Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Balige Pengertian Pajak Dasar Hukum Pemeriksaan Pajak Pengertian Pemeriksaan Pajak

B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Balige

Struktur organisasi yang digunakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Balige adalah struktur organisasi lini dan staf, yang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor dibawah naungan Kantor Wilayah DJP Sumatera Bagian Utara II, dimana seluruh pegawai adalah pegawai negeri sipil Republik Indonesia dibawah naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar bagian organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Balige. Terlampir Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN DATA PKLM

A. Pengertian Pajak

Menurut Undang-Undang 28 Tahun 2007 Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

B. Dasar Hukum Pemeriksaan Pajak

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang- Undang No.28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan 2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 123PMK.032006 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak. 3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor per-123PJ2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan. 4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.01PJ.71990 tentang Persiapan Pemeriksaan Pajak Universitas Sumatera Utara

C. Pengertian Pemeriksaan Pajak

Dalam Pasal 1 Undang-Undang KUP dinyatakan bahwa : “Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan.” Dalam Pasal 29 Undang-Undang KUP dinyatakan bahwa : Direktur Jendral Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan . Tujuan lain yang dimaksud adalah : a. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan. b. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak. c. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. d. Wajib Pajak mengajukan keberatan. e. Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. f. Pencocokan data dan atau alat keterangan. g. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil. h. Penentuan satu atau lebih terdapat terutang Pajak Pertambahan Nilai. i. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak. j. Pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk tujuan lain selain 9 sembilan butir di atas. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian dapat disebutkan bahwa pemeriksaan pajak adalah sarana untuk melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap Wajib Pajak, selain mempunyai tujuan untuk menguji tingkat kepatuhan Wajib Pajak di dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, juga mempunyai tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan perundang-undangan perpajakan. Peraturan pelaksanaan diatur lebih lanjut dalam keputusan Menteri Keuangan dan perubahannya serta dalam beberapa keputusan Direktur Jenderal Pajak. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan adalah merupakan salah satu tujuan dari pemeriksaan pajak, sehingga bagi Wajib Pajak yang tingkat kepatuhannya tergolong masih rendah, diharapkan dengan dilakukan pemeriksaan terhadapnya dapat memberikan motivasi positif agar untuk masa-masa selanjutnya menjadi lebih baik tingkat kepatuhan dari Wajib Pajak tersebut. Oleh karena itu, pemeriksaan pajak juga sekaligus sebagai sarana pembinaan terhadap Wajib Pajak pada umumnya. Tujuan dari pemeriksaan pajak adalah untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan dalam rangka berjalannya sistem pemungutan pajak yang dianut oleh Undang-Undang perpajakan indonesia, yaitu sistem self assessment dan sistem withholding tax, sehingga kewajiban-kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak, termasuk di dalamnya tidak terkecuali adalah kewajiban para pemungut dan pemotong pajak. Menurut Drs. Pardiat, AK, pemeriksaan pajak menekankan pada pemeriksaan bukti yang berupa buku-buku, dokumen dan catatan yang dilaksanakan secara Universitas Sumatera Utara objektif oleh pemeriksa pajak yang profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan; pemeriksaan pajak tidak mencari-cari kesalahan Wajib Pajak akan tetapi untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Sedangkan sasaran pemeriksaan adalah untuk mencari adanya : interpretasi Undang-Undang yang tidak benar, kesalahan hitung, penggelapan secara khusus dari penghasilan, dan pemotongan dan pengurangan tidak sesungguhnya, yang dilakukan wajip pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.

D. Kriteria Pemeriksaan Pajak