THARĪQATU ‘S SHĀLICHĪN FĪ BAYĀNI AURĀDI ‘S SĀLIKĪN SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR DAN ISI
commit to user
THARĪQATU ‘S
-
SHĀLICHĪN FĪ BAYĀNI AURĀDI ‘S
-
SĀLIKĪN:
SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR DAN ISI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh
TAQWA NORMA AGHNI
C0206050
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
(2)
commit to user ii
THARĪQATU ‘S
-
SHĀLICHĪN
FĪ BAYĀNI AURĀDI ‘S
-
SĀLIKĪN:
SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN ISI.
Disusun oleh
TAQWA NORMA AGHNI C0206050
Telah disetujui oleh pembimbing
Pembimbing
Drs. Istadiyantha, M.S. NIP: 195410151982111001
Mengetahui
Ketua Jurusan Sastra Indonesia
Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag. NIP: 196206101989031001
(3)
commit to user iii
THARĪQATU ‘S
-
SHĀLICHĪN FĪ BAYĀNI AURĀDI ‘S
-
SĀLIKĪN:
SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN ISI.
Disusun oleh TAQWA NORMA AGHNI
(4)
commit to user iv
PERNYATAAN
Nama : Taqwa Norma Aghni NIM :C0206050
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Tharīqatu ‘s-Shālichīn fī Bayāni Aurādi ‘s-Sālikīn: Suntingan Teks, Analisis Struktur dan Isi adalah benar-benar karya sendiri, bukan plagiat dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.
Surakarta,
Yang membuat pernyataan,
(5)
commit to user v
PERSEMBAHAN
Teruntuk :
Seluruh keluarga dan guru-guru. Terima kasih yang tulus dari saya.
(6)
commit to user vi
KATA PENGANTAR
Membaca, memahami dan mengungkapkan isi sebuah naskah kuno bukanlah pekerjaan yang mudah. Perjalanan yang ditempuh cukup panjang dan berliku. Dibutuhkan kesabaran, ketelitian, dan ikhtiar yang kuat agar amanah untuk menyelesaikannya tetap terjaga. Untuk itu atas selesainya tugas akhir ini penulis menghanturkan puji syukur yang luar biasa kepada Allah SWT. Terimakasih atas limpahan-limpahan rahmat yang selalu mengiringi jalan penulis sehingga semangat untuk menyelesaikan tugas ini tidak pernah luntur.
Adalah berbagai pihak yang tulus ikhlas bersedia membantu penulis sehingga karya ini dapat disajikan kepada pembaca. Kepada Drs. Sudarno, MA selaku dekan Fakultas Sastra dan seni Rupa, terimakasih atas izin yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Kepada Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag selaku ketua jurusan Sastra Indonesia yang ikut membantu kelancaran penulisan.
Kepada Drs. Istadiyantha, M.S. selaku pembimbing skripsi yang penuh kesabaran menghadapi berbagai keluhan, penulis hanturkan ucapan terimakasih yang mendalam. Setiap tenaga dan waktu yang tersita semoga menjadi amal kebaikan yang diterima oleh Allah SWT. Untuk Drs. Sholeh Dasuki, M.S., selaku penelaah proposal sekaligus “pembimbing kedua” dalam skripsi ini, terimakasih atas masukan, kritik dan saran yang sangat membantu kelancaran penulisan tugas akhir ini.
Kepada Asep Yudha Wirajaya, S.S., atas segala bantuan yang jumlahnya tidak terkira, mulai dari membantu mencari naskah yang akan digunakan sebagai objek penelitian, mengajarkan cara memproses naskah digital agar bisa dicetak dengan baik, hingga memberikan semanagat spiritual kepada penulis, kepada beliau penulis mengucapkan banyak terimakasih. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Sidqon Maesure, Lc.,
(7)
commit to user vii
MA atas kesabaran dan kesediaan waktunya melayani penulis dengan pertanyaan-pertanyaan tentang agama.
Kepada seluruh staf dosen sastra Indonesia, yang telah memperkenalkan penulis kepada dunia sastra dan budaya, penulis hanturkan ucapan terimakasih atas bimbingan dan perhatian yang telah diberikan penulis selama ini.
Kepada kedua orang tua penulis, untuk kesabaran dalam menunggu waktu wisuda, penulis hanturkan berjuta ucapan terimakasih, bakti ini untuk kalian. Untuk mas Titis, mba Meutia dan mba Sari. Tidaklah mudah menjadi seorang panutan, tapi sungguh, kalian adalah panutan terbaik bagi penulis.
Kepada sahabat-sahabat seperjuangan penulis di kelas filologi, sastra maupun linguistik. Terimakasih atas kebersamaan yang tercipta selama ini. Untuk teman-teman di wisma 96, Ika, Ria, Ina dan Rini, terimaksih atas keceriaan yang selalu terbagi.
(8)
commit to user viii
DAFTAR ISI
JUDUL ……….………..………..…… i
PERSETUJUAN ……….………. ii
PENGESAHAN ………..… iii
PERNYATAAN ……….. iv
MOTTO ………... v
PERSEMBAHAN ……….. vi
KATA PENGANTAR ……… vii
DAFTAR ISI ……….………….. x
DAFTAR TABEL ……….. xiv
DAFTAR BAGAN .………...…. xv
DAFTAR SINGKATAN ………...………....…… xvi
ABSTRAK ………... xvii
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang ……… 1
B. Pembatasan Masalah ……….. 4
C. Rumusan Maslah ………...…. 5
D. Tujuan Peneletian ……….…... 5
E. Manfaat Penelitian ………..……. 6
F. Sistematika Penulisan ………..…… 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ………..……..… 8
A. Tinjauan Pustaka ………..……… 8
B. Landasan Teori ….………..….………. 8
1. Penyuntingan Teks ….………..……….…. 8
(9)
commit to user ix
C. Kerangka Pikir ……….. 18
BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber Data ……….. 19
B. Metode penelitian ……….. 19
1. Metode penyuntingan Teks ………. 20
2. Metode Kajian Teks ……… 25
C. Teknik Pengumpulan Data ……… 26
1. Tahap informasi ………. 26
2. Tahap pengunduhan dan print out ………... 26
D. Teknik Analisis Data ………. 27
E. Teknik Penarikan Kesimpulan ……….. 27
BAB IV SUNTINGAN NASKAH ……… 28
A. Inventarisasi Naskah ………. 28
B. Deskripsi Naskah ………... 29
1. Bagian umum ……….. 29
2. Bagian Buku ……… 34
3. Sejarah Naskah ……… 40
4. Catatan Lain ……… 41
5. Isi Naskah ………. 46
C. Ikhtisar Isi Teks ………. 48
D. Kritik Teks ………. 49
1. Lakuna ……… 50
2. Adisi ………. 54
3. Substitusi ………. 56
(10)
commit to user x
5. Dittografi ………. 60
6. Ketikdakkonsistenan ………,……….. 63
E. Suntingan Teks ………. 64
1. Pengantar Suntingan Teks ……….. 64
2. Pedoman Transliterasi ……… 65
3. Transliterasi ……….... 69
4. Daftar Kata Sukar ………... 144
BAB V ANALISIS TEKS ……….. 153
A. Analisis Struktur ………. 153
1. Pendahuluan ……….. 153
2. Isi ……… 155
3. Penutup ……….. 160
B. Analisis Isi ………... 161
1. Perkara tentang fardu dan sunah ……… ………… 161
2. Perkara tentang ibadah ……….………… 162
3. Doa bangun tidur ………..……… 163
4. Dzikir pagi hari ……….……… 163
5. Adab memasuki kakus ………. 164
6. Bersuci ………..……… 165
7. Salat ……….……. 173
8. Doa sebelum tidur ………..……….………. 208
BAB VI PENUTUP ……….……… 211
A. Simpulan ……….……….…… 211
(11)
commit to user xi
DAFTAR PUSTAKA ……….…. 213 LAMPIRAN
(12)
commit to user xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Tanda koreksi ……… 37
Tabel 2: keadaan Naskah ………. 38
Tabel 3: Cathword ……… 43
Tabel 4: Lakuna ……… 47
Tabel 5: Adisi ………... 52
Tabel 7: Substitusi ………...…. 53
Tabel 8: Transposisi ………. 56
Tabel 10: Ketidakkonsistenan ……….……. 61
(13)
commit to user xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1: Kerangka Pikir ………. 18 Bagan 2: Skema Struktur Penyajian Teks TSBAS ………. 153
(14)
commit to user xiv
DAFTAR SINGKATAN
1. TSBAS : Tharīqatu ‘s-Shālichīnfī Bayāni Aurādi ‘s-Sālikīn.
2. h. : halaman
3. br. : baris
4. s.d. : sampai dengan
5. SWT : Subchānahu Wa Ta’āla
6. saw. : shala ‘l-Lahu ‘alaihi wassalam
7. H.R. : Hadis Riwayat
8. EYD : Ejaan Yang Disempurnakan
9. p : panjang
10.l : lebar
11.cm : sentimeter
12.H : Hijriah
13.M : Masehi
(15)
commit to user xv
ABSTRAK
Taqwa Norma Aghni. C0206050. 2010. Tharīqatu ‘s-Shālichīn fī Bayāni Aurādi ‘s -Sālikīn: Suntingan Teks, Analisis Struktur dan Isi. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana suntingan teks TSBAS? (2) Bagaimana struktur narasi sastra kitab dalam teks TSBAS? (3) Bagaimana isi ajaran yang tekandung dalam teks TSBAS?
Tujuan penelitian ini adalah (1) Menyediakan suntingan teks TSBAS yang baik dan benar. Baik dalam arti mudah dibaca dan benar dalam arti kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. (2) Menyajikan struktur narasi teks TSBAS. (3)Mengungkapkan isi ajaran yang terkandung dalam teks TSBAS.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah naskah TSBAS yang tercatat sebagai koleksi naskah Museum Negeri Banda Aceh yang berbentuk digital. Naskah ini diunduh melalui situs internet
http://acehms.dl.uni-leipzig.de/receive/NegeriMSBook islamhs dengan kode naskah dalam
katalog online 07_00368. Metode penyuntingan yang digunakan adalah metode
penyuntingan teks jamak terbatas, sedangkan metode analaisis isi menggunakan metode analisis konten. Teknik pengumpulan data dengan teknik pustaka. Teknik pengolahan data yang dibagi menjadi tiga tahap, antara lain deskripsi, pengkajian dan evaluasi.
Suntingan teks terhadap TSBAS menunjukkan kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalamnya antara lain, 73 kasus lakuna (pengurangan) yang terdiri dari 44 kasus pengurangan huruf, 22 kasus pengurangan suku kata dan 6 kasus pengurangan kata; 25 kasus adisi (penambahan) yang terdiri dari 20 kasus penambahan huruf, 3 kasus penambahan suku kata dan 2 kasus penambahan kata; 23 kasus dittografi (perangkapan) yang terdiri dari 5 kasus perangkapan suku kata, 17 kasus perangkapan kata dan sisanya adalah perangkapan frase; 43 kasus substitusi (pergantian) yang terdiri dari 17 kasus pergantian huruf, 16 kasus pergantian kata dan 10 kasus pergantian suku kata dan 1 kasus transposisi (perpindahan) yang berupa perpindahan letak suku kata. Teks TSBAS selain mengandung kesalahan juga terdapat 1 buah coretan pada halaman 112. Teks TSBAS adalah teks dengan bahasa Melayu, namun selain bahasa tersebut masih terdapat bahasa Arab yang digunakan pada istilah agama Islam.
Struktur narasi teks TSBAS menggunakan struktur narasi sastra kitab yang terdiri atas pendahuluan, isi dan penutup. Pendahuluan diawali dengan mukkadimmah yang terdiri dari bacaan basmalah, hamdalah dan salawat. Dilanjutkan dengan kata ‘amā ba’du dan penjelasan perihal judul naskah. Selanjutnya adalah uraian mengenai isi naskah. Pada penutup terdapat kolofon yang memuat waktu penyalinan naskah yang ditutup dengan kata wa ‘l-Lāhu a’lam.
Isi karya sastra kitab yang ditemukan dalam teks TSBAS adalah tentang ibadah, mulai dari dzikir, bersuci, salat hingga doa sehari-hari. Dzikir atau wirid yang diajarkan TSBAS merupakan wirid sehari-hari yang mulai dibaca setelah bangun tidur sampai tidur kembali. Diataranya adalah doa bangun tidur, dzikir pagi hari, doa masuk dan keluar kakus dan doa sebelum tidur. Mengenai perkara bersuci, TSBAS menjelaskan beberapa hal mengenai mandi junub, bersiwak dan wudu. Dijelaskan pula perkara tentang salat, yaitu salat lima waktu dan salat-salat sunah, misalnya salat sunah setelah wudu, asyraq, salat sunah meminta keselamatan, istikharah, duha, zawal, salat sunah dengan tujuan memelihara iman, awabin, witir dan tahajud.
(16)
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kajian mengenai orientalisme khususnya dunia keislaman sudah menjadi fenomena yang menarik perhatian para ahli, khususnya dari barat. Untuk itulah tidak jarang ditemukan hasil penelitian yang mengkaji aspek-aspek keislaman dari berbagai segi, mulai dari bahasa, sastra, sejarah dan lain sebagainya. Di antara sarana-sarana yang ada, salah satu sarana yang dapat digunakan untuk menggali khasanah ketimuran dan keislaman adalah dengan mempelajari teks sastra klasik atau biasa disebut dengan naskah kuno. Naskah kuno merupakan pustaka tertulis peninggalan sejarah yang dapat digunakan sebagai saksi bagi sebuah bangsa yang berbudaya. Di dalamnya mengandung nilai-nilai moral yang mengungkapkan tradisi peradaban manusia. Kandungan-kandungan teks yang terdapat dalam naskah merupakan pencerminan bentuk pola pikir, gagasan, perasaan, kepercayaan, budaya, maupun tradisi sebuah peradaban yang melahirkannya.
Mempelajari naskah kuno, sama halnya dengan melakukan usaha penyelamatan jati diri bangsa. Penyelamatan ini dilakukan dengan mengumpulkan serpihan-serpihan warisan kebudayaan tradisional Indonesia yang masih relevan dan mengandung nilai positif. Selain itu, mempelajari naskah kuno sebagai bagian dari sejarah juga memiliki arti yang penting bagi kehidupan. Siti Baroroh Baried (1994:95) menyebutkan adanya tiga manfaat yang dapat ditemukan dalam mempelajari sejarah yaitu, memberikan pendidikan, memberikan ilham atau inspirasi, dan memberikan kesenangan. Naskah kuno yang banyak mengandung
(17)
commit to user
fakta sejarah merupakan cermin masyarakat dan sangat penting dipelajari kaitannya dengan sejarah bangsa Indonesia. Dengan mempelajari sejarah bangsa Indonesia pada masa lampau, arah pembentukan kepribadian bangsa Indonesia akan lebih jelas.
Indonesia merupakan khasanah raksasa bagi naskah klasik yang kebanyakan tertulis dalam bahasa dan huruf daerah (Sulastin Sutrisno, 1981:11). Isi naskah-naskah tersebut beraneka ragam, mulai dari naskah-naskah kesusastraan dalam arti terbatas sampai dengan sumber keagamaan, kemasyarakatan, sejarah, yang sangat penting bagi pengetahuan mengenai kebudayaan tiap-tiap daerah dan yang sebagai keseluruhan dapat memberi gambaran lebih jelas mengenai kebudayaan Indonesia pada umumnya (Haryati, 1973:6 dalam Sulastin Sutrisno, 1981:11).
Salah satu wilayah Nusantara yang kaya akan peninggalan naskah-naskah kuno yang berharga adalah Provinsi Aceh Darussalam. Sebagai bekas pusat Kesultanan Pasai dan kerajaan Aceh yang berdiri pada tahun 1267 dan 1514, Aceh menjadi ladang penelitian naskah-naskah kuno. Karena bencana tsunami pada tahun 2004 naskah-naskah tersebut mengalami banyak kerusakan dan bahkan sebagian besar hilang. Naskah-naskah yang dapat diselamatkan merupakan bagian terakhir pustaka tertulis peninggalan sejarah dan budaya Aceh yang untuk dunia pernaskahan dan juga dari sudut emosional mempunyai harga yang tidak bisa dinilai dengan apapun. Meskipun demikian, hingga kini penelitian filologis mengenai naskah-naskah Aceh hampir belum tersentuh oleh tangan para peneliti. Sebagian besar peneliti lebih tertarik untuk mengkaji naskah yang tersimpan di PNRI (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) di Jakarta.
(18)
commit to user
Sebagai bentuk warisan kebudayaan, perhatian terhadap naskah tentunya tidak cukup hanya dengan merawat atau menyimpannya saja. Diperlukan penggalian yang lebih mendalam terhadap kandungan atau isi teks dari naskah agar dapat dipahami oleh masyarakat luas. Robson (1994:12) menjelaskan bahwa agar sebuah karya sastra klasik “terbaca atau dimengerti”, pada dasarnya ada dua hal yang harus dilakukan: menyajikan dan menafsirkannya. Dengan cara inilah, salah satu bentuk penghormatan terhadap teks klasik dapat dilakukan.
Sebagai bentuk penyelamatan terhadap hasil budaya masyarakat Aceh, penulis menggarap naskah yang berjudul Tharīqatu ‘s-Shālichīnfī Bayāni Aurādi ‘s-Sālikīn (selanjutnya disingkat TSBAS). Naskah TSBAS yang digunakan dalam penelitian ini tercatat sebagai koleksi Museum Negeri Banda Aceh dengan kode naskah dalam katalogus online ialah 07_00368.
Pemilihan teks TSBAS sebagai objek penelitian didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, seperti telah disebutkan sebelumnya, perlu dilakukan usaha penyelamatan terhadap naskah dengan cara menggali berbagai manfaat positif dari kandungan yang terdapat dalam teks. Kedua, bentuk tulisan dengan menggunakan huruf Jawi tidak mudah dipahami oleh generasi sekarang. Sesuai dengan tugas seorang filolog yang telah disebutkan sebelumnya, penulis tergerak untuk menyajikan dan menafsirkan isi kandungan teks TSBAS. Ketiga, berdasarkan studi lapangan yang dilakukan oleh penulis, belum ditemukan hasil penelitian menggunakan teks TSBAS dengan kode 07_00368. Hal ini diketahui setelah meninjau beberapa penelitian terdahulu, di antaranya yang terdaftar dalam
Direktori Edisi Naskah Nusantara yang disusun oleh Edi S. Ekadjati dan
(19)
commit to user
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, maupun Universitas Diponegoro. Keempat, kondisi naskah TSBAS yang masih baik telah memenuhi syarat untuk dijadikan objek kajian. Selain itu, naskah TSBAS juga merupakan satu kesatuan utuh dengan ciri struktur sastra kitab yaitu, diawali dengan bacaan basmalah dan diakhiri dengan kata tamat.
Kelima, teks TSBAS merupakan hasil karya seorang syeh terkenal, Syamsudin as-Samatrani. Syamsuddin as-Samatrani adalah satu dari empat ulama Nusantara yang terkemuka. Ia berpengaruh serta berperan besar dalam sejarah pembentukan dan pengembangan intelektualitas keislaman di Aceh pada kisaran abad ke-l7 dan beberapa dasawarsa sebelumnya. Keenam, isi kandungan teks mengenai petunjuk-petunjuk untuk mencapai kemenangan dunia dan akhirat bagi kaum muslimin sangat menarik untuk diteliti dan masih relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan di masa kini.
Berkaitan dengan penjelasan tersebut, naskah TSBAS, sebagai teks yang menyimpan ajaran agama Islam dirasa perlu untuk diselamatkan dari kepunahan. Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan transliterasi dan disajikan dalam bentuk suntingan agar lebih mudah dipahami dan dipetik manfaatnya.
B. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar pembahasan menjadi lebih sistematis, tepat sasaran dan tidak melebar. Penelitian ini dibatasi pada suntingan teks, analisis struktur dan tinjauan isi teks TSBAS. Suntingan teks TSBAS dalam penelitian ini meliputi inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks,
(20)
commit to user
kritik teks, dan suntingan teks. Analisis struktur dibatasi pada struktur narasi teks sastra kitab. Analisis isi dibatasi pada tinjauan isi naskah TSBAS.
C. Perumusan Masalah
Beradasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana suntingan teks TSBAS?
2. Bagaimana struktur narasi sastra kitab dalam teks TSBAS?
3. Apa isi ajaran yang terkandung dalam teks TSBAS?
D. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian tentunya memiliki tujuan yang jelas. Tujuan tersebut nantinya diharapkan dapat menjadi penunjuk arah sehingga dapat menjangkau berbagai hal yang hendak dicapai dalam sebuah penelitian. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menyediakan suntingan teks TSBAS yang baik dan benar. Baik dalam arti mudah dibaca karena sudah ditransliterasikan dan ejaannya sudah disesuaikan dan benar dalam arti kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2. Menyajikan struktur narasi sastra kitab dalam teks TSBAS.
(21)
commit to user
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumbangan terhadap perkembangan penelitian filologi yang berobjek pada naskah kuno, dengan demikian hasil penelitiannya dapat bermanfaat sebagai pembuka jalan dan bahan pertimbangan bagi peneliti lain, baik di bidang filologi maupun peneliti ilmu lain, dalam hal ini ilmu agama Islam. Selain itu, secara teoretis, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat karena telah menyajikan bagian dari ajaran agama Islam yang terkandung dalam teks TSBAS.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang dapat dipetik dalam penelitian ini di antaranya adalah dapat melestarikan warisan budaya nasional, berupa naskah kuno yang berguna untuk memperkaya dan menunjang kebudayaan nasional, dan pada akhirnya dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi dan motivasi dalam kaitannya dengan pembangunan bangsa. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memperkenalkan teks TSBAS sebagai salah satu hasil karya sastra klasik masyarakat Aceh yang penting untuk diteliti karena isi ajarannya masih relevan dengan kehidupan masa kini.
(22)
commit to user
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari enam bab, yaiu pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, suntingan teks, analisis teks dan penutup. Masing-masing bab diuraikan sebagai berikut.
Bab pertama pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistemaika penulisan.
Bab kedua landasan teori dan kerangka pikir. Sub bab landasan teori berisi mengenai penyuntingan dan pengkajian teks dan kerangka pikir. Teori penyuntingan teks antara lain inventarisasi naskah, deskripsi naskah, perbandingan naskah, transliterasi naskah dan kritik teks. Teori pengkajian teks meliputi teori struktur narasi sastra kitab dan isi naskah, yaitu ibadah.
Bab ketiga metode penelitian. Bab ini berisi penjelasan mengenai sumber data, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penarikan kesimpulan.
Bab keempat suntingan teks. Bab ini menguraikan tentang inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kritik teks, suntingan teks, dan daftar kosa kata.
Bab kelima analisis teks. Bab ini mengungkapkan struktur narasi dan isi teks TSBAS.
(23)
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Kajian Pustaka
Apabila dilihat dari objek penelitian yang digunakan, belum ditemukan penelitian yang mengkaji naskah TSBAS. Penelitian yang memiliki keterkaitan dengan TSBAS adalah penelitian terhadap variasi naskah TSBAS yang dilakukan oleh Drs. Nurdin A.R., M.Hum pada tahun 2007. Objek kajiannya adalah naskah
Thariqatul „sh-shalihin Fi Bayani Awradi‟s-Sadikin (selanjutnya disingkat dengan
Thariqatul „sh-shalihin) yang disimpan sebagai koleksi naskah di Yayasan Pendidikan dan Museum Ali Hasjmi dengan kode dalam katalog online 44A/ ZD / 3 / YPAH / 2005. Penelitian ini sudah diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul yang sama.
Penelitian yang dilakukan terhadap naskah Thariqatul „sh-shalihin hanya dibatasi pada transliterasi teksnya saja. Berdasarkan hasil transliterasi dapat diketahui bahwa isi naskah Thariqatul „sh-shalihin berbeda dengan TSBAS. Naskah Thariqatul „sh-shalihin berisi tentang norma-norma yang berhubungan dengan proses ubudiyah dan amaliyah kaum muslimin.
Selain objek penelitian, kajian mengenai penelitian yang terdahulu juga dapat dilihat dari kesamaan tema yang diangkat. Berikut merupakan pengkajian terhadap penelitian terdahulu yang memiliki tema ibadah. Ibadah yang dimaksud dalam pembahasan ini bukan dalam lingkup yang luas, namun hanya beberapa cakupan saja, misalnya tentang salat, bersuci dan sebagainya.
(24)
commit to user
Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Triningsih pada tahun 1999 dengan judul Syair Ma‟rifatu „s-Shalat: Suntingan Teks dan Analisis
Semiotika. Sumber data penelitian ini adalah naskah Syair Ma‟rifatu „s-Shalat,
yang ditulis dengan bahasa Melayu. Naskah tersebut tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan kode Ml. 397A. Penelitian ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pengkajian terhadap naskah ini sebenarnya difokuskan pada analisis semiotika yang terdiri dari ikon, indeks dan symbol, namun berdasarkan pembacaan heuristik dapat diketahui bahwa naskah Syair Ma‟rifatu „s-Shalat berisi tentang ibadah khususnya salat. Bab salat memaparkan rukun-rukun dalam melaksanakan salat, mulai dari takbiratul ikram sampai salam.
Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Luluk Hydayati pada tahun yang sama, yaitu 1999. Penelitian ini berjudul Tanbīhu „l-Mamūm Al
-Ghāfil bi-Bayāni Ba‟dlamā lahu Mina „l-Masā‟il: Suntingan Teks dan Analisis
Fungsi. Tidak berbeda jauh dengan Syair Ma‟rifatu „s-Shalat, naskah Tanbīhu „l
-Mamūm Al-Ghāfil bi-Bayāni Ba‟dlamā lahu Mina „l-Masā‟il (selanjutnya disingkat Tanbīh ) juga berisi tentang ibadah, khususnya salat.
Penelitian ini berobjek pada naskah Tanbīh yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Jakarta. Naskah Tanbīh berisi dua pasal. Pasal yang pertama adalah
masalah muwafaq yang dimaafkan berakhir dengan menyempurnakan fatihah
dengan tiga rukun yang panjang disebabkan karena uzur atau halangan. Pasal yang kedua berisi tentang makmum yang masbuk dan makmum yang mendapat rakaat dan tidak mendapaat rakaat.
(25)
commit to user
Penelitian yang ketiga dilakukan pada tahun 2008 oleh Suci Antari dengan judul Tanbīhu l-Ihkwān fī „sy-Syurūti wa „l-Arkān: Suntingan Teks dan Pendekatan Resepsi. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah naskah Tanbīhu l-Ihkwān fī „sy-Syurūti wa „l-Arkān (selanjutnya disingkat TISA) yang tersimpan di sebagai Koleksi Naskah Melayu di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan kode ML. 775 dari W. 15.
Naskah TISA merupakan naskah bertema ibadah yang cukup lengkap. Diantaranya memuat masalah taharah, salat, puasa dan haji dan Umrah. Taharah meliputi perkara tentang istinja, najis, wudu, mandi, menyapu mūza, tayamum dan perkara yang diharamkan atas orang yang berhadas kecil, junub serta perempuan yang haid dan nifas.
Salat (sembahyang) meliputi perkara tentang bang dan kamat,syarat dan rukun sembahyang, perkara tentang belajar dan mengajar bacaan sembahyang, perkara yang membatalkan sembahyang, uzur meninggalkan sembahyang, perkara tentang sunah ab‟adl, perkara tentang sujud sahwi, sembahyang berjamaah, mengqasar dan menjamak salat. Zakat meliputi syarat wajib zakat dan nisab pada binatang, syarat wajib zakat dan nisab pada emas dan perak, syarat wajib zakat pada ma’din, perkara tentang zakat rikaz, dan sebagainya.
Puasa meliputi syarat dan rukun puasa, perkara yang membatalkan puasa dan pahala puasa, perkara yang mengharuskan berbuka, perkara tentang wajib qadha, fidyah dan kafarat serta orang yang mati sebelum mengqadha puasa. Haji dan umrah meliputi syarat wajib haji dan umrah, haji dan umrah pada perempuan dan orang yang lemah, rukun haji dan umrah, wajib haji dan umrah, perkara yang
(26)
commit to user
membatalkan haji dan umrah, jenis haji, perkara tentang tahalull, wajib dam dan puasa, perkara yang diharamkan saat ihram, serta perkara tentang kafarat, dam dan fidyah karena melakukan hal-hal yang diharamkan saat ihram.
B.Landasan Teori
Sebagai bentuk kegiatan ilmiah, sebuah penelitian memerlukan landasan kerja yang berupa teori. Teori diartikan sebagai suatu pernyataan tentang hakekat suatu kenyataan atau suatu fakta, atau tentang hubungan antara kenyataan atau fakta tersebut dengan kenyataan atau fakta lain, dan kebenaran pernyataan tersebut telah diuji melalui metode dan prosedur tertentu (Heddy Shri Ahimsa-Putra, 2005:2). Dengan demikian, teori merupakan hasil perenungan yang mendalam, bersistem, dan berstruktur terhadap gejala-gejala alam yang berfungsi sebagai pengarah dalam kegiatan penelitian (Siti Chamamah Soeratno, 2001:13).
Untuk membantu menentukan tujuan dan arah penelitian, serta memilih konsep-konsep yang tepat, guna pembentukan hipotesis-hipotesis maka digunakan beberapa teori yang terkait, yaitu teori penyuntingan teks dan pengkajian teks.
1. Penyuntingan Teks
Filologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang bertujuan untuk mengungkapkan kandungan teks yang tersimpan dalam naskah. Untuk memenuhi tujuan tersebut, diperlukan proses atau tahapan-tahapan penelitian. Berikut tahapan-tahapan dalam penelitian filologi.
a. Inventarisasi Naskah
Tahap pertama dalam penelitian filologi adalah pengumpulan data yang berupa inventarisasi naskah. Pengumpulan data tersebut dilakukan
(27)
commit to user
dengan studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka ditempuh dengan cara membaca katalog naskah yang terdapat diberbagai museum dan perpustakaan. Selain membaca katalog, studi pustaka juga dapat dilakukan dengan mengumpulkan daftar buku atau daftar naskah yang disimpan di berbagai instansi yang menaruh perhatian terhadap naskah. Bani Sudardi (2003:47) menjelaskan bahwa beberapa katalog tersebut seringkali belum lengkap dengan adanya penemuan-penemuan naskah baru. Penemuan naskah baru sering di informasikan melalui artikel-artikel atau hasil-hasil penelitian. Untuk itu, inventarisasi naskah perlu juga dilengkapi dengan pembacaan sejumlah artikel tentang penemuan dan informasi tentang naskah
Tahap selanjutnya adalah studi lapangan (field research). Studi lapangan dilakukan dengan maksud untuk mencari naskah-naskah yang tersimpan sebagai koleksi pribadi. Koleksi-koleksi pribadi tersebut biasanya tersimpan di berbagai tempat pendidikan seperti, pondok pesantren atau surau dan tempat-tempat acara kesenian (Edwar Djamaris, 2002:11)
b. Deskripsi Naskah
Setelah ditemukan naskah yang akan digunakan sebagai objek penelitian, langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan naskah. Deskripsi naskah adalah pengumpulan data mengenai seluk beluk naskah sehingga didapat gambaran mengenai karakter naskah secara rinci. Metode yang digunakan dalam deskripsi naskah adalah metode dekriptif. Semua naskah dideskripsikan dengan pola yang sama, yaitu nomor naskah, ukuran naskah,
(28)
commit to user
keadaan naskah, tulisan naskah, bahasa, kolofon, dan garis besar isi cerita (Edwar Djamaris, 2002:11). Wilayah deskripsi naskah tersebut dapat diperluas lagi sehingga didapatkan keterangan yang lebih rinci. Hal ini dilakukan untuk memudahkan tahap penelitian selanjutnya, yaitu perbandingan naskah.
c. Perbandingan Naskah
Perbandingan naskah dilakukan apabila terdapat dua atau lebih naskah yang sama. Perbandingan naskah dapat dilakukan dengan membandingkan garis besar isi cerita, bacaan naskah, perbandingan nama tokoh atau alur cerita, ataupun panjang dan pendek cerita, sehingga dapat diketahui kondisi masing-masing naskah. Hal ini dilakukan dengan cara membaca dan menilai (resensi) semua naskah yang ada, mana yang dapat dipandang sebagai naskah objek penelitian dan mana yang tidak. Dengan demikian, dapat ditentukan salah satu teks yang paling dapat dipertanggungjawabkan sebagai dasar suntingan naskah.
d. Transliterasi Naskah
Transliterasi ialah penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad satu ke abjad yang lain (Siti Baroroh Baried, 1994:63). Edwar Djamaris (2002:19) menjelaskan bahwa terdapat dua tugas pokok peneliti filologi terkait dengan transliterasi. Pertama, menjaga kemurnian bahasa lama dalam naskah, khususnya penulisan kata. Penulisan kata yang menunjukkan ciri ragam bahasa lama dipertahankan bentuk aslinya, tidak disesuaikan penulisannya dengan penulisan kata menurut EYD. Hal ini dimaksudkan agar data mengenai bahasa lama dalam naskah itu tidak
(29)
commit to user
hilang. Tugas pokok kedua peneliti filologi dalam transliterasi adalah menyajikan teks sesuai dengan pedoman ejaan yang berlaku sekarang. e. Kritik Teks
Setelah transliterasi, langkah selanjutnya dalam penelitian filologi adalah melakukan kritik teks. Kritik teks dalam filologi dilakukan dengan cara menentukan teks-teks sesuai dengan urutan umur teks sehingga tersusun perkembangan teks dari masa ke masa (Bani Sudardi, 2003:82). Disinilah tugas pokok studi filologi, bersama kritik teks berusaha untuk memurnikan teks. Hasil yang dapat diperoleh adalah menghasilkan teks yang dekat dengan teks aslinya (constitutio textus).
2. Kajian Teks
a. Sastra Kitab
Seiring perkembangan agama Islam di Nusantara, lahirlah sebuah corak kesusastraan yang berhubungan dengan penyebaran agama Islam. Karya sastra tersebut mengandung ajaran agama Islam dan diciptakan untuk menyebarluaskan agama Islam. Roolvink (dalam Liaw Yock Fang, 1991:204) menyatakan bahwa untuk sementara waktu, kaidah yang paling baik untuk mengkaji sastra yang dihasilkan dibawah pengaruh Islam itu adalah membaginya ke dalam beberapa jenis atau kategori, antara lain: (1) cerita Al-Quran, (2) cerita Nabi Muhammad, (3) cerita sahabat Nabi Muhammad, (4) cerita pahlawan Islam, dan (5) sastra kitab. Dengan demikian, Roolvink memasukkan sastra kitab ke dalam sastra yang bercorak Islam.
(30)
commit to user
Sementara itu, kesusatraan yang bercorak Islam disebut oleh Liaw Yock Fang sebagai sastra Islam (Liaw Yock Fang, 1978:131 dalam Siti Chamamah Soeratno, 1982:147). Ia membagi sastra Islam yang lebih tepat dikatakannya sebagai cerita Islam menjadi lima golongan besar, yaitu: (1) cerita Nabi Muhammad, (2) cerita para sahabat Nabi Muhammad, (3) cerita para Nabi, (4) cerita para penyebar dan pahlawan Islam, dan (5) cerita khayalan yang timbul di Nusantara. Liaw Yock Fang juga masih menyebut adanya sastra keagamaan, maksudnya keagamaan Islam yaitu sastra Islam yang di dalamnya dikemukakan uraian tentang ilmu tasawuf, ilmu kalam, dan ilmu fikih (Liaw Yock Fang, 1978:131 dalam Siti Chamamah Soeratno, 1982:148).
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat suatu bentuk kesusastraan yang terlahir pada masa perkembangan agama Islam di Nusantara dan berisi uraian mengenai ajaran agama Islam yang bersumber pada ilmu fikih, tasawuf, dan ilmu kalam. Jenis dan corak sastra tersebut dapat disebut sebagai sastra kitab. Sesuai dengan isi yang dikemukakannya, penciptaan karya sastra kitab bertujuan untuk menanamkan ajaran Islam, untuk menguatkan iman dan meluruskan ajaran yang sesat (Siti Chamamah Soeratno, 1982:150).
Siti Chamamah Soeratno (1982:151) menjelaskan bahwa sastra kitab ini, di Indonesia, merupakan corak yang khusus, yang tersebar luas bersama penyebaran agama Islam, tidak hanya di Melayu dan dalam sastra Melayu saja melainkan daerah-daerah Indonesia yang lain juga, misalnya Jawa dengan sastra Jawa, yang oleh Pigeaud digolongkan pada sastra
(31)
commit to user
keagamaan di jawa diantaranya meliputi teks-teks yang berhubungan dengan renungan mistik, kumpulan doa-doa dan mantera-mantera yang berhubungan dengan Islam, risalah-risalah jawa tentang teologi Islam, dan buku-buku didaktik serta pendidikan jawa yang berhubungan dengan etika (moral) Islam (Pigeaud, 1967:79-80 dalam Siti Chamamah Soeratno, 1982:151).
b. Struktur Sastra Kitab
Karya sastra merupakan struktur yang terdiri atas beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya dan membentuk satu makna yang bulat dan utuh (Sangidu, 2004:172). Sebagai hasil sastra lama bercorak Islam, sastra kitab memiliki ciri-ciri khusus dalam hal strukturnya (Siti Chamamah Soeratno, 1982:152). Struktur yang dimaksud merupakan struktur narasi atau penceritaan dalam sastra kitab.
Struktur narasi sastra kitab merupakan struktur penyajian teks, sama halnya dengan struktur penceritaan dalam sastra fiksi yang berupa plot dan alur (1982:152). Struktur narasi tersebut merupakan satu unsur struktur utuh dan memiliki pola tetap, dimulai dari pendahuluan, pemaparan isi, dan diakhiri dengan penutup.
a. Pendahuluan
Pendahuluan dalam sastra kitab memiliki struktur yang relatif tetap, dimulai dengan bacaan bismillah, kemudian diikuti oleh do’a dan seruan, pengajaran-pengajaran mengenai ketaqwaan, dan sholawat kepada nabi Muhammad serta doa kepada para sahabat dan keluarga Nabi Muhammad s.a.w. Setelah itu, biasanya diikuti kata wa ba‟du sebagai ungkapan untuk
(32)
commit to user
menyudahi bacaan pembukaan dan dilanjutkan dengan pembicaraan mengenai hal ihwal kepengarangan, seperti: nama pengarang, motivasi penulisan karangan, dan judul karangan. Di dalam pendahuluan, biasanya dipergunakan bahasa arab yang mengikuti terjemahannya secara interlinier.
b. Isi
Bagian isi berupa uraian masalah yang dibahas dan biasanya dibagi dalam bab-bab atau pasal-pasal.
c. Penutup
Bagian penutup biasanya berupa doa penutup yang dipanjatkan kepada Allah SWT yang ditulis dalam bahasa Arab dan diikuti terjemahannya dalam bahasa Melayu. Kemudian dilanjutkan dengan Sholawat kepada Nabi beserta keluarganya dalam bahasa Arab. Sebagai kata penutup, biasanya di akhiri dengan kata tammat atau kata penutup seperti Wa‟l-lahu a‟lam.
(33)
commit to user
C.Kerangka pikir
Kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. Teks yang digunakan sebagai objek kajian adalah TSBAS. Dalam rangka mengungkap isi teks, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan penyuntingan teks. Penyuntingan teks dilakukan dengan tujuan dapat menghasilkan sebuah suntingan teks yang baik dan benar. Baik dalam arti mudah dibaca karena sudah ditransliterasikan. Benar dalam pengertian kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena sudah dibersihkan dari kesalahan-kesalahan kecil. Langkah kedua adalah melakukan analisis struktur terhadap teks TSBAS. Analisis struktur dibatasi pada struktur narasi sastra kitab. Langkah terakhir adalah melakukan analisis isi teks TSBAS. Teks T S B A S
Suntingan Teks TS
Menyajikan suntingan teks yang baik dan benar, mendeskrip- sikan teks TS, dan menjelaskan kandungan atau isi Analisis Isi
1. Inventarisasi Naskah 2. Deskripsi Naskah 3. Ikhtisar isi teks 4. Kritik Teks 5. Pedoman
Penyuntingan Teks 6. Suntingan Teks
Struktur Teks TS
Ibadah Analisis Struktur
(34)
commit to user
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah naskah yang berjudul Tharīqatu ‘s -Shālichīnfī bayāni aurādi ‘s-Sālikīn (TSBAS). Naskah TSBAS tersimpan sebagai koleksi Museum Negeri Banda Aceh dengan kode dalam katalogus online yaitu 07_00368. Naskah ini berjumlah 118 halaman dan ditulis dalam bahasa Melayu dengan huruf Jawi. Naskah TSBAS didapatkan penulis dengan mengunduh (download) pada situs http://acehms.dl.uni-leipzig.de/receive/NegeriMSBook islamhs.
. Melalui situs ini, Manassa bekerja sama dengan Museum Negeri Banda Aceh dan Yayasan Pendidikan dan Museum Ali Hasjmy menerbitkan koleksi naskah yang tersimpan di kedua museum tersebut secara online.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kerja penelitian guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan (Sangidu, 2004:13). Dalam kaitannya dengan penelitian sastra, metode merupakan hal penting untuk memahami objek penelitian, sehingga berhasil menyajikan tujuan penelitian, yaitu mengungkapkan makna teks yang akan diteliti. Penelitian dengan tujuan ini, yaitu berusaha mendeskripsikan, menafsirkan dan menginterpretasikan suatu makna dalam sebuah teks, dapat dilakukan dengan metode kualitatif. Secara umum yang dinyatakan dengan metode kualitatif adalah
(35)
commit to user
metode pengkajian atau metode penelitian suatu masalah yang tidak didesain atau dirancang dengan prosedur-prosedur statistik (Edi Soebroto, 2007:5).
1. Metode Penyuntingan Teks
Sebagai bentuk penyelamatan terhadap hasil budaya masyarakat Aceh, digarap naskah yang berjudul Tharīqatu ‘s-Shālichīn fī bayāni aurādi ‘s -Sālikīn. Naskah TSBAS yang digunakan dalam penelitian ini tercatat sebagai koleksi Museum Negeri Banda Aceh dengan kode naskah dalam katalogus online 07_00368.
Berdasarkan studi katalog dapat diketahui bahwa naskah TSBAS merupakan naskah jamak. Selain tersimpan sebagai Koleksi Museum Negeri Banda Aceh, naskah TSBAS juga tercatat dalam Catalogue of Malay and
Minangkabau Manuscripts yang diterbitkan oleh Perpustakaan Universitas
Leiden, Belanda dan katalog online koleksi naskah di Yayasan Pendidikan dan Museum Ali Hasjmi Nangroe Aceh Darussalam.
Naskah yang berhasil ditemukan berjumlah empat naskah. Salah satu diantaranya telah diteliti oleh Drs. Nurdin A.R., M.Hum pada tahun 2007/2008. Naskah yang telah diteliti tersebut berjudul Thariqatul ‘sh -shalihin Fi Bayani Awradi’s-Sadikin. Naskah ini tercatat sebagai koleksi Yayasan Pendidikan dan Museum Ali Hasjmy dengan kode naskah dalam
katalogus online 44A/ZD/3/YPAH/2005. Berdasarkan pelacakan yang
dilakukan oleh peneliti, penelitian yang dilakukan oleh Drs. Nurdin A.R., M.Hum hanya difokuskan pada transliterasi teks saja. Berdasarkan translitersi tersebut, dapat diketahui bahwa naskah Thariqatul ‘sh-shalihin Fi Bayani
(36)
commit to user
Awradi’s-Sadikin berisi tentang norma-norma yang berhubungan dengan proses ubudiyah dan amaliyah kaum muslimin.
Naskah lain yang ditemukan berjudul Tarīq as-Sālikīn wa-sabīl al
-Musāyirīn. Naskah ini tercatat dalam Catalogua of Malay and Minangkabau
Manuscripts dengan kode Cod.Or.1983. Di dalam deskripsi singkat yang terdapat dalam katalog, disebutkan bahwa naskah tersebut berjumlah tujuh belas halaman dan ditulis oleh Syamsuddin dari Pasai. Tarīq as-Sālikīn wa -sabīl al-Musāyirīn mengandung penjelasan tentang sejumlah istilah, seperti
wujud, 'adam, haqq, bathil, wajib, mumkin, mumtani’ dan sebagainya.
Naskah ketiga yang berhasil ditemukan berjudul Tarīqatus Shālichīn. Naskah ini tercatat sebagai koleksi Museum Negeri Banda Aceh, dengan penomoran dalam katalogus online adalah 07_01119. Deskripsi singkat yang terdapat dalam catalog menjelaskan bahwa jumlah halaman naskah belum dapat diketahui. Berdasarkan pelacakan yang dilakukan oleh peneliti, naskah berkode 07_01119 memiliki status yang tidak lengkap.
Naskah keempat yang berhasil ditemukan berjudul Tharīqatu ‘s -Shālichīn fī bayāni aurādi ‘s-Sālikīn. Naskah ini berjumlah 118 halaman, masih lengkap dan keadaan naskah baik.
Berdasarkan perunutan keterangan tersebut, satu naskah telah diteliti dan tiga lainnya masih menuggu untuk dilakukan pengkajian. Karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, naskah yang tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden, Belanda (Cod.Or. 1983) dan naskah yang tersimpan di Museum Negeri Banda Aceh (07_01119) tidak dijadikan sebagai objek penelitian. Penelitian hanya difokuskan pada naskah TSBAS
(37)
commit to user
dengan kode 07_0368 yang tersimpan di Museum Negeri Banda Aceh. Oleh karena itu, naskah TSBAS dengan kode 07_00368 diperlakukan sebagai naskah tunggal. Metode penyuntingan yang digunakan adalah metode penyuntingan teks jamak terbatas. Sebelum membicarakan metode ini, berikut keterangan mengenai metode-metode penyuntingan naskah jamak. a. Metode penyuntingan naskah tunggal.
Siti Baroroh Baried (1994:67) menjelaskan bahwa apabila hanya ada naskah tunggal dalam suatu tradisi sehingga perbandingannya tidak mungkin dilakukan, dapat ditempuh dua jalan. Pertama, edisi diplomatik, yaitu menerbitkan satu naskah setelitinya tanpa mengadakan perubahan. Kedua edisi standar atau edisi kritik, yaitu menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan, sedang ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
b. Metode penyuntingan naskah jamak.
1) Metode intuitif
Metode intuitif ialah penyuntingan yang dilakukan dengan cara mengambil salah satu naskah yang paling baik isinya (Bani Sudardi, 2003:59). Apabila terdapat bacaan yang dipandang tidak betul atau tidak jelas, maka bacaan itu diperbaikai berdasarkan naskah-naskah lain dengan pertimbangan intuisi, selera baik, dan pengetahuan penyunting. Dengan kata lain, perbaikan bacaan dalam naskah bertumpu pada intuisi yang dimiliki oleh penyunting.
(38)
commit to user 2) Metode objektif
Metode objektif merupakan metode yang berusaha menyusun kekerabatan atau kekeluargaan antar naskah berdasarkan adanya kesalahan bersama. Naskah-naskah yang mempunyai kesalahan yang sama pada suatu tempat yang sama maka diperkirakan bahwa naskah tersebut berasal dari induk yang sama (Bani Sudardi, 2003:59).
3) Metode gabungan
Metode gabungan dipakai apabila nilai naskah menurut tafsiran filologi hampir sama. Pada umumnya yang dipilih adalah bacaan mayoritas atas dasar perkiraan bahwa jumlah naskah yang banyak itu merupakan saksi bacaan yang betul (Siti Baroroh Baried, 1994:67).
4) Metode landasan
Metode landasan diterapkan apabila menurut tafsiran ada satu atau segolongan naskah yang memiliki kualitas lebih unggul. Tingkat keunggulan naskah dapat dilihat dari sudut bahasa, kesastraan, sejarah, dan sebagainya (Siti Baroroh Baried 1994:67).
c. Metode penyuntingan teks jamak terbatas1
Metode penyuntingan teks jamak terbatas merupakan metode penyuntingan naskah yang berpijak pada anggapan bahwa kehadiran variasi teks dalam penelitian naskah jamak tidak seharusnya diwajibkan. Meskipun dalam sebuah tradisi ditemukan adanya naskah yang berbentuk jamak, tetap dimungkinkan dilakukan penyuntingan salah satu naskah
1
Metode ini belum lazim digunakan oleh para peneliti filologi, namun atas saran dari dosen pembimbing, metode ini terpaksa digunakan karena penulis mengalami keterbatasan-keterbatasan dalam pengumpulan data. Oleh karena itu, sebagai bahan pertimbangan penulis menerima kritik dan masukan demi perbaikan dan penyempurnaan penelitian ini.
(39)
commit to user
tanpa menghadirkan variasi-variasinya. Penggunaan metode ini didasarkan prinsip bahwa masing-masing teks dalam suatu naskah jamak pada hakikatnya dapat berdiri sendiri dan memiliki kekhasan tersendiri.
Sementara itu, pertimbangan lain yang menjadi landasan digunakannya metode penyuntingan teks jamak terbatas dalam penelitian ini adalah bahwa metode penyuntingan untuk naskah jamak yang telah ada saat ini dirasakan kurang efektif dan sangat menyulitkan peneliti. Hal ini dikarenakan harus dihadirkannya naskah-naskah jamak sebagai bahan perbandingan. Padahal, naskah sebagai warisan pustaka tertulis nusantara yang tidak ternilai harganya itu tentunya tidak hanya disimpan di satu tempat saja. Terdapat ratusan museum dan perpustakaan dari seluruh dunia yang menampung naskah-naskah tersebut. Disamping itu, terdapat juga ribuan, bahkan lebih, penduduk yang memiliki naskah-naskah sebagai koleksi pribadi. Sampai saat ini, jumlah naskah koleksi pribadi tersebut sangat sedikit yang telah dikatalogkan, sehingga kemungkinan pelacakan naskah dengan sempurna sangat sulit dilakukan.
Untuk itulah, meskipun tidak dapat menghadirkan variasi naskah TSBAS, penulis merasa tergerak untuk menyajikan dan menafsirkan naskah TSBAS yang dikaji secara filologis.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban suntingan, cara kerja yang dilakukan dalam metode ini tidak jauh berbeda dengan metode standar, yaitu menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan, sedang ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Pembetulan kesalahan-kesalahan tersebut dilakukan atas dasar
(40)
commit to user
pemahaman yang sempurna sebagai hasil perbandingan dengan naskah yang sejenis dan sezaman. Semua perubahan yang diadakan dicatat dalam tempat khusus agar selalu dapat diperiksa dan diperbandingkan dengan bacaan naskah sehingga masih memungkinkan penafsiran lagi oleh pembaca (Siti Baroroh Baried, 1994:68).
2. Metode Kajian Teks
a. Metode Struktural
Setelah penyuntingan selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah menganalisis struktur teks TSBAS berdasarkan teori struktural. Analisis ini menggunakan metode deskriptif, yaitu melakukan penjabaran terhadap permasalahan, menganalisa, dan menafsirkan data yang ada. Penafsiran tersebut didasarkan pada struktur penyajian sastra kitab yang memiliki pola tetap, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
b. Metode Analisis Isi
Suatu teks sastra klasik tentunya tercipta dengan struktur kandungan manfaat yang tinggi dan disertai dengan pesan terselubung yang memuat isi yang berharga bagi pembaca. Agar kandungan manfaat dan pesan-pesan serta makna yang terkandung dalam sebuah teks dapat terpahami secara keseluruhan, maka diperlukan sebuah metode analisis yang tepat. Untuk itu digunakanlah metode analisis konten. Analisis konten digunakan apabila si peneliti hendak mengungkap, memahami dan menangkap pesan karya sastra (Suwardi Endraswara, 2003:160).
Suwardi Endraswara (2003:164) menjelaskan bahwa analisis meliputi penyajian data dan pembahasan dilakukan secara kualitatif
(41)
commit to user
konseptual. Analisis data harus selalu dihubungkan dengan konteks dan konstruk analisis. Konteks berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan struktur karya sastra, sedangkan konstruk berupa bangunan konsep analisis. Konstruk tersebut menjadi bingkai analisis.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data-data penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pustaka. Teknik pustaka merupakan teknik yang mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Edi Soebroto, 2007:47). Teks TSBAS diperoleh melalui tahap sebagai berikut.
1. Tahap Informasi
Pada tahap ini peneliti berusaha mendapatkan informasi pernaskahan. Informasi ini diperoleh dari catalogue der Maleische Minangkabausche
Handscriften in de Leindsche Universiteits Bibliotheek dan katalogus online
naskah koleksi Museum Negeri Banda Aceh dan Yayasan dan Pendidikan Museum Ali Hasjmy.
2. Tahap pengunduhan dan print out
Tahap ini merupakan tahap pengambilan naskah TSBAS sebagai objek penelitian. Pengambilan naskah dilakukan dengan cara mengunduh (download) naskah Naskah TSBAS yang terdapat dalam situs online http://acehms.dl.uni-leipzig.de/receive/NegeriMSBookislamhs.
(42)
commit to user
Naskah TSBAS yang terdapat dalam situs tersebut masih berbentuk file dengan format jpg sehingga harus diolah agar dapat menghasilkan cetakan (print out) untuk mendapatkan salinan teks tersebut.
D. Teknik Analisis Data
Setelah naskah didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan deskripsi naskah. Deskripsi naskah adalah pengumpulan data mengenai seluk beluk naskah sehingga didapat gambaran mengenai karakter naskah secara rinci. Tahap ini merupakan tahap deskripsi. Tahap selanjutnya adalah melakukan pengkajian terhadap data-data yang telah diklasifikasikan. Pengkajiannya berdasarkan acuan-acuan ilmiah yang sesuai dengan pokok permasalahan. Tahap ini dapat disebut juga sebagai tahap analisis.
Tahap berikutnya adalah evaluasi. Dalam tahap ini, proses penafsiran teks dari awal sampai akhir akan dievaluasi. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
E. Teknik Penarikan Kesimpulan
Dari hasil deskripsi, klasifikasi, analisis data, dan evaluasi selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan secara deduktif. Teknik deduktif dilakukan dengan cara mengambil kesimpulan dari uraian yang bersifat umum ke uraian yang bersifat khusus.
(43)
commit to user
28
BAB IV
SUNTINGAN NASKAH
A. Inventarisasi Naskah
Langkah pertama dalam penelitian filologi adalah inventarisasi naskah. Invenstarisasi naskah merupakan pencarian dan pencatatan informasi mengenai naskah yang akan diteliti. Penelitian terhadap TSBAS ini menggunakan invetarisasi naskah dengan studi katalog. Katalog yang digunakan adalah katalog-katalog yang memberikan informasi tentang naskah-naskah Melayu. Katalog-katalog yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Achadiati Ikram, et. al. (Ed). 2001. Katalog Naskah Buton Koleksi Abdul
Mulku Zahari. Edisi I. Jakarta: Manasa – The Toyota Foundation – Yayasan
Obor Indonesia.
2. Amir Sutaarga, dkk. 1972. Katalog Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Nasional.
3. Behrend, T.E. 1998. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
4. Behrend, T.E. dan Titik Pudjiastuti. 1997. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3-A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
5. Behrend, T.E. 1997. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3-B. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
(44)
commit to user
6. Edi S. Ekadjati dan Undang A. Darsa. 1999. Katalog IndukNaskah-naskah
Nusantara Jilid 5A Jawa Barat: Koleksi Lima Lembaga. Jakarta: Yayasan
obor Indonesia –Ecole Francaise D‟Extreme.
7. Siti Maryam R. Salahuddin dan Mukhlis. 2007. Katalog Naskah Bima:
Koleksi Museum Kebudayaan Samparaja. Bima: Museum Samparaja Bima. 8. Sri Wulan Rujiati Mulyadi, et. al. 1992. Katalogus Naskah Melayu Bima II.
Bima: Yayasan Museum Kebudayaan Samparaja.
9. Wieringa, E.P. 1998. Catalogue of Malay and Minangkabau Manuscripts In
The Library of Leiden University and Other Collections In The Netherlands (Volume One). Leiden: Legatum Warnerianum in Leiden University Library.
Katalog online juga digunakan dalam melakukan inventarisasi naskah. Katalog online tersebut adalah katalog online koleksi naskah di Museum Negeri Banda Aceh dan katalog online koleksi naskah di Yayasan Pendidikan dan Museum Ali Hasjmi Nangroe Aceh Darussalam. Katalog tersebut di akses melalui situs http://acehms.dl.uni-leipzig.de/receive/NegeriMSBookislamhs.
Katalog-katalog diatas tidak semuanya memuat informasi tentang TSBAS. Katalog yang memberikan informasi tentang TSBAS adalah sebagai berikut.
1. Wieringa, E.P. 1998. Catalogue of Malay and Minangkabau Manuscripts In
The Library of Leiden University and Other Collections In The Netherlands (Volume One). Leiden: Legatum Warnerianum in Leiden University Library. 2. katalog online koleksi naskah Museum Negeri Banda Aceh yang di akses
(45)
commit to user
3. katalog online koleksi naskah di Yayasan Pendidikan dan Museum Ali Hasjmi Nangroe Aceh Darussalam yang di akses melalui situs http://acehms.dl.uni-leipzig.de/receive/NegeriMSBookislamhs.
Melalui studi katalog diketahui bahwa naskah TSBAS adalah naskah jamak. Dua naskah tersimpan di Museum Negeri Banda Aceh, satu naskah tersimpan di Yayasan Pendidikan dan Museum Ali Hasjmi Nangroe Aceh Darussalam, dan satu naskah tersimpan di perpustakan Universitas Leiden, Belanda. Berikut penjelasan singkat mengenai masing-masing naskah.
1. Naskah cod. Or. 1983
Judul : Tarīq as-Sālikīn wa-Sabīl al-Musāyirīn
Koleksi : Perpustakaan Universitas Leiden. Belanda.
Jumlah halaman : 17 halaman.
Pengarang : Syamsuddin dari Pasai
Isi : naskah berisi tentang sejumlah istilah seperti wujud,
„adam, haqq, bathil, wajib, mukmin, mumtani‟, dan sebagainya.
2. Naskah 44A/ ZD / 3 / YPAH / 2005
Judul : Thariqatul „sh-shalihin Fi Bayani Awradi‟s-Sadikin
Bahasa : Melayu
Kelengkapan : Tidak dapat diputuskan
Tema : Ibadah
Jumlah jilid : 1
Bahan penjilidan : Karton Hijau
Alas tulis : Kertas
(46)
commit to user
Ukuran : 34 x 21 cm
Jumlah baris : 19 baris
Pemilik : Ali Hasjmi
Status : sudah diteliti oleh Drs. Nurdin A.R., M.Hum.
3. Naskah 07_0119
Judul Naskah : Tariqatus Shalihin
Bahasa : Melayu
Tema : Kebatinan / Mistik
Bahan : Kertas eropa
Pemilik : Museum Negeri Banda Aceh
4. Naskah 07_00368
Judul : Tharīqatu „s-Shālichīnfī Bayāni Aurādi „s-Sālikīn
Bahasa : Melayu
Status Kelengkapan : lengkap
Tema : Ibadah
Jumlah jilid : 1
Bahan tulis : kertas
Jumlah halaman : 118 halaman
Ukuran : 19 x 14,5 cm
Berdasarkan pelacakan yang dilakukan, diketahui bahwa naskah yang tersimpan di Yayasan Pendidikan dan Museum Ali Hasjmi (44A/ ZD / 3 / YPAH / 2005) telah diteliti oleh Drs. Nurdin A.R., M.Hum pada tahun 2007. Penelitian yang dilakukan hanya dibatasi pada transliterasi teksnya saja. Berdasarkan
(47)
commit to user
transliterasi tersebut diketahui bahwa naskah tersebut berisi tentang norma-norma yang berhubungan dengan proses ubudiyah dan amaliyah kaum muslimin.
Dengan demikian masih tersisa tiga naskah yang belum tersentuh oleh tangan peneliti. Alangkah baiknya apabila penelitian ini melibatkan keempat naskah tersebut, namum karena berbagai keterbatasan penelitian hanya difokuskan pada naskah Tharīqatu „s-Shālichīn fī Bayāni Aurādi „s-Sālikīn (TSBAS) kode 07_00368.
B. Deskripsi Naskah
Setelah bahan penelitian di dapat, langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah mendeskripsikan naskah. Di dalam penelitian ini, karena peneliti hanya mengetahui bentuk digital, bukan wujud asli naskah, maka pendeskripsiannya tidak sepenuhnya dapat menggambarkan wujud lahiriah yang sesungguhnya. Ukuran kertas, ukuran teks, maupun bahan naskah di dapat berdasarkan deskripsi
yang terdapat dalam katalog online yang diterbitkan dalam situs
http://acehms.dl.uni-leipzig.de/receive/NegeriMSBookislamhs selain itu, terdapat pula beberapa penambahan dan pengurangan deskripsi yang disesuaikan dengan naskah TSBAS.
Deskripsi dalam penelitian ini mencakup bagian umum, bagian buku (mencakup perihal tulisan naskah, keadaan naskah dan sebagaianya), sejarah naskah, dan isi naskah.
1. Bagian Umum
a. Judul naskah
Judul naskah TSBAS ditemukan di awal naskah pada halaman 3
(48)
commit to user
suatu risalah yang sempurna dan kunamai akan dia Tharīqatu „s-Shālichīn. / Artinya perjalanan orang yang shalihin. Fī bayāni aurādi // „s-Sālikīn. Pada menyatakan segala aurad orang yang berjalan kepada akhirat
(TSBAS:3)”.
Kutipan teks tersebut memberikan informasi secara jelas tentang judul naskah, yaitu Tharīqatu „s-Shālichīnfī bayāni aurādi „s-Sālikīn.
Judul yang terdapat dalam katalog tidak senada dengan judul yang terdapat di dalam teks. Berdasarkan katalogus online koleksi naskah Museum Negeri Banda Aceh, naskah ini berjudul Tharīqatu „s-Shālichīn.
Judul yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tharīqatu „s
-Shālichīn fī bayāni aurādi „s-Sālikīn. Pengambilan judul ini dilakukan dengan alasan bahwa Tharīqatu „s-Shālichīn fī bayāni aurādi „s-Sālikīn lebih mewakili keseluruhan isi naskah, yaitu tidak hanya tentang jalan menuju shalih, tetapi juga menjelaskan segala aurad (wirit) orang yang beribadah untuk menuju jalan-Nya. Selain itu, judul yang lebih lengkap dirasa lebih dapat memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang isi naskah.
b. Tempat Penyimpanan Naskah
Naskah TSBAS. merupakan salah satu naskah melayu yang tersimpan di Museum Negeri Banda Aceh, Jalan S.A. Mahmudsyah Banda Aceh, Indonesia.
c. Nomor Naskah
Naskah TSBAS tersimpan sebagai koleksi Museum Negeri Banda Aceh dengan kode dalam katalogus online yaitu 07_00368.
(49)
commit to user d. Jumlah teks
Naskah TSBAS memiliki teks berjumlah 1 buah. e. Jenisteks
Jenis teks TSBAS bergenre atau berjenis keagamaan. Para ahli filologi sering menyebut naskah genre ini dengan sebutan sastra kitab. Sastra kitab merupakan sastra Islam yang di dalamnya dikemukakan uraian tentang ilmu tasawuf, ilmu kalam, dan ilmu fikih (Liaw Yock Fang, 1978:131 dalam Siti Chamamah Soeratno, 1982:148).
f. Bahasa
Bahasa yang digunakan pada teks TSBAS adalah bahasa Melayu dan bahasa Arab. Bahasa Arab digunakan sebagai pembuka maupun penutup teks serta istilah-istilah dalam agama islam. Kalimat-kalimat panjang yang berbahasa arab biasanya merupakan doa-doa atau dzikir-dzikir yang diikuti terjemahannya dalam bahasa Melayu.
g. Pemilik naskah
Pemilik naskah TSBAS adalah Museum Negeri Banda Aceh. Namun, di dalam lembar pelindung naskah pada halaman dua terdapat catatan yang kemungkinan adalah nama pemilik naskah sebelum naskah dihibahkan atau dihadiahkan kepada Museum Negeri Banda Aceh. Dalam lembar
tersebut tertulis “Muhammad Ibnu Abdul Hamid”. Berikut kutipan teks yang juga dapat dilihat pada lampiran 1.
(50)
commit to user
2. Bagian Buku
a. Bahan atau Alas Naskah
Bahan naskah yang digunakan adalah kertas. Namun jenis kertas yang digunakan tidak diketahui produksi dari negara di Eropa atau negara lain.
b. Huruf
1) Jenis Huruf
Jenis huruf yang dipakai pada naskah ini adalah huruf Arab Melayu atau huruh Jawi.
2) Ukuran Huruf
Ukuran huruf yang dipakai pada naskah TSBAS adalah besar. Hal ini dapat dilihat pada contoh dibawah ini:
Sebagai pembading, dapat dilihat contoh naskah yang memiliki ukuran huruf lebih kecil.
3) Bentuk Huruf
Bentuk huruf yang dipakai pada naskah TSBAS sedikit miring ke kiri. Hal ini dapat dilihat pada contoh dibawah ini.
(51)
commit to user 4) Jarak antar Huruf
Jarak antar huruf yang terdapat dalam naskah TSBAS longgar sehingga teks dapat terbaca dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada contoh di bawah ini:
c. Tulisan Naskah
1) Keadaan Tulisan
Keadaan tulisan cukup jelas dan mudah dibaca. Usia naskah yang sudah cukup tua mengakibatkan beberapa tinta menjadi kabur dan kurang jelas. Namum masih tetap bisa di baca. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 3.
2) Goresan Pena
Goresan pena dalam naskah tebal sehingga dapat dibaca dengan mudah. hal ini dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
Sebagai pembading, dapat dilihat contoh naskah yang memiliki goresan pena lebih tipis.
(52)
commit to user
3) Warna Tinta
Warna tinta yang digunakan dalam penulisan naskah adalah hitam dan merah. Warna hitam digunakan untuk penulisan dalam bahasa Melayu sedangkan warna merah digunakan untuk penulisan kata tumpuan atau kalimat dalam bahasa Arab. Dalam hasil printout, tinta merah yang terdapat dalam naskah terlihat lebih kabur dibandingkan tinta hitam. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 4.
4) Tanda Koreksi
Teks TSBAS tidak bersih dari kesalahan tulis yang dilakukan oleh penyalin. Terdapat beberapa koreksi yang dilakukan oleh penyalin. Pengkoreksiannya biasanya dituliskan diantara baris yang ingin dikoreksi. Namun ada pula yang dicoret dan diganti pada baris selanjutnya. Tanda koreksi yang dicoret dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Tanda koreksi
No. Hal./baris Tertulis Dikoreksi menjadi
112/10
5) Pungtuasi (Tanda Baca)
Teks TSBAS tidak memiliki tanda baca, tetapi terdapat kata-kata tumpuan yang berfungsi sebagai pembatas antar kalimat dan antar paragraf.
(53)
commit to user 6) Rubrikasi
Rubrikasi adalah kata yang ditulis dengan tinta merah atau kadang-kadang dengan warna ungu yang berbeda dengan tinta untuk teks. Rubrikasi yang terdapat dalam Teks TSBAS tertulis dengan tinta warna merah. Tinta merah digunakan untuk penulisan kata tumpuan atau kalimat dalam bahasa Arab. hal ini juga dapat dilihat pada lampiran 4.
d. Keadaan Naskah
Keadaan naskah secara umum baik dan masih utuh, artinya jumlah halaman masih lengkap meskipun ada beberapa halaman yang ditambal dengan isolatip karena sobek di tengah. Keadaan lembar naskah dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 2 Keadaan Naskah
No. Halaman Keadaan Naskah
1. 1-19 Utuh dan baik.
2. 20-57 Sobek pada bagian tengah. Teks masih bisa terbaca
dengan baik.
3 58-60 Utuh dan baik.
4 61 Bagian tengah kotor. Teks masih bisa terbaca dengan
baik.
(54)
commit to user
e. Jumlah Halaman
Naskah TSBAS seluruhnya terdiri dari 118 halaman. Sampul dan lembar pelindung naskah tidak termasuk dalam 118 halaman tersebut. Halaman 1 kosong, halaman 2 berisi tentang kemungkinan identitas pemilik naskah, dan halaman 3 sampai 118 berisi tentang isi naskah. f. Jumlah baris
Jumlah baris pada setiap halaman naskah TSBAS adalah 12 baris, kecuali pada halaman 118 berjumlah 14 baris.
g. Ukuran halaman
1) Ukuran Kertas
Berdasarkan deskripsi yang terdapat dalam katalogus online,
disebutkan bahwa ukuran kertas naskah TSBAS p x l = 19 x 14.5 cm.
2) Ukuran Ruang Teks
Ukuran teks dalam naskah TSBAS yang tertera dalam deskripsi pada katalogus online p x l = 11.5 x 8.5 cm.
h. Jumlah kolom
Naskah TSBAS memiliki 1 kolom.
i. Jumlah lembar pelindung
Naskah TSBAS memiliki jumlah halaman pelindung 2 lembar. Masing-masing terletak setelah sampul depan dan sebelum sampul belakang. beberapa lembar pelindung terdapat catatan yang kemungkinan ditulis oleh pemilik naskah. Keterangan mengenai catatan ini terdapat dalam catatan lain.
(55)
commit to user
j. Penomoran halaman
Halaman naskah diberi nomor halaman dengan menggunakan angka latin. Letak penomoran berada pada kiri atas halaman. Penomoran ini ini sepertinya merupakan penomoran yang ditambahkan oleh pihak Museum
Negeri Banda Aceh. Cathword juga digunakan dalam naskah ini.
Keterangan mengenai cathword akan dijelaskan pada catatan lain.
k. Jumlah Penulis
Dilihat dari tipe tulisannya, jumlah penulis naskah TSBAS berjumlah dua orang. Hal ini dapat dilihat dari halaman 3-117 yang berbeda dengan tipe tulisan pada halaman 118. Tulisan pada halaman 118 terlihat lebih kecil dan rapi dibanding halaman 3-117. Hal ini dapat dilihat pada contoh dibawah ini.
Contoh tulisan pada halaman 3-117.
Contoh tulisan pada halaman 118. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 5.
(56)
commit to user
3. Sejarah
a. Kolofon
Penyalinan naskah TSBAS berakhir pada 14 hari bulan jumadil akhir pada waktu dhuha tahun 1220 H atau 1805 M. Keterangan tampak pada kutipan berikut.
dan inilah silsilah hamba fakir illa „l-Lah taala daripada / menyuka kitab ini pada hijrah Nabi shala „l-Lahu „alaihi wassalam seribu dua ratus / dua puluh tahun pada empat belas hari waktu / ashar tamat b.n.d. pada bulan jumadil akhir waktu dhuha wa „l-Lahu „alam (TSBAS:117)
Berdasarkan catatan dalam kolofon, diketahui umur naskah TSBAS adalah 205 tahun. Penghitungan ini dimulai dari tahun penyelesaian penyalinan naskah, yakni tahun 1220 H atau 1805 M hingga naskah ini menjadi objek penelitian, yakni tahun 2010. Bukti umur naskah ini dapat dilihat dari penghitungan umur melalui kolofon di bawah ini:
Tahun Hijriyah 1220 H = (32/33 x 1220) + 622
= 1183 + 622 = 1805 M
(Rumus konversi tahun Hijriyah ke tahun Masehi oleh A.J. Wensinck dan J.H. Kramers. 1941 hlm. 735 ; Ensiklopedi Indonesia, N – Z, Hlm. 1319 )
4. Catatan Lain
1. Catchword
Naskah TSBAS menggunakan catchword (alihan) pada pojok kiri bawah halaman ganjil, namun tidak semua halaman ganjil memiliki alihan. Alihan ini dimulai dari halaman 3. Terdapat satu halaman yang alihannya tidak
(57)
commit to user
sesuai dengan kata awal pada halaman berikutnya. Alihan yang terdapat pada naskah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3
Catchword (alihan)
No. halaman cathword Kata pada
halaman selanjutnya
3
5
9
11
13
15
17
19
25
27
(58)
commit to user
31
35
37
39
41
43
45
47
49
51
53
55
57
59
(59)
commit to user
63
65
67
69
71
73
75
77
79
81
83
85
87
(60)
commit to user
91
93
95
97
99
101
105
107
109
111
113
115
2. Catatan lain
Catatan lain selain cateword juga terdapat pada naskah TSBAS. Catatan ini berada pada lembar pelindung bagian depan. Berikut kutipannya.
(61)
commit to user (terletak pada lembar pelindung halaman 1)
(62)
commit to user
5. Isi
a. Ringkasan isi
Secara keseluruhan teks TSBAS berisi tentang fiqih ibadah, mulai dari dzikir, bersuci, salat, hingga doa sehari-hari. Dzikir atau wirid yang diajarkan TSBAS merupakan wirid sehari-hari yang mulai dibaca setelah bangun tidur sampai tidur kembali. Diataranya adalah doa bangun tidur, dzikir pagi hari, doa masuk dan keluar kakus dan doa sebelum tidur.
Mengenai perkara bersuci, TSBAS menjelaskan beberapa hal mengenai mandi junub, bersiwak dan wudu. Disamping itu, dijelaskan pula perkara tentang salat, yaitu salat lima waktu dan salat-salat sunah, misalnya salat sunah setelah wudu, asyraq, salat sunah meminta keselamatan, istikharah, duha, zawal, salat sunah dengan tujuan memelihara iman, awabin, witir dan tahajud.
b. Kutipan teks awal
Berikut kutipan teks awal TSBAS. hal ini dapat dilihat pada lampiran 6.
Bismi „l-Lāhi „r-Rachmani „r-Rachīm / Kunamai kitab ini dengan nama Allah yang amat mulia lagi yang amat mengasihi / ia akan hambanya. Al-chamdu li-„l-Lāhi „l-ladzi „alama‟l nafsihi qabla
wujudihā. / Segala puja pujian bagi yang mengetahui ia akan segala perkara itu dahulu / daripada wujudnya. Wa „s-shallātu wa ‟s
-Sallammu „allāRasūli-„l-ladzī „athāhu/ mā lam yu‟thimalakān wa la basyara. Bermula rahmat Allah dan salam Allah atas / Rasulnya yang telah memberi ia akan barang yang tiada memberi akan segala / malaikat dan segala manusia. Wa „ala alihi wa ash-chabihi
„l-ladzīna yat-bi‟ūnahum / ani „h-tadā. Dan atas segala keluarganya dan segala sahabatnya yang mengikuti / akan mereka itu oleh segala orang yang beroleh pe(tu)njukku. „amā ba‟du. Adapun kemudian / dari itu maka inilah suatu risalah yang sempu(r)na dan kunamai akan dia tharīqatu „s-Shālichīn. / Artinya perjalanan orang yang shalihin. Fī bayāni aurādi // „s-Sālikīn. Pada menyatakan segala aurad orang yang berjalan kepada akhirat. (TSBAS h. 3-4)
(63)
commit to user c. Kutipan teks akhir
Berikut kutipan teks awal TSBAS.
dan inilah silsilah hamba fakir illa „l-Lah taala daripada / menyuka kitab ini pada hijrah Nabi shala „l-Lahu „alaihi wassalam seribu dua ratus / dua puluh tahun pada empat belas hari waktu / ashar tamat b.n.d. pada bulan jumadil akhir waktu dhuha wa „l-Lahu
„alam (TSBAS h. 117)
3. Ikhtisar Isi Teks Hal Isi
3-4 Pendahuluan, diawali dengan mukkadimah, kata „amā ba‟du dan
perihal judul naskah. Mukkadimah terdiri atas bacaan basmalah, hamdalah dan salawat kepada Nabi Muhammad saw.
5-6 Perkara tentang fardu dan sunah.
6 Perkara tentang ibadah.
7 Doa bangun tidur
7-9 Dzikir pagi hari
9-10 Adab memasuki kakus
10-17 Perkara tentang bersuci, antara lain mandi junub, bersiwak dan
wudu.
17 Salat sunah setelah wudu.
17-19 Perkara tentang adzan.
19-20 Salat sunah sebelum subuh.
20-27 Doa setelah salat sunah subuh.
27 Perkara tentang iqamah.
28 Salat subuh.
(1)
commit to user
216
achadin / hingga akhir. Kemudian maka mem(ba)ca fatihah dahulu dihadiahkan kepada ruh Nabi kita // (Muchammad) shallā „l-Lahu „alaihi wa „s-salam al fatichah illā chadrati „l-nabiyī shallā „l -Lahu „alaihi wa „s-salam / [dli]yādatun fī syarafihi ayātihi wa ikhwanihi mina „l-anbiyā‟i wa „l-mursalīn<na> / shalawātu „l-Lah wa salāmuhu „alaihim ajma‟in. Dan aku bacakan fatihah / atau baca olehmu akan fatihah hadirat Nabi shallā „l-Lahu „alaihi wa „s-salam dan hal ke[luar]ganya./ Bertambah pada kemulyaan dan kepada segala bapanya dan kepada segala sauda / ranya daripada segala anbia dan Nabi yang mursal. (TSBAS h. 97 br.10-12 sd. h. 98 br.6)
6. Setelah membaca al fatihah, maka dianjurkan untuk menahan nafas dan memejamkan mata seraya meletakkan tangan di dada dan membaca salawat kepada guru. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut. “Bermula rahmat Allah dan / salam itu tsabit atas mereka (i)tu sekalian. Kemudian menahan ia akan / nafasnya serta merendahkan kepadanya dan memejamkan kedua matanya sekira-kira lima / atau tujuh serta ditaruh akan kedua tangannya di bawah dadanya seperti di dalam / sembahyang” (TSBAS h. 98 br 6-10).
7. Setelah membaca salawat kepada guru (syaikh) maka dianjurkan untuk tetap menjaga nafas seperti sebelumnya dan menutup dengan mengucap syahadat. Hal ini sesuai dengan kutipan teks berikut.
Kemudian maka diam ia serta / hati-hati ia akan nafas seperti yang dahulu serta hadir hati kepada / hadirat Syaikh radhiya „l-Lahu anha serta yang hantarkan kedua tangannya di atas / kedua lututnya serta tutup segala engkau Tanya sekutika karena memintai / tolong daripada limpah Allah taala dan kerena memintai faedah dzikir daripada Allah / taala seperti orang dan zuhud dan tawakal dan sabar dan barang yakin / daripada segala safaat kepujinya. Kemudian maka mengangkat kepalanya serta / mengata ia lā ilaha illa „l-Lah muchammad rasūlu „l-Lah. Itulah sekurang-kurang / perintah ratib. (TSBAS h. 105 br. 5-12).
(2)
commit to user
9. Doa sebelum tidur.
Rasulullah mengajarkan adab sebelum tidur. Diantaranya adalah mengambil air wudu dan membanyakkan mengucap istighfar. “Syahdan apabila / engkau kehendaki tidur maka sunah engkau mengambil air sembahyang dan engkau taubat daripada / dosa serta membanyakkan me[ngu]cap astaghfiru „l-Laha „l -„adhīm min kulli / danbi wa atubuilaih. Aku minta ampun daripada Allah yang maha besar daripada / tiap-tiap dosa dan lagi taubat kepadanya dan ingatkan olehmu ketika itu seperti // di dalam kubur” (TSBAS h. 108 br. 8-12 sd. h. 10 br. 1).
Al-Ghazali (1998:189) menyebutkan adanya doa di sore hari sesuai dengan ajaran Rasulullah saw. Diantaranya adalah doa sebelum tidur, yaitu: “‟audzu bikalimāti „l-Lahi „t-tāmāti wa asmā`ihi kullihā min syarri wa mā dzara`qa wa bara`a, wa min syarri kulli dzī syarri, kulli dābbatin anta achidun bināshiyatihā inna rabbī „alā shirāthin mustaqīm.”
Artinya, “aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dan dengan seluruh Asma (Nama)-Nya, dari kejahatan segala yang bisa berbuat jahat dan dari segala kejahatan binatang yang Engkau adalah Yang mengendalikan bagian depan kepalanya. Sesungguhnya Tuhanku berada pada jalan yang lurus”. Hal ini sesuai dengan kutipan teks berikut.
Allahumma bismika achya wa / amūtu wa a‟ūdzubika min syarri kulli dzī syarri kulli dābatin anta / achidun bināshiyatihā. Hai Tuhanku dengan namamu aku hidup dan aku mati dan aku / berlindung dengan dikau daripada kejahatan tiap-tiap yang me(m)pu(n)yai kejahatan dan / daripada kejahatan tiap-tiap yang berlata-latalah yang menjabat pada uin-uin anta / al awalu wa falaisaqablata syai‟un wa anta „l-akhiri falaisa ba‟daka syai‟un. Engkaulah // yang awal maka tiada yang dahulu daripadamu. Allahumma anta khaqta nafsī wa / anta natawafā hā laka „amānahā wa shachyā in amatsahā fāghfirlahā wa in / achyaitahā fā chifthahā fā tachfadhabihi „ibādika „s-shālichīn. Hai Tu / hanku bermula
(3)
commit to user
218
engkau itu jadikan akan diriku padahal engkau itu / engkau sempurna akan -akan- dia bagimu matinya dan hidupnya jika engkau / matiku akan dia maka ampunkan olehmu baginya jika engkau hidupkan akan dia / maka peliharakan olehhmu akan dia dengan barang yang engkau peliharakan dengan dia akan / segala hambamu yang sholeh. Allahumma innī as‟aluka „l-afwa wa „l-„afiyat. Hai Tuhanku bahwasanya aku ini aku minta daripadamu akan maaf dan afiyat. Allahumma ayqithi fī ajaba „s-sa‟ati ilaika wa asta‟milnī yā jabu „l- / „amali ilaika „l-latī tafira bainiyu ilaika zulfā wa tub‟idunī min sachthila / ba‟da.Hai Tuhanku bangunkan olehmu akan daku pada saat yang terlebih kasih // kepadamu dan pagiku olehmu akan daku dengan amal yang terlebih kasih kepadamu se / lain yang menghampiri akan daku kepadamu sebagai hampir dan yang menjauhi ia / akan daku daripada murkamu akan sebagai jauh. As‟aluka fata‟thinī wāstaghfiruka / faaghfirlī wa „audzubika nastajibu ilaia. aku minta pada daripadamu maka engkau / beri akan daku adan aku minta ampun daripadamu maka engkau ampun bagiku / dan aku serukan akan dikau maka engkau perkenankan bagiku (TSBAS h. 109 br. 8 sd. h. 111 br. 6). Setelah itu disunahkan membaca alfatihah, ayat kursi, Q.S. al baqarah ayat 285, Q.S. Al Kafirun, Q.S. Al Ikhlas, Q.S. AL Falaq, Q.S. An Nas, dan Q.S. Al Mulk. Hal ini sesuai dengan kutipan teks berikut.
Kemudian baca akan olehmu / fatihah hal dzatnya sunah dan ayat kursi amana „r-Rasūlu dan qul / yā ayyuhā „l-kafirūn dan qul huwa „l -Lahu achad dan qul „audzu birabi „l-falaq / dan qul „audzu birabbi n-nas dan tabāraka „l-ladzī „l-mulku. Dan / hendaklah mengambil akan dikau oleh tidur padahal engkau di dalam mengucap / lā ilaha illa „l-Lah. Dan di dalam suci daripada hadas kecil dan hadas / besar (TSBAS h. 111 br. 6-12).
(4)
commit to user
219
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan terhadap teks TSBAS adalah sebagai berikut.
1. Suntingan teks terhadap TSBAS terdapat kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalamnya antara lain, 73 kasus lakuna (pengurangan) yang terdiri dari 44 kasus pengurangan huruf, 22 kasus pengurangan suku kata dan 6 kasus pengurangan kata; 25 kasus adisi (penambahan) yang terdiri dari 20 kasus penambahan huruf, 3 kasus penambahan suku kata dan 2 kasus penambahan kata; 23 kasus dittografi (perangkapan) yang terdiri dari 5 kasus perangkapan suku kata, 17 kasus perangkapan kata dan sisanya adalah perangkapan frase; 43 kasus substitusi (pergantian) yang terdiri dari 17 kasus pergantian huruf, 16 kasus pergantian kata dan 10 kasus pergantian suku kata dan 1 kasus transposisi (perpindahan) yang berupa perpindahan letak suku kata. Teks TSBAS selain mengandung kesalahan juga terdapat 1 buah coretan pada halaman 112. Teks TSBAS adalah teks dengan bahasa Melayu, namun selain bahasa tersebut masih terdapat bahasa Arab yang digunakan pada istilah agama Islam.
2. Struktur narasi teks TSBAS menggunakan struktur narasi sastra kitab yang terdiri atas pendahuluan, isi dan penutup. Pendahuluan diawali dengan mukkadimmah yang terdiri dari bacaan basmalah, hamdalah dan salawat.
(5)
commit to user
220
Dilanjutkan dengan kata ‘amā ba’du dan penjelasan perihal judul naskah. Selanjutnya adalah uraian mengenai isi naskah. Pada penutup terdapat kolofon yang memuat waktu penyalinan naskah yang ditutup dengan kata wa ‘l-Lāhu a’lam.
3. Isi karya sastra kitab yang ditemukan dalam teks TSBAS adalah adalah tentang fiqih ibadah, mulai dari dzikir, bersuci, salat hingga doa sehari-hari. Dzikir atau wirid yang diajarkan TSBAS merupakan wirid sehari-hari yang mulai dibaca setelah bangun tidur sampai tidur kembali. Diataranya adalah doa bangun tidur, dzikir pagi hari, doa masuk dan keluar kakus dan doa sebelum tidur. Mengenai perkara bersuci, TSBAS menjelaskan beberapa hal mengenai mandi junub, bersiwak dan wudu. Dijelaskan pula perkara tentang salat, yaitu salat lima waktu dan salat-salat sunah, misalnya salat sunah setelah wudu, asyraq, salat sunah meminta keselamatan, istikharah, duha, zawal, salat sunah dengan tujuan memelihara iman, awabin, witir dan tahajud.
B. SARAN
Penelitian ini merupakan usaha penggalian khasanah ketimuran dan keislaman yang dilakukan dengan mempelajari naskah kuno. Sebagai bagian dari sejarah, naskah kuno merupakan pustaka tertulis yang memiliki manfaat luar biasa, baik dari segi keilmuan maupun spiritual. Dari segi keilmuan, naskah kuno merupakan bukti kesejarahan masyarakat Indonesia masa lampau yang berwawasan. Di dalamnya mengandung berbagai ajaran yang sebagian besar bersifat universal. Dari segi spiritual, naskah kuno bermanfaat sebagai perombak jiwa nasionalisme dan kebudayaan tradisional. Untuk itu diharapkan penelitian ini
(6)
commit to user
dapat berguna sebagai sumbangan terhadap perkembangan ilmu-ilmu, terutama penelitian filololgi dan ilmu-ilmu lain yang masih relevan.
Penelitian ini masih bersifat sangat sederhana karena setelah melaksankan tahap suntingan teks, peneliti hanya mendeskripsikan dan mengungkap sedikit ajaran islam di dalamnya. Peneliti memiliki harapan adanya pengembangan penelitian selanjutnya. Hal ini terutama mengingat masih terdapat teks TSBAS di beberapa tempat berbeda. Informasi yang belum terkuak tersebut menjadi sebuah alasan diadakannya kajian untuk lebih mengenalkan keberadaanya kepada masyarakat dan meningkatkan rasa cinta terhadap kebudayaan tradisonal sehingga dapat menumbuhkan kembali semangat nasionalisme.