Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Teori Kerangka Konsep ANAK USIA

Sakit Umum yang menjadi rujukan utama dan pasien yang berkunjung terdiri atas masyarakat dari berbagai kelas sosial dan ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini meliputi: 1. Berapa prevalensi karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahir prematur dan normal? 2. Bagaimanakah pengalaman karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahir prematur dan normal? 3. Apakah ada perbedaan prevalensi karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahir prematur dan normal? 4. Apakah ada perbedaan pengalaman karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahir prematur dan normal?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan, yaitu: 1. Mengetahui prevalensi karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahir prematur dan normal. 2. Mengetahui pengalaman karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahir prematur dan normal berdasarkan elemen gigi. 3. Melihat perbedaan prevalensi karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahir prematur dan normal. Universitas Sumatera Utara 4. Melihat perbedaan pengalaman karies pada anak usia 20 40 bulan yang lahir prematur dan normal.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi: 1. Memperoleh pengalaman melakukan penelitian. 2. Sebagai bahan referensi untuk Departemen Ilmu kedokteran Gigi Anak. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara. 3. Memberi informasi kepada Dinas Kesehatan Kota Medan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi mulut di masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Karies gigi adalah kelainan pada gigi-geligi yang sering terjadi pada anak. Anak-anak yang datang berkunjung ke dokter gigi biasanya giginya sudah mengalami kerusakan yang amat parah, gigi berlubang sangat besar sekali, bahkan disertai pembengkakan. 18

2.1 Karies Gigi

Karies gigi adalah suatu penyakit multi-faktorial, namun penyebab utama bagi penyakit ini adalah bakteri, karbohidrat, dan gigi. 1,19 Karies gigi merupakan proses demineralisasi akibat proses dinamis penguraian ion-ion kalsium dan phosfat. Proses yang menyebabkan destruksi permukaan gigi ini timbul akibat fermentasi karbohidrat oleh mikroorganisme didalam mulut. 10 Pola karies gigi pada anak-anak biasanya menunjukkan destruksi jaringan gigi-geligi desidui yang bersifat rampan, dan menyerang terutama sekali gigi-geligi anterior maksila.

2.1.1 Faktor Etiologi dan Patogenesis

Proses infeksi karies dikatalisir oleh akumulasi substrat-substrat yang mengandung karbohidrat ke permukaan gigi dalam jangka waktu yang lama dan berulang kali. Akumulasi karbohidrat yang berpanjangan akan menyebabkan karies terbentuk. Karbohidrat yang dikonsumsi akan difermentasi oleh bakteri Streptokokus mutans menggunakan enzim glucosyltransferase untuk menghasilkan adhesive glucan yang bersifat merekat. Selanjutnya bakteri dan adhesive glucan Universitas Sumatera Utara ini akan melekat pada pelikel di permukaan gigi yang disebut sebagai plak gigi. Dengan kata lain plak gigi mengandung sejumlah besar bakteri Streptokokus mutans. 20,21 Selain adhesive glucan, senyawa lain yang dihasilkan dari interaksi Streptokokus mutans dan karbohidrat ini adalah asam laktat. Asam laktat ini bersifat asam dengan pH 5,6 dan akan menyebabkan demineralisasi permukaan enamel gigi dan membentuk karies. 19 Karies memerlukan waktu sekitar 18±6 bulan untuk terbentuk. 17 Berbeda dengan karies pada gigi permanen, pola karies pada balita sedikit berbeda dimana penyakit ini bersifat parah dan sering menyerang di bagian anterior maksila dan gigi molar satu desidui. 9 Karies pada balita tidak terlalu berpengaruh terhadap gigi anterior bawah karena gigi-geligi anterior bawah terlindung oleh lidah pada saat anak mengkonsumsi karbohidrat. Selain daripada empat faktor etiologi bakteri, karbohidrat, gigi, waktu, karies juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor predisposisi lain seperti oral hygiene, pola diet, dan status sosial ekonomi orang tua. 16,22 Pola diet yang buruk seperti konsumsi makanan yang mudah melekat pada gigi dan manis dapat memudahkan pembentukan plak dan akhirnya mengakibatkan karies. Orang tua berperan didalam menjaga kebersihan dan kesehatan gigi anak. Orang tua seharusnya mula membersihkan gigi anak sejak gigi pertama mereka tumbuh, dan mula mengajarkan anak menyikat giginya sejak usia anak 2 tahun. 22 Selain daripada itu status sosioekonomi orang tua yang rendah juga menjadi faktor predisposisi kepada pembentukan karies pada anak. 22 Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Gambaran Klinis

Karies sering dimulai pada pit dan fisur, interproksimal gigi, dan bagian servikal gigi. Karies dimulai dari lapisan enamel atau sementum, dan menyebar ke dalam lapisan gigi. 22 Perkembangan karies dimulai dengan tanda-tanda dini seperti bercak putih white spot, dan demineralisasi opak pada permukaan gigi. Hal ini disebabkan karena terjadi pelepasan ion kalsium dan fosfat dari prisma enamel. 23 Pada keadaan ini permukaan gigi masih terlihat utuh, namun terlihat garis putih di bagian servikal vestibulum dan palatal gigi insisivus. 24 White spot ini ditemukan pada area yang mudah tertimbun plak seperti permukaan gigi incisivus maksila, area pit dan fissur serta dibawah kontak point diantara gigi geligi. Pada tahapan ini, lesi yang terbentuk masih bersifat reversibel dan dapat diatasi dengan penjagaan oral hygiene yang baik, aplikasi fluor, dan perubahan diet. 9 Tahapan seterusnya turut melibatkan lapisan dentin karena permukaan enamel telah mengalami destruksi. Dentin tersingkap dan kelihatan kekuningan dan lunak apabila diekskavasi. 23 Pada tahapan ini juga akan menunjukkan molar maksila mengalami lesi permulaan pada bagian servikal, proksimal, dan oklusal Gambar 1. Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Lesi pada dentin berwarna kekuningan pada gigi desidui anak. 22 Proses karies yang berkelanjutan akan menunjukkan karakteristik lesi yang besar, dalam dan berwarna cokelat 22 pada insisivus maksila, dan iritasi pulpa. Akhir dari proses karies ini akan menunjukkan fraktur pada seluruh permukaan korona gigi geligi anterior maksila sebagai akibat daripada amelodentinal destruction Gambar 2. Gambar 2. Amelodentinal destruction. 22 Universitas Sumatera Utara

2.2 Bayi prematur

Kelahiran prematur didefinisikan sebagai kelahiran pada usia kurang dari 37 minggu. 9,10,11,25,26 Kelahiran prematur menyebabkan neonatus tidak dapat mengalami perkembangan dan maturasi dengan sepenuhnya di dalam rahim ibu. Akibatnya, anak prematur akan mempunyai resiko yang tinggi terhadap masalah kesehatan dan pertumbuhan termasuk pertumbuhan gigi dan mulut. 14

2.2.1 Resiko pada Kelahiran Prematur

Resiko yang sering pada rongga mulut anak prematur yang antaranya adalah keterlambatan erupsi dan hipoplasia enamel. Keterlambatan erupsi dan hipoplasia enamel ini terjadi akibat kekurangan sumber nutrisi pada saat gestasi yaitu sumber mineral seperti kalsium dan fosfat. 14 Akibat kekurangan sumber mineral ini, benih gigi tidak dapat terbentuk dengan sempurna sehingga waktu erupsinya terganggu dan sering terjadi hipoplasia pada enamel gigi. Hipoplasia enamel adalah kerusakan pada enamel gigi yang mengakibatkan berkurangnya komposisi enamel berbanding normal. Kerusakan ini dapat berupa porositi pada permukaan gigi, baik terlokalisir maupun pada seluruh gigi dan dapat juga menyebabkan bentuk gigi yang tidak sempurna. 14 W. Kim Seow menemukan bahwa 52 daripada gigi anak prematur yang kelihatan normal jika dilihat dengan mata kasar, namun bila dilihat secara mikroskopis sebenarnya mengalami hipoplasia. 14 Defek enamel ini menyebabkan permukaan enamel menjadi kasar dan memudahkan penumpukan plak. Penumpukan plak pada gigi yang mengalami defek ini akan menjadi faktor predisposisi kepada pembentukan karies. 27 Ini menunjukkan bahwa gigi anak prematur sebenarnya begitu rentan terhadap karies gigi. Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Teori

Resiko Tinggi Faktor Predisposisi

2.4 Kerangka Konsep ANAK USIA

20-40 BULAN KARIES GIGI LAHIR PREMATUR KARIES GIGI LAHIR NORMAL HIPOPLASIA ENAMEL - Prevalensi karies - Pengalaman karies - Prevalensi karies - Pengalaman karies HIPOPLASIA ENAMEL KARIES GIGI Etiologi Host Hipoplasia Enamel Enamel Normal Anak Lahir Prematur Anak Lahir Normal Bakteri Substrat Waktu Universitas Sumatera Utara

2.5 Hipotesis Penelitian