teks, sama halnya dengan struktur penceritaan dalam sastra fiksi yang berupa plot atau alur. Wellek,Rene dalam Siti Chamamah Soeratno, et.al.1982:152. 42 Dari tinjauan konvensi ekspresinya, sastra kitab mempunyai ciri-ciri khusus meliputi struktur penyajian, gaya penyajian, pusat pengisahan, dan gaya bahasa. Struktur penyajian sastra kitab pada umumnya menunjukkan struktur yang tetap, yaitu terdiri dari: pendahuluan, isi, dan penutup. Pada umumnya, struktur narasi adalah alur lurus, yaitu masalah- masalah disajikan dan diuraikan secara berurutan, sesuai dengan tingkat-tingkat kepentingannya dan sesuai dengan urutan kronologinya. Gaya penyajian ialah cara pengarang yang khusus dalam menyampaikan cerita, pikiran, serta pendapatnya Siti Chamamah Soeratno, et.al.1982:160. Teks atau pendapat dapat dituturkan oleh diri si tokoh sendiri sebagai penyampai pikiran atau pendapatnya sendiri dapat pula disampaikan oleh orang lain. Bila tokoh itu sendiri yang menyampaikan pendapatnya, maka dalam menuturkan pikirannya dipakai kata ganti aku, saya, kami, kita, dan semacamnya. Pusat pengisahan seperti ini disebut pusat pengisahan metode orang pertama atau Ich-Erzahlung Wellek, Rene dalam Siti Chamamah Soeratno, et.al.1982:172. Sastra kitab sebagai ragam sastra Islam mempunyai gaya bahasa khusus yang terlihat dalam istilah-istilah kata Arab. Kosakatanya pun banyak memungut kata-kata Arab. Demikian juga banyak dipergunakan ungkapan-ungkapan khusus dalam bahasa Arab.

4. Nujum atau Ramalan