Marjuki 2015. Bahan Bacaan_Konsep Manajemen Berbasis Sekolah
6
Keterbukaan atau Transparansi Manajemen  dalam  konteks MBS  dilakukan  secara  terbuka  atau  transparan,  sehingga  seluruh warga
sekolah  dan  pemangku  kepentingan  dapat  mengetahui  mekanisme  pengelolaan  sumber  daya  sekolah. Selanjutnya    sekolah  dapat  memperoleh  kepercayaan  dan  dukungan    lebih  besar  dari  para  pemangku
kepentingan tersebut. Keterbukaan dapat dilakukan melalui penyediaan dan penyebarluasan informasi di sekolah  dan  pemberian  informasi  kepada masyarakat  tentang  pengelolaan  sumber  daya  sekolah,
agar  memperoleh  kepercayaan  publik    terhadap    sekolah.  Tumbuhnya  kepercayaan  publik  merupakan langkah awal dalam meningkatkan peran serta masyarakat terhadap sekolah. Akuntabilitas Akuntabilitasi
menekankan  pada  pertanggungjawaban  penyelenggaraan  pendidikan  di    sekolah  dalam  pencapaian sasaran  peningkatan  mutu  sekolah.  Ketka  sekolah  mengelola  sumberdaya  mereka  berdasar  pada
peraturan  perundangan,  mereka  dapat  mempertangungjawabkannya  kepada  pemerintah,  seluruh  warga sekolah  dan  pemangku  kepentingan  lainnya.
Pertanggungjawaban    itu  meliputii    implementasi  proses  dan  komponen  manajemen  sekolah. Pertanggungjawaban  dapat  dilakukan  secara  tertulis  dan  tidak  tertulis  disertai  bukt-bukt  administratif
yang sah dan bukt fisik seperti bangunan gedung, bangku, dan alat-alat laboratorium. Sejalan  dengan adanya  pemberian  otonomi  yang  lebih  besar  terhadap  sekolah  untuk  mengambil keputusan, maka
implementasi  ketujuh  prinsip  MBS  dibuat  sesuai  dengan  situasi  dan  kondisi  sekolah.  Sekolah  boleh menambah prinsip  implementasi MBS  agar  sesuai  dengan  karakteristk  sekolah,  guna mempercepat
upaya peningkatan mutu sekolah baik secara akademis maupun non akademis.
E. Tujuan Khusus Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia
MBS  merupakan  suatu  upaya  untuk  mendesentralisasikan  organisasi,  manajemen  dan  penyelenggaraan sekolah; makin memberdayakan  guru,  orang  tua  dan  kepala  sekolah  agar  sedekat mungkin  dengan
peserta didik; menciptakan peran dan  tanggung  jawab baru untuk semua unsur dalam suatu sistem; dan mengubah proses pembelajaran di kelas menjadi makin terbuka Hallinger, Murphy dan Hausman dalam
Abu-Duhou,  1999.  MBS  juga  dipahami  sebagai  suatu  bentuk  pilihan  formal  dari  struktur penyelenggaraan,  sebagai  suatu  bentuk  desentralisasi  yang  memandang  individu  sekolah  sebagai  suatu
unit dasar untuk perbaikan dan dan bergantung pada redistribusi otoritas pengambilan keputusan sebagai alat utama untuk memulai dan melanjutkan perbaikan Caldwell, 2005.
Manajemen  Berbasis  Sekolah  yang  sedang  dikembangkan  di  Indonesia  berdasarkan  pada  Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 51 yang menyebutkan bahwa
pengelolaan  satuan  pendidikan  anak  usia  dini,  pendidikan  dasar,  dan  pendidikan  menengah  perlu dilaksanakan    berdasarkan    standar    pelayanan  minimal    dengan    prinsip  MBS  yaitu  bentuk  otonomi
manajemen  pendidikan  pada  satuan  pendidikan,  yang  dalam  hal    ini  kepalasekolahmadrasah  dan  guru dibantu oleh komite sekolahmadrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan.
Dalam  konteks    Indonesia,  tujuan  umum  penyelenggaraan  Manajemen  Berbasis  Sekolah  adalah  untuk memandirikan    atau    memberdayakan    sekolah    melalui    pemberian    kewenangan    otonomi    kepada
sekolah  dalam  pengambilan  keputusan,  pemberian  feksibilitas  yang  lebih  besar  kepada  sekolah  untuk mengelola  sumberdaya  sekolah,  dan mendorong  partsipasi  warga  sekolah  serta masyarakat  untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Manajemen Berbasis Sekolah secara khusus bertujuan untuk:   Membina dan mengembangkan komponen pengelolaan kurikulum dan pembelajaran;
  Membina dan mengembangkan komponen pengelolaan peserta didik;   Membina dan mengembangkan komponen pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan;
  Membina dan mengembangkan komponen pengelolaan sarana dan prasarana;   Membina dan mengembangkan komponen pengelolaan pembiayaan;
  Membina dan mengembangkan komponen pengelolaan kerjasama sekolah dan masyarakat;   Membina dan mengembangkan komponen pengelolaan budaya dan lingkungan sekolah.
Marjuki 2015. Bahan Bacaan_Konsep Manajemen Berbasis Sekolah
7
F. Komponen dan Proses Manajemen Berbasis Sekolah