Fisiologi Duodenum Histologi Duodenum

nervus splanchnicus major yang mempunyai hubungan dengan saraf spinal dari segmenta thoracicae tujuh sampai sembilan yang mengurus epigastrium. Gambar anatomi duodenum 2.1.

2.2 Fisiologi Duodenum

Pencernaan makanan ialah suatu proses biokimia yang bertujuan untuk mengolah makanan yang dimakan menjadi zat zat yang mudah di serap oleh selaout selaput lendir usus, bilamana zat zat tersebut di perlukan oleh badan. Proses biokimia tersebut agar dapat berlangsung secara optimal dan efesien harus dipengaruhi oleh enzim enzim yang dikeluarkan oleh traktus digestivum sendiri. Agar supaya enzim enzim tersebut dapat mempengaruhi proses pencernaan secara optimal dan efesien, maka enzim tersebut harus mempunyai kontak yang baik dengan makanan yang dimakan. - Proses pengunyahan - Proses penelanan - Proses pencairan dan perncernaan - Proses penyerapan Proses penyerapan terutama terjadi di usus halus intestinum. Dari tiga intestinum yang paling aktif untuk melakukan absorpsi KH,fat,protein terutama di duodenum dan bagian atas jejenum. Karena harus melalui dinding lumen maka zat makanan harus dalam bentuk larutan atau dalam bentuk molekul yang sekecil kecilnya. Penghancuran tersebut dapat dilakukan secara mekanik oleh enzim. Agar absorpsi dapat berjalan cepat dan sempurna, maka permukaan usus harus seluas luasnya. Hal ini terjadi karena mukosa usus berlipat lipat plika sirkularis dan adanya vili intetinalis. Absorpsi makanan dapat terjadi secara pasif dan aktif a. Absorpsi pasif terjadi karena difus, perbedaan kepekatan bahan dalam lumen dan melliu interium dan sebagainya Ada macam macam diantaranya: - Simple diffusion - Exchange diffusion - Dan lain lain b. Absorpsi aktif Bagaimana terjadinya sampai sekarang belum diketahui dengan jelas. Absorpsi dan pencernaan makanan, elektrolit dan cairan terjadi terutama di duodenum dan bagian atas jejunum.

2.3. Histologi Duodenum

Ciri khas pada bagian pertama usus halus yaitu duodenum,adalah adanya kelenjar duodenal Brunner yang tubulo alveolar bercabang didalam submukosa. Duktus ekskretorius kelenjar ini menembus mukosa muskularis dan mencurahkan sekretnya ke dalam lumen duodenum pada dasar kelnjar intestinal. Fungsi utama kelenjar duodenal adalah melindungi mukosa duodenum terhadap isi gaster yang sangat korosif. Fungsi ini terlaksana dengan menghasilkan mukus dan ion ion bikarbonat yang alkalis yang menetralkan chymus asam yang memasuki duodenum dari lambung. Kelenjar duodenal mencurahkan sekretnya ke dalam lumen sebagai respon atas masuknya chysmus asam dan terhadap rangsangan parasimpatis melalui nervus vagus. Sekret alkalis ini juga membantu kerja enzim pencernaan. Kelenjar duodenal juga menghasilkan hormon polipeptida disebut urogastron. Hormon ini mengahambat sekret HCL oleh sel parietal gaster dan meningkatkan poliferasi epitel pada usus halus. Lapisan dinding duodenum: 1. Tunica mukosa a. Pada Tunica mukosa terlihat vili intestinal Vi yang menonjol kearah lumen yang diliputi oleh epitel selapis silindris yang bermikrovili. Diantara sel epitel dapat terlihat sel piala Gc yang berwarna pucat. b. Diantara vili intestinal terdapat lekukan yang merupakan kripta yang melanjutkan diri menjadi glandula lieberkuhn. Sebagai kelenjar ada yang terpotong melintang. Tunica muskularis terlihat lebih tebal daripada dinding lambung. 2. Tunika submukosa a. Didalamnya terdapat kjelenjar yang disebut glandulua duodenalis bruneri,kelenjar ini berbentuk tubuler bercabang dengan ujungnya bergulung. Sel epitel kelenjar kuboid. Inti gepeng di bagian basal. Lipatan tunika submukosa disebut plika sirkularis Kercking. 3. Tunika muscularis a. Stratum sirkuler, terdiri atas serabut serabut otot melingkar, pada perbatasan dengan lambung membentuk sfingter pilori. b. Stratum longitudinal, terbentuk oleh serabut serabut otot yang memanjang disebelah luar. 4. Tunika adventitia a. Terdiri dari jaringan pengikat longgar, yang sebagian dilapisi mesotel sehingga disebut tunika serosa. Gambar histologi duodenum 2.2 . Stained with haemotoxylin and eosin 1. Tunica mucosa 2. Tunica submukosa 3. Tunica muscularis propria 4. Tunica serosa 5. Villi 6. Glandscrypts in the lamina propria of the mucosa 7. Glands in the tunica submucosa brunners glands Sumber: http:www.Histol-Chuvashia.Comatlas-endigest Gambar histologi duodenum 2.3. Stained with haematoxylin and eosin 1. Tunica mucosa 2. Tunica submucosa 3. Tunica muscularis propria 4. Tunica serosa 5. Villi 6. Glands crypts in the lamina propria of the mucosa 7. Glands in the tunica submucosa Brunners glands Efisiensi fungsi penyerapan usus halus ditingkatkan oleh sejumlah perubahan yang meningkatkan permukaan total mukosa, yang paling mencolok adalah plika sirkularis Valvula Kerkring sebagai lipatan lipatan setengah lingkaran sampai dua pertiga lingkaran lumen, cara kedua adalah banyaknya vili intestinalies, paling banyak di duodenum dan yeyenum proksimal, seperti pada lambung , epitel pelapis saluran cerna ditutupi selapis mukus pelumas dan pelindung. 11 Sel sel epitel usus memiliki kemampuan luar biasa untuk menutupi robekan pada membrannya agar tetap hidup, epitel usus halus normalnya diganti baru seluruhnya dalam 3-6 hari, dan jangka hidup sel Goblet usus hanya 4-6 hari waktu yang diperlukan untuk berdiferensiasi dalam kriptus , bergeser ke atas villi dan dilepaskan pada ujung villus, jadi dalam satu siklus sel Goblet terus bersekresi selama satu siklus sekresi cell turnover. 12 Jalannya peristiwa ini dapat berubah oleh iritans yang meningkatkan kecepatan pelepasan mukus.

2.4. Patologi Duodenum