Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen. Hubungannya dengan keputusan pembelian suatu produk atau jasa, pemahaman mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan seperti apa what yang dibeli, dimana membeli where, bagaimana kebiasaan how often membeli dan dalam keadaan apa under what condition barang – barang dan jasa – jasa dibeli. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran perlu didukung pemahaman yang baik mengenai perilaku konsumen, karena dengan memahami perilaku konsumen perusahaan dapat merancang apa saja yang diinginkan konsumen. Untuk memenuhi kebutuhan ini perusahaan elektronik dituntut untuk lebih memahami konsumennya. Produsen barang sebenarnya dapat memilih bagaimana cara untuk membawa produknya ke tangan konsumen. Banyak pilihan yang ada di tangan produsen. Misalnya, produk langsung dihantarkan sendiri oleh produsen, melalui perantaradistributor, ataupun melalui multi saluran. Distribusi multi saluran merupakan bauran antara berbagai saluran distribusi konvensional dengan saluran distribusi moderen. Marketing, 2002. Contoh distribusi langsung oleh perusahaan misalnya produk elektronik merek Polytron. Akan ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan dan diperhitungkan oleh pihak produsen. Dalam menciptakan produk yang bisa memberikan nilai tambah bagi konsumen maupun pelanggan, maka tentunya produk tersebut harus memiliki kegunaan, karena konsumen secara rasional akan melihat kegunaan produk tersebut bagi dirinya. Selanjutnya konsumen juga akan melihat atribut yang terdapat pada produk tersebut. Jika suatu produk memiliki atribut serta keunikan yang berbeda dengan produk lain maka ini akan memberikan nilai tambah bagi konsumen. Ciri-ciri produk product feature menurut Kotler Armstrong 1996: 281 adalah sebuah alat bersaing yang membedakan produk badan usaha dengan produk pesaing. Keegan 1995: 371 juga menambahkan bahwa setiap perusahaan senantiasa akan menghasilkan produk yang berbeda dengan produk yang dihasilkan oleh produsen lain. Pembedaan ciri khas produk yang dihasilkan sedemikian rupa bertujuan untuk menjadikan produk tersebut memiliki keunikan tersendiri. Pelanggan akan membeli produk yang berkualitas karena pelanggan adalah orang yang memaksimalkan nilai, dan nilai yang diterima pelanggan akan mempengaruhi tingkat kepuasannya terhadap suatu produk dan kebiasaan mereka untuk membeli kembali. Pelanggan yang merasa sangat puas menghasilkan manfaat bagi perusahaan seperti, mereka kurang peka terhadap harga, mereka tetap menjadi pelanggan dalam periode yang lama, mereka akan membeli produk baru yang ditawarkan oleh perusahaan, dan mereka akan membicarakan produk perusahaan dengan gembira kepada orang lain Persepsi konsumen terhadap kualitas produk akan membentuk preferensi dan sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi keputusan untuk membeli atau tidak. Hal ini sejalan dengan pendapat Aaker 1997 dalam Sodik 2004 bahwa kesan kualitas memberikan nilai dalam beberapa bentuk diantaranya adalah alasan untuk membeli. Niat untuk melakukan pembelian dapat terbentuk dari sikap konsumen terhadap bauran pemasaran diantaranya melalui promosi. Kegiatan promosi sepeda motor Yamaha mio diantaranya dapat dilakukan melalui periklanan, pemberian hadiah, potongan harga, dan personal selling. Kualitas produk merupakan salah satu faktor pembentuk nilai pelanggan. Dalam pandangan konsumen, nilai suatu produk merupakan kualitas produk yang dinikmati konsumen dengan pengorbanan sejumlah uang atau sumber daya yang lain Oliver, 1997: 167. Sejalan dengna hal tersebut kualitas produk Kotler Amstrong, 1996: 279 mengemukakan kualitas produk product quality adalah kemampuan suatu produk untuk menunjukkan berbagai fungsi termasuk ketahanan, keterandalan, ketepatan dan kemudahan dalam penggunaan. Assael 1995 dalam Sodik 2004 mengembangkan model perilaku konsumen dengan menetapkan tiga faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Faktor pertama yang berpengaruh pada konsumen adalah stimuli. Stimuli menunjukkan penerimaan informasi oleh konsumen dan pemprosesan informasi terjadi saat konsumen mengevaluasi informasi dari periklanan, teman atau dari pengalaman sendiri. Pengaruh kedua berasal dari karakteristik pribadi konsumen meliputi persepsi, sikap, manfaat serta karakteristik konsumen demografi, kepribadian, gaya hidup. Pengaruh yang ketiga respon konsumen yaitu hasil akhir dari proses keputusan konsumen dan suatu pertimbangan yang menyeluruh. Hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses atau keputusan pembelian telah banyak dilakukan. Melalui riset ini akan dianalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap keputusan pembelian sepeda motor Produk Panasonic . Ketertarikan pemilihan merek tersebut karena produk tersebut semakin diminati. Kualitas Produk merupakan salah satu faktor individu yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang, Produk Panasonic adalah salah produk elektronik yang diproduksi dalam bentuk televise, radio, tape maobil dan lain sebagainya yang dulunya di rancang khusus untuk para bangsawan, tetapi sekarang diminati oleh semua kalangan. Menurut Souza, 2005: 189 Kualitas produk sebagai driver dari kepuasan pelanggan sudah lama diyakini. Setidaknya, lebih lama dibandingkan dengan keyakinan terhadap kualitas pelayanan sebagai driver kepuasan pelanggan. Kualitas produk adalah driver kepuasan pelanggan yang multidimensi. Bagi konsumen, kualitas mempunyai beberapa dimensi. Performance adalah dimensi yang paling basic dan berhubungan dengan fungsi utama dari suatu produk. Konsumen akan sangat kecewa apabila harapan mereka terhadap dimensi ini kurang terpenuhi. Reliability sepintas terlihat mirip tetapi mempunyai perbedaan yang jelas. Reliability lebih menunjukkan probabilitas produk gagal menjalankan fungsinya. Feature atau fitur dapat dikatakan sebagai aspek sekunder. Karena perkembangan fitur ini hampir tidak ada batasnya sejalan dengan perkembangan teknologi, maka fitur menjadi target para produsen utnuk berinovasi dalam upaya memuaskan pelanggan. Kualitas yang tinggi merupakan salah satu faktor penting untuk menciptakan nilai konsumen yang tinggi Naumann, 1995: 15, 31. Dengan kata lain persepsi kegunaan produk di mata konsumen yang tinggi merupakan indikasi kualitas produk yang tinggi pula. Oleh karena kualitas produk merupakan salah satu faktor penentu nilai pelanggan, maka tingginya kegunaan produk akan mengakibatkan nilai pelanggan yang tinggi pula. Berdasarkan penelitian Muryani 2008:47 menemukan bahwa ternyata, bahwa kualitas produk memiliki pengaruh yang signifikan yaitu 0,033 dan arah koefisien yang positif sehingga terbukti bahwa kualitas preoduk memang memegang peranan bagi sebagian orang untuk menenutkkan pilihan atas barang yang akan dibelinya Dengan diketahuinya faktor kualitas pelayanan mempunyai yang pengaruh terhadap perilaku konsumen dalam pembelian, maka hal ini mencerminkan bahwa faktor kualitas produk merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pembelian barang. Bertitik tolak dari dari hasil tersebut, pengusaha hendaknya menciptakan produk yang memiliki tingkat keawetan tinggi, karena adanya persaingan ketat antara pengusahapengusaha elektronik lainnya.. Sedangkan desain produk product design menurut Kotler Armstrong 1996: 282 adalah fungsi dan corak produk yang merupakan proses desain yang dikembangkan menjadi sebuah produk yang menarik, murah, aman dan tidak mahal untuk digunakan. Penelitian Oya Demirbilek and Bahar Sener 2005 menemukan bahwa menemukan kondisi-kondisi yang bagaimana pengaruh langsung atribut level lebih besar lebih kecil daripada melalui kepuasan, maka penelitian ini menjawab yakni di bawah kondisi bahwa ada pengaruh iklan maka atribut level tersebut bisa berpengaruh langsung terhadap minat beli ulang tanpa melalui kepuasan. Atribut terdiri dari product quality, product feature, dan product design. Dengan kata lain atribut dapat menjadi sebuah alat bersaing yang membedakan produk badan usaha dengan produk pesaing, yang tercermin melalui ciri-ciri produk product feature, misalnya brand name. Brand name dapat menjadi ciri khas atau keunikan sebuah produk yang membedakannya dengan produk pesaing. Aktivitas promosi merupakan usaha marketing yang memberikan berbagai upaya insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa Kotler, 1997: 205. Biasanya, konsumen akan mencari informasi tentang merek brand information sebelum mereka memilih suatu merek. Informasi tentang merek ini biasanya mereka dapatkan dari iklan ataupun promosi yang dilakukan. Proses informasi merek ini didefinisikan sebagai suatu proses di mana konsumen mengalokasikan perhatiannya dan usahanya untuk memahami dan mengelaborasi suatu informasi merek dalam suatu iklan atau promosi. Penelitian Koen Pauwels, Jorge Silva-Risso, Shuba Srinivasan, Dominique M. Hanssens 2004: menyatakan bahwa data yang akurat dan komprehensif sangat jarang dalam marketing research sehingga walaupun data yang mereka gunakan saat ini cukup untuk melakukan penelitian mereka tetapi masih kekurangan data yang penting seperti informasi promosi yang spesifik tentang produk. Selain itu dalam penelitian ini juga menghasilkan adanya pengaruh promosi pada pemilihan produk automotive. Dalam melakukan pemilihan merek konsumen akan selalu mempertinggi preferensi berdasarkan merek untuk membuat keputusan akhir yang sesuai. Pengaruh yang dihasilkan yaitu angka yang signifikan sebesar 0,039 antara promosi terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Berdasarkan pendapat D’Souza dan Rao 1995: 33 bahwa promosi memiliki efek positif yang kuat terhadap preferensi ketika pengalaman konsumen akan produk sarat dengan ketidakjelasan. Ketika konsumen kurang atau bahkan belum mempunyai pengalaman akan suatu produk maka disinilah peranan iklan besar sekali dalam mengkomunikasikan atribut-atribut yang bervariasi dari sebuah produk untuk mendorong konsumen melakukan pembelian ulang. Hal ini juga berkaitan dengan research gap yang dikemukakan dalam penelitian ini bahwa di bawah kondisi ada pengaruh promosi yang kuat maka atribut bisa berpengaruh langsung terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Dengan demikian penelitian ini memberikan dukungan sekaligus melengkapi konsep teoritis D’Souza Rao tersebut. Lattin dan Bucklin 1989 mengatakan bahwa aktivitas promosi mempengaruhi ekspektasi konsumen sehingga hal tersebut mempunyai dampak yang penting dalam tingkah laku pemilihan merek oleh konsumen. Menurut Krishna, Currim and Shoemaker 1991: 5 konsumen akan berpindah ke beberapa merek lain di dalam kelas produk jika mereka mempersepsikan promosi jarang dilakukan di kelas produk tersebut. Jika suatu produk dipromosikan lebih sering, konsumen akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengekspos-nya sehingga mereka mengingat merek tersebut dengan lebih baik Krishna, Currim and Shoemaker, 1991: 7. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal dari beberapa segmen, sehingga apa yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda. Masih terdapat banyak faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Produsen perlu memahami perilaku konsumen terhadap produk atau merek yang ada di pasar, selanjutnya perlu dilakukan berbagai cara untuk membuat konsumen tertarik terhadap produk yang dihasilkan. Assael 1995 dalam Sodik 2004 mengembangkan model perilaku konsumen dengan menetapkan tiga faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Faktor pertama yang berpengaruh pada konsumen adalah stimuli. Stimuli menunjukkan penerimaan informasi oleh konsumen dan pemprosesan informasi terjadi saat konsumen mengevaluasi informasi dari periklanan, teman atau dari pengalaman sendiri. Pengaruh kedua berasal dari karakteristik pribadi konsumen meliputi persepsi, sikap, manfaat serta karakteristik konsumen demografi, kepribadian, gaya hidup. Pengaruh yang ketiga respon konsumen yaitu hasil akhir dari proses keputusan konsumen dan suatu pertimbangan yang menyeluruh dari semua faktor diatas. Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut. Penetapan kualitas produk, desain produk dan promosi oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab kualitas produk, desain produk dan promosi yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Menurut Essael 1987: 11 ada tiga faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen yaitu: 1 faktor individual konsumen yang meliputi pendidikan dan penghasilan konsumen; 2 pengaruh lingkungan; 3 strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh pemasar dalam usaha memberi informasi dan mempengaruhi konsumen. Variabel ini adalah kualitas produk, desain produk dan promosi. Apabila manajer telah memiliki informasi sejauh mana variabel-variabel perilaku tersebut berpengaruh terhadap pembelian, maka manajer dapat memilih bauran pemasaran yang tepat. Perusahaan saat ini berupaya untuk mrngembangkan berbagai variabel bauran pemasaran. Pertama: dari segi produk manajer terus menerus mencari dan mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kedua: dari segi harga, manajer berusaha menentukan harga yang bias terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Ketiga: dari segi distribusi, manajer memberikan pelayanan sebaik mungkin, sehingga mudah diperoleh konsumen. Keempat: dari segi promosi, manajer bisa menyampaikan informasi melalui iklan maupun promosi penjualan. Penelitian ini berlokasi di kota Kudus, adapun produk yang akan diteliti yaitu produk elektronik merek Polytron. Produk elektronik ini pada masa 2 tahun yang lalu sekitar tahun 2007 masih memiliki pangsa pasar yang besar di kota Kudus. Produk ini laku keras di pasaran, hal ini dikarenakan masyarakat Kudus menganggap produk merek Polytron merupakan produk elektronik produksi dalam negeri yang tidak kalah kualitas dan mutunya dari produk luar negeri selain itu seringnya program-program hadiah diselenggarakan oleh produsen. Namun pada tahun 2008 – 2009 produk ini mengalami penurunan tingkat penjualan khususnya di Kota Kudus, penurunan yang signifikan membuat manajer penjualan mencoba mengidentifikasikan turunnya angka penjualan tersebut. Secara teoritis keputusan pembelian yang di lakukan konsumen terhadap barang yang di tawarkan sangat di pengaruhi harga, produk, pelayanan, lokasi perusahaan atau toko Kotler, 1997: 165. Namun kenyataanya bahwa meski minimarket memiliki karateristik dan strategi yang hampir sama satu dengan yang lainya, kenyataananya dapat memiliki penjualan yang berbeda, seperti produk elektronik merek Polytron Tajwini, Rofian, Majalah marketing: 2004. Market share yang berbeda jauh menurut survei AC Nielsen tahun 2005, dari total 5.000 di Indonesia, produk elektronik merek Polytron mampu menguasai pangsa pasar di kota Kudus sebesar 12.3. Penguasaan pangsa pasar sebesar itu mendudukkan produk elektronik pada posisi nomor empat setelah produk-produk elektronik lainnya sedangkan Produk Samsung dan JVC yang menguasai market share sebesar 35. Adapun data penjualan produk elektronik merek Polytron di Kota Kudus pada periode tahun 2008-2009 sebagai berikut: Tabel 1.1. Data Penjualan Produk Polytron Periode Tahun 2008-2009 Dalam Unit No. Keterangan Penjualan Keterangan Tahun 2008 Tahun 2009 1 Televisi 59.990 38.716 Penurunan Penjualan 2 Tape 48.825 33.350 Penurunan Penjualan 3 Vcd 42.850 33.550 Penurunan penjualan Rata-Rata 50.555 35.205 Sumber: Polytron Kudus, 2010 Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui bahwa terdapat penurunan penjualan pada penjualan 3 produk merek Polytron pada periode tahun 2008 untuk produk televisi sebesar 21.274, produk tape sebesar 15.475, produk Vcd sebesar 9.300. Hal tersebut berdasarkan rata-rata penjualan 3 produk elektronik selama tahun 2008 sebesar 50.555 dan tahun 2009 sebesar 35.205. Penurunan ini disebabkan karena kualitas, desain produk dan tingkat promosi produk Polytron sangat rendah sehingga masyarakat merasa bosan serta tidak adanya program hadiah maupun hiburan yang diselenggarakan pihak Polytron. Setiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap suatu objek yang sama. Perusahaan berusaha untuk memuaskan selera konsumen dengan cara memenuhi kenyataan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini harus benar-benar diperhatikan oleh perusahaan, sebab semua itu menyangkut hubungan berkesinambungan dengan konsumen secara tidak langsung karena menyangkut kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Konsumen dalam melakukan konsumsi baik barang maupun jasa akan menggunakan pengalaman pemakaian di masa lalu sebelum mengambil keputusan menggunakannya, jika pengalaman konsumen pada pembelian sebelumnya adalah positif maka konsumen mempunyai kecenderungan untuk mengulangi pembelian dengan memilih merek yang sama pada pembelian berikutnya. Tetapi jika perusahaan tidak dapat menciptakan keunggulan dari produk yang di dihasilkannya maka kemungkinan konsumen untuk melakukan perpindahan merek pada produk yang dikonsumsinya akan semakin tinggi. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Kualitas Produk, Desain Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Elektronik Merek Polytron di Kabupaten Kudus” 1.2.Rumusan Masalah Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut. Penetapan kualitas produk, desain produk dan promosi oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab kualitas produk, desain produk dan promosi yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Menurut Essael 1987: 11 ada tiga faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen yaitu: 1 faktor individual konsumen yang meliputi pendidikan dan penghasilan konsumen; 2 pengaruh lingkungan; 3 strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh pemasar dalam usaha memberi informasi dan mempengaruhi konsumen. Variabel ini adalah kualitas produk, desain produk dan promosi. Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui bahwa terdapat penurunan penjualan pada penjualan 3 produk merek Polytron pada periode tahun 2008 untuk produk televisi sebesar 21.274, produk tape sebesar 15.475, produk Vcd sebesar 9.300. Hal tersebut berdasarkan rata-rata penjualan 3 produk elektronik selama tahun 2008 sebesar 50.555 dan tahun 2009 sebesar 35.205. Penurunan ini disebabkan karena kualitas, desain produk dan tingkat promosi produk Polytron sangat rendah sehingga masyarakat merasa bosan serta tidak adanya program hadiah maupun hiburan yang diselenggarakan pihak Polytron. Berdasarkan hal tersebut di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Adakah pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk elektronik merek Polytron di kabupaten Kudus? 2. Adakah pengaruh desain produk terhadap keputusan pembelian produk elektronik merek Polytron di kabupaten Kudus? 3. Adakah pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian produk elektronik merek Polytron di kabupaten Kudus? 4. Adakah pengaruh kualitas produk, desain produk dan promosi terhadap keputusan pembelian produk elektronik merek Polytron di kabupaten Kudus? 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk elektronik merek Polytron di kabupaten Kudus? 2. Untuk mengetahui pengaruh desain produk terhadap keputusan pembelian produk elektronik merek Polytron di kabupaten Kudus? 3. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian produk elektronik merek Polytron di kabupaten Kudus? 4. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, desain produk dan promosi terhadap keputusan pembelian produk elektronik merek Polytron di kabupaten Kudus? 1.4.Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah pengetahuan dan berbagai sarana untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah terhadap masalah yang dihadapi perusahaan khususnya mengenai kualitas produk, desain produk, promosi serta keputusan membeli. 2. Manfaat Praktis Memberi gambaran dan faktor–faktor ilmiah tentang kualitas produk, desain produk, promosi serta keputusan membeli untuk perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang. 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU

Dokumen yang terkait

PENGARUH KUALITAS PRODUK, DESAIN PRODUK, CITRA MEREK PRODUK DAN HARGA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA SEPEDA MOTOR KAWASAKI

0 23 39

Analisis pengaruh kualitas produk dan kepercayaan merek terhadap keputusan pembelian; studi kasus pada pengguna Sim Card CDMA Esia

2 7 99

Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pengguna Produk Pepsodent Di Wilayah Jakarta Timur)

6 44 162

Pengaruh Kualitas Produk, Citra Perusahaan, Promosi dan Desain terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha (Studi Kasus pada Produk Motor Yamaha Mio Soul pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)

5 20 169

Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, Saluran Distribusi dan Citra Merek Terhadap Proses Keputusan Pembelian Sereal Sarapan Nestle Koko Krunch (Studi Kasus Pada Pembeli Nestle Koko Krunch di Wilayah Jakarta Selatan)

7 42 180

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE MEREK XIOMI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE MEREK XIOMI DI SURAKARTA.

0 1 13

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Promosi Pada Keputusan Pembelian Produk Handphone Nokia.

0 1 14

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Promosi Pada Keputusan Pembelian Produk Handphone Nokia.

0 1 17

(ABSTRAK) Pengaruh Kualitas Produk, Desain Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Elektronik Merek Polytron di Kabupaten Kudus.

0 0 2

PENGARUH MEREK, PROMOSI, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BOLA SEPAK

0 0 8