Hipotesis Jenis Penelitian Teknik pengumpulan data Pengolahan dan Analisis data 8.219

3.2. Variabel dan Definisi Operasional

Pada penelitian ini variable dependen adalah kadar ureum dan kreatinin sesudah hemodialisis manakala variable independen adalah kadar ureum dan kreatinin sebelum hemodialisis. Populasi penelitian ini adalah penderita gagal ginjal adalah pasien gagal ginjal dengan hemodialisis HD yang teratur di RSUD. DR.Pirngadi. Kadar ureum dan kreatinin sebelum hemodialisis adalah hasil pemeriksaan lab terhadap darah pasien yang diambil 30 menit sebelum HD dan kadar ureum dan kreatinin sesudah hemodialisis adalah hasil pemeriksaan lab terhadap darah pasien yang diambil 15 menit sesudah HD. Cara ukur dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pemeriksaan ureum dan kreatinin darah pada .dua kondisi yaitu sebelum dan sesudah hemodialisis. Skala ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala numerik. Alat ukurnya adalah dengan menggunakan pemeriksaan laboratorium, di mana pemeriksaan ureum akan dilakukan dengan teknik enzimatik kinetik manakala pemeriksaan kreatinin dilakukan dengan teknik Jaffe deproteinisasi. Hasilnya adalah perbedaan pada kadar ureum dan kreatinin antara sebelum dan sesudah hemodialisis.

3.3. Hipotesis

H o H : Tidak ada perbedaan kadar ureum dan kreatinin sebelum dan sesudah hemodialisis pada pasien gagal ginjal. α : Ada perbedaan kadar ureum dan kreatinin sebelum dan sesudah hemodialisis pada pasien gagal ginjal. Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik deskriptif dengan design penelitian cross sectional yang bertujuan untuk menentukan kadar ureum dan kreatinin penderita gagal ginjal sebelum dan sesudah hemodialisis. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi penelitian Penelitian ini telah dilakukan di RS. Umum Daerah DR. Pirngadi, Medan, Pronpinsi Sumatera Utara.

4.2.2. Waktu penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan, sejak peneliti menentukan judul, menyusun proposal hingga seminar hasil berlangsung sejak bulan Juli 2010 hingga Disember 2010. 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah pasien gagal ginjal dengan hemodialisis teratur yang ditegakkan diagnosanya oleh SMF PD. Unit Nefrologi RS. Umum Daerah DR. Pirngadi, Medan.

4.3.2. Sampel

Jumlah sampel dihitung dengan rumus Notoadmodjo, 1993: Universitas Sumatera Utara Formula penetuan sampel adalah seperti berikut: d = Z x √p x q x √N – n √n √N - 1 Keterangan : d : Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan, besarnya 0,05 atau 0, 001 Z : Standar deviasi normal, biasanya ditentukan pada 1,95 atau 2,0 yang sesuai dengan derajat kemaknaan 95 p : Proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi. Apabila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut, maka p = 0,5 q : 1,0 – p N : Besarnya populasi n : Besarnya sampel Berdasarkan rumus : 0.05 = 1,95 x √0,05 x 0,05 x √90 – n √n √90 - 1 n = 72,99 n = 73 Dari rumus di atas sampel yang diambil adalah sebanyak 73 orang

4.3.2.1. Cara pemilihan sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Consecutive Sampling yaitu semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan Universitas Sumatera Utara terpenuhi Sastroasmoro, 2008. Sampel diambil secara kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sebagai berikut: Kriteria inklusinya adalah pasien gagal ginjal yang mendapat hemodialsis dengan teratur dan pasien harus setuju untuk mengikuti penelitian ini. Kriteria esklusinya adalah hemodialisis dilakukan kurang dari 4 jam atau lebih dari 5 jam.

4.4. Teknik pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan memperoleh data dengan cara mengambil sampel darah sebanyak 3cc dari jalur arteri pada 73 orang penderita gagal ginjal 30 menit sebelum mereka menjalani terapi hemodialisis. Sampel darah tersebut dihantar ke laboratorium unit Patologi Klinik RSUD. DR. Pirngadi untuk memeriksa kadar ureum dengan taknik enzimatik kinetik dan memeriksa kadar kreatinin dengan teknik Jaffe deproteinisasi. Prosedur yang sama dilakukan sesudah pasien selesai dengan terapi hemodialisis, tetapi sampel darah diambil 15 menit sesudah hemodialis.

4.5. Pengolahan dan Analisis data

Data dari setiap pengukuran kadar kreatinin dan ureum sebelum dan sesudah hemodialisis akan dicatat dan disajikan dalam bentuk table. Nilai kadar ureum dan kreatinin sebelum hemodialisis akan dibandingkan dengan sesudah hemodialisis dengan menggunakan analisis statistik yaitu T-paired test dengan nilai α = 0,05 dan Confidence Interval CI = 95 dan juga dengan menggunakan program computer SPSS 17.0 statistical product and service solution. Dari analisis ini akan diperoleh perubahan pada kadar ureum dan kreatinin sebelum dan sesudah hemodialisis pada penderita gagal ginjal. Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pringadi terletak di Jln. Prof. HM. Yamin, SH No.47, Kecamatan Medan Baru, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara.

5.1.2. Deskripsi Responden Penelitian

Responden yang mengikuti penelitian ini, adalah sebanyak 73 orang yang terdiri dari pasien gagal ginjal yang sedang mengikuti terapi hemodialisis di bagian Instalasi Hemodialisis RSUD. DR Pringadi. Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan umur Umur Frekuensi Persentase 21 – 30 4 5.5 31 – 40 12 16.4 41 – 50 19 26.0 51 – 60 25 34.2 61 - 70 13 17.8 Jumlah 73 100 Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebaran responden menurut usia mayoritas adalah dalam lingkungan 51 – 60 tahun yaitu berjumlah 25 orang 34,2 . Responden yang paling muda berusia dalam lingkungan 21 – 30 tahun yaitu sebanyak 4 orang 5,5 manakala responden yang paling tua berada dalam lingkungan 61 -70 tahun yaitu sebanyak 13 orang 17,8. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Frekuensi Persentase Perempuan 27 37.0 Laki – laki 46 63.0 Jumlah 73 100 Karakteristik responden pada penelitian ini dilihat pada tabel 5.2. Sebagian besar responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 46 orang 63 dan selebihnya adalah perempuan yaitu sebanyak 27 orang 37. 5.1.3. Hasil Analisa Data 5.1.3.1. Perubahan kadar ureum sebelum dan sesudah hemodialisis Hasil perubahan kadar ureum sebelum dan sesudah hemodialisis dapat dilihat tabel 5.3. Hasil ini diperoleh dengan menggunakan uji T-paired dengan CI = 95 dan α = 0,05 melalui program komputer SPSS versi 17.0 Tabel 5.3. Uji T-paired dalam menentukan perubahan kadar ureum sebelum dan sesudah hemodialisis Kadar ureum Mean Std deviation CI P value = Sig. 2-tailed T N Pre tes 129.79 35.266 95 0.000 - 73 Post tes 55.18 29.921 95 0.000 - 73 Pre - post 74.616

57.4 8.219

- - 77.571 73 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan significance level yaitu α = 0,05; critical values = ± t a 2, df = nd -1 = ± t 0025, df = 72 = ± 1,993. Daripada output yang diperoleh T = 77,571 dengan df = 72, nilai p = Sig. 2- tailed = 0.000. Disebabkan T = 77,571 ≥ 1,993 nilai p ≈ 0,000 ≤ 0,05 α, hipotesis alternative diterima. Pada significance level, α = 0,05, ternyata ada bukti yang menunjukkan bahwa terdapat penurunan dalam rata- rata kadar ureum sebelum dan sesudah hemodialisis yaitu sebanyak 57,4.

5.1.3.2. Perubahan kadar kreatinin sebelum dan sesudah hemodialisis

Hasil perubahan kadar kreatinin sebelum dan sesudah hemodialisis dapat dilihat tabel 5.4. Hasil ini diperoleh dengan menggunakan uji T-paired dengan CI = 95 dan α = 0,05 melalui program komputer SPSS versi 17.0. Tabel 5.4. Uji T-paired dalam menentukan perubahan kadar kreatinin sebelum dan sesudah hemodialisis Kadar kreatinin Mean Std deviation CI P value = Sig. 2-tailed T N Pre tes 11.558 4.321 95 0.000 - 73 Post tes 1.3478 1.214 95 0.000 - 73 Pre - post 10.2100

88.32 3.699

Dokumen yang terkait

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Depresi Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan

6 127 122

Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Akut Yan Di Rawat Inap Di RSU Dr.Pirngadi Medan Thaun 2002-2006

1 28 105

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

0 4 8

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS RAWAT JALAN

0 3 5

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

0 2 5

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR KREATININ DAN UREUM PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS RAWAT JALAN DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

0 0 6

Perubahan Kadar Ureum dan Serum Kreatinin Pada Pasca Hemodialisis Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) di RSUP Haji Adam Malik pada Tahun 2014

1 1 14

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SESUDAH HEMODIALISA (Studi di RSUD Jombang ) Lia Dwi Pratiwi Lilis Majidah Ita Ismunanti ABSTRAK - PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SESUDAH

0 0 5

PERBEDAAN KADAR KALIUM PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK SEBELUM DAN SESUDAH HEMODIALISA DI RSUP Dr.SARDJITO YOGYAKARTA

0 0 8

HUBUNGAN KADAR ASAM URAT TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 8