Faktor-faktor Penyebab Putus Sekolah

2. Faktor-faktor Penyebab Putus Sekolah

Ada dua faktor yang mempengaruhi remaja putus sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Kota Medan yaitu: 42 a. Faktor luar Ada dua golongan besar yang termasuk faktor luar yang mempengaruhi manusia yaitu: golongan organis, manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan, dan golongan anorganis, yaitu keadaan alam, dan benda-benda. Termasuk keadaan alam adalah iklim: peri kehidupan petani, pelaut, pegunungan, dan perdagangan, keadaan benda-benda yaitu benda alam yang bukan hasil budaya dan merupakan hasil budaya, misalnya perumahan dan bangunan-bangunan. Ini semua ikut memberi warna perkembangan seseorang, oleh karena itu, sikap dan sifat seseorang anak kota berlainan dengan anak desa. Bukan perbedaan kualitas dan kuantitas melainkan berbeda dalam bentuk atau gambarnya. Perbedaan itu disebabkan oleh faktor dalam. Contoh konkrit yaitu pada suatu ketika, di sebuah desa kedatangan seseorang dari kota, berpakaian rapi, mencari burung dengan senjata angin, naik mobil, dan membeli apa saja yang dapat dibeli untuk oleh-oleh. Kedatangan orang tersebut membawa pengaruh banyak kepada anak-anak di desa itu. Seorang tertarik dengan pakaiannya yang rapi, sehingga akhirnya anak itu menjadi seorang gubernur. Seorang lagi tertarik dengan senapannya, akhirnya anak tumbuh menjadi seorang jendral, yang seorang lagi tertarik oleh uangnya yang banyak, sehingga anak tumbuh menjadi lintah darat, yang seorang tertarik oleh cara membeli, akhirnya tumbuh menjadi seorang pedagang, yang seorang tertarik oleh caranya nengendarai mobil, sehingga anak itu tumbuh menjadi sopir, seorang lagi menjadi putus asa oleh karena nasibnya yang sangat buruk, kedatangan orang kota tadi, diterimanya sebagai rival di dalam usahanya mencari pekerjaan di kota tetapi tidak berhasil. Berdasarkan contoh tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa faktor alam, pembawaan, kerapian maupun gaya dapat mempengaruhi seseorang menjadi orang hebat, berpikiran maju dan masa depan cerah. Sebaliknya, ada 42 H. M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Bumu Aksara, 1995, h. 95-98. orang yang tidak terpengaruh sekalipun banyak contoh-contoh di lingkungan sekitarnya. Kebanyakan faktor ektern yang bukan manusia memberikan pengaruh secara pasif. Lain halnya dengan manusia yang tugasnya adalah mendidik. Bagaimana para orang tua dapat mengharap anaknya akan menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, jika kedua orang tuanya hanya sibuk mengurusi keperluan sendiri-sendiri sedang pengasuhan anak-anak diserahkan kepada pembantu rumah yang serba sibuk dengan pekerjaannya sehari-hari. b. Faktor dalam Faktor intern maksudnya faktor dalam yang mempengaruhi perkembangan remaja faktor tersebut antara lain: 43 1 Perkembangan seksualitas pada remaja, misalnya dilihat dari perkembangan pisik, timbulnya kelenjer-kelenjer kelamin baik bagi remaja puteri maupun remaja putra, hal ini menumbuhkan adanya desakan-desakan baru di dalam jiwa anak, yaitu: desakan yang menghendaki layanan kebutuhan seksualitas. 2 Perkembangan fantasi yang dimulai pada usia kanak-kanak, tetapi arah perkembangannya berubah pada fase remaja, setelah melihat perkembangan pisik maupun lawan jenisnya. 3 Perkembangan emosi, perkembangan ini nampak pada masa remaja, pada saat itu emosi remaja serba tidak baku, stabil, gelisah tetapi tidak mengerti mengapa ia gelisah dan sedih. 4 Perkembangan keinginan atau kemauan, perkembangan ini sedikit demi sedikit disebabkan oleh dorongan jasmani dan rohaninya. Kadang-kadang keinginan itu demikian mendesak menuntut pemenuhan, sekalipun hanya berujud bertemu dengan gadis pujaan. 5 Perkembangan pikiran, di antara perkembangan jiwa yang sedang mendapat kesempatan berkembang dengan baik adalah perkembangan jiwa bertaraf rendah, jiwa yang bertaraf tinggi agak mengalami kelambatan, oleh karena itu, pada masa pikirannya berkembang sendiri. 43 Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan Jakarta: Aksara Baru, 1986, h. 191. 6 Perkembangan estetika, aspek estetika ini seakan-akan mengalami kemunduran, maka pada masa-masa berikutnya sedikit demi sedikit mulai bangun kembali. 7 Perkembangan religi, sikap ini muncul pada anak ketika masa sedang subur di dalam kehidupan logika dan realitanya, mereka tidak dapat menerima segala sesuatu yang berada diluar pikirannya. Lebih lanjut menurut M. Arifin dalam buku Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum faktor internal sekolah juga sagat berpengaruh terhadap baik itu siswa ataupun siswi misalnya: 44 1 Guru kurang kompeten untuk menjadi tenaga profesional pendidikan atau jabatan guru yang disandangnya hanya merupakan pekerjaan alternatif terakhir, tanpa menekuni tugas sebenarnya selaku guru yang berkualitas baik, atau tanpa ada rasa dedikasi sesuai tuntutan pendidikan 2 Penyalah gunaan manajemen penempatan yang mengalih tugaskan guru agama kebagian administrasi seperti perpustakaan atau pekerjaan non guru, akibatnya pendidikan agama tidak dilaksanakan secara programatis 3 Pendekatan metodologi guru masih terpaku kepada orientasi tradisionalistis sehingga tidak mampu menarik minat murid kepada pelajaran agama 4 Kurangnya rasa solidaritas antara guru agama dengan guru-guru bidang studi umum, sehingga timbul sikap memencilkan guru agama yang mengakibatkan pelaksanaan pendidikan agama tersebdat-sendat dan kurang terpadu 5 Kurangnya persiapan guru agama dalam mengajar karena disibukkan dengan usaha non guru untuk mencukupi kebutuhan ekonomis sehari-hari disekolah-sekolah swasta dan sebaginya 6 Kurikulum yang terlalu overloaded, karena terlalu banyak penampung keinginan tanpa mengarahkan kepada prioritas 44 Arifin, Kapita Selekta, h. 99-100. 7 Hubungan guru agama dengan murid hanya bersifat formal, tanpa berkelanjutan dalam situasi informal diluar kelas, wibawa guru juga terbatas didalam dinding kelas, tanpa berpengaruh diluar kelassekolah 8 Petugas supervisi pengawas dan penilik tidak berfungsi sesuai harapan, karena terdiri atas tenaga-tenaga yang non-profesional yang parkir menunggu pensiun 9 Pendidikan yang berkembang dilingkungan lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti pondok-pondok pesantren madrasah dalam segala jenisnya,