Interview atau Wawancara Dokumentasi

64 mengamati. Observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran yang ada di kelas maupun di luar kelas. Peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran dengan menggunakan panduan observasi yang telah dibuat.

b. Interview atau Wawancara

Arikunto 1998: 145 menyatakan interview sering disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Menurut Moleong 2006: 186 wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interview yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Lincoln dan Guba dalam Moleong, 2006:186 mengatakan bahwa maksud dari mengadakan wawancara antara lain: mengkontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekontruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas kontruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yaitu wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara dilakukan dengan cara peneliti membuat pertanyaan-pertanyaan yang disusun dengan rapi dan ketat 65 dalam bentuk panduan wawancara. Adapun yang akan ditanyakan dalam wawancara adalah hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran fisika dengan metode pembelajaran konstruktivistik. Dan peneliti melakukan wawancara guru fisika dan siswa kelas VIII SMP 1 kudus.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis Arikunto, 1998: 149. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atatu catatan, transkip, buku agenda dan sebagainya untuk melengkapi data yang belum terambil dalam mengamati perangkat dokumen yang berkaitan dengan ketentuan pelaksanaan pembelajaran anti korupsi. Menurut Rachman 1999: 50 metode dokumentasi diartikan sebagai cara pengumpulan data dengan mengumpulkan benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan, gambar, notulen rapat serta catatan harian. Arikunto 1998: 150 menjelaskan bahwa dalam pengertian luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol. Metode dokumentasi ini merupakan metode yang penting dalam penelitian, sebagai bukti autentik, penulis mengambil gambar kegiatan pembelajaran guru dan siswa dalam bentuk foto. 3.6Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Data yang diperoleh selama penelitian pelaksanaan Pembelajaran konstruktivistik di SMP 1 kudus, perlu dilakukan pemeriksaan keabsahannya. Ada beberapa teknik dalam pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam 66 penelitian ini yaitu : triangulasi triangulation, pengecekan dengan teman sejawat peer debriefing, analisis terhadap kasus–kasus negatif negatife case analysis, penggunaan referensi yang akurat referention adequancy, pengecekan anggota member checking, dan keikutsertaan di lapangan dalam rentang waktu yang panjang prolonged engagement. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data peneliti memiliki teknik : 1 keikutsertaan di lapangan dalam rentang waktu yang panjang prolonged engagement, 2 triangulasi triangulation.

a. Keikutsertaan di Lapangan dalam Rentang Waktu yang Panjang