Perbedaan Pajak dan Retribusi. Struktur Pajak

commit to user faktor kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dan faktor kemampuan aparat dalam melaksanakan tugasnya di lapangan.

5. Perbedaan Pajak dan Retribusi.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Suparmoko 2002 : 61 menyatakan bahwa pajak daerah adalah iuran yang dapat dipaksakan yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung; sedangkan yang dimaksud retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Uraian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah tidak terdapat kontraprestasi langsung yang dapat di tunjuk di samping itu terdapat unsur paksaan yang bersifat yuridis yang maksudnya akan membawa akibat hukum, bagi pelanggarnya. Pada retribusi terdapat adanya kontraprestasi langsung yang dapat ditunjuk dan unsur paksaan lebih bersifat ekonomis sehingga pada hakekatnya diserahkan pada pihak yang berkepentingan untuk membayarnya. commit to user

6. Struktur Pajak

Musgrave dan Musgrave 1993 menyatakan bahwa persayaratan pajak yang baik diantaranya : a. Penerimaanpendapatan harus ditentukan dengan tepat. b. Distribusi beban pajak harus adil. Setiap orang harus dikenakan pembayaran “sesuai dengan kemampuannya.” c. Yang menjadi masalah penting adalah bukan hanya pada titik-titik mana pajak tersebut harus dibebankan, tetapi oleh siapa pajak tersebut pada akhirnya harus ditanggung. d. Pajak harus dipilih sedemikian rupa untuk meminimumkan terhadap keputusan perekonomian, dalam hubungannya dengan pasar yang efisien. e. Struktur pajak harus memudahkan penggunaan kebijikan fiskal, untuk mencapai stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi. f. Sistem pajak harus menerapkan adiministrasi yang wajar dan tegaspasti serta harus dapat dipahami oleh wajib pajak. g. Biaya administrasi dan biaya-biaya lainnya, harus serendah mungkin jika debandingkan dengan tujuan-tujuan lain.

7. Teori-Teori Pemungutan Pajak