Perekonomian Indonesia pada tahun 1999 mulai membaik, walau pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 0,88. Pertumbuhan ekonomi pada
2000 naik menjadi 4,92 dan antara tahun 2001-2004 rata-rata pertumbuhan ekonomi mencapai di atas 4 serta kisaran tahun 2005-2007 sudah di atas 5.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian ini mengambil periode waktu dari tahun 1976-2007. Dasar permasalahan yang muncul diatas, maka
penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Konsumsi Pemerintah , Ekspor, Tabungan Domestik dan Penanaman Modal Asing Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1976-2007” .
B. PERUMUSAN MASALAH
Berikut adalah permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini: 1. Bagaimana pengaruh konsumsi pemerintah terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada jangka panjang dan jangka pendek? 2. Bagaimana pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada jangka panjang dan jangka pendek? 3. Bagaimana pengaruh tabungan domestik terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada jangka panjang dan jangka pendek? 4. Bagaimana pengaruh penanaman modal asing PMA terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada jangka panjang dan jangka pendek?
5. Bagaimana pengaruh
bersama-sama semua
variabel konsumsi
pemerintah, ekspor, tabungan domestik, dan PMA terhadap pertumbuhan ekonomi?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh konsumsi pada jangka panjang dan jangka pendek
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 2. Mengetahui pengaruh ekspor pada jangka panjang dan jangka pendek
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 3. Mengetahui pengaruh tabungan domestik pada jangka panjang dan jangka
pendek terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 4. Mengetahui pengaruh penanaman modal asing pada jangka panjang dan
jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 5. Mengetahui
pengaruh bersama-sama
semua variabel
konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik, dan PMA terhadap pertumbuhan
ekonomi
D. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
2. Penelitian ini dapat memperkaya khasanah penelitian yang ada serta dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian serupa di masa yang akan
datang. 3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan dan membuktikan bahwa terdapat hubungan atau pengaruh antara konsumsi pemerintah, ekspor, tabungan domestik dan penanaman
modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia 4. Sebagai aplikasi dari teori-teori ekonomi, yaitu ekonomi makro sehingga
dapat menambah referensi bagi peminat untuk mengetahui secara teoritis mengenai pertumbuhan ekonomi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI 1. Pertumbuhan Ekonomi
a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan dalam kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di
produksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran dalam masyarakat meningkat Sadono Sukirno, 1999 : 10
Pertumbuhan ekonomi menurut Prof. Simon Kuznets adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan sebuah negara untuk
menyediakan semakin banyaknya jenis-jenis barang ekonom kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan
teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukan Jhingan, 1996 : 72
Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai usaha usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur
dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita Irawan Suparmoko, 1996 : 5 sehingga pembangunan ekonomi terdapat usaha
untuk meningkatkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan produktivitas. Pembangunan ekonomi selain lebih banyak output di
dalamnya, juga terdapat perubahan-perubahan dalam kelembagaan dan
12
pengetahuan teknik dalam mengasumsikan output lebih banyak sehingga kekayaan suatu negara bertambah.
Pembangunan ekonomi juga terkandung arti adanya usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat atau GDP Gross
Domestic Product dimana kenaikannya di ikuti oleh perombakan dan modernisasi serta memperkaitkan aspek pemerataan pendapatan
income equity Suryana, 2000: 4.
b. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Ilmu ekonomi terdapat banyak teori pertumbuhan, sehingga tidak ada suatu teori pertumbuhan yang menyeluruh, lengkap, dan
merupakan satu-satunya teori pertumbuhan yang baku. Berikut teori pertumbuhan yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi diantaranya
adalah Lincolin Arsyad, 1992: 39:
1 Teori Rostow
Teori ini merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam Economic Journal Maret 1956 yang dikembangkan dalam buku
yang berjudul The Stage of Economic Growth 1960. Menurut Rostow, ada 5 lima tahapan dalam proses pembangunan ekonomi
yang merupakan karakteristik perubahan ekonomi, sosial dan politik yang terjadi, antara lain yaitu:.
a Masyarakat Tradisional,
Menurut Rostow, masyarakat tradisional adalah masyarakat yang fungsi produksinya masih terbatas yang ditandai oleh cara
produksi yang relatif masih primitif dan cara hidup masyarakat yang masih dipengaruhi oleh nilai-nilai kurang rasional, tetapi
kebiasaan itu masih turun menurun.
b Tahap Prasyarat Tinggal Landas
Menurut Rostow, tahap ini adalah tahap transisi di masyarakat untuk mempersiapkan diri agar mencapai pertumbuhan
dengan menggunakan kekuatan sendiri. Namun pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai jika diikuti oleh kemampuan
masyarakat untuk menggunakan ilmu pengetahuan modern dan membuat penemuan baru yang bisa menurunkan biaya produksi.
c Tahap Tinggal Landas
Tahap ini terjadi dimana pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan terjadi apabila terlihat suatu perubahan drastis dalam
masyarakat. Misalnya resolusi politik, terciptanya kemajuan yang cepat dalam inovasi atau terbukanya pasar-pasar baru.
d Tahap Menuju Kedewasaan
Merupakan tahap dimana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan
produksi.
e Masa Konsumsi Energi
Menurut Rostow, masa ini adalah tahap akhir dalam proses pembangunan ekonomi. Masyarakat menekankan masalah-masalah
yang berkaitan dengan konsumsi kesejahteraan masyarakat bukan masalah produksi.
2 Teori Pertumbuhan Klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, diantaranya Adam Smith 1723-1790 “An Inquiry Into the Nature and Causes
of the Wealth of Nation” 1776 atau singkatnya “Wealth of Nation”, ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,
yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan.
Teori pertumbuhan menurut teori mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi
tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada teori pertumbuhan klasik yang baru
diterangkan, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan perkaitan di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori
tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk,
produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Jumlah penduduk berkembang semakin banyak, hukum
hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami
penurunan, oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.
3 Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Teori pertumbuhan neo-klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang
dikembangkan oleh Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam
persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan: AY = f AK,AL,AT
Dimana : AY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
AK adalah tingkat pertumbuhan modal AL adalah tingkat pertumbuhan penduduk
AT adalah tingkat pertumbuhan teknologi Analisis Solow selanjutnya membentuk formula matematik untuk
persamaan itu dan seterusnya membuat pembuktian secara kajian empiris untuk menunjukkan kesimpulan berikut: faktor terpenting
yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting
adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.
4 Teori Schumpeter
Teori Schumpeter dalam bukunya berjudul “The Theory of Economic Development” 1934 mengemukakan bahwa sistem
kapitalisme adalah sistem yang paling baik untuk menciptakan
pembangunan ekonomi yang pesat. Faktor utama yang menyebabkan perkembangan ekonomi menurut Schumpeter
adalah proses inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Kemajuan ekonomi atau peningkatan output total suatu
masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi oleh para
wiraswasta. Pembaharuan-pembaharuan
yang dapat
dilakukan atau diciptakan oleh pengusaha adalah: pertama, memperkenalkan suatu barang baru, kedua, penggunaan cara baru
dalam memproduksikan barang, ketiga, memperluas pasar suatu barang ke daerah- daerah yang baru, keempat mengembangkan
sumber barang mentah yang baru, dan yang ke lima adalah mengadakan reorganisasi dalam suatu perusahaan atau industri.
Jhingan, 1996 : 282.
c. Faktor- Faktor Pertumbukan Ekonomi
Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor, faktor ekonomi dan faktor non ekonomi Jhingan
1996 : 67.
1 Faktor Ekonomi
Para ahli ekonom menganggap faktor produksi sebagai kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan. Laju
pertumbuhan ekonomi
jatuh atau bangunnya
merupakan konsekuensi dari perubahan yang terjadi di dalam faktor produksi
tersebut.
a Sumber Alam Faktor utama yang mempengaruhi suatu perekonomian
adalah alam atau tanah. Tanah sebagai mana di pergunakan dalam ilmu ekonomi mencakup sumber alam seperti kesuburan
tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber lautan dan lain-lain. Tersedianya sumber
alam secara melimpah merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan ekonomi. Suatu negara yang kekurangan sumber
alam tidak akan membangun secara cepat. b Akumulasi Modal
Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat di reproduksi apabila stok modal naik dalam batas waktu
tertentu, hal ini disebut akumulasi modal atau pembentukan modal. Pembentukan modal merupakan investasi dalam bentuk
barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output nasional dan pendapatan nasional sehingga menjadi kunci
utama menuju pembangunan ekonomi. Proses pembentukan modal bersifat komulatif dan
membiayai diri sendiri serta mencakup tiga tahap yang saling berkaitan : 1 keadaan tabungan nyata dan kenaikannya, 2
keberadaan lembaga keuangan dan kredit untuk menggalakkan tabungan dan menyalurkannya ke jalur yang dikehendaki, 3
mempergunakan tabungan untuk investasi barang modal.
c Organisasi Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi di
dalam kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi modal, buruh, dan membantu tingkat produktivitasnya. Para
wiraswasta tampil sebagai organisator dan pengambil keputusan atau resiko di antara ketidak pastian. Wiraswastawan
bukanlah manusia dengan kemampuan biasa, ia memiliki kemampuan khusus untuk bekerja dibandingkan orang lain.
d Kemajuan Teknologi Perubahan teknologi berkaitan dengan perubahan di dalam
metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil dari teknik penelitian baru. Perubahan teknologi telah
menaikkan produktivitas buruh, modal, dan faktor produksi lainnya.
e Pembagian Kerja dan Skala Produksi Spesialisasi
dan pembagian
kerja menimbulkan
peningkatan produktivitas. Keduanya membawa kearah ekonomi produksi skala besar yang selanjutnya membantu
perkembangan industri. Pembagian kerja menghasilkan perbaikan kemampuan produksi buruh. Setiap buruh akan
bekerja lebih efisien.
2 Faktor Non Ekonomi
a Faktor Sosial Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi. Pendidikan dan kebudayaan barat membawa kearah penalaran reasoning dan skeptisisme. Ia menambahkan
semangat yang
menghasilkan penemuan
baru dan
memunculkan kelas pedagang baru. Kekuatan faktor ini menghasilkam perubahan padangan, harapan, struktur, dan
nilai-nilai sosial. Orang dibiasakan menabung dan investasi, dan menikmati resiko untuk memperoleh laba.
b Faktor Manusia Peningkatan GDP berkaitan erat dengan perkembangan
faktor manusia sebagaimana terlihat dalam efisiensi atau produktivitas yang melonjak di kalangan tenaga buruh. Inilah
yang oleh para ahli ekonomi disebut pembentukan modal insani,
yaitu proses
peningkatan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seluruh penduduk negara
bersangkutan. Proses ini mencakup kesehatan, pendidikan dan pelayanan sosial pada umumnya.
c Faktor Politik dan Administratif Struktur politik dan administratif yang lemah merupakan
penghambat besar bagi pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Administrasi yang kuat, efisien dan tidak korup,
sangatlah penting bagi pembangunan ekonomi. Ketertiban, stabilitas dan perlindungan hukum mendorong kewiraswastaan.
Kemajuan teknologi, mobilitas faktor, dan pasar yang luas membantu merangsang usaha dan inisiatif.
2. Konsumsi Pemerintah
Identitas keseimbangan pendapatan nasional Y = C+I+G+X-M merupakan sumber legitimasi pandangan kaum Keynesian akan relevansi
campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Dari notasi sederhana tersebut dapat di telaah bahwa kenaikan atau penurunan pengeluaran
pemerintah akan menaikan atau menurunkan pendapatan nasional. Banyak pertimbangan yang melandasi pengambilan keputusan pemerintah dalam
mengatur pengeluarannya Dumairy, 1997 : 161. Pemerintah tidak cukup hanya meraih tujuan akhir dari setiap
kebijakannya tersebut, tetapi juga harus memperhitungkan sasaran yang akan menikmati atau terkena dari kebijakan tersebut. Pengeluaran yang
semakin besar dengan tujuan semata-mata hanya untuk meningkatkan pendapatan nasional atau memperluas kesempatan kerja adalah tidak
memadai melainkan pula harus diperhitungkan siapa atau masyarakat lapisan mana yang akan terpekerjakan atau meningkatkan pendapatannya.
Musgrave berpendapat Guritno, 1995 : 170 bahwa dalam suatu proses pembangunan, investasi swasta dalam persentase tehadap GNP
semakin besar dan persentase investasi pemerintah dalam persentase terhadap GNP semakin kecil. Tingkat ekonomi yang lebih lanjut, Rostow
menyatakan bahwa pembangunan ekonomi, aktivitas pemerintah akan beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk
akivitas sosial seperti halnya, progam kesejahteraan, hari tua, program pelayanan kesehatan masyarakat dan sebagainya.
Teori perkembangan pemerintah yang dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave adalah suatu pandangan yang di timbulkan dari pengamatan
berdasarkan pembagunan ekonomi yang dialami oleh banyak negara, tetapi tidak didasarkan oleh suatu teori tertentu. Tahap pertumbuhan
ekonomi dalam teori ini tidak jelas, apakah terjadi dalam tahap demi tahap ataukah beberapa tahap dapat terjadi secara simultan. Guritno, 1995 :
171 Teori makro mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah
dikemukakan oleh para ahli ekonomi di antaranya adalah:
a. Hukum Wagner
Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluran pemerintah yang semakin besar dalam persentase terhadap
GNP yang juga didasarkam pula pada pengamatan di negara-negara Eropa, Amerika dan Jepang pada abad ke 19. Wagner mengemukakan
pendapatnya dalam bentuk hukum, akan tetapi pada pandangannya tersebut tidak dijelaskan apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan
pengeluaran pemerintah dan GNP, apakah dalam bentuk pertumbuhan secara relatif ataukah secara absolut. Hukum Wagner jika pengeluaran
pemerintah secara relatif, mengemukakan bahwa dalam suatu
perekonomiaan jika pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah juga akan meningkat. Guritno, 1995 : 171.
b. Teori Peacock Wiseman
Teori Peacock Wiseman adalah sebagai berikut, perkembangan ekonomi menyebabkan pungutan pajak yang semakin
meningkat walaupun tarif pajak tidak meningkat, dan meningkatnya penerimaan pajak juga mengakibatakan pengeluaran pemerintah
semakin meningkat. Oleh karena itu pada keadaan normal, meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah semakin
besar, begitu pula pengeluaran pemerintah juga semakin besar. Teori mereka didasarkan pada suatu pandangan bahwa
pemerintah senantiasa untuk memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk
membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut, sehingga teori Peacock Wiseman merupakan dasar teori
pemungutan suara. Peacock Wiseman mendasarkan teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi
pajak, yaitu suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang diperlukan oleh pemerintah untuk
membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari bahwa pemerintah memerlukan dana untuk membiayai aktivitas
pemerintah sehingga mereka mempunyai suatu tingkat kesadaran untuk membayar pajak. Sikap toleransi ini merupakan kendala bagi
pemerintah untuk menaikkan pungutan pajak secara semena-mena Guritno, 1995 : 171.
3. Ekspor a. Pengertian
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean Indonesia
dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan nilai semua barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain,
termasuk diantara barang-barang, ongkos pengapalan, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu. Bambang Triyoso, 1984.
Fungsi penting adalah mengatasi masalah terbatasnya pasar di dalam negeri, perkembangan ekspor akan menggalakan perkembangan
sektor dalam negeri karena : 1
Beberapa fasilitas yang digunakan untuk memperlancar kegiatan ekspor, seperti pengembangan sistem komunikasi, jaringan
pengangkutan dan fasilitas latihan atau pendidikan, dapat digunakan oleh sektor dalam negeri.
2 Dengan menarik tenaga kerja dari sektor dalam negeri, sektor
ekspor akan mendorong sektor dalam negeri untuk menciptakan inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas Sadono
Sukirno, 1996
b. Teori Perdagangan Internasional
Teori perdagangan internasional dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu teori klasik dan teori modern. Teori klasik yang
umum dikenal adalah teori keunggulan absolut dari Adam Smith, teori keunggulan relatif atau keunggulan komparatif dari J.S Mill dan teori
biaya relatif dari David Ricardo, sedangkan teori faktor proporsi dari Heckscher dan Ohlin disebut juga teori modern. Tulus Tambunan,
2001 dalam Nur Hidayah, 2003:51
1 Teori Klasik
a Teori Keunggulan Absolut Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa suatu negara
akan melakukan spesialisasi terhadap ekspor suatu jenis barang tertentu, dimana negara tersebut memiliki keunggulan absolut
dan tidak memproduksi atau melakukan impor jenis barang dimana negara tersebut tidak mempunyai keunggulan absolut
terhadap negara lain yang memproduksi barang sejenis dengan kata lain, suatu negara akan mengekspor mengimpor suatu
jenis barang, jika negara tersebut dapat tidak dapat memproduksinya secara lebih efisien atau murah dibandingkan
negara lain. Teori ini menekankan bahwa efisiensi dalam penggunaan input, misalnya tenaga kerja, dalam proses
produksi sangat menentukan keunggulan atau daya saing.
b Teori Keunggulan Komparatif Munculnya teori keunggulan komparatif dari J.S Mill dan
David Ricardo dapat dianggap sebagai kritik sekaligus upaya perbaikan terhadap teori keunggulan absolut. J.S Mill
beranggapan bahwa suatu negara akan berspesialisasi pada ekspor barang tertentu jika negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif terbesar dan akan berspesialisasi pada impor jika negara tersebut memiliki kerugian komparatif. Negara akan
melakukan ekspor jika barang dapat diproduksi dengan biaya lebih rendah, dan melakukan impor jika barang yang diproduksi
sendiri membutuhkan biaya lebih besar atau mahal. David Ricardo berpendapat bahwa perdagangan antara dua negara akan
terjadi jika masing-masing negara memiliki biaya relatif terkecil untuk jenis barang yang berbeda. Sehingga penekanan Ricardo
adalah pada efisiensi relatif antara negara dalam memproduksi dua atau lebih jenis barang yang menjadi dasar terjadinya
perdagangan.
2 Teori Modern Teori H-O
Teori Heckscher dan Ohlin H-O disebut juga teori faktor proporsi proportion factor atau teori ketersediaan faktor
endowment factor. Dasar pemikiran teori ini adalah perdagangan internasional, misalnya antara Indonesia dan AS terjadi karena
opportunity cost antara kedua negara tersebut berbeda. Perbedaan
biaya alternatif tersebut dikarenakan adanya perbedaan jumlah dalam faktor produksi. Faktor endowment yang berbeda, maka sesuai
hukum pasar harga faktor produksi tersebut juga berbeda antara Indonesia dan AS. Jadi menurut teori H-O, suatu negara akan
berpesialisasi dalam produksi dan ekspor barang-barang yang input utamanya relatif sangat banyak di negara tersebut, serta mengimpor
barang yang input utamanya tidak dimiliki oleh negara tersebut jumlahnya terbatas.
c. Faktor Penentu Ekspor
Faktor yang mempengaruhi ekspor, impor, dan ekspor neto : Mankiw, 2003: 210
1 Selera konsumen terhadap barang-barang produksi dalam negeri dan luar negeri
2 Harga barang-barang di dalam negeri dan luar negeri 3 Kurs yang menentukan jumlah mata uang domestik yang
dibutuhkan untuk membeli mata uang asing 4 Pendapatan konsumen di dalam dan luar negeri
5 Ongkos angkutan barang antar negara 6 Kebijakan pemerintah mengenai perdagangan internasional
Sedangkan faktor-faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional adalah sebagai berikut :
1 Teori Permintaan dan Teori Penawaran Perdagangan antara dua negara terjadi karena adanya
perbedaan permintaan dan penawaran. Permintaan berbeda karena ada perbedaan pendapatan per kapita, selera masyarakat serta
faktor lainnya. Sedangkan penawaran berbeda karena ada perbedaan dalam jumlah atau kualitas faktor produksi, derajat
teknologi, faktor eksternalitas dan faktor lainnya. 2 Vent For Surplus
Perdagangan luar negeri terjadi karena adanya kelebihan stok yang bisa terjadi karena berbagai hal seperti pendapatan yang
menurun, terjadinya panen besar, dan sebagainya. Perdagangan luar negeri digunakan untuk menjaga agar harga di dalam negeri
tidak merosot. 3 Siklus Produk product cycle
Dasar pemikiran teori ini adalah mengikuti perubahan waktu, setiap produk atau industri akan melalui proses dari tahap
pengembangan inovasi hingga tahap kejenuhan maturity dan tahap penurunan produksi.
Peranan ekspor dalam pembangunan ekonomi menurut ahli ekonomi
klasik, terutama
David Ricardo,
mengemukakan pendapatnya bahwa perdagangan luar negeri melalui ekspor
memberikan sumbangan yang pada akhirnya dapat mempercepat perkembangan ekonomi suatu negara. Sadono Sukirno, 1996
Adapun sumbangan penting dari kegiatan luar negeri melalui ekspor dalam pembangunan ekonomi meliputi Sadono Sukirno,
1996 : 1 Pada suatu negara yang sudah mencapai tingkat kesempatan kerja
penuh, maka perdagangan luar negeri memungkinkan negara untuk mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi daripada yang
mungkin dicapai tanpa adanya kegiatan ekspor. 2 Suatu negara dapat memperluas pasar dan hasil-hasil produksi
nasional. 3 Suatu negara dapat menggunakan teknologi yang berasal dari luar
negeri. Para ahli ekonomi sesudah mazhab klasik berpendapat, bahwa
salah satu fungsi dari ekspor adalah untuk mengatasi terbatasnya permintaan pasar dalam negeri. Perkembangan ekspor akan
menggalakkan perkembangan sektor pendukung lainnya di dalam negeri karena akan menciptakan permintaan atas barang yang
dihasilkan di dalam negeri, yang akhirnya ekspor dapat memperlancar perkembangan ekonomi. Perdagangan luar negeri yang terjadi melalui
ekspor, maka pendapatan masyarakat khususnya produsen dan orang- orang yang kegiatannya di sektor luar negeri akan bertambah. Makin
cepat perkembangan perdagangan luar negeri makin cepat pula pendapatan masyarakat bertambah.
4. Tabungan Domestik
Tabungan merupakan bagian dari pendapatan suatu periode tertentu yang tidak habis di konsumsi pada periode bersangkutan.
Tabungan suatu negara dapat dibagi menjadi, tabungan domestik, tabungan swasta dan tabungan luar negeri
Produk Domestik Bruto Gross Domestic Bruto merupakan pendapatan total dalam sebuah perekonomian sekaligus pengeluaran total
atas output barang dan jasa dalam perekonomian yang sama Mankiw, 2003 : 92
Y = C + I + G + Nx Dimana :
Y = GDP
C = konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
Nx = Ekspor bersih
Pendapatan total yang tersedia dalam perekonomian setelah dipakai untuk konsumsi dan pembelian pemerintah disamakan dengan
tabungan nasional. S = I maka, Y – C – G = S
Anggap bahwa T adalah jumlah pajak yang dibayar rumah tangga kepada pemerintah, maka:
S = Y – T – C + T- G Tabungan swasta tabungan publik
Tabungan swasta merupakan jumlah pendapatan yang tersisa bagi pemerintah setelah dipotong belanja pemerintah sehingga apabila pajak
yang diterima lebih besar dari pengeluaran untuk membeli barang dan jasa, hal tersebut terjadi surplus anggaran hal ini berarti nerupakan
tabungan publik. Tabungan merupakan salah satu jenis pembiayaan dalam negeri.
Tabungan dihimpun dan diciptakan dengan cara menghemat atau menekan konsumsi baik dari sektor pemerintah, swasta dan masyarakat.
Konsep tabungan telah di telaah oleh beberapa ahli ekonomi diantaranya :
a. Menurut John Mynard Keynes
Teori Keynes tentang tabungan dikenal dengan Absolute Income Hypotesis. Teori ini dikenal sebagai teori keynes mengenai konsumsi
yang menyatakan bahwa seseorang akan meningkatkan konsumsinya apabila pendapatan pribadinya meningkat. Peningkatan konsumsi
seseorang tidaklah sama dengan peningkatan pendapatannya.
b. Menurut Duesenbery
Menurut teori ini, pengeluaran konsumsi seseorang tidaklah ditentukan oleh pendapatan absolutnya melainkan oleh pendapatan
konsumsinya.
Hipotesis yang diambil Duesenbery adalah : 1 Jika pada periode t pendapatan seseorang lebih besar daripada
pendapatan tertingginya pada waktu itu, maka orang tersebut akan menaikan konsumsinya.
2 Jika pendapatan seseorang itu turun dari pendapatan tertingginya sampai saat itu, maka orang tersebut akan cenderung untuk
mempertahankan konsumsinya dan menurunkan tabungannya. Kedua gejala tesebut disebut Rachef effect.
Menurut Duesenbery, fungsi konsumsi dan tabungan adalah : Ct = a - bY
St = Yt – Ct Dimana Ct = konsumsi pada saat t
Yt = pendapatan pada saat t St = tabungan pada saat t
Menurut Duesenbery,
rekonsiliasi data
Cross Section
memperlihatkan bahwa APC orang dengan pendapatan rendah lebih besar dari pada orang yang berpendapatan lebih tinggi, sedangkan
rekonsiliasi dengan data Time Series memperlihatkan dalam jangka pendek, APC lebih besar dari MPC dan dalam jangka panjang APC =
MPC
c. Menurut Ando Mondligliani
Menurut Ando-Mongliani pada saat mulai bekerja sampai akhir hidup,
seseorang mempunyai
pendapatan dan
konsumsi.
Pendapatannya lebih rendah pada saat seseorang mulai bekerja. Pendapatan tersebut akan terus meningkat sesuai dengan lama
seseorang bekerja. Berkenaan dengan hal tersebut maka seseorang harus menabung pada saat pendapatannya lebih besar dari pada
konsumsinya. Pendapatan yang diterima lebih rendah maka orang tersebut melakukan dissaving dan sebaliknya pada saat pendapatan
lebih besar dari pada konsumsinya, orang tesebut melakukan saving.
d. Menurut Milton Friedman
Teori yang dikemukakan oleh M. Friedman ini timbul karena adanya ketidakpuasan terhadap penggunaan pendapatan sebagai
determinan pengeluaran konsumsi. Asumsi yang diambil adalah seseorang konsumen akan mencapai utilitas maksimum sepanjang
hidupnya dengan cara menyesuaikan pola konsumsi dengan pendapatan jangka panjang. Kesempatan konsumsi jangka panjang
dapat diperkirakan dengan cara membuat proyeksi yang didasarkan pada pendapatan sekarang dan pendapatan masa lalu.
e. Menurut U Tun Wai
Tabungan menurut U Tun Wai adalah keputusan seseorang untuk menabung ditentukan oleh kemampuan, kesempatan, dam kemauan.
Fungsinya dapat ditulis : S = a A,W,O
Dimana S = Tabungan
A = Kemampuan ability
W = Kemauan willingness
O = Kesempatan opportunity
a = Notasi fungsional
Menurut U Tun Wai, jumlah tabungan yang sebenarnya ditentukan oleh variable A, W, dan O, namun bagi perseorangan atau rumah
tangga, tabungan dapat ditentukan oleh A pada suatu saat, W pada saat yang lain dan, O pada saat yang lainnya lagi. Sebagai contoh,
masyarakat petani yang miskin mungkin mempunyai kemauan untuk menabung, namun kemampuannya tidak memungkinkan. Naiknya
pendapatan seseorang maka kemampuan untuk menabung timbul, namun ia akan lebih suka untuk membeli barang konsumsi yang lebih
mewah.
5. Penanaman Modal Asing a. Pengertian
Secara singkat, investasi dapat didefinisikan sebagai tambahan bersih terhadap stok kapital yang ada. Istilah lain dari investasi adalah
akumulasi modal atau pembentukan modal. Pengertian investasi atau akumulasi modal dalam makro ekonomi adalah berbeda dengan
modal. Dalam penelitian ini investasi yanng dimaksud investasi swasta atau PMA
PMA atau investasi asing merupakan invetasi yang dilakukan oleh para pemilik modal asing di dalam negeri untuk mendapatkan
suatu keuntungan dari usaha yang dilakukan. Menurut Mudrajad
Kuncoro 2000: 215 PMA merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional di samping ekspor, tabungan domestik dan
bantuan luar negeri. Menurut undang-undang nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing pada pasal 1 menyebutkan bahwa : “Pengertian penanaman modal asing di dalam undang-undang ini hanyalah
meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang ini dan
yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari
penanaman modal tersebut” Pengertian penanaman modal asing PMA dari tinjauan dan
pembahasan undang-undang penanaman modal dan kredit luar negeri : Ismail Sunny dan Rusdiono Rachmad dalam Pandji Anoraga,
1995:48 1 Alat pembayaran luar negeri yang ditata merupakan bagian
kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.
2 Alat-alat untuk perusahaan, yaitu bahan-bahan yang dimasukkan dari luar negeri ke wilayah Indonesia selama alat-alat tersebut tidak
dibiayai dari kekayaan Indonesia.
3 Bagian dari hasil perusahaan yang didasarkan undang-undang ini diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai
perusahaan Indonesia Keuntungan adanya modal asing yaitu berupa diolahnya
sumber daya alam kita, meningkatkan lapangan pekerjaan, meningkatnya penerimaan negara dari sumber pajak, serta adanya alih
teknologi. Pemilik modal mendapat keuntungan berupa deviden atau hasil usaha Suparmoko dan Irawan, 1996: 87-88.
Pengertian PMA dari tinjauan dan pembahasan undang-undang penanaman modal dan kredit luar negeri adalah Suhendro, 2005: 13:
a. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, atas persetujuan pemerintah digunakan
untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia. b. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan orang
asing dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar negeri ke wilayah Indonesia selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari
devisa Indonesia. c. Keuntungan perusahaan yang berdasarkan Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1967 boleh di transfer, namun digunakan untuk membiayai perusahaan di Indonesia.
Modal asing dapat memasuki suatu negara dalam bentuk modal swasta dan atau modal negara. Modal asing swasta dapat mengambil
bentuk investasi lansgsung dan ivestasi tidal langsung M.L Jhingan 1996 : 483
a. Investasi Langsung.
Berarti bahwa perusahaan dari Negara penanam modal secara de facto atau de jure melakukan pengawasan arus asset aktiva yang
ditanam dinegara pengimpormodal dengan cara ivestasi itu.
b. Investasi Tidak Langsung
Dikenal sebagai investasi portofolio atau rentier yang sebagian besar terdiri dari penguasaan atas saham yang di pindahkan yang
dikeluarkan atau dijamin oleh pemerintah negara pengimpor modal, atas saham atau surat utang oleh warga negara dari
beberapa negara lain. Penguasaan saham tersebut tidaklah sama dengan hak untuk mengendalikan perusahaan. Para pemegang
saham hanya punya hak atas deviden saja.
c. Modal Asing Negara.
Terdiri atas pinjaman keras bilateral, pinjaman lunak bilateral dan pinjaman multilateral.
b. Manfaat Penanaman Modal Asing
Dalam perkembangannya, kehadiran penanaman modal asing di negara berkembang ada yang mendukung dan menentangnya.
Beberapa pendapat yang mendukung adanya PMA merupakan analis
Neo-Klasik tradisional dimana hanya memusatkan perhatiannya pada faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi, yaitu :
1 PMA berperan dalam mengisi kesenjangan antara target jumlah devisa yang dibutuhkan dan hasil-hasil akibat devisa dari ekspor
ditambah dengan bantuan luar negeri netto. 2
PMA dapat menambah pendapatan yang diterima oleh pemerintah yang berasal dari pajak yang dibayarkan oleh
perusahaan asing tersebut sehingga pemerintah memiliki
ketersediaan dana finansial untuk membiayai pengeluarannya atau membiayai proyek-proyek dalam negeri.
3 PMA akan membawa pengetahuan dan teknologi yang
canggih dalam melakukan proses produksinya. 4
PMA akan mengurangi tingkat pengangguran di negara tuan rumah bagi perusahaan asing yang membawa dan melakukan
produksi dengan padat karya 5
Dengan adanya PMA akan memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan nasional di negara penerimanya
Pendapat yang menentang adanya PMA secara umum dibagi atas dua argumen, yaitu argumen yang bersifat ekonomis mengenai
kegiatan-kegiatan perusahan asing tersebut dan yang kedua adalah argumen yang bersifat ideologis. Pendapat-pendapat mereka yang
menentang antara lain adalah :
1 Dengan adanya PMA ini justru memperburuk ketimpangan kesempatan ekonomis antar daerah di mana akan mendorong
terjadinya arus urbanisasi antar daerah. 2 Adanya perusahaan asing yang memproduksi barang-barang yang
sebenarnya masih belum sesuai dengan kebutuhan pokok penduduk, maka akan mendorong perilaku untuk berkonsumsi
mewah dan mendorong adanya demonstration effect di kalangan masyarakat.
3 Sumber-sumber daya negara-negara tuan rumah akan dialokasikan oleh kegiatan produksi yang dilihat secara sosial tidak
menguntungkan sehingga negara tuan rumah merasa dirugikan dengan adanya peranan perusahaan asing tersebut.
4 Dilakukannya praktek transfer pricing yang sering digunakan oleh perusahaan modal asing untuk melipatgandakan keuntungannya.
5 Perusahaan-perusahaan asing akan merusak struktur perekonomian negara tuan rumah, karena dapat menghambat investasi yang
dilakukan oleh usahawan lokal. Hal ini dikarenakan perusahaan asing tersebut telah menguasai teknologi, jaringan perdagangan,
telekomunikasi, keahlian dan ketrampilan dalam manajemen usahanya.
6 Pengaruh terakhir adalah adanya perusahan asing dinegara tuan rumah, yaitu dapat mempengaruhi kondisi politik suatu negara.
B. Penelitian Terdahulu