ini sangat mempengaruhi proses serta hasil penelitian terkait masalah tersebut. Berbeda dengan kebanyakan sekolah, yang mana proses komunikasi antarpribadi
yang berlangsung dalam keseharian rutinitasnya. Perbedaan-perbedaan itulah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti komunikasi antarpribadi guru
dengan siswa terhadap motivasi belajar siswa SMK 1 TD Pardede.
I. 2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah
pengaruh komunikasi antarpribadi guru-siswa terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di SMK 1 TD Pardede Foundation.”
I. 3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan mengambang, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun
pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Penelitian bersifat kualitatif dengan menggunakan studi kasus. 2.
Penelitian ini dikhususkan untuk mengetahui proses komunikasi antarpribadi yang terjadi di antara guru sebagai tenaga pendidik dan
siswa di SMK 1 TD Pardede Foundation. 3.
Fokus penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana pengaruh komunikasi antarpribadi antara guru dan siswa terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa.
Universitas Sumatera Utara
4. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMK 1 TD Pardede
Foundation kelas X sepuluh dan XII dua belas. 5.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari dan lama penelitian ini disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.
I. 4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi
antarpribadi yang dilakukan oleh guru dan siswa di sekolah. 2.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi antarpribadi yang terjadi antara guru dan siswa terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa SMK 1 TD Pardede Foundation.
I.4.2 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang positif kepada mahasiswa FISIP USU khususnya terhadap Ilmu Komunikasi.
2. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperluas pengetahuan
peneliti serta mahasiswa FISIP USU mengenai komunikasi tatap muka. 3.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berkenaan dengan
penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
I. 5 Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam
mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahan penelitian.
Kerlinger menyebutkan teori merupakan himpunan konstruk konsep, defenisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala
dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004:6.
Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah komunikasi antar pribadi, komunikasi tatap muka, teori self disclosure, dan motivasi.
1. Komunikasi Antarpribadi
Secara umum komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi, dimana
proses tersebut mengacu pada perubahan tindakan dari orang-orang yang berkomunikasi Sendjaja, 1994:41
Menurut Porter dan Samovar, terdapat tujuh ciri yang menunjukkan kelangsungan suatu proses komunikasi antarpribadi yaitu : melibatkan perilaku
melalui pesan baik verbal maupun nonverbal; melibatkan pernyataan ungkapan; bersifat dinamis bukan statis; melibatkan umpan balik pribadi, hubungan
interaksi dan koherensi pernyataan pesan yang harus berkaitan; dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik; meliputi kegiatan dan tindakan,
serta komunikasi yang melibatkan persuasi Alo Liliweri, 1997:28.
Universitas Sumatera Utara
Setiap orang memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam membina hubungan antar pribadi dengan orang lain, namun demikian Devito mengemukakan
beberapa tujuan yang mendorong individu untuk menjalin hubungan antar pribadi dengan orang lain Devito, 1986:14-15:
- Untuk mengenal diri sendiri
- Untuk menemukan dunia luar
- Untuk membangun dan memelihara hubungan yang sungguh-sungguh
- Untuk mengubah sikap dan perilaku
- Untuk bermain dan menghibur
- Untuk mendapatkan pertolongan
Apabila ditinjau dari segi media, maka ada dua bentuk proses komunikasi antar pribadi, yakni komunikasi bermedia dan tidak bermedia. Namun banyak
orang lebih menyukai komunikasi antar pribadi tidak bermedia atau yang lebih dikenal dengan istilah komunikasi tatap muka karena bersifat secara langsung.
2. Komunikasi Tatap Muka
Komunikasi tidak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Setiap bidang dalam kehidupan manusia dilakukan dengan cara berkomunikasi, baik verbal
maupun nonverbal; baik secara langsung tatap muka maupun secara tidak langsung menggunakan perantara. Bahkan ketika manusia hendak berhubungan
dengan orang lain pun menggunakan komunikasi. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communis yang artinya membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk
Universitas Sumatera Utara
menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa
pengaruhnya” Cangara, 2008:18. Sedangkan Bungin, 2006:35, mengatakan bahwa tujuan komunikasi adalah:
- Perubahan Sikap Attitude Change
- Perubahan Pendapat Opinion Change
- Perubahan Perilaku Behavior Change
- Perubahan Sosial Social Change
Manusia sejak awal kehidupan berusaha memperbaiki kemampuan untuk menerima serta menyebarkan informasi tentang lingkungan, di samping
meningkatkan kecepatan, kejelasan dan macam cara pengiriman informasi. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan kewaspadaan akan bahaya yang mengancam agar
manusia turut memikirkan bagaimana cara mengatasi bahaya. Mulai dari cara yang paling sederhana yaitu dengan gerakan tubuh, manusia tak henti-hentinya
mengembangkan cara penyampaian pesan terutama melalui perilaku nonverbal. Tradisi mengajarkan bahwa komunikasi antar pribadi melalui tatap muka
mempunyai keuntungan yakni para komunikator dan komunikan dapat melibatkan perilaku nonverbal, ekspresi fasial, jarak fisik, perilaku paralinguistik dengan
sempurna. Komunikasi tatap muka tetap mempunyai kelebihan antara lain karena para peserta langsung mengadakan kontak pribadi, saling menukar informasi,
saling mengontrol perilaku antarpribadi karena jarak dan ruang antara komunikator dan komunikan sangat dekat. Akibatnya, komunikasi tatap muka
selalu memuaskan kedua belah pihak.
Universitas Sumatera Utara
3. Teori Self Disclosure
Teori ini sering juga disebut teori “Johari Window” yang dianggap sebagai dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antar pribadi secara manusiawi.
Pembukaan diri atau self disclusure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang
masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini Supratiknya, 2003:14. Garis besar model teori ini dapat dilihat dalam
gambar berikut ini :
Saya tahu Saya tidak tahu
Orang lain tahu Orang lain tidak tahu
Gambar I.1
Jendela Johari
Jendela Johari terdiri dari empat bingkai. Masing-masing bingkai berfungsi menjelaskan bagaimana tiap individu mengungkapkan dan memahami
diri sendiri dalam kaitannya dengan orang lain. Asumsi Johari bahwa jika setiap individu bisa memahami diri sendiri maka dia bisa mengendalikan sikap dan
tingkah lakunya di saat berhubungan dengan orang lain. Bingkai 1, menunjukkan orang yang terbuka terhadap orang lain. Johari
menyebutkan “bidang terbuka”, suatu bingkai yang paling ideal dalam hubungan dan komunikasi antar pribadi. Bingkai 2, adalah bidang buta, merupakan keadaan
orang yang tidak mengetahui banyak hal tentang dirinya sendiri namun orang lain mengetahui banyak hal tentang dia. Bingkai 3, disebut bidang tersembunyi yang
menunjukkan keadaan bahwa berbagai hal diketahui diri sendiri namun tidak 1.
TERBUKA 2.
BUTA 3.
TERSEMBUNYI 4.
TIDAK DIKENAL
Universitas Sumatera Utara
diketahui orang lain. Bingkai 4, disebut bidang tidak dikenal yang menunjukkan keadaan bahwa berbagai hal tidak diketahui diri sendiri dan orang lain.
Teori self disclosure ini juga bisa menggambarkan keadaan hubungan yang terbentuk di antara guru dan siswanya, yang dalam penelitian ini adalah
SMK TD.Pardede. Keadaan yang terbentuk dalam proses komunikasi tatap muka antara guru dan siswa terhadap peningkatan belajar siswa di sekolah tersebut.
4. Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu KBBI, 2005:756. Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan
seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono,
motivasi menjadi dorongan driving force terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Menurut Anderson C. R. Dan Faust G. W. motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman
perhatian, konsentrasi dan ketekunan Tim Dosen, 2009:67. Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar menampakkan minat yang besar dan perhatian yang
penuh terhadap tugas-tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan, tanpa mengenal perasaan bosan,
apalagi menyerah. Sebaliknya terjadi pada siswa memiliki motivasi rendah, maka
Universitas Sumatera Utara
menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar.
I. 6. Komponen Penelitian