Gambar 2.4 dilasi menggunakan elemen terstruktur 8-konektivitas
2.9.4. Closing :
Menurut Dougherty 2009, Operator closing yaitu operator yang terdiri dari rangkaian operasi operator dilation diikuti oleh erosion, yang diformulasikan
sebagai: ⦁
=
⊕ ⊖
Operator closing akan menyatukan fuse patahan-patahan yang sempit, menutup lubang-lubang kecil dan menghaluskan kontur.
2.10. Rekontruksi
Menurut Dougherty 2009, Rekonstruksi citra image reconstruction bertujuan membentuk ulang objek dari beberapa citra hasil proyeksi. Misalnya
beberapa fotorontgen dengan sinarX. Digunakan untuk membentuk ulang gambar organ tubuh.
2.11. Invers
Menurut Asmitot 2010, Jika invers f adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B, maka invers fungsi f adalah fungsi dari himpunan B ke himpunan A.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
A B
B A
f f
- 1
Gambar 2.5 Sebuah fungsi f dan inversnya
Jika sebuah input x dimasukkan ke dalam fungsi f menghasilkan sebuah output y, y kemudian dimasukkan ke dalam fungsi invers
menghasilkan output x. f adalah fungsi yang domainnya adalah himpunan X, dan kodomainnya adalah
himpunan Y. Kemudian, jika ada kebalikan dari fungsi f adalah dengan
domain Y dan kodomain X, dengan aturan. Jika
= y
, maka
=
, Tidak semua fungsi mempunyai invers. Tetapi, fungsi yang tidak mempunyai
invers itu akan mempunyai invers jika kita membatasi himpunan nilai-nilai X-nya. Fungsi yang mempunyai invers adalah fungsi bijektif, yaitu:
Jika setiap anggota himpunan B mempunyai tepat satu kawan di A maka f disebut fungsi bijektif atau korespodensi 1-1. Mudah dipahami bahwa
korespondensi 1-1 adalah fungsi surjektif sekaligus injektif. Sehingga sering dinyatakan sebagai “sebuah fungsi bijective jika dan hanya jika memiliki fungsi
invers.
a b
c 1
2 3
1 2
3 a
b c
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.12. Preccion dan Recall
Menurut Abidin 2009, preccion adalah jumlah sampel berkategori positif diklasifikasi benar dibagi dengan total sampel yang diklasifikasi sebagai sample
positif. Sedangkan recall merupakan jumlah sampel diklasifikasi positif dibagi total sampel dalam testing set berkategori positif. Dari uji program dilakukan
proses perhitungan preccion dan recall untuk mengetahui berapa hasil akurat dari aplikasi yang telah dibuat. Maka dari itu digunakan rumus sebagai berikut:
TP = A B FP = B A
1
FN = B
1
A
TN = A
1
B
1
Pr eccion = +
100
Recall = +
100
Keterangan: TPTrue Positive
= Asli tambak terdeteksi tambak. FPFalse Positive
= Bukan tambak terdeteksi tambak. FNFalse Negative = Asli tambak terdeteksi bukan tambak.
TNTrue Positive = Bukan tambak terdeteksi bukan tambak.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.13. Metode Sobel