3.2. Variabel dan Definisi Operasional
Pada penelitian ini variable dependen adalah kadar ureum dan kreatinin sesudah hemodialisis manakala variable independen adalah kadar ureum dan kreatinin
sebelum hemodialisis. Populasi penelitian ini adalah penderita gagal ginjal adalah pasien gagal ginjal
dengan hemodialisis HD yang teratur di RSUD. DR.Pirngadi. Kadar ureum dan kreatinin sebelum hemodialisis adalah hasil pemeriksaan lab
terhadap darah pasien yang diambil 30 menit sebelum HD dan kadar ureum dan kreatinin sesudah hemodialisis adalah hasil pemeriksaan lab terhadap darah pasien
yang diambil 15 menit sesudah HD. Cara ukur dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pemeriksaan ureum dan
kreatinin darah pada .dua kondisi yaitu sebelum dan sesudah hemodialisis. Skala ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala numerik.
Alat ukurnya adalah dengan menggunakan pemeriksaan laboratorium, di mana pemeriksaan ureum akan dilakukan dengan teknik enzimatik kinetik manakala
pemeriksaan kreatinin dilakukan dengan teknik Jaffe deproteinisasi. Hasilnya adalah perbedaan pada kadar ureum dan kreatinin antara sebelum dan
sesudah hemodialisis.
3.3. Hipotesis
H
o
H : Tidak ada perbedaan kadar ureum dan kreatinin sebelum dan sesudah
hemodialisis pada pasien gagal ginjal.
α
: Ada perbedaan kadar ureum dan kreatinin sebelum dan sesudah hemodialisis pada pasien gagal ginjal.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian analitik deskriptif dengan design penelitian cross sectional yang bertujuan untuk menentukan kadar ureum dan kreatinin
penderita gagal ginjal sebelum dan sesudah hemodialisis.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di RS. Umum Daerah DR. Pirngadi, Medan, Pronpinsi Sumatera Utara.
4.2.2. Waktu penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan, sejak peneliti menentukan judul, menyusun proposal hingga seminar hasil berlangsung sejak bulan Juli 2010 hingga
Disember 2010.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien gagal ginjal dengan hemodialisis teratur yang ditegakkan diagnosanya oleh SMF PD. Unit Nefrologi RS. Umum
Daerah DR. Pirngadi, Medan.
4.3.2. Sampel
Jumlah sampel dihitung dengan rumus Notoadmodjo, 1993:
Universitas Sumatera Utara
Formula penetuan sampel adalah seperti berikut:
d = Z x √p x q x √N – n
√n √N - 1
Keterangan : d : Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan,
besarnya 0,05 atau 0, 001 Z : Standar deviasi normal, biasanya ditentukan pada 1,95 atau 2,0 yang sesuai
dengan derajat kemaknaan 95 p : Proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi. Apabila
tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut, maka p = 0,5 q : 1,0 – p
N : Besarnya populasi n : Besarnya sampel
Berdasarkan rumus : 0.05 = 1,95 x √0,05 x 0,05 x √90 – n
√n √90 - 1 n = 72,99
n = 73 Dari rumus di atas sampel yang diambil adalah sebanyak 73 orang
4.3.2.1. Cara pemilihan sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Consecutive Sampling yaitu semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria
pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
terpenuhi Sastroasmoro, 2008. Sampel diambil secara kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sebagai berikut:
Kriteria inklusinya adalah pasien gagal ginjal yang mendapat hemodialsis dengan teratur dan pasien harus setuju untuk mengikuti penelitian ini.
Kriteria esklusinya adalah hemodialisis dilakukan kurang dari 4 jam atau lebih dari 5 jam.
4.4. Teknik pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan memperoleh data dengan cara mengambil sampel darah sebanyak 3cc dari jalur arteri pada 73
orang penderita gagal ginjal 30 menit sebelum mereka menjalani terapi hemodialisis. Sampel darah tersebut dihantar ke laboratorium unit Patologi Klinik
RSUD. DR. Pirngadi untuk memeriksa kadar ureum dengan taknik enzimatik kinetik dan memeriksa kadar kreatinin dengan teknik Jaffe deproteinisasi. Prosedur yang
sama dilakukan sesudah pasien selesai dengan terapi hemodialisis, tetapi sampel darah diambil 15 menit sesudah hemodialis.
4.5. Pengolahan dan Analisis data
Data dari setiap pengukuran kadar kreatinin dan ureum sebelum dan sesudah hemodialisis akan dicatat dan disajikan dalam bentuk table. Nilai kadar ureum dan
kreatinin sebelum hemodialisis akan dibandingkan dengan sesudah hemodialisis dengan menggunakan analisis statistik yaitu T-paired test dengan
nilai α = 0,05 dan Confidence Interval CI = 95 dan juga dengan menggunakan program computer
SPSS 17.0 statistical product and service solution. Dari analisis ini akan diperoleh perubahan pada kadar ureum dan kreatinin sebelum dan sesudah hemodialisis pada
penderita gagal ginjal.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pringadi terletak di Jln. Prof. HM. Yamin, SH No.47, Kecamatan Medan Baru, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara.
5.1.2. Deskripsi Responden Penelitian
Responden yang mengikuti penelitian ini, adalah sebanyak 73 orang yang terdiri dari pasien gagal ginjal yang sedang mengikuti terapi hemodialisis di bagian
Instalasi Hemodialisis RSUD. DR Pringadi.
Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan umur Umur
Frekuensi Persentase
21 – 30 4
5.5 31 – 40
12 16.4
41 – 50 19
26.0 51 – 60
25 34.2
61 - 70 13
17.8
Jumlah 73
100
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebaran responden menurut usia mayoritas adalah dalam lingkungan 51 – 60 tahun yaitu berjumlah 25 orang 34,2
. Responden yang paling muda berusia dalam lingkungan 21 – 30 tahun yaitu sebanyak 4 orang 5,5 manakala responden yang paling tua berada dalam
lingkungan 61 -70 tahun yaitu sebanyak 13 orang 17,8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin
Frekuensi Persentase
Perempuan 27
37.0 Laki – laki
46 63.0
Jumlah 73
100
Karakteristik responden pada penelitian ini dilihat pada tabel 5.2. Sebagian besar responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 46 orang 63 dan selebihnya
adalah perempuan yaitu sebanyak 27 orang 37.
5.1.3. Hasil Analisa Data 5.1.3.1. Perubahan kadar ureum sebelum dan sesudah hemodialisis
Hasil perubahan kadar ureum sebelum dan sesudah hemodialisis dapat dilihat tabel 5.3. Hasil ini diperoleh dengan menggunakan uji T-paired dengan CI = 95
dan α = 0,05 melalui program komputer SPSS versi 17.0
Tabel 5.3. Uji T-paired dalam menentukan perubahan kadar ureum sebelum dan sesudah hemodialisis
Kadar ureum
Mean Std
deviation CI
P value = Sig. 2-tailed
T N
Pre tes
129.79 35.266
95 0.000
- 73
Post tes 55.18
29.921 95
0.000 -
73
Pre - post 74.616
57.4 8.219
- -
77.571 73
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan significance level yaitu α = 0,05; critical values = ± t a 2, df
= nd -1 = ± t 0025, df = 72 = ± 1,993. Daripada output yang diperoleh T = 77,571 dengan df = 72, nilai p = Sig. 2- tailed = 0.000. Disebabkan T = 77,571
≥ 1,993 nilai p
≈ 0,000 ≤ 0,05 α, hipotesis alternative diterima. Pada significance level, α = 0,05, ternyata ada bukti yang menunjukkan bahwa terdapat penurunan dalam rata-
rata kadar ureum sebelum dan sesudah hemodialisis yaitu sebanyak 57,4.
5.1.3.2. Perubahan kadar kreatinin sebelum dan sesudah hemodialisis
Hasil perubahan kadar kreatinin sebelum dan sesudah hemodialisis dapat dilihat tabel 5.4. Hasil ini diperoleh dengan menggunakan uji T-paired dengan CI =
95 dan α = 0,05 melalui program komputer SPSS versi 17.0.
Tabel 5.4. Uji T-paired dalam menentukan perubahan kadar kreatinin sebelum dan sesudah hemodialisis
Kadar kreatinin
Mean Std
deviation CI
P value = Sig. 2-tailed
T N
Pre tes 11.558
4.321 95
0.000 -
73
Post tes 1.3478
1.214 95
0.000 -
73
Pre - post 10.2100
88.32 3.699