VI-11
Tinggi shell = 4 x V shell
= 8,0874 cuft π.D
2
Tinggi total tangki = hs + hd + hd
= 8,087 + 0,67 + 0,67 = 9,427 ft
VI.D.1.b. Perhitungan Pengaduk Dipilih dengan pengaduk type turbin dengan 6 flat blade
1. Penentuan dimensi pengaduk
Da =
1 , dengan Dt
= 60 in maka Da = 30 in
Dt 2 W
= 1
W = 6 in
Da 5 H
= 1
H = 60 in
Dt L
= 1
L = 7,5 in
Da 4 C
= 1
C = 20 in
Dt 3 J
= 1
J = 5 in
Dt 12 Keterangan :
Dt = diameter bejana
Da = diameter
impeller W
= lebar blade L
= panjang blade E
= tinggi impeller dari dasar tangki J
= lebar baffle
2. Penentuan jumlah pengaduk
Tinggi larutan dalam bejana = 9,427 ft Diameter bejana
= 5 ft Sg campuran
= 54,30 = 0,8716 62,305
Maka jumlah pengaduk = tinggi larutan x Sg
Diameter bejana
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VI-11
= 9,427 x 0,81716 5
Jadi jumlah pengaduk sebanyak = 1,6433 = 2buah
3. Penentuan power motor
µ campuran = 0,3 cp
= 0,0002 lbft.detik ρ campuran
= 54,3 lbcuft Kecepatan putaran
= 50 - 150 mmin MVJoshi p.389 Diambil kecepatan putaran 75 mmin
= 246 ftmin Sehingga :
N = 246 = 31,338 rpm
= 0,5223 rps π.Da
N = N.Da
2
. ρ
π = 0,5223 x 2,5
2
x 54,3 0,0002
= 886305,2553 aliran turbulen P
= K
T
. N
3
. Da
5
. ρ
gc Keterangan :
P = power motor pengaduk
K
T
= konstanta untuk jenis impeller = 4,8 Mc Cabe T.9-2 p.226
N = kecepatan
impeller Da =
diameter inmpeller
ρ = 54,3 lbcuft
gc = 32,174 lb.ftlbf.dtk
2
= 4,8 x 0,5223
3
x 2,5
5
x 54,3 32,174
= 112,71921 ft.lbfdtk = 112,71921
= 0,20494 HP 550
P = K
T
. N
3
. Da
5
. ρ
gc Gland loss kebocoran tenaga akibat poros dan bearing = 10
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VI-11
Joshi p.339 = 10 x 0,20494
= 0,020494 HP Power input = 0,20494 + 0,0205 = 0,2254
Transmission system loss = 20 Joshi p.339
= 20 x 0,20494 = 0,0410 HP Total power
= 0,2254 + 0,0410 = 0,2664 HP Effisiensi motor
= 85 Power motor
= 0,2664 = 0,3134438 HP
85 Ditetapkan power motor
= 0,5 HP
VI.D.3 Perhitungan Sistem Pendingin Perhitungan jaket
Perhitungan system penjaga suhu Kern p.719
Dari neraca panas suhu yang dijaga = 195 ˚C
Penentuan jaket berdasarkan rate terbesar Q
= 750712,2903 kkaljam = 2979051,58 BTUjam
Suhu masuk bahan rata-rata = 125
˚C = 257
˚F Suhu keluar bahan
= 195 ˚C =
383 ˚F
∆T = 383 - 257
= 126 ˚F
Kebutuhan media = 37535,6145 kgjam = 82751 lbjam
Densitas media = 62,3 lbcuft
Luas penampang = rate bahan lbjam
ρ bahan lbcuft = 82751
62,3 =
1328,2 cuftjam
= 0,3689
cuftdetik Asumsi kecepatan aliran
= 3 ftdtk Kern T.12 p.845 Luas penampang
= rate volumetrik cuftdtk kecepatan aliran ftdtk
= 0,3689
3 =
0,1230 ft
2
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VI-11
Luas penampang = π4 D
2
- D
1
Dengan : D
2
= diameter dalam jaket D
1
= diameter luar jaket = di bejana + 2 x tebal
= 5 + 2 ¾ in = 0,0625 ft = 5,125 ft
Luas penampang = π4 D
2 2
- D
1 2
0,1230 =
π4 D
2 2
- 5,125
2
D
2
= 5,14026 ft Spasi
= D
2
- D
1
= 0,0152 = 0,0076 ft
2 2 = 0,0916 in ¾ in
Maka diguanakan spasi jaket = ¾ in
D jaket = 5,125 + ¾ 12
= 5,1875 ft
Penentuan tebal jaket
Tebal jaket berdasarkan ASME Code untuk cylindrical : t min
= P x ri + C Brownell pers 13.1 p.254 fE - 0,6P
Dengan t min = tebal shell minimum ; in
P = tekanan tangki
; psia ri
= jari-jari tangki ; in ½ D
C = faktor korosi
; in E
= faktor pengelasan, digunakan double welded, E = 0,8 f
= stress allowable, bahan konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C, maka f = 12650 psi Brownell T.13-1
R = ½ D = 0,5 x 5,1875
= 2,5938 ft t min
= 184,93 x 31,125 + 0,125 12650 x 0,8 - 0,6 x 184,926
= 0,7001 in = ¾ in
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VI-11
Penentuan tinggi jaket
U
D
= 150 BTUjam.ft
2
. ˚F Kern T.8 p.840 light organic-water
A = Q
= 2979051,582 U
D
x ∆T 150 x 126
A jaket = A shell + A conis A shell =
π D h silinder Untuk diameter
≤ 114 in m = 1 ft
d : Inside diameter jaket = 5,1875 ft
D : Outside diameter jaket = OD + 2x tebal jaket
= 5,3125 ft A conis
= 0,785 5,3125 x 1[ √ x 4,3328
2
x 5,3125-11,937] + 0,785 5,1875
2
= 29 ft
2
A jaket = A shell + Aconis 157,62178
= π . 5,1875. h + 29
h jaket = 7,9 ft
Tinggi tangki = 8 ft
Spesifikasi :
Nama alat : Reaktor
Fungsi : Untuk mereaksikan Propylene Oxide dan air
menjadi Propylene Glycol Type
: Silinder tegak, tutup atas dan bawah berbentuk dished dilengkapi dengan pengaduk dan jaket
Jumlah :
1 buah
Dimensi shell
Tinggi total tangki : 113,126 in
Tinggi shell : 97,0491 in
Diameter shell, inside : 60 in
Diameter shell, outside : 60 in
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VI-11
Tebal Shell : ¾ in
Dimensi tutup
Tebal tutup atas : 1 18 in
Tebal tutup bawah : 1 18 in
Tebal tutup atas : 8,04 in
Tebal Shell : 8,04 in
Sistem pengaduk
Type : flat blade turbin dengan 6 blade
Jumlah pengaduk : 2 buah
Diameter impeller : 30 in
Lebar blade : 6 in
Panjang blade : 7,5 in
Lebar baffle : 5 in
Power motor : 0,5 HP
Sistem pendingin
Diameter jaket : 62,25 in
Tinggi jaket : 94,4 in
Jaket spacing : 9 in
Tebal jaket : 9 in
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-9
BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
VII.1. Instrumentasi
Dalam pengoperasian pabrik, pemasangan alat-alat instrumentasi sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil produksi yang optimal.
Pemasangan alat-alat instrumentasi disini bertujuan sebagai pengontrol jalannya proses produksi dari peralatan-peralatan pada awal sampai akhir
produksi. Dimana dengan alat instrumentasi tersebut, kegiatan maupun aktifitas tiap-tiap unit dapat dicatat kondisi operasinya sehingga sesuai
dengan kondisi operasi yang dikehendaki serta mampu memberikan tanda- tanda apabila terjadi penyimpangan selama proses produksi berlangsung.
Adapun variabel proses yang diukur dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Variabel yang berhubungan dengan energi, seperti temperatur,
tekanan, dan radiasi. 2. Variabel yang berhubungan dengan kuantitas dan rate, seperti pada
kecepatan aliran fluida, ketinggian liquid, dan ketebalan. 3. Variabel yang berhubungan dengan karakteristik fisik dan kimia,
seperti densitas dan kandungan air. Yang harus diperhatikan di dalam pemilihan alat instrumentasi adalah:
- Level, range, dan funsi dari alat instrumentasi - Ketelitian hasil pengukuran
- Konstruksi material -
Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kondisi operasi proses yang berlangsung
- Mudah diperoleh di pasaran - Mudah dipergunakan dan mudah diperbaiki jika rusak
Instrumentasi yang ada di pasaran dapat dibedakan dari jenis pengoperasian alat instrumentasi tersebut, yaitu alat instrumentasi manual
atau otomatis. Pada dasarnya alat-alat kontrol yang otomatis lebih disukai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-9
dikarenakan pengontrolannya tidak terlalu sulit, kontinyu, dan efektif, sehingga menghemat tenaga kerja, dan waktu. Akan tetapi mengingat
faktor-faktor ekonomis dan investasi modal yang ditanamkan pada alat instrumentasi berjenis otomatis ini, maka perencanaan pabrik ini sedianya
akan menggunakan kedua jenis alat instrumentasi tersebut. Adapun fungsi utama dari alat instrumentasi otomatis adalah:
- Melakukan pengukuran - Sebagai pembanding hasil pengukuran dengan kondisi yang harus
dicapai - Melakukan perhitungan
- Melakukan koreksi Alat instrumentasi otomatis ini dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu: 1. Sensing Primary Element
Alat kontrol ini langsung merasakan adanya perubahan pada variabel yang diukur, misalnya temperatur. Primary Element merubah energi
yang dirasakan dari medium yang sedang dikontrol menjadi signal yang bisa dibaca yaitu tekanan fluida.
2. Receiving Element Elemen Pengontrol Alat kontrol ini akan mengevaluasi signal yang didapat dari sensing
element dan diubah menjadi skala yang bisa dibaca dan digambarkan oleh error detector. Dengan demikian sumber energi bisa diatur sesuai
dengan perubahan-perubahan yang terjadi. 3. Transmitting Element
Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa signal dari sensing element ke receiving element.
Di samping ketiga jenis tersebut, masih terdapat peralatan pelengkap yang lain, yaitu: Error Detector Element, alat ini akan
membandingkan besarnya harga terukur pada variabel yang dikontrol dengan harga yang diinginkan dan apabila terdapat perbedaan, alat ini
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-9
akan mengirimkan signal error. Amplifier akan digunakan sebagai penguat signal yang dihasilkan oleh error detector jika signal yang
dikeluarkan lemah. Motor Operator Signal Error yang dihasilkan harus diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu dengan
penambahan variabel manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol memerlukan operator atau motor untuk menjalankan Final Control
Element. Final Control Element adalah untuk mengoreksi harga variabel manipulasi. Instrumentasi pada perancanaan pabrik ini
adalah: 1. Flow Control FC
Mengontrol aliran setelah keluar pompa 2. Flow Ratio Control FRC
Mengontrol ratio aliran yang bercabang setelah pompa 3. Level Control LC
Mengontrol ketinggian bahan didalam tangki 4. Level Indicator LI
Mengindikasikan menginformasikan ketinggian bahan didalam tangki
5. Pressure Control PC Mengontrol tekanan pada aliran alat
6. Pressure Indicator PI Mengindikasikan menginformasikan tekanan pada aliran alat
7. Temperature Control TC Mengontrol suhu pada aliran alat
VII.2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau safety factor adalah hal yang paling utama yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu pabrik, hal ini
disebabkan karena:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-9
1. Dapat mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan yang besar yang disebabkan oleh kebakaran atau hal lainnya baik terhadap karyawan
maupun oleh peralatan itu sendiri. 2. Terpeliharanya peralatan dengan baik sehingga dapat digunakan dalam
waktu yang cukup lama. Bahaya yang dapat timbul pada suatu pabrik banyak sekali jenisnya, hal ini tergantung pada bahan yang akan diolah
maupun tipe proses yang dikerjakan. Secara umum, bahaya-bahaya tersebut dapat dibagi menjadi tiga
kategori yaitu: 1. Bahaya kebakaran
2. Bahaya kecelakaan secara kimia 3. Bahaya terhadap zat-zat kimia
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, berikut ini terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada setiap pabrik
pada umumnya dan pada pabrik ini khususnya.
VII.2.1. Bahaya Kebakaran A.
Penyebab kebakaran
- Adanya nyala terbuka open flame yang datang dari unit utilitas, workshop,dll.
- Adanya loncatan bunga api yang disebabkan karena korsletingaliran listrik seperti pada stop kontak, saklar, serta
instrumentasi lainnya.
B. Pencegahan
- Menempatkan unit utilitas dan power plant cukup jauh dari lokasi proses yang dikerjakan.
- Menempatkan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang terisolasi dan tertutup.
- Memasang kabel atau kawat listrik di tempat-tempat yang terlindung, jauh dari daerah yang panas yang memungkinkan
terjadinya kebakaran.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-9
- Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi dimana tenaga kerja dengan cepat dapat mengetahui apabila terjadi kebakaran.
C. Alat Pencegah Kebakaran
- Instalasi permanen seperti fire hydrant sistem dan sprinkle otomatis.
- Pemakaian portable fire extinguisher bagi daerah yang mudah dijangkau bila terjadi kebakaran.
- Untuk pabrik ini lebih cocok alat pemadam kebakaran tipe karbon dioksida.
- Karena bahan baku ada yang beracun, maka perlu digunakan kantong-kantong udara atau alat pernafasan yang ditempatkan pada
daerah-daerah strategis pada pabrik ini.
VII.2.2. Bahaya Kecelakaan
Karena kesalahan mekanik sering terjadi dikarenakan kelalaian pengerjaan maupun kesalahan konstruksi dan tidak mengikuti aturan yang
berlaku. Bentuk kerusakan yang umum adalah karena korosi dan ledakan. Kejadian ini selain mengakibatkan kerugian yang besar karena dapat
mengakibatkan cacat tubuh maupun hilangnya nyawa pekerja. Berbagai kemungkinan kecelakaan karena mekanik pada pabrik ini dan cara
pencegahannya dapat digunakan sebagai berikut:
A. Vessel
Kesalahan dalam perencanaan vessel dan tangki dapat mengakibatkan kerusakan fatal, cara pencegahannya:
- Menyeleksi dengan hati-hati bahan konstruksi yang sesuai, tahan korosi serta memakai corrosion allowance yang wajar. Untuk pabrik
ini, semua bahan konstruksi yang umum dapat dipergunakan dengan pengecualian adanya seng dan tembaga. Bahan konstruksi yang
biasanya dipakai untuk tangki penyimpan, perpipaan dan peralatan lainnya. Semua konstruksi harus sesuai dengan standar ASME
America Society Mechanical Engineering
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-9
- Memperhatikan teknik pengelasan. - Memakai level gauge yang otomatis.
- Penyediaan manhole dan handhole bila memungkinkan yang memadai untuk inspeksi dan pemeliharaan. Di samping itu, peralatan
tersebut harus dapat diatur sehingga mudah untuk digunakan.
B. Heat Exchanger
Kerusakan yang terjadi pada umumnya disebabkan karena kebocoran- kebocoran. Hal ini dapat dicegah dengan cara:
- Pada inlet dan outlet dipasang block valve untuk mencegah terjadinya
thermal expansion. - Drainhole yang cukup harus disediakan untuk pemeliharaan.
- Pengecekan dan pengujian terhadap setiap ruangan fluida secara
sendiri-sendiri.
- Memakai heat exchanger yang cocok untuk ukuran tersebut. Di samping itu, juga rate aliran harus benar-benar dijaga agar tidak terjadi
perpindahan panas yang berlebihan sehingga terjadi perubahan fase
dalam pipa. C.
Peralatan Yang Bergerak
Peralatan yang bergerak apabila ditempatkan tidak hati-hati, maka akan menimbulkan bahaya bagi pekerja. Pencegahan bahaya ini dapat
dilakukan dengan: - Pemasangan penghalang untuk semua sambungan pipa.
- Adanya jarak yang cukup bagi peralatan untuk memperoleh kebebasan ruang gerak.
D. Perpipaan
Selain ditinjau dari segi ekonomisnya, perpipaan juga harus ditinjau dari segi keamanannya, hal ini dikarenakan perpipaan yang kurang teratur
dapat membahayakan pekerja terutama pada malam hari, seperti terbentur, tersandung dan sebagainya. Sambungan yang kurang baik dapat
menimbulkan juga hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebocoran-
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-9
kebocoran bahan kimia yang berbahaya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut, maka dapat dilakukan dengan cara:
- Pemasangan pipa hendaknya pada elevasi yang tinggi tidak didalam tanah, karena dapat menimbulkan kesulitan apabila terjadi kebocoran.
- Bahan konstruksi yang dipakai untuk perpipaan harus memakai bahan konstruksi dari steel.
- Sebelum dipakai, hendaknya diadakan penecekan dan pengetesan terhadap kekuatan tekan dan kerusakan yang diakibatkan karena
perubahan suhu, begitu juga harus dicegah terjadinya over stressing atau pondasi yang bergerak.
- Pemberian warna pada masing-masing pipa yang bersangkutan akan dapat memudahkan apabila terjadi kebocoran.
E. Listrik
Kebakaran sering terjadi akibat kurang baiknya perencanaan instalasi listrik dan kecerobohan operator yang menanganinya. Sebagai usaha
pencegahannya dapat dilakukan: - Alat-alat listrik di bawah tanah sebaiknya diberi tanda seperti dengan
cat warna pada penutupnya atau diberi isolasi berwarna. - Pemasangan alat remote shut down dari alat-alat operasi di samping
starter. - Penerangan yang cukup pada semua bagian pabrik supaya operator
tidak mengalami kesulitan dalam bekerja. - Sebaiknya untuk penerangan juga disediakan oleh PLN meskipun
kapasitas generator set mencukupi untuk penerangan dan proses. - Penyediaan emergency power supplies tegangan tinggi.
- Meletakkan jalur-jalur kabel listrik pada posisi aman. - Merawat peralatan listrik, kabel, starter, trafo, dan lain sebagainya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-9
F. Insulasi
Insulasi penting sekali terutama berpengaruh terhadap karyawan dari kepanasan yang dapat mengganggu kinerja para karyawan, oleh karena itu
dilakukan: - Pemakaian insulasi pada alat-alat yang menimbulkan panas seperti
reaktor, exchanger, kolom distilasi, dan lain-lain. Sehingga tidak mengganggu konsentrasi pekerjaan.
- Pemasangan insulasi pada kabel instrumentasi, kawat listrik dan perpipaan yang berada pada daerah yang panas, hal ini dimaksudkan
untuk mencegah terjadinya kebakaran.
G. Bangunan Pabrik
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan pabrik adalah:
- Bangunan-bangunan yang tinggi harus diberi penangkal petir dan jika tingginya melebihi 20 meter, maka harus diberi lampu suar mercu
suar. - Sedikitnya harus ada dua jalan keluar dari dalam bangunan.
VII.2.3. Bahaya Karena Bahan Kimia
Banyak bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Biasanya para pekerja tidak mengetahui seberapa jauh bahaya yang dapat ditimbulkan
oleh bahan kimia seperti bahan-bahan berupa gas yang tidak berbau atau tidak berwarna yang sangat sulit diketahui jika terjadi kebocoran. Untuk
itu sering diberikan penjelasan pendahuluan bagi para pekerja agar mereka dapat mengetahui bahan kimia tersebut berbahaya. Cara lainnya adalah
memberikan tanda-tanda atau gambar-gambar pada daerah yang berbahaya atau pada alat-alat yang berbahaya, sehingga semua orang yang berada di
dekatnya dapat lebih waspada. Selain hal-hal tersebut di atas, usaha-usaha lain dalam menjaga keselamatan kerja dalam pabrik ini adalah
memperhatikan hal-hal seperti:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VII-9
1. Di dalam ruang produksi para pekerja dan para operator dilarang merokok.
2. Harus memakai sepatu karet dan tidak diperkenankan memakai sepatu yang alasnya berpaku.
3. Untuk pekerja lapangan maupun pekerja proses dan semua orang yang memasuki daerah proses diharuskan mengenakan topi pengaman agar
terlindung dari kemungkinan kejatuhan barang-barang dari atas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-63
BAB VIII UTILITAS
Pada pabrik Propylene Glycol dari Propylene Oxide dengan proses Hidrasi ini diadakan suatu unit pembantu, yaitu unit utilitas, sebagai unit yang berfungsi
untuk menyediakan bahan maupun tenaga pembantu sehingga membantu kelancaran operasi dari pabrik.
Unit utilitas ini berfungsi untuk : 1.
Penyediaan a.
Steam Steam digunakan sebagai pemanas dalam proses.
b. Air
Air digunakan untuk bermacam-macam kebutuhan, antara lain untuk : • Proses
• Pendingin • Umpan boiler
• Sanitasi • Kebutuhan yang lain
c. Tenaga listrik
Tenaga listrik digunakan untuk penggerak motor dan penerangan d.
Bahan bakar Bahan bakar digunakan untuk proses
2. Pengolahan air
Kebutuhan air secara keseluruhan adalah sangat besar sehingga perlu dibuat system pengolahan air sendiri karena lebih ekonomis dan
menjamin berjalannya pabrik secara terus-menerus.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-63
VIII.1 UNIT PENGOLAHAN AIR
Air sebagai penunjang proses diperoleh dari sungai dengan membuat suatu system pompa air yang digunakan sebanyak 2 buah, sebuah beroperasi sedangkan
sebuah lagi sebagai cadangan. Pengolahan air untuk memperoleh air yang jernih dilakukan dengan cara
pengendapan, penggumpalan dan penyaringan. Adapun tahap-tahap pengolahan air adalah seperti diuraikan dibawah ini :
Air sumur bor dipompakan ke unit pengolahan air melalui pipa, selanjutnya air diproses dalam unit pengolahan air secara berurutan sebagai berikut :
1. Bak Penampung
Air yang diperoleh dari sungai ditampung dan dibiarkan beberapa saat dengan agar partikel yang berukuran besar dan berat dapat
mengendap. Selanjutnya air dipompakan ke Clarifier, sedangkan endapannya dibuang.
2. Clarifier
Air dari bak penampung yang masih mengandung kotoran berupa partikel-partikel kecil ditambahkan koagulan dengan cara diinjeksi pada
pipa yang menuju Clarifier. Koagulan yang dipakai adalah Al
2
SO
4 3
. Pada Clarifier ini terjadi flokulasi dimana partikel-partikel kecil menjadi flok-
flok yang lebih mudah mengendap. Endapan dibuang sedangkan air ditampung sementara dalam bak penampang.
3. Bak penampung air jernih
Air dari clarifier ditampung sementara sebelum disaring didalam pressure sand filter.
4. Pressure Sand Filter
Air yang dipompakan dari bak penampung disaring dalam pressure Sand Filter. Didalam pressure Sand Filter terdapat 2 lapisan yaitu yang
paling bawah adalah lapisan kerikil kasar setebal beberapa inch sedangkan lapisan dibagian atasnya berupa lapisan pasir setebal 2-4 ft. Air yang
masuk dari atas akan mengenai baffle yang berfungsi mencegah kerusakan lapisan pasir karena aliran langsung. Endapan yang tertahan akan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-63
menyumbat pasir dan dihilangkan dengan air yang disemprotkan dari bagian bawah. Air ini keluar dari bagian atas dan dibuang. Air jernih
keluar dari bagian bawah dan dianggap sudah bebas dari zat-zat tersuspensi atau koloid-koloid, tetapi masih mengandung ion-ion yang
dapat mempengaruhi kesadahan air. Kemudian air ini ditampung dalam bak penampung air jernih.
5. Bak penampung air bersih
Bak ini berfungsi sebagai penyimpanan air sementara, kurang lebih satu hari. Air dalam bak ini sudah dapat digunakan untuk kepentingan
proses, sedangkan untuk ketelpembangkit steam, air perlu diproses lagi pada demineralizer dan air untuk sanitasi perlu ditambahkan kaporit.
6. Demineralizer
Didalam demineralizer dilakukan proses penghilangan ion-ion yang terkandung dalam air dengan menambahkan resin dan diharapkan air
dari tangki ini sudah bebas dari ion air demineralisme. 7.
Feed Water Boiler Tank Air dari demineralizer ditampung dalam tangki ini untuk dialirkan
ke boiler. 8.
Bak Sanitasi Air dari bak penampung ditambahkan kaporit untuk keperluan
sanitasi.
VIII.2 UNIT PENYEDIAAN STEAM
Unit penyediaan steam berfungsi untuk menyediakan kebutuhan steam yang digunakan sebagai media pemanas pada heater. Jumlah steam yang
dibutuhkan untuk proses pembuatan Propylene Glycol adalah sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-63
Kebutuhan air steam : Nama Alat
Kebutuhan air kgjam Heater Propylene Oxide
Heater Air Evaporator
Heater Feed Distilasi Reboiler 01
Reboiler 02 354,0360
187,7813 168,9381
170,9776 11642,2824
6662,698 Total 19186,5852
Jadi kebutuhan air untuk steam sebesar 19186,5852 kgjam Untuk faktor keamanan dari kebocoran-kebocoran yang terjadi maka
direncanakan 1,25 lebih dari kebutuhan normal, Jumlah total steam yang dibutuhkan = 1,25 x kebutuhan normal
= 1,25 x 19186,5852 kgjam =
23983,2315 kgjam
= 52873,9118
lbjam Steam :
Suhu =
270 C Tekanan =
5505,8 kPa
Kebutuhan bahan bakar dapat dihitung sebagai berikut : mf = ms h – hf
Severn, p. 143 eb . F
dimana : mf
= massa bahan bakar yang dipakai, lbjam ms
= massa uap yang dihasilkan, lbjam h
= enthalpy dari uap, Btulb hf
= enthalpy dari liquid, Btulb eb
= effisiensi bahan boiler = 60 - 85 Severn,hal 143
Ditetapkan eb = 70 F
= nilai kalor bahan bakar, Btulb Boiler dipakai untuk menghasilkan steam jenuh bertekanan 5505,8 kPa
dan pada suhu 270 C
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-63
Digunakan diesel oil 33 API, Sulfur 0,22, Sg 0,85 Perry 6
ed
tab.27-6 didapat density 52,87 lbft
3
= 7,0672 lbgal
maka : h – hf = 694,10 Btulb
F = 137000 Btugal
= 19385,2279 Btulb Perry 6
ed
fig.27-3 Maka :
mf = 52873,9118 x 694,10
0,7 x 19385,2279 = 2704,5470 lbjam
= 64909,1284 lbhari Jadi diesel oil yang dibutuhkan sebesar 64909,1284 lbhari
Menghitung Power Boiler :
hp = ms .
λ Severn,hal
140 970,3 x 34,5
Dimana : Angka 970,3 dan 34,5 adalah penguapan 34,5 lb airjam pada 212 F
menjadi uap kering untuk kondisi demikian diperlukan enthalpy penguapan sebesar 970,3 Btulb
Maka : hp
= 52873,9118 x 694,10 970,3000 x 34,5
= 1096,3226 hp
Menghitung kapasitas Boiler
Q = ms . h – hf
1000 = 52873,9118 x 694,10
1000 = 36699,7822 kBtujam
Air yang dibutuhkan = 1,1 x Jumlah air yang dibutuhkan = 1,1 x 52873,9118
= 58161,3030
lbjam Density air pada 30 C
= 62,43 lbft
3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-63
Volumetric air = 58161,3030
62,43 =
931,6243 ft
3
jam Menghitung heating surface boiler
Untuk 1 hp boiler = 10 ft
2
heating surface Severn, hal 140
Spesifikasi :
Nama alat : Boiler
Fungsi : Menghasilkan steam untuk pemanasan
Type : Fire tube boiler, medium low pressure
Heating surface : 10963,2258 ft
2
Kapasitas air boiler : 58161,3030 lbjam
Rate steam : 52873,9118 lbjam
Jenis steam : Saturated steam pada 5505,8 kPa, 270 C
Effisiensi boiler : 70
Bahan bakar : Diesel Oil 33 API
Rate bahan bakar : 2704,5470 lbjam
Jumlah : 2 buah
Power : 1096,3226 hp
VIII.3.1 AIR PENDINGIN
Air untuk proses pendinginan harus memenuhi beberapa syarat yaitu bebas korosi, bebas mikroorganisme dan jamur dan pH netral.
Dari perhitungan neraca panas diperoleh kebutuhan air pendingin sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-63
Density air : 62,43 lbft
2
Nama Alat Kebutuhan Air kgjam
Kebutuhan Air ft
3
hari Reaktor
Kondensor Evaporator Kondensor Distilasi 01
Cooler Propylene Glycol Kondensor Distilasi 02
Cooler Dipropylene Cooler Tripropylene
37535,6145 3415,8753
223245,9863 8909,3463
127757,7650 3726,8707
773,1404 31812,30811
2895,0340 189206,1763
7550,8786 108277,6834
3158,6098 655,2545
Total 405364,5985 343555,9477
Jadi kebutuhan air untuk pendinginan adalah sebesar 343555,9477 ft
3
hari Kehilangan air karena evaporasi dan drift loss berkisar 2 - 5
Dari rate masuk Perry 7
ed
, hal 12-16 Dianggap kehilangan air pada waktu sirkulasi adalah 0,05 dari total air pendingin.
Sehingga sirkulasi air pendingin adalah 0,95 Air yang disirkulasi = 0,95 x 343555,9477 ft
3
hari =
326378,1475 ft
3
hari Air yang ditambahkan sebagai make-up water
= 0,05 x 343555,9477 =
17177,7972 ft
3
hari Untuk keperlun ini digunakan cooling tower dengan spesifikasi sebagai berikut :
Cooling Tower P-173 Fungsi
: Mendinginkan air pendingin yang sudah terpakai Kapasitas
: 326378,1475 ft
3
hari = 326378,1475 x 7,481
1440 = 1695,5798 gpm
T air masuk pada Cooling Tower T
1
= 50 C 122 F
T air keluar pada Cooling Tower T
2
= 50 C 86 F
T wet bulb T
wb
= 68 F
Diambil kondisi 70 relative humidity 30 C
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-63
Temperatur approach = T
2
– T
wb
= 18 F
Temperatur range = T
1
– T
2
= 36 F
Dengan dasar perhitungan dari Perry, edisi 3, hal 795, diperoleh : -
Tinggi Cooling Tower : 35 ft
- Jumlah Deck
: 12 buah -
Lebar Cooling Tower : 10 ft
- Kecepatan angin
: 3 miljam L
= gpm x w Perry,edisi 3 hal 795
C x 12 x CW x CH Dengan :
L = Panjang Cooling Tower, ft
W = Wind convection factor
C = Konsentrasi airft
2
Cooling CW
= Wet bulb correction factor Digunakan Counter Flow Induced Draft Cooling, dari fig. 12-14 Perry’s Chemical
Engineer’s Handbook, 6
th
ed., p.12-15 didapat : Konsentrasi air C =
2,8 gpm
W =
1 Perry ed. 3 fig.56, hal 794
CW =
1,25 Perry ed. 3 fig.54, hal 794
CH =
0,97 Perry ed. 3 fig.55, hal 795
L = 1695,5798 x 1
2,8 x 12 x 1,25 x 0,97 =
42 ft
Luas yang dibutuhkan = 1695,5798
2,8 =
605,5642 ft
2
Diambil standart tower performances 1,0 dari figure 12-14 Perry’s Chemical Engineer’s Handbook, 6
th
ed., p. 12-15 didapat : hp fan
= 0,04 sq ft tower area
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-63
Maka power untuk fan = 0,04 x 605,5642
= 24
hp Spesifikasi Alat :
Nama alat : Cooling Tower
Fungsi : Untuk mendinginkan kembali air pendingin yang
dipakai. Type
: Counter Flow Induced Draft Cooling Tinggi
: 35
ft Panjang
: 42 ft Jumlah deck
: 12 buah Bahan konstruksi
: Kayu jati Power fan
: 24 hp Luas pendingin
: 606 sqft Jumlah
: 1
buah
VIII.3.2 AIR UMPAN BOILER
Air yang digunakan untuk menghasilkan steam didalam boiler. Air umpan boiler harus memenuhi syarat tertentu, karena kelangsungan operasi boiler sangat
bergantung pada kondisi air umpannya. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain :
1. Bebas dari zat penyebab korosi seperti asam dan gas-gas terlarut
2. Bebas dari zat penyebab kerak yang disebabkan oleh kesadahan yang
tinggi, yang biasanya berupa garam-garam karbonat dan silica. Kesadahan maksimum 550 ppm
3. Bebas dari zat penyebab timbulnya buih busa seperti zat-zat organic,
anorganic dan minyak 4.
Kandungan logam dari impurities seminimal mungkin. Kebutuhan air untuk Boiler = 931,6243 ft
3
jam = 22358,9824 ft
3
hari Dengan adanya blow down, kotoran dan lain-lain dianggap kehilangan air
kondensat =
0,2
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-63
maka air yang ditambahkan sebagai make up water adalah : = 0,2 x 22358,9824
= 4471,7965 ft
3
hari
VIII.3.3 AIR SANITASI
Air sanitasi dipakai untuk keperluan minum, masak, cuci, mandi dan sebagainya. Pada umumnya air sanitasi harus memenuhi syarat kwalitas, yaitu :
a. Syarat fisis
Suhu : Dibawah suhu kamar
Warna : Jernih
Rasa :
Tidak berasa
Bau :
Tidak berbau
b. Syarat kimia
Tidak mengandung logam berat seperti Pb, As, Cr, Cd, Hg dan tidak mengandung zat-zat kimia yang beracun.
c. Syarat Bakteorologi
Tidak mengandung kuman maupun bakteri terutama bakteri pathogen. Kebutuhan air sanitasi untuk pabrik ini :
Air Untuk Karyawan Standart kebutuhan air sanitasi untuk kebutuhan dalam negeri adalah 100
ltorang untuk tiap harinya. Asumsi Jadi kebutuhan air untuk seluruh karyawan :
= 125 x 100 = 12500 lthari
= 441,4334 ft
3
hari Air untuk Laboratorium
Diperkirakan kebutuhan air untuk laboratorium = 1500 literhari
= 52,9720
ft
3
hari Air untuk Taman
Diperkirakan kebutuhan air untuk taman, jalan dll = 529,7201 ft
3
hari
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-63
Kebutuhan air sanitasi = 441,4334 + 52,9720 + 529,7201
= 1024,1256
ft
3
hari Untuk kebutuhan lain – lain diperkirakan sebanyak 0,34 dari kebutuhan air yang
dibutuhkan untuk sanitasi : = 0,34 x 1024,1256 ft
3
hari =
348,2027 ft
3
hari Kebutuhan total air sanitasi :
= 1024,1256 + 348,2027 =
1372,3283 ft
3
hari
VIII.3.4 AIR PROSES
Kebutuhan air proses pabrik pada Heater Air E-113 : = 688,7976 kgjam = 1518,5370 lbjam = 583,7720 ft
3
hari Kebutuhan air yang disirkulasi :
= Air sanitasi + Air pendingin + Air untuk Steam + Air proses = 1372,3283 + 17177,7972 + 4471,7965 + 583,7720
= 23710,7196 ft
3
hari Sehingga diperoleh make-up air sumur bor = 1,0 x 23710,7196
= 23710,7196
ft
3
hari =
987,9466 ft
3
jam
VIII.4.1 PERLENGKAPAN PENGOLAHAN AIR 1.
Bak Penampung Air Sumur Bor A-110
Fungsi : mengendapkan lumpur dan menampung air sumur bor
Rate air : 987,9466 ft
3
jam Waktu tinggal
: 2 jam Volume air
: 2 x 987,9466 : 1975,8933 ft
3
Volume air : 0,8 volume penampung
Volume penampung = 1975,8933 = 2469,8666 ft
3
0,8
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-63
Dipakai untuk pesergi panjang dengan perbandingan : Tinggi =
2x Panjang =
5x Lebar =
3x Volume penampung
= 30x
3
2469,8666 = 30x
3
x = 4,4 ft
maka ukuran bak : Tinggi
= 2 x 4,4 = 8,7 ft
Panjang = 5 x 4,4
= 22 ft Lebar
= 3 x 4,4 = 13 ft
Spesifikasi alat : Nama alat
: Bak Penampung Air Sumur Bor Kode :
A-110 Fungsi
: Menampung air sumur bor dan mengendapkan lumpur Kapasitas
: 2469,8666 ft
3
Dimensi : - Tinggi
= 8,7 ft - Panjang
= 22 ft - Lebar
= 13 ft Bentuk
: Persegi panjang bersekat Bahan konstruksi : Beton bertulang
Jumlah :
1 buah
2. Clarifier A-120
Fungsi : Memisahkan air dari kotoran yang terikat oleh koagulan
Waktu tinggal : 1 jam
Rate volumetric : 987,9466 ft
3
jam Volume air
: 987,9466 x 1 = 987,9466 ft
3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-63
Volume Clarifier Direncanakan 80 terisi air Volume bak
: 987,9466 80 = 1234,9333 ft
3
Direncanakan Clarifier berbentuk silinder dengan jumlah 1 buah dan bagian bawah berbentuk konis dengan sudut 45
Hs = 2 . D
dc = 0,25 m
Volume silinder = 3,14 x D
2
x Hs 4 = 3,14 x D
3
x 0,5 hc
= D - dc 2 tg
α = D - 0,25
2 Vc
= 0,131 x D
3
– 0,25 D
3
V = V silinder + Vc
1234,9333 = 0,131 x D
3
– 0,25 D
3
+ 3,14 x D
3
x 0,5 1234,9333 = 1,6683 D
3
D = 9,0461 ft
Hs = 2 x 9,0461 = 18,0922 ft
hc = D - 0,25
2 = 9,0461 – 0,25
2 = 4,3980 ft
Perhitungan pengaduk : Dipilih sistem pengaduk jenis turbin dengan 6 buah flat blade :
Dari Mc cabe : Da
= Dt 3 = 9,0461 3
= 3,0554 m = 9,9 ft W
= Da 5 = 9,9 5
= 1,9786 ft
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-63
Perhitungan Power pengaduk : Dengan :
Da : Diameter impeller
N : Putaran
= 10 rpm = 0,1667 rps
Density : 62,43 lbft
3
Viskositas : 0,8007 cp = 0,8007 x 2,42
3600 = 0,00054 lbft detik
Maka : N
RE
= Da
2
x N x ρ
µ =
9,9
2
x 0,1667 x 62,43 0,00054
= 1892323,643
Tenaga yang dibutuhkan pengadukan : Power
= kt x N
3
x Da
5
x ρ
gc Dengan : kt
= 5,75
Mc.cabe table 19-2 gc =
32,2 lbm.ftlbf.det
2
Power = 5,75 x 0,1667
3
x 9,89
5
x 62,43 32,2
= 8,0177 hp Gland losses kebocoran tenaga akibat poros bearing
= 10 x Power input = 10 x 8,0177
= 0,8 hp, diambil 0,5 hp Power
= 8,0177 + 0,5 = 8,5177 hp
Transmission losses kebocoran tenaga akibat motor seperti pada belt dan gear
= 20 x Power input = 0,2 x 8,5177
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
VIII-63
= 1,7035 hp Total hp yang diperlukan : Pi = 8,0177 + 8,5177 + 1,7035
Pi = 18,2390 hp
Effesiensi motor = 80
Power motor = 18,2390 80 = 22,7987 hp
Digunakan power = 22,8 hp
Spesifikasi alat : Nama alat
: Clarifier Kode :
A-120 Fungsi
: Tempat penambahan koagulan dan flokulant untuk mengi- Kat kotoran dalam air yang tidak diketahui
Kapasitas : 1234,9333 ft
3
Bentuk : Silinder vertical dengan bagian bawah berbentuk konis
Ukuran : Diameter
= 9,0461 ft T. total
= 22,7402 ft Bahan
: Carbon steel Jumlah
: 1
buah Pengaduk
Power motor : 22,8 hp
Jenis impeller : Turbin 6 flat blade
Diameter turbin : 9,9 ft Bahan
: Carbon
steel Jumlah
: 1
buah
3. Bak Clarifier A-122