Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kecamatan Sukolilo

33 Sesuai dengan Perda No. 17 Tahun 2003 tentang ijin penataan dan pemberdayaan PKL, bahwa kegiatan pedagang kaki lima merupakan usaha perdagangan sektor informal yang perlu diberdayakan guna menunjang pertumbuhan perekonomian masyarakat. Sehingga perlu dilakukan penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima sesuai yang diatur pada Pasal 3 yang meliputi waktu kegiatan usaha PKL, mengatur jumlah PKL, menetapkan jenis barang yang diperdagangkan dan mengatur alat peraga PKL.

2.3. Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kecamatan Sukolilo

Dalam Perda No. 17 Tahun 2003 penataan telah diatur pada pasal 2 ayat 3 dimana penetapan, pemindahan dan penghapusan lokasi PKL diatur dengan memperhatikan kepentingan sosial, ekonomi, ketertiban dan kebersihan lingkungan sekitarnya, dalam Perda tersebut juga disebutkan penataan PKL yang dilakukan oleh Kecamatan Sukolilo Surabaya mengarah kepada terciptanya suasana kota yang lebih tertib, rapi, indah dan nyaman. Agar keberadaannya tidak mengganggu kenyamanan kota maka dalam menangani PKL perlu dicari solusi yang baik dan bijaksana, karena penertiban tanpa memberi jalan keluar dengan memberi tempat yang memenuhi syarat, sama saja akan mematikan tumbuhnya ekonomi kerakyatan. Peningkatan jumlah PKL yang terjadi di kota-kota besar, seperti Surabaya khususnya di Kecamatan Sukolilo telah berdampak pada terganggunya kelancaran lalu lintas, ketertiban dan kebersihan kota serta fungsi prasarana kota. Selain mengganggu berbagai aktivitas kota, PKL yang merupakan usaha perdagangan sektor informal perlu dilakukan penataan untuk 34 menunjang pertumbuhan perekonomian masyarakat dan sekaligus sebagai salah satu pilihan dalam penyediaan barang dagangan yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan harga yang relatif terjangkau. Pada dasarnya Perda No. 17 Tahun 2003 dibuat untuk mengatur secara umum tentang penataan dan pemberdayaan PKL disemua sudut kota Surabaya. Dalam pelaksanaannya Perda No. 17 Tahun 2003 mengatur tentang penetapan waktu kegiatan, jumlah PKL, jenis barang dagangan dan alat peraga. Sedangkan ketentuan Tanda Daftar Usaha diatur pada pasal 4 yang berisi : 1. Setiap orang dilarang melakukan usaha PKL pada fasilitas umum yang dikuasai oleh Kepala Daerah tanpa memiliki Tanda Daftar Usaha yang dikeluarkan Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk ; 2. Untuk memperoleh Tanda Daftar Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang bersangkutan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk ; 3. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 2, harus dilampiri : a. Kartu Tanda Penduduk KTP Surabaya ; b. Rekomendasi dari Camat yang wilayah kerjanya meliputi lokasi PKL yang dimohon ; c. Gambar alat peraga PKL yang akan dipergunakan ; d. Surat pernyataan yang berisi : 1 Tidak akan memperdagangkan barang illegal; 2 Tidak akan membuat barang permanent semi permanent diliokasi tempat usaha ; 35 3 Mengosongkan mengembalikan menyerahkan lokasi PKL pada pemerintah daerah apabila lokasi dimaksud sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pemerintah daerah, tanpa syarat apapun. 4 Tata cara permohonan dan pemberian tanda daftar usaha ditetapkan lebih lanjut oleh kepala daerah. 5 Jangka waktu tanda daftar usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah 6 enam bulan dan dapat diperpanjang. Tetapi pada kenyataan dilapangan bahwa masih banyak para PKL di Kecamatan Sukolilo tidak memilki Tanda Daftar Usaha di 7 titik Kelurahandan sedikit sekali para pedagang yang memiliki Tanda Daftar Usaha. Selain itu kewajiban dan larangan pemegang Tanda Daftar Usaha, yaitu: 1. Memelihaara kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan dan kesehatan lingkungan tempat usaha 2. Menempatkan sarana usaha dan menata barang dagangan dengan tertib dan teratur 3. Menempati sendiri tempat usaha sesuai tanda daftar usaha yang dimilikinya 4. Mengosongkan tempat usaha apabila pemerintah daerah mempunyai kebijakan lain atas lokasi tempat usaha tanpa meminta ganti kerugian 5. Mematuhi ketentuan penggunaan lokasi PKL dan ketentuan usaha PKL yang ditetapkan oleh kepala daerah 6. Mematuhi semua ketentuan yang ditetapkan dalam tanda daftar usaha PKL 7. Mengosongkan tempat usaha dan tidak meninggalkan alat peraga diluar jam operasional yang telah ditentukan oleh kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk. 36 Pada Kenyataan di lapangan masih banyak para PKL yang tidak mematuhi Perda PKL Pasal 5 yaitu : a. Masih banyak para PKL yang tidak memelihara kebersihan, keindahan, ketertiban keamanan, dan kesehatan lingkungan tempat usaha. b. Tidak mengosongkan tempat usaha dan masih meninggalkan alat peraga diluar jam operasional yang telah ditentukan. c. Dan masih banyak para PKL yang berdagang ditempat yang telah dikosongkan atau dilarang berjualan ditempat tersebut. Untuk menjalankan kegiatan usahanya, pemegang Tanda Daftar Usaha dilarang : 1. Mendirikan bangunan permanent semi permanent dilokasi PKL 2. Mempergunakan tempat usaha sebagai tempat tinggal 3. Menjual barang dagangan yang dilarang untuk diperjualbelikan 4. Melakukan kegiatan usaha di lokasi PKL selain yang telah dinyatakan dalam Tanda Daftar Usaha 5. Mengalihkan Tanda Daftar Usaha PKL kepada pihak lain dalam bentuk apapun. Sedangkan untuk pendirian tempat permanent, para PKL di Kecamatan Sukolilo tidak ada yang mendirikan tempat permanent ditempat usahanya dan tidak mempergunakan tempat usaha sebagai tempat tinggal. . 37

2.4. Implementasi Perda No. 172003 Tentang Penataan Pedagang Kaki Lima