“Dampaknya sangat baik karna mereka bisa mengetahui bahaya-bahaya yang timbul akibat dri
persalinan yang tidak di tolong oleh tenaga kesehatan. Angka kematian ibu pada saat bersalin juga disni
kurang…” P2Q8A7
“Kalau dampaknya saya rasa baik karena semua ibu- ibu antusias untuk membawa anakanya menimbang”
P4Q9A6
Pernyataan di atas juga diungkapkan oleh partisipan yang lainnya dengan kode P3Q8A5, P4Q8A6, P5Q8A6,
P6Q8A6, P5Q9A5 dan P6Q9A5.
4.3. Pembahasan
Pembahasan pada penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.
Penjabaran dalam penelitian dengan tujuan penelitian, menggunakan beberapa teori dalam pembahasan dan
menginterpretasikan tema yang sudah didapat dari penelitian. Dari hasil penelitian terhadap 6 riset partisipan dan didapatkan
6 tema yang dapat membantu menjawab tujuan umum dan juga tujuan khusus.
4.3.1 Bervariasinya Pemahaman Bidan tentang 10 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS
Pemahaman yang didasari oleh pengetahuan akan membantu bidan dalam mengidentifikasi permasalahan
kesehatan yang ada dimasyarakat serta dapat melakukan
promosi kesehatan PHBS. Bervariasinya pemahaman bidan mengenai PHBS diidentifikasi karena kurangnya
sumber informasi yang didapatkan. Notoadmodjo 2005 menyatakan bahwa sumber informasi adalah segala
sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi, sumber informasi dapat diperoleh dari mana
saja melalui media cetak seperti surat kabar, artikel, pamflet, poster dan buku. Media elektronik juga
merupakan salah satu sumber informasi seperti televisi, radio dan internet. Seiring berkembangnya teknologi akan
lebih mudah kita mendapatkan informasi yang kita inginkan, khususnya bagi tenaga kesehatan akan lebih
cepat mengetahui informasi-informasi terbaru terkait dengan kesehatan salah satunya informasi tentang 10
indikator PHBS. Sumber informasi tentang PHBS bisa didapatkan melalui media cetak dan media elektronik.
Depkes 2011 menyatakan sumber informasi kesehatan seperti indikator PHBS bisa didapatkan dari sosialisasi,
pelatihan dan pertemuan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan atau Rumah Sakit. Dalam penelitian ini juga
didapatkan bahwa pertemuan bulanan seperti lokakarya mini dalam perencanaan dan pengawasan promosi
kesehatan merupakan salah satu bentuk sumber informasi bagi tenaga kesehatan yang bekerja di
puskesmas tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terlihat
bahwa di ruang KIA tidak terdapat pamflet, poster atau buku yang memuat informasi tentang 10 indikator PHBS, padahal
dengan menempelkan poster selain untuk dibaca oleh pasien yang datang memeriksa secara tidak langsung dapat
membantu bidan untuk lebih memahami semua indikator PHBS. Hasil wawancara peneliti didapatkan bahwa bidan
koordinator sudah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh dinas kesehatan dan belum sempat mengumpulkan semua
bidan untuk melakukan sosialisasi dari hasil pelatihan yang didapatkan karena yang mengikuti pelatihan tersebut hanya
bidan koordinatornya saja. Menurut Wigati 2006, sosialisasi merupakan proses seseorang dalam mempelajari
sesuatu hal yang tidak diketahui sebelumnya dan dapat membantu memberikan pemahaman. Upaya yang dapat
dilakukan untuk
memberikan pemahaman
dan menyebarluaskan informasi salah satunya adalah dengan
melakukan sosialisasi. Menurut Depkes RI 2005, sosialisasi merupakan penyebarluasan informasi dari satu
pihak kepada
pihak-pihak lainnya
sehingga dapat
menciptakan pemahaman
yang baru.
Bervariasinya pemahaman bidan tentang 10 indikator PHBS pada studi ini
dapat diasumsikan kurangnya sosialisasi dari bidan koordinator kepada bidan yang lainya dan kurangnya
paparan sumber informasi yang didapatkan. Pemahaman bidan tentang semua indikator PHBS
sangat penting bagi masyarakat. Hasil penelitian Rini 2011 menyatakan
bahwa sumber
informasi PHBS
yang didapatkan oleh masyarakat sebagian besar didapatkan dari
petugas kesehatan, peran dan dukungan dari petugas kesehatan sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
dalam menjaga kebersihan. Hasil penelitian Edison, dkk., 2013
menyatakan bahwa
sebagian besar
dari respondennya belum penah mendengar istilah PHBS,
sehingga PHBS pada tatanan rumah tangga masih belum diterapkan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Fitri 2013, untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dibutuhkan pemberi informasi seperti dokter dan
bidan untuk memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat, serta menjadi
tempat bertanya bagi masyarakat tentang masalah-masalah
kesehatan yang
terjadi. Rodiyatun
2016 dalam
penelitiannya mengatakan bahwa tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam memberikan informasi tentang
PHBS sehingga dapat membantu untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu
pengetahuan bidan tentang 10 indikator PHBS sangatlah penting untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan
informasi tentang kesehatan. Informasi tentang PHBS yang didapatkan oleh
masyarakat tidak hanya berasal dari petugas kesehatan saja melainkan bisa didapatkan dari sumber informasi yang lain
seperti media massa. Berdasarkan penelitian Kristiyah 2012, siswa lebih banyak mendapatkan informasi PHBS tentang
mencuci tangan pakai sabun melalui media massa cetak seperti koran dan juga media elektronik seperti televisi. Selain
itu penelitan Hermawan, dkk. 2013 menyatakan bahwa peran aktif dari dinas kesehatan juga dapat membantu
masyarakat dalam menjaga kesehatan. Informasi yang didapatkan oleh masyarakat tentang PHBS tidak semua
didapatkan dari tenaga kesehatan, tetapi juga dari media massa dan media elektronik. Penelitian dari Windari 2005
menunjukan bahwa
adanya hubungan
erat antara
pengetahuan ibu dengan penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga. Hal tersebut menunjukan bahwa ibu yang
berpengetahuan baik
akan berpeluang
besar untuk
melaksanakan PHB. Dengan demikian pengetahuan yang baik tentang PHBS pada tatanan rumah tangga beserta
semua indikatornya akan menentukan pembentukan sikap yang positif terhadap pelaksanaannya.
4.3.2 Perencanaan dan Pengawasan Promosi Kesehatan Dilakukan Secara Rutin