Pembuatan petak ukur dan penomoran

15

2. Pengamatan serangan pada tegakan sengon

Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung jumlah pohon secara keseluruhan jumlah total pohon sengon dalam tiap petak ukur. Selain itu pohon-pohon sengon yang berada dalam petak diamati untuk mengetahui berapa banyak pohon yang terserang hama I. acutisriata adanya serangan ditandai dengan serbuk gerek berwarna coklat yang dijalin dengan benang-benang yang terdapat pada permukaan kulit pohon. Dalam satu pohon kemungkinan terdapat lebih dari satu lokasi serangan, untuk itu diamati pula jumlah lokasi serangannya pada setiap pohon. Karena hama I. acutisriata sifat penyerangannya tidak selalu di batang saja, maka bagian dahan dan ranting juga diamati. Pengamatan dilakukan setiap 2 hari sekali selama 3 bulan atau selama lebih kurang empat puluh lima hari pengamatan. Tiap dua hari dicatat pertambahan serangannya untuk tiap pohon. Pertambahan serangan dihitung secara kumulatif. Serangan hama I. acutisriata dibedakan menjadi dua macam serangan, yaitu serangan aktif dan serangan tidak aktif. Serangan aktif adalah serangan dimana larvanya ulat masih hidup dan aktif makan serta merusak pohon. Sedangkan serangan tidak aktif adalah bila larvanya telah berubah menjadi pupa atau imago ngengat atau mati. Cara membedakan serangan aktif dan tidak aktif adalah dengan melihat serbuk gerek yang ada. Jika serbuk gerek masih berwarna coklat muda dan terlihat agak basah menunjukkan serangan aktif, sedangkan serbuk gerek yang sudah berubah warna kehitaman dan kering menunjukkan serangan tidak aktif, 16 bahkan kadang-kadang sudah tidak ada serbuk gereknya sehingga kulit batang bagian dalam kelihatan, termasuk kedalam serangan yang sudah lampau atau tidak aktif lagi.

3. Menentukan banyaknya pohon terserang dalam setiap hektar.

Setelah diketahui jumlah total pohon sengon pada setiap petak ukur, maka dapat ditentukan banyaknya pohon sengon yang terserang tiap hektarnya, yaitu dengan menjumlahkan pohon sengon pada petak ukur 1 dan petak ukur 2 kemudian dibagi dengan luas kedua petak, seperti pada rumus berikut : L X X X 2 1 + = Sumber : Andrewartha, H. G 1961 dalam Tarlinawati 1997. Keterangan : X = Jumlah pohon sengon terserang perhektar X 1 = Jumlah pohon sengon terserang pada petak ukur 1 X 2 = Jumlah pohon sengon terserang pada petak ukur 2 L = Luas petak 0.2 ha

4. Menghitung pertambahan jumlah pohon terserang

Untuk mengetahui perkembangan atau kenaikan jumlah pohon sengon yang terserang hama I. acutisriata, terlebih dahulu dihitung banyaknya pohon terserang setiap 2 harinya secara kumulatif. Selanjutnya dihitung pertambahan jumlah pohon terserang selama 46 hari pengamatan, yaitu dengan menghitung selisih antara jumlah pohon terserang dua hari terakhir dengan jumlah pohon terserang dengan jumlah