0.78 Mengukur Suhu Udara Dan Kelembaban Udara

37 cycle serangga I. acutistriata sangat panjang hal ini disebabkan kandungan dari makanannya dan kadar air dari makanan sangat tidak menguntungkan untuk mendukung kehidupannya Suratmo, 1974. Perkembangan Jumlah Serangan Aktif dan Tidak Aktif pada Pohon Sengon P. falcataria oleh I. acutistriata di Petak II Jumlah perkembangan serangan serangga I. acutistriata pada pohon sengon di petak II berfluktuasi atau berubah-ubah, pada jumlah pohon terserang 0 sampai 4 serangan, dengan rata-rata serangan 0,65 serangan perhari pengamatan, total pertambahan jumlah pohon terserang selama empat puluh enam hari pengamatan adalah 30 serangan. Kenaikan jumlah pohon terserang terjadi pada hari ke enam dan hari ke tujuh dengan jumlah kenaikan 4 serangan, diikuti oleh hari ke sepuluh dengan jumlah kenaikan jumlah 3 serangan, penambahan jumlah pohon terserang tidak terjadi pada 28 hari pengamatan. Penambahan Jumlah serangan aktif pada petak II mempunyai nilai yang berkisar antara 0 sampai 15 serangan serangga I. acutistriata, dengan rata-rata serangan perhari adalah 2,74 serangan, sedangkan total pertambahan jumlah serangan aktif adalah sebanyak 126 serangan. Puncak serangan serangga I. acutistriata terjadi pada hari ke - 23 dengan jumlah serangan aktif mencapai 16 serangan, diikuti pada hari ke - 29 dengan jumlah kenaikan sebanyak 15 serangan, dan pada hari ketujuh dengan jumlah kenaikan serangan aktif mencapai 8 serangan Gambar 7. 38 PERTAMBAHAN JUMLAH SERANGAN I. acutistriata -2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223 2425262728293031323334353637383940414243444546 PENGAMATAN KE - J U M L A H S E R A N G A N Jumlah Pohon Te rse rang Aktif Tidak Aktif Gambar 7. Grafik Pertambahan Jumlah Pohon Terserang, Serangan Aktif dan Serangan Tidak Aktif Petak II . Serangan serangga I. acutistriata pada awal pengamatan meningkat menjadi 5 serangan dari 0 serangan, kemudian menjadi turun jumlah serangan selama 2 hari pengamatan, dan terus berkembang, pada hari terakhir pengamatan tidak terjadi kenaikan jumlah serangan aktif dengan jumlah penambahan serangan 0 serangan. Kenaikan jumlah serangan aktif tidak terjadi selama 14 hari pengamatan. Total pertambahan jumlah serangan tidak aktif adalah 28 serangan, serangan tidak aktif terus berkembang dengan nilai yang berbeda-beda dengan kisaran nilai serangan antara 0 sampai 5 serangan, dengan rata-rata serangan tidak aktif adalah 0,61 serangan perhari, puncak penurunan jumlah serangan aktif terjadi pada hari ke tiga belas dengan jumlah serangan tidak aktif mencapai 5 serangan. Serangan aktif berkurang menjadi serangan tidak aktif terjadi juga pada hari ke - 10 dan hari ke - 27 dengan jumlah serangan tidak aktif 4 serangan, 39 jumlah hari pengurangan serangan aktif menjadi serangan tidak aktif sebanyak 15 hari dan pengurangan jumlah serangan aktif menjadi serangan tidak aktif tidak terjadi selama 31 hari Gambar 7. Rendahnya pengurangan jumlah serangan aktif ini, menunjukkan lamanya masa serangan aktif dan lamanya serangga I. acutistriata menyerang pohon sengon. Pada pohon sengon yang berdiameter besar serangan I. acutistriata tidak sampai mengelilingi batang pohon sengon, tetapi pada dahan yang kecil serangga I. acutistriata dapat memakan kulit pohon sengon, ini mengakibatkan banyaknya batang dan dahan yang menjadi mati dengan gejala daun menjadi layu karena kambium dari dahan pohon sengon ikut dimakan oleh serangga I. acutistriata. Persentase Serangan I. Acutistriata pada Petak II Didasari pada Tabel 3, dapat diketahui besarnya persentase serangan baik besarnya persentase pohon terserang, serangan aktif dan serangan tidak aktif pada petak II Tabel 4. Selama 46 hari pengamatan, besarnya persentase pohon terserang berkisar antara 10,53 sampai 50,00 . Persentase pohon terserang terus meningkat sampai akhir pengamatan, dengan persentase kenaikan pohon terserang mencapai nilai 39,47 , persentase serangan ini masih tergolong sedang. Sedangkan rata- rata serangan setiap hari pengamatan adalah 35,27 , seperti terlihat pada Tabel 4. 40 Tabel 4. Persentase Serangan I. acutistriata pada Petak II Besarnya Persentase Serangan Pengamatan Ke - Besarnya Persentase Pohon Terserang Aktif Tidak Aktif 1 10,53 27,27 72,73 2 13,16 50,00 50,00 3 13,16 43,75 56,25 4 13,16 43,75 56,25 5 13,16 50,00 50,00 6 18,42 50,00 50,00 7 23,68 61,76 38,24 8 23,68 58,82 41,18 9 26,32 65,00 35,00 10 30,26 61,70 38,30 11 30,26 61,70 38,30 12 31,58 61,22 38,78 13 31,58 57,14 42,86 14 31,58 58,62 41,38 15 32,89 60,00 40,00 16 32,89 59,68 40,32 17 32,89 59,68 40,32 18 32,89 59,68 40,32 19 32,89 59,68 40,32 20 34,21 62,12 37,88 21 34,21 62,12 37,88 22 34,21 62,12 37,88 23 36,84 67,86 32,14 24 38,16 69,66 30,34 25 39,47 71,88 28,13 26 39,47 71,88 28,13 27 40,79 68,69 31,31 28 40,79 68,69 31,31 29 42,11 72,17 27,83 30 42,11 72,17 27,83 31 43,42 73,33 26,67 32 43,42 73,77 26,23 33 43,42 73,77 26,23 41 Tabel 4. Lanjutan Besarnya Persentase Serangan Pengamatan Ke - Besarnya Persentase Pohon Terserang Aktif Tidak Aktif 34 43,42 74,19 25,81 35 43,42 75,38 24,62 36 43,42 75,94 24,06 37 43,42 75,94 24,06 38 43,42 76,26 23,74 39 43,42 76,76 23,24 40 43,42 77,08 22,92 41 46,05 77,18 22,82 42 47,37 77,42 22,58 43 48,68 78,13 21,88 44 48,68 78,40 21,60 45 50,00 78,18 21,82 46 50,00 78,18 21,82 Jumlah 1622,37 3018,74 1581,26 Rata-Rata 35,27 65,62 34,38 Kisaran besarnya persentase serangan aktif adalah 27,27 sampai 78,40 , dengan rata-rata serangan sebanyak 65,62 . Sedangkan persentase kenaikan serangan aktif adalah 47,13 masih tergolong sedang. Persentase serangan aktif tertinggi terjadi pada hari pengamatan ke empat puluh empat dengan besarnya persentase 78,40 , sedangkan persentase serangan aktif terendah terjadi pada hari pengamatan ke satu dengan nilai 27,27 . Persentase serangan I. acutistriata pada petak II lebih tinggi di bandingkan dengan petak I. Petak II persentase tertingginya adalah 78,40 , sedangkan petak I persentase tertinggi adalah 70,64 . Persentase serangan tidak aktif merupakan kebalikan dari persentase serangan aktif, dengan kisaran persentasenya adalah 21,60 sampai 72,73 , rata-rata persentase serangan tidak aktif adalah 38,37 . Pada petak II pertambahan jumlah pohon terserang, serangan aktif, dan serangan tidak aktif terus bertambah secara bertahap dan tidak terlalu besar, tetapi 42 pengurangan jumlah serangan aktif tidak terlalu besar, sehingga pada akhir pengamatan persentase serangan tetap tinggi dibandingkan dengan petak I, dimana pengurangan jumlah serangan aktif lebih besar dua kali pengurangan jumlah serangan tidak aktif pada petak II yaitu sebanyak 68 serangan, dari 28 serangan pada petak II Tabel 4. Hal yang mempengaruhi serangan terus bertambah adalah periode larva selama 10 sampai 11 bulan, berkembang dari bulan Juni sampai April Hutacharern,1993, sedangkan pengamatan dilakukan pada pertengahan bulan Mei sampai pertengahan bulan Agustus 2006, bertepatan dengan ulat atau larva sedang berkembang. Didasari perhitungan pertambahan jumlah serangan I. acutistriata diketahui bahwa dengan adanya penambahan jumlah pohon sengon diserang, maka jumlah serangan pasti akan bertambah, tetapi jika jumlah serangan bertambah, belum tentu jumlah pohon yang diserang akan bertambah. Serangan hama I. acutistriata tidak hanya menyerang pohon yang berdiameter besar tetapi juga menyerang pohon sengon yang berdiameter kecil, ini menunjukkan bahwa serangan hama I. acutistriata menyerang pohon berumur muda sampai berumur tua dengan penyebaran di batang dan di percabangan, dengan syarat kulit pohon sengon masih muda dan mudah untuk dimakan, dikarenakan memudahkan larvanya untuk menggerek dan melakukan penyerangan terhadap pohon sengon. 43 Gambar 8. Larva Indarbela acutistriata Gambar 9. Pupa Gambar 10. Imago Serangan yang tidak digunakan akan meninggalkan bekas pada pohon sengon, bekas serangan akan berupa serbuk gerek yang sudah menghitam, kulit sengon yang terluka tanpa kulit luar, dan lubang gerek Gambar 1 dan 2. Semakin lama keaktifan dari larva serangga hama I. acutistriata menyerang pohon sengon, maka akan menimbulkan kerusakan yang berarti dengan kerusakan cabang pecah, patah, mati, akan tumbang apabila ditiup angin kencang, dan merusak nilai ekonomis dari kayu sengon serta hilangnya keindahan dari kayu sengon. Bentuk serangan yang berkelompok, sehingga serangan dapat merata diseluruh pohon sengon baik pada bagian batang, cabang, dan ranting, hal ini yang akan membahayakan karena rentan terhadap hama dan penyakit sengon yang lain. 44 Kesembuhan dari pohon sengon oleh hama I. acutistriata yang mengakibatkan luka memakan waktu yang cukup lama. Kondisi yang seperti ini sangat merugikan karena memperpendek umur dari pohon sengon. Perkembangan serangan serangga I. acutistriata yang begitu cepat, perlu diwaspadai keberadaannya bagi tegakan sengon. Didalam pertumbuhan dan perkembangan, serangga I. acutistriata sangat dipengaruhi oleh kondisi pohon inang dan kondisi iklim mikro yang sesuai. Dimana kondisi pohon inang berkaitan dengan faktor biotik untuk mendukung pertumbuhan sengon, dengan kondisi sengon yang sehat pertumbuhan baik akan membuat kualitas dan kuantitas makanan dari serangga lebih baik, karena bagian pohon yang menjadi makanan serangga I. acutistriata, keadaanya sesuai dengan yang disukai oleh hama I. acutistriata serta banyaknya pohon yang ada per hektar didalam kawasan perkebunan pohon sengon. Sedangkan kondisi iklim mikro berkaitan dengan faktor fisik yang membentuknya seperti temperatur, sinar, hujan, kelembaban udara dan angin disekitar tempat hidup. Kondisi iklim mikro yang disukai oleh serangga I. acutistriata, yaitu kelembaban dan curah hujan yang cukup tinggi, karena mendukung bagi perkembangan hidup serangga I. acutistriata. Tegakan sengon di areal pengamatan, berumur 6 tahun. Sedangkan larva I. acutistriata mulai menyerang pohon yang berumur lebih dari 2 tahun Hutacharen, 1993. Dengan semakin besarnya pohon sengon maka makin banyak bagian yang berpotensi untuk menjadi serangannya untuk dimakan. Kenaikan serangan I. acutistriata yang masih tergolong sedang, di pengaruhi oleh faktor-faktor ketersedian sumberdaya makanan dan ruang tempat hidup. Kemampuan serangga I. acutistriata mencapai dan memperoleh 45 sumberdaya penyebaran, pemencaran dan kemampuan mencari makanan, dan yang terakhir faktor waktu atau kesempatan untuk memanfaatkan iklim yang menguntungkan untuk perkembangbiakan Andrewartha dan Birch, 1961. Rata-Rata Serangan I. acutistriata Rata-rata serangan merupakan perbandingan antara jumlah serangan total dengan jumlah pohon terserang. Dengan mengetahui rata-rata serangan, maka akan dapat diketahui jumlah serangan hama I. acutistriata yang terdapat pada setiap pohon sengon. Rata-rata serangan yang terjadi pada setiap pohon sengon pada petak I adalah 6 serangan. Jadi setiap hari pengamatan terjadi penambahan jumlah serangan pada setiap pohon sengon sebanyak 6 serangan. Rata-rata serangan yang terjadi pada setiap pohon sengon pada petak II adalah 4 serangan. Jadi setiap hari pengamatan terjadi penambahan jumlah serangan pada setiap pohon sengon sebanyak 4 serangan. Dengan rata-rata serangan per dua hari selama tiga bulan pengamatan sebesar 6 serangan pada petak I dan 4 serangan pada petak II, dapat diprediksi bahwa perkembangan serangannya sangat cepat dan hal ini akan mengancam kesehatan dari pohon sengon, karena akan mengakibatkan pohon menjadi sakit. Pengendalian yang pernah digunakan pada tahun 1956 oleh Tjoa tjien mo adalah dengan membuang serbuk gerek. Ulat dikeluarkan dari lubang dengan menggunakan kawat yang bengkok ujungnya, atau dimasukkan kedalam lubang atau liang bensin atau larutan paradichoorbenzene dalam minyak tanah 8-10 sesendok teh kecil, lalu lubang disumbat dengan semen atau lumpur. 46 Pengendalian secara alami dengan mengembangbiakan pemangsa dari I. acutistriata seperti rayap, burung kutilang, cipaou dan semut hitam, tetapi alam memiliki keseimbangan sendiri untuk mengendalikan perkembangan hama I. acutistriata ini. Perkembangan Serangan Serangga I. acutistriata Setiap Hektar Didasari oleh perhitungan pada dua petak ukur, ternyata banyaknya pohon sengon adalah sebanyak 74 pohon per 0,1 hektar atau 740 pohon sengon per hektar. Pertambahan serangan serangga I. acutistriata setiap hari pengamatan dapat dilihat pada Tabel 5. Pada Tabel 5. diketahui bahwa perkembangan jumlah pohon sengon terserang serangga I. acutistriata selama 46 dalam hektar berkisar antara 125 pohon sampai 390 pohon sengon per hektar atau 13 pohon sampai 39 pohon per 0,1 hektar, dengan rata-rata pohon terserang adalah 8,48 pohon per hektar. Jadi penambahan pohon sengon terserang adalah 265 pohon per hektar, 26 pohon per 0,1 hektar. Tabel 5. Banyaknya Pohon Terserang dan Serangannya Secara Kumulatif Setiap Hektar Jumlah Serangan Ha Pengamatan Ke - Jumlah Pohon Terserang Aktif Tidak Aktif Total 1 125 115 130 245 2 150 170 175 345 3 150 185 195 380 4 150 185 195 380 5 150 220 210 430 6 175 210 255 465 7 210 320 255 575 8 225 350 265 615 9 235 450 265 715 10 255 465 285 750 11 255 480 290 770 12 260 470 320 790 47 Jumlah Serangan Ha Pengamatan Ke - Jumlah Pohon Terserang Aktif Tidak Aktif Total 13 260 460 365 825 14 260 495 365 860 15 265 530 375 905 16 270 590 390 980 17 280 625 395 1.020 18 280 650 395 1.045 19 280 655 405 1.060 20 285 675 405 1.080 21 285 675 405 1.080 22 285 650 435 1.085 23 320 795 455 1.250 24 325 835 455 1.290 Tabel 5. Lanjutan Jumlah Serangan Ha Pengamatan Ke - Jumlah Pohon Terserang Aktif Tidak Aktif Total 25 330 880 455 1.335 26 330 895 465 1.360 27 335 900 485 1.385 28 340 910 485 1.395 29 345 1.020 490 1.510 30 345 1.020 490 1.510 31 355 1.065 490 1.555 32 360 1.085 495 1.580 33 365 1.095 495 1.590 34 365 1.155 495 1.650 35 365 1.195 495 1.690 36 365 1.215 500 1.715 37 365 1.220 500 1.720 38 365 1.260 505 1.765 39 365 1.315 510 1.825 40 365 1.350 510 1.860 41 375 1.405 515 1.920 42 380 1.430 550 1.980 43 385 1.480 550 2.030 44 385 1.460 590 2.050 45 390 1.465 600 2.065 46 390 1.455 610 2.065 Rata-Rata 8,48 31,63 13,26 44,89 Perkembangan jumlah serangan aktif terus bertambah selama empat 46 hari pengamatan Gambar 11. Serangan aktif terus bertambah dengan kisaran 48 nilai antara 115 serangan sampai 1.455 serangan, dengan rata-rata serangan 31,63 serangan. Serangan tidak aktif juga bertambah setiap dua hari pengamatan tetapi jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan penambahan jumlah serangan aktif, nilai serangan tidak aktif berkisar antara 130 serangan sampai 610 serangan hama I. acutistriata pada pohon sengon dengan rata-rata serangan tidak aktif adalah 13,26 serangan. Total serangan aktif dan serangan tidak aktif pada sengon adalah 2.065 serangan, dengan nilai serangan dari hari pertama sampai hari terakhir berkisar antara 245 serangan sampai 2.065 serangan per hektar. Rata-rata total serangan aktif dan serangan tidak aktif adalah 44,89 serangan. Perkembangan Jumlah Pohon Terserang, Serangan Aktif dan Tidak Aktif pada Pohon Sengon P. falcataria oleh I. acutistriata dalam Hektar 49 PERKEMBANGAN SERANGAN SERANGGA I. acutistriata PADA POHON SENGON HA -40 -20 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 PENGAMATAN KE - J U M L A H S E R A N G A N Jumlah Pohon Terserang Aktif Tidak Aktif Gambar 11. Grafik Perkembangan Jumlah Pohon Terserang, Serangan Aktif dan Serangan Tidak Aktif dalam Hektar Penambahan jumlah pohon terserang perhektar bekisar antara 0 sampai 35 pohon, total jumlah pohon terserang adalah 265 pohon, dengan rata-rata serangan sebanyak 5,76 serangan. Puncak serangan terjadi pada hari ke tujuh dan hari ke - 23 dengan jumlah pohon terserang 35 pohon, diikuti pada hari ke dua dan hari keenam dengan jumlah pohon teserang 25 pohon, penambahan pohon terserang terjadi selama 22 hari, dan penambahan jumlah pohon terserang terjadi selama 24 hari. Perkembangan serangan aktif setiap hektar berkisar antara 0 sampai 145 serangan, dengan total jumlah serangan aktif 1340 serangan dan rata-rata serangan per hari pengamatan sebanyak 29,13 serangan. Selain penambahan terjadi pengurangan jumlah serangan aktif menjadi serangan tidak aktif yang berkisar 50 antara 10 sampai 25 serangan. Puncak pengurangan jumlah serangan aktif terjadi pada hari pengamatan ke - 22. Jumlah serangan tidak aktif memiliki nilai yang tidak terlalu tinggi yang berkisar antara 0 sampai 45 serangan, total jumlah serangan tidak aktif adalah 480 serangan, dengan rata-rata serangan tidak aktif adalah 10,38 serangan per hari pengamatan. Pengurangan jumlah serangan aktif menjadi tidak aktif banyak terjadi pada hari ke dua, ke enam, dan hari ke - 13 dengan jumlah 45 serangan Gambar 11. Persentase Serangan I. acutistriata dalam Hektar Berdasarkan perhitungan persentase serangan larva I. acutistriata pada setiap hari pengamatan selama 46 hari pengamatan Tabel 6. Besarnya persentase pohon terserang berkisar antara 16,89 sampai 52,70 , dengan nilai rata-rata persentasenya adalah 40,25 , hal ini menunjukkan bahwa persentase kenaikan pohon terserang hama I. acutistriata sedang, dengan nilai mencapai 33,81 selama 46 hari pengamatan. Persentase serangan aktif berkisar antara 45,16 sampai 73,18 , dengan nilai rata-rata serangan adalah 63,31 , persentase serangan aktif mencapai 28,02 ini berarti persentase kenaikan serangan aktif masih tergolong sedang. Persentase kenaikan serangan aktif cukup tinggi pada hari ke - 41 dengan nilai persentase serangan sebesar 73,18 , diikuti oleh hari ke - 40 dengan persentase serangan aktif sebesar 72,58 , sedangkan persentase terendah pada hari ke enam dengan nilai 45,16 , hal ini dikarenakan masih banyaknya larva I. acutistriata 51 dan belum berubah menjadi pupa atau imago.persentase serangan tidak aktif merupakan kebalikan dari serangan aktif. Tabel 6. Besarnya Persentase Serangan Hama I. acutistriata Setiap Hektar Besarnya Persentase Serangan Pengamatan Ke - Besarnya Persentase Pohon Terserang Aktif Tidak Aktif 1 16.89 46.94 53.06 2 20.27 49.28 50.72 3 20.27 48.68 51.32 4 20.27 48.68 51.32 5 20.27 51.16 48.84 6 23.65 45.16 54.84 7 28.38 55.65 44.35 8 30.41 56.91 43.09 9 31.76 62.94 37.06 10 34.46 62.00 38.00 11 34.46 62.34 37.66 12 35.14 59.49 40.51 13 35.14 55.76 44.24 14 35.14 57.56 42.44 15 35.81 58.56 41.44 16 36.49 60.20 39.80 Tabel 6. Lanjutan Besarnya Persentase Serangan Pengamatan Ke - Besarnya Persentase Pohon Terserang Aktif Tidak Aktif 17 37.84 61.27 38.73 18 37.84 62.20 37.80 19 37.84 61.79 38.21 20 38.51 62.50 37.50 21 38.51 62.50 37.50 22 38.51 59.91 40.09 23 43.24 63.60 36.40 24 43.92 64.73 35.27 25 44.59 65.92 34.08 26 44.59 65.81 34.19 27 45.27 64.98 35.02 28 45.95 65.23 34.77 29 46.62 67.55 32.45 30 46.62 67.55 32.45 31 47.97 68.49 31.51 32 48.65 68.67 31.33 33 49.32 68.87 31.13 34 49.32 70.00 30.00 52 Besarnya Persentase Serangan Pengamatan Ke - Besarnya Persentase Pohon Terserang Aktif Tidak Aktif 35 49.32 70.71 29.29 36 49.32 70.85 29.15 37 49.32 70.93 29.07 38 49.32 71.39 28.61 39 49.32 72.05 27.95 40 49.32 72.58 27.42 41 50.68 73.18 26.82 42 51.35 72.22 27.78 43 52.03 72.91 27.09 44 52.03 71.22 28.78 45 52.70 70.94 29.06 46 52.70 70.46 29.54 Jumlah 1851.35 2912.33 1687.67 Rata-Rata 40.25

63.31 36.69

Persentase serangan tidak aktif berkisar antara 26,82 sampai 54,84 , dengan nilai rata-rata persentase serangan adalah 36,69 . Hal ini menunjukkan perubahan serangan aktif menjadi serangan tidak aktif berubah-ubah, persentase kenaikan jumlah serangan tidak aktif cukup tinggi terjadi pada hari ke enam dengan nilai persentase pengurangannya adalah 54,84 , sedangkan persentase terendah terjadi pada hari ke empat puluh satu. Apabila serangan aktif ditambah dengan serangan tidak aktif akan mempunyai nilai 100 . Rata-Rata Serangan I. acutistriata dalam Hektar Rata-rata serangan hama I. acutistriata untuk setiap pohon yang terserang dari awal pengamatan sampai hari terakhir pengamatan adalah 4 serangan. Dengan rata-rata serangan per dua hari selama tiga bulan pengamatan sebesar 4 serangan, dapat di prediksi bahwa perkembangan serangannya sangat cepat dan hal ini akan mengancam kesehatan dari pohon sengon, karena akan mengakibatkan pohon menjadi sakit. 53 Keadaan Suhu Harian Dan Kelembaban Harian Tegakan Sengon Suhu Udara Faktor-faktor yang penting dalam mempengaruhi kehidupan serangga adalah suhu udara, sinar matahari, presipitasi, kelembaban udara dan angin dan termasuk iklim dan cuaca. Iklim atau cuaca suatu daerah dapat menyeleksi serangga yang dapat hidup di daerah tersebut, karena menyebabkan musnahnya atau tidak dapatnya hidup spesies-spesies serangga tertentu, tetapi dapat pula menyebabkan timbulnya epidemi suatu hama Suratmo, 1974. Serangga adalah binatang yang berdarah dingin, artinya bahwa suhu tubuh adalah sama dengan suhu udara di sekitarnya, karena temperatur serangga tergantung pada suhu udara disekitarnya maka untuk dapat hidup tumbuh berkembang dari telur sampai dewasa maka suhu udara disekitarnya harus berada pada daerah yang suhu udaranya cocok untuk perkembangan hidup serangga atau disebut efektive temperatures, yang biasanya diantara 15 C sampai 45 C Suratmo, 1974. Rata-rata suhu udara harian ditegakan sengon berkisar antara 26 C sampai 29 C, hal ini cocok untuk perkembangan hama I. acutistriata, karena termasuk dalam kategori sedang, suhu udara di tegakan sengon selama empat puluh enam hari relatif sama. Suhu udara bagi hama I. acutistriata di tegakan sengon tidak menjadi faktor pembatas, karena suhu udaranya mendukung untuk perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan satwa selain dipengaruhi oleh radiasi surya dan suhu udara juga dipengaruhi oleh kelembaban udara. Kelembaban udara adalah ukuran banyaknya uap air di udara. Nilai kelembaban