adalah definisinya, yang telah dikembangkan dan berkembang selama beberapa dekade. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik dari kreativitas, selain menunjukkan perannya sebagai
komponen alami dari proses desain
agar untukmeningkatkan kemampuan desain
2.3 KERANGKA BERFIKIR
Menurut Sugiono 2010: 92 menyatakan bahwa: Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari
berbagai teori yang dideskripsikan. Berbagai teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis,
sehingga menghasilkan sintesa tentang pengaruh antara variabel yang diteliti. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar di
sekolah dan prestasi belajar IPA. Prestasi belajar merupakan sesuatu yang ditunggu tidak hanya untuk
siswa, melainkan guru, orang tua dan pemerintah. Prestasi belajar menjadi variabel yang penring dalam dalam sebuah pendidikan. Prestasi belajar adalah
perubahan perilaku seseorang sebagai hasil dari pembelajaran dapat berupa kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat dikategorikan ke kategori
rendah, sedang, dan tinggi. Prestasi belajar bagian terpenting dari belajar. Prestasi belajar tinggi berarti menjukkan keberhasilan pembelajaran. Prestasi
belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang akan menentukan kategori dari prestasi belajar siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor meliputi : faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi : motivasi, sikap, minat, kemandirian belajar, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal
merupakan faktor yang berasal dari luar siswa meliputi : lingkungan, budaya, guru, sekolah dan lain-lain. Salah satu faktor internal yang sangat
berpengaruh pada prestasi belajar yaitu kemandiriran belajar. Kemandirian belajar adalah kemampuan untuk mengendalikan, mengatur
serta mengembangkan potensi yang dimilikinya secara mandiri, penuh tanggung jawab, dan tanpa bantuan orang lain agar dapat belajar secara
mandiri. Kemandirian membuat anak memiliki kesadaran untuk belajar, penuh kesungguhan, belajar tanpa ada rangsangan dari orang lain. Dengan
kemandirian belajar siswa dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri dalam belajar. Kemandirian setiap siswa berbeda-beda. Kemandirian berlaku pada
semua tingkatan. Setiap siswa perlu mengembangkan kemandiriannya sesuai dengan
kapasitas dan
tahapan perkembangannya.
Perkemabangan kemandirian menyebabkan adanya perbedaan karakteristik dan tingkatan
kemandirian. Perbedaan kaarakteristik dan tingkatan kemandirian siswa disesuaikan
dengan perkembangan masing-masing siswa. Siswa yang tingkat kemandiriannya tinggi memiliki peluang lebih baik untuk mencapai prestasi
yang lebih baik. Sebaliknya siswa yang tingkat kemandiriannya rendah juga peluang untuk mencapai prestasi belajar lebih kecil. Semakin tinggi
kemandirian siswa akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Oleh karena itu kemandirian belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar muncul dari dalam diri siswa sendiri yang dipengaruhi oleh kemandirian yang dimilikinya. Oleh karena itu kemandirian dapat
mendorong siswa untuk mendapat prestasi belajar yang tinggi. Kemandirian belajar menjadi unsur yang paling mendasari proses pembentukan pribadi
siswa sehingga siswa akan menerima pelajaran yang diberikan oleh guru tidak merasa beban. Dengan demikian, materi yang disampaikan guru akan
lebih mudah diserap oleh siswa dan dipahami.
Gambar II.1 Kerangka Berfikir
Pengaruh Kemandirian Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara
Kecamatan Tugu Kota Semarang
Kemandirian Belajar di Sekolah
Prestasi Belajar
Keadaan awal Tes prestasi belajar IPA
rendah
Keadaan awal Kemandirian Belajar di Sekolah rendah
meliputi tanggung jawab, inisiatif, mencontek, tidak mengerjakan tugas.
Terdapat atau Tidaknya Pengaruh Kemandirian
Belajar di Sekolah terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas VSDN Gugus Ki Hajar Dewantara
Kecamatan Tugu Kota Semarang.
2.4 HIPOTESIS