Pelatihan Semester 1 105
6. Gambaran umum tentang tari yang akan dipergelarkan tercantum dalam ….
a. properti tari b. tata tari
c. sinopsis tari d. konsep tari
e. inspirasi tari 7. Semua keperluan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pergelaran tari
ditangani oleh … a. ketua kelas
b. panitia c. bendahara
d. manajer produksi e. penanggung jawab acara
8. Hiasan tempat pentas disebut …. a. properti
b. dekorasi c. relief
d. tata panggung e. biorama
9. Tari Mandau merupakan tarian yang bertemakan …. a. kepahlawanan
b. erotisme c. pergaulan
d. binatang e. ritual
10. Berikut ini yang termasuk tari yang bertema percintaan adalah …. a. tari Anjasamara
b. tari Mandau c. tari Rantak
d. tari Wiranata e. tari Nelayan
B. Kerjakanlah soal-soal berikut dengan baik dan benar 1. Sebutkan dan jelaskan pembagian tari menurut jumlah penarinya
2. Sebutkan dan jelaskan pembagian tari tunggal Nusantara 3. Jelaskan peranan dan perkembangan tari tunggal Nusantara
4. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur estetis tari tunggal Nusantara
106 Seni Tari untuk SMAMA
Kelas XI
5. Jelaskan dengan singkat makna dan fungsi tari Topeng Cirebon 6. Sebutkan aspek-aspek yang terkait dengan konsep garapan
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sinopsis tari tunggal? Berikan
contohnya 8. Sebutkan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat sinopsis
tari 9. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mementaskan karya tari
10. Sebutkan dua tema dan nama tari tunggal Nusantara beserta pencipta dan asal daerahnya
Tari Kelompok Nusantara
Pelajaran 7
Sumber
: www.lickr.com
Sebagian besar kebudayaan tradisional Nusantara di Indonesia senantiasa tidak pernah lepas dari kegiatan-kegiatan sakral dan ritual. Kegiatan-kegiatan
tersebut hampir semua dilakukan secara berkelompok bahkan massal. Tarian adalah salah satu media yang digunakan dalam kegiatan ritual. Oleh
karena itu, tari kelompok merupakan media yang tidak bisa lepas dari kegiatan ritual tersebut. Namun, seiring perkembangan zaman banyak sekali pergeseran
fungsi tari kelompok. Tari kelompok tidak hanya merupakan media ritual tetapi juga berfungsi sebagai seni pertunjukan bahkan mempunyai peranan
yang cukup penting bagi masyarakat Nusantara.
108 Seni Tari untuk SMAMA
Kelas XI
Peta Konsep
• Upacara ritual • Sarana hiburan
• Pertunjukan • Unsur estetis
Keunikan Tari Kelompok Nusantara
Jenis, Peranan, dan Perkembangan Tari Kelompok Nusantara
Unsur Estetis Tari dalam Tata Rias dan Busana
Keunikan Tari kelompok Nusantara
Kata Kunci
Pelajaran 7 Tari Kelompok Nusantara 109
A. Jenis, Peranan, dan Perkembangan Tari Kelompok Nusantara
Indonesia memiliki beragam suku bangsa yang tersebar di seluruh Nusantara. Setiap suku bangsa tersebut memiliki kebudayaan yang sangat beragam, di
antaranya adalah tarian daerah. Banyak di antara tarian daerah tersebut yang dimainkan secara kelompok. Tarian kelompok tersebut memiliki jenis, peranan,
dan perkembangan yang berbeda-beda.
1. Jenis Tari Kelompok Nusantara
Berikut ini adalah beberapa jenis tari kelompok yang terdapat di Nusantara. a. Tari Seudati, tari Saman, dan tari Pukat dari Nanggroe Aceh Darussalam.
b. Tari Tor-Tor dan dari Serampang Dua Belas dari Sumatra Utara. c. Tari Piring dan tari Payung dari Sumatra Barat.
d. Tari Pagar Pengantin dari Sumatra Selatan. e. Tari Yapong dan tari Sembah dari Jakarta.
f. Tari Merak, tari Jaipongan, dan tari Topeng dari Jawa Barat. g. Tari Srimpi dan tari Kendalen dari Jawa Tengah.
h. Tari Remo dari Jawa Timur. i. Tari Golek Menak dari Yogyakarta.
j. Tari Kecak, tari Janger, dan tari Rejang dari Bali.
k. Tari Batu Gandrung dari Nusa Tenggara Barat.
l. Tari Teorinda dari Nusa Tenggara Timur.
m. Tari Tandak Sambas dan tari Zapin Berkilah dari Kalimantan Barat.
n. Tari Perang dan tari Gong dari Kalimantan Timur.
o. Tari Beloan Dadah dari Kalimantan Tengah. p. Tari Kembang dan tari Gepang dari Kalimantan Selatan.
q. Tari Maengket dari Sulawesi Utara. r. Tari Lumense dari Sulawesi Tengah.
s. Tari Pakarena dan tari Kipas dari Sulawesi Selatan. t. Tari Cakalele dan tari Lenso dari Maluku.
u. Tari Suanggi dan Tari Perang dari Papua.
2. Peranan Tari Kelompok Nusantara
Tari kelompok yang terdapat di Nusantara ini memiliki peranan yang cukup besar dalam masyarakat. Peranan tari kelompok Nusantara di antaranya sebagai
berikut.
Gambar 7.1
Tari Remo Sumber:
www.lickr.com
110 Seni Tari untuk SMAMA
Kelas XI
a. Upacara Ritual
Tari kelompok yang ditujukan untuk upacara ritual bertujuan untuk menyampaikan segala keinginan, permohonan, atau doa dari masyarakat. Oleh
karena itu, tarian kelompok yang memiliki peranan dalam upacara ritual banyak mengandung unsur magis, misalnya dengan menggunakan sesajian. Contoh tari
kelompok yang berperan dalam upacara ritual adalah tari Rejang dari Bali.
b. Sarana Hiburan
Tari kelompok yang berperan sebagai sarana hiburan biasanya ditujukan untuk menghibir masyarakat umum. Contoh tari kelompok yang berperan sebagai sarana
hiburan adalah tari Batu Gandrung dari Nusa Tenggara Barat.
c. Pertunjukan
Tari kelompok yang memiliki peranan untuk pertunjukan biasanya dipertontonkan pada peringatan nasional atau untuk menarik minat wisatawan.
Contoh tari kelompok yang berperan untuk pertunjukan adalah tari Remo dari Jawa Timur. Tarian ini biasanya dilakukan untuk menyambut tamu yang dating
ke daerah tersebut.
3. Perkembangan Tari Kelompok Nusantara
Tari kelompok Nusantara telah ada sejak masa prakerajaan. Tarian ini terus mengalami perkembangan hingga kini. Berikut ini perkembangannya.
a Perkembangan Tari pada Masa Prakerajaan
Masa prakerajaan biasanya diidentikkan pula dengan masa praHindu atau prapengaruh asing. Bentuk-bentuk seni pertunjukan pada masa ini, masih banyak
terdapat di daerah pedalaman yang terpencil yang diwarnai oleh kepercayaan animisme.
Pada masa ini, banyak tari yang berfungsi sebagai tari-tari ritual yang bertujuan untuk menyampaikan segala keinginan, permohonan, atau doa sehingga dalam
praktiknya banyak mengandung unsur-unsur magis dan sakral. Bukti-bukti yang bersifat animisme seperti penyembahan nenek moyang dan binatang totem
masih bisa djumpai di Papua, pedalaman Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan beberapa daerah di Bali yang disebut Bali Aga atau Bali Mula, seperti Trunyan
dan Tenganan, serta di Jawa. Perwujudan tari pada masa itu diduga merupakan releksi dari satu kebulatan
kehidupan masyarakat agraris yang terkait dengan adat istiadat, kepercayaan, dan norma kehidupannya secara turun temurun.
Beberapa sisa tarian pada masa itu yang kini masih bisa diamati, baik dalam upacara maupun dalam bentuk tontonan, seperti tari Kuda Kepang atau tari
Jathilan di Jawa Tengah, tari Topeng Hudoq dari Kalimantan, menampilkan gerak tari yang sederhana dan mengutamakan ekspresi spontan dari pelakunya.
Pelajaran 7 Tari Kelompok Nusantara 111
Di Jawa, tarian yang terkait dengan upacara kesuburan adalah tari Tayub. Tarian ini merupakan tari berpasangan yang diwujudkan oleh ekspresi hubungan
romantis antara wanita penari ledhek atau ronggeng dengan pria pengibing Soedarsono, 1976, 1985.
Saat ini penyajian tayuban sulit untuk dipisahkan antara kepentingan upacara atau hiburan karena pergeseran fungsi dan nilai dalam masyarakat. Meskipun
begitu, masyarakat pendukungnya masih menempatkan tayuban sebagai pertunjukan yang masih mempunyai nilai sakral dalam acara perkawinan dan
pertanian. Situasi yang sama terdapat pula di Indramayu, Jawa Barat, pada upacara tahunan yang disebut ngarot dalam bentuk pertunjukan ronggeng ketuk.
b. Perkembangan Tari pada Masa Kerajaan
Masa kerajaan ini ditandai oleh masuknya pengaruh luar sebagai unsur asing, antara lain kebudayaan Cina, Hindu-Budha, Islam, dan Barat. Kebudayaan
Cina kurang mendapat perhatian oleh para peneliti, karena kemungkinan dasar kepercayaan yang hampir sama dengan masyarakat pribumi, yaitu percaya
kepada roh-roh leluhur, sehingga kurang begitu nyata pada perubahan sistem kemasyarakatannya. Barangkali pula karena nenek moyang yang menghuni
Indonesia oleh para pakar kebudayaan dikatakan imigran dari daratan Asia, yaitu wilayah Cina bagian Selatan. Pengaruh budaya Cina ini berbeda dengan pengaruh
asing lainnya terutama pengaruh Hindu, Islam, dan Barat. Pengaruh ini sangat nyata pada stratiikasi sosial hirarkis yang ditandai dengan adanya sistem kelas
sosial, yaitu masyarakat adat atau rakyat dan masyarakat bangsawan atau istana. Sistem ini cukup langgeng dari awal berdirinya kerajaan-kerajaan sekitar abad
ke-4 sampai awal abad ke-20. Dengan adanya dua kelas sosial ini maka muncul dua wajah tari yang disebut tari rakyat dan tari istana atau tari klasik.
Pengaruh kebudayaan India atau HinduBudha semula berlangsung di Kalimantan dan Sumatra, tetapi proses akulturasi sangat kuat di Jawa dan Bali
Soedarsono, 1977. Jika masa praHindu manusia masih merupakan bagian dari kosmosnya, maka ketika masuk pengaruh Hindu dan berdirinya kerajaan-
kerajaan titik berat pusat orientasi kosmos terletak pada kedudukan sang raja. Tarian merupakan bagian yang menyertai
perkembangan pusat baru ini. Ternyata pada masa kerajaan ini, tari mencapai tingkat estetis
yang tinggi. Jika dalam lingkungan rakyat tarian bersifat spontan dan sederhana, maka
dalam lingkungan istana tarian mempunyai standar, rumit, halus, dan simbolis.
Jika ditinjau dari aspek gerak, maka pengaruh tari India yang terdapat pada tari-
tarian istana Jawa terletak pada posisi tangan, dan di Bali ditambah dengan gerak mata. Posisi
Gambar 7.2
Tari Bedhaya Sumber:
www.jawakidul.nl