Buku Siswa Kelas X MA
6
d. Menurut Az-Zujaj w. 331 H
Kata Qur’an itu kata sifat dari
Q TÎPí
T òP.
yang sewazan seimbang dengan kata
˲ HPĉTäQȯ
yang artinya
QâTöPTĿ.
kumpulan. Selanjutnya kata tersebut digunakan se- bagai salah satu nama bagi kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw., karena al-Qur’an terdiri dari sekumpulan surah dan ayat, memuat kisah- kisah, perintah dan larangan, dan mengumpulkan inti sari dari kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya.
e. Menurut Asy-Sya Į’i w. 204 H
Kata al-Qur’an adalah isim ’ala ʛ m, bukan kata bentukan isytiqaʛq dari kata
apapun dan sejak awal memang digunakan sebagai nama khusus bagi kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagaimana halnya
dengan nama-nama kitab suci sebelumnya yang memang merupakan nama khu- sus yang diberikan oleh Allah Swt. yaitu Zabur Nabi Dawud as., Taurat Nabi
Musa as. dan Injil Nabi Isa as.. Menurut Abu Syuhbah dalam kitabnya yang berjudul al-Madkhal li
ʛ Diraʛsah Al-Qur’an al-Karim, dari kelima pendapat tersebut di atas, pendapat pertamalah
yang paling tepat yakni menurut al-Lihyani ʛ yang menyatakan bahwa kata al-
Qur’an merupakan kata bentukan isytiqaq dari kata
P PÎPì
dan pendapat inilah yang paling masyhur.
Ditinjau dari pengertian secara terminologi, para ulama’ juga berbeda-beda pendapat dalam mende
¿nisikan al-Qur’an. Perbedaan itu terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan sudut pandang dan perbedaan dalam menyebutkan unsur-unsur,
sifat-sifat atau aspek-aspek yang terkandung di dalam al-Qur’an itu sendiri yang memang sangat luas dan komprehensif. Semakin banyak unsur dan sifat dalam
mende ¿nisikan al-Qur’an, maka semakin panjang redaksinya. Namun demikian,
perbedaan tersebut bukanlah sesuatu yang bersifat prinsipil, justru perbedaan pendapat tersebut bisa saling melengkapi satu sama lain, sehingga jika pendapat-
pendapat itu digabungkan, maka pemahaman terhadap pengertian al-Qur’an akan lebih luas dan komprehensif.
Beberapa pendapat ulama mengenai de ¿nisi al-Qur’an secara terminologi di
antaranya adalah:
a. Syeikh Muhammad Khudari Beik
Dalam kitab Tarikh at-Tasyri’ al-Islam, Syeikh Muhammad Khudari Beik mengemukakan de
¿nisi al-Qur’an sebagai berikut:
Al-Qur ’an Hadis, Kurikulum 2013
7
h űğŰhŎhb jŷlžhŰhŠ i ġĬA ğǔ hŔ gʼnğųh iƤ
h hȇ iğ hǣiųlɉA Ġ jȗhŋhšlůA iŜlŧğŰɉA hźiŸ i`Ah;lŋiŪlůhA jĹh jƕĵZhŧ
l ůA jChKlź iŏjȵ i;lbiʼnlĸhų
l ɉA j lǻhļZğŦhI ĵhŲ hźiŸhb AeŋjĻAhźhļiŲ
ilźiŪlŶhųlɉA jŋĠŬhŊğȋAhb jŋĠķhʼnğļŰjɉ jMĵZğȍA jChKlź iŏjȵ i_lźiļlňhų
l ɉAhb
Artinya: “Al-Qur’an ialah lafaz
ϔirman Allah Swt. yang berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Muhammad saw., untuk dipahami isinya dan selalu diingat, yang disam-
paikan dengan cara mutawatir, yang ditulis dalam mushaf, yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas.”
b. Subkhi S ̙aʛʛlih̙