Strategi Pemberdayaan Nelayan oleh LEPP M3 di Kabupaten

89 Dari Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa harapan dari nelayan terhadap LEPP M3 mempunyai kecenderungan pada realisasi diharapkan sesuai dengan pengajuan dana dan prosedur pengajuan dana dipermudah dengan nilai persentase masing-masing sebesar 80 dan 93,33.

4.3. Strategi Pemberdayaan Nelayan oleh LEPP M3 di Kabupaten

Pasuruan Berdasarkan hasil analisis swot terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi upaya pemberdayaan nelayan oleh LEPP M3 dan tanggapan nelayan terhadap kegiatan LEPP M3 Kabupaten Pasuruan maka dapat dirumuskan strategi sebagai berikut : 1. Pembangunan agroindustri pengolahan hasil perikanan laut yang berorientasi pasar, Dalam kerangka meningkatkan nilai tambah hasil perikanan maka yang dapat dilakukan adalah pengembangan kegiatan pengolahan hasil tanggap meliputi pengalengan, tepung ikan, pengeringan, pengasinan dan abon ikan. Munculnya kegiatan–kegiatan pengelolaan ikan akan meningkatkan aktivitas nelayan dan penduduk di sekitarnya dan memunculkan kegiatan ekonomi masyarakat. Perusahaan berskala besar juga bisa didirikan untuk menambah nilai ekonomis produk ikan, di antaranya adalah perusahaan pengalengan ikan, perusahaan pakan ternak, perusahaan obat ikan dan perusahaan pengeringan ikan. Perusahaan tersebut diharapkan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 90 mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar sehingga akan terwujud peningkatan pendapatan masyarakat dan peningkatan pendapatan daerah. Akan tetapi upaya tersebut perlu memperhatikan kualitas produksi yang dihasilkan serta kesesuaian dengan selera konsumen yang diharapkan akan produk yang dihasilkan dari upaya peningkatan nilai tambah tersebut mampu masuk dalam pasar dan mempunyai daya saing tinggi 2. Menarik investor Di samping pengembangan usaha nelayan juga diperlukan adanya pengembangan kemitraan dalam usaha untuk membantu peningkatan kemampuan modal nelayan yang merupakan salah satu permasalahan dalam perikanan laut pada umumnya adalah kekurangan modal usaha, berupa armada penangkapan yang lengkap dengan alat jaring, belum berkembangnya industri pengolahan hasil tangkap, pemasaran ikan hasil tangkapan pada tempat-tempat pendaratan masih dikuasai oleh juragan penentu kara yang menentukan harga terlalu rendah. Hal ini sangat terasa sekali pada saat hasil tangkapan berlimpah, dan harga ditekan sangat rendah. Dalam hal ini kemitraan antara nelayan dengan pengusaha besarmenengah merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan jaminan pemasaran dan harga serta upaya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 91 pengembangan nilai tambah dari hasil tangkapan ikan yang dapat dilakukan oleh nelayan. Dengan pengembangan kemitraan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu sarana pengembangan usaha yang dilakukan oleh nelayan sehingga peningkatan nilai tambah kepada nelayan secara optimal dan berkesinambungan dapat diwujudkan. Hal ini berimplikasi bahwa diperlukan adanya dukungan dari pemerintah sebagai fasilitator. 3. Peningkatan pengetahuan dan penggunaan teknologi dari nelayan melalui penyuluhan dan pelatihan Sumber daya manusia merupakan modal yang sangat penting dalam melakukan pembangunan. Keterkaitan masalah ini dengan pemberdayaan masyarakat sangat besar. Dampak pemberdayaan nelayan adalah kemandirian nelayan dalam mengatasi permasalahan mereka melalui prakarsa dan kreatifitas untuk meningkatkan kualitas hidup. Tentunya membutuhkan nelayan yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk keluar dari permasalahan mereka. Banyak ekonom yang memandang penting investasi sumber daya manusia. Adanya perubahan paradigma bahwa dalam pertumbuhan ekonomi tidak hanya mementingkan akumulasi modal fisik melainkan juga pembentukan modal manusia. Menjadi pertimbangan bagi pemberdayaan nelayan yang dilakukan oleh LEPP M3 Kabupaten Pasuruan karena kapasitas sumberdaya nelayan yang rata-rata pendidikan formalnya terbatas yaitu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 92 pendidikan sekolah dasar, bahkan sebagian kecil yang buta yang berpengaruh pada rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan. Keadaan ini menyebabkan kurang berkembangnya diverifikasi usaha. Keadaan ini menyebabkan pendapatan nelayan kurang dapat meningkat, sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah melalui program pelatihan sebagai media pengembangan sumber daya nelayan khususnya pengembangan penggunaan teknologi dalam upaya peningkatan nilai tambah hasil tangkapan yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan pendapatan nelayan 4. Penyatuan wadah pemberdayaan dalam satu kelompok yang mampu menimbulkan Capacity Building CB maupun Technical Building TB Kesinambungan dalam perspektif pemberdayaan adalah terjadinya kesinambungan kepada seluruh aspek kepentingan manusia manusia seutuhnya. Manusia mempunyai banyak kebutuhan antara lain: pengetahuan dan ketrampilan; keuanganmodal; fisikbangunan; kesehatan; lingkungan sosial dan alam; dan wadah atau lembaga organisasi. Antara pemberdayaan dengan kesinambungan ibarat batang tombak dimana pemberdayaan adalah batangnya dan mata tombak adalah kesinambungan. Gerak pemberdayaan kepada seluruh aspek kebutuhan manusia adalah secara otomatis bermuara pada kesinambungan, apabila terjadi ketidaksinambungan, maka ini berarti ada yang tidak benar di dalam melakukan pemberdayaannya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 93 Wadah pemberdayaan nelayan ini bentuknya bemacam-macam sesuai dengan kegiatan dan dana proyek yang digulirkan. kenyataan di lapangan ditemukan seperti Kelompok Nelayan, Kelompok Swadaya Masyarakat, Kelompok Masyarakat peduli Hutan Mangrove dan lain-lain. Tentunya menjadi pekerjaan yang tidak efektif apabila di sebuah wilayah pesisir terdapat berbagai macam kelompok, dengan kegiatan yang identik. Akhirnya membingungkan petugas lapangan ataupun aparat pemerintah dalam melakukan monitoring maupun evaluasi. Belajar dari hal tersebut, kiranya diperlukan koordinasi yang baik antar dinas dan aparat desa untuk memanfaatkan kelompok masyarakat yang sudah ada dengan kegiatan yang disesuaikan dengan program yang digulirkan. Prinsip kerja kelembagaan nelayan ini agar mandiri dan bermanfaat, harus kuat pada aspek internal kelompok. Aspek internal tersubut adalah kemampuan nelayan dalam mengelola organisasi, administrasi baik oragnisasi maupun keuangan, permodalan kelompok, usaha produktif maupun membangun jaringan dengan pihak lain. Perkembangannya selanjutnya kelompok yang sudah mandiri dapat melakukan kemitraan dengan pihak lain baik pada aspek keuangan, produksi maupun pemasaran. Syarat mutlak program pemberdayaan adalah orientasinya yang selalu tertuju kepada kemandirian, kesinambungan, dan keberlanjutan. Naif sekali apabila suatu program pemberdayaan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 94 berjalan sambil menciptakan ketergantungan masyarakat kepada pihak lain atau kepada pihak pelaku pemberdayaan tersebut. Kemandirian adalah sikap yang bersumber pada kepercayaan diri. Kemandirian juga adalah kemampuan mental dan fisik untuk: memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri; memperhitungkan kesempatan dan ancaman lingkungan; dan memilih berbagai alternatif yang tersedia untuk mengatasi persoalan dan sekaligus mengembangkan kehidupan secara serasi dan berkesinambungan. Jelas kiranya bahwa pemberdayaan pada akhirnya bukan hanya sekedar berorientasi pada proses tetapi juga pada hasil itu sendiri. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 95

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir melalui Perbankan Mikro

0 4 225

Analisis Aplikasi Model Lembaga Keuangan mikro Dalam Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kabupaten Cirebon

0 8 177

The impact of credit by Grameen Bank scheme from Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina (LEPP-M3) Cooperative on coastal communities income in Tuban District.

2 14 203

Dampak Pemberian Kredit Pola Grameen Bank Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Masyarakat Pesisir oleh Koperasi Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina di Kabupaten Tuban

0 5 7

Analisis Aplikasi Model Lembaga Keuangan mikro Dalam Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kabupaten Cirebon

0 4 91

Prospek Pemasaran dan Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Swamitra Mina di Kabupaten Cirebon

0 29 87

Peranan Koperasi Baruna sebagai Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir (LEPP) dalam Peningkatan Kesejahteraan Nelayan di Kawasan Minapolitan Pengambengan, Jembrana.

0 0 15

PERANAN LEMBAGA PENGEMBANGAN PESISIR MIKRO “MITRA MINA” DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI SUMATERA BARAT | Zamzami | Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship 2830 3396 1 PB

0 0 8

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI KABUPATEN PASURUAN: KAJIAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA DI WILAYAH PESISIR PANTAI

0 3 8

STRATEGI PEMBERDAYAAN NELAYAN OLEH LEMBAGA EKONOMI PENGEMBANGAN PESISIR MIKRO MITRA MINA (LEPP M3) DI KABUPATEN PASURUAN

0 0 19