commit to user
71
Reporter dalam hal ini redaktur tidak berada di lokasi kejadian dan sewaktu penyajian ia tidak muncul di layar.
Mengacu pada ROSS tersebut, maka penulis lebih sering dan hampir setiap liputan menggunakan jenis
reporter on the spot a nd off the screen.
Namun pernah juga dua kali reporter melakukan
reporter on thee spot a nd on the screen
pada liputan Mie Sapi dan liputan Angkringan Rasa Café.
c. Sebagai pewawancara
Reporter juga memiliki peran sebagai pewawancara atau interviewer. Seorang reporter yang berada di lapangan harus segera mengetahui siapa
yang akan dijadikan sebagai narasumber, baik untuk direkam on the record maupun tidak direkam off the record. Hal ini sangat
menentukan peran reporter. Bila ia tak memiliki narasumber dan hanya mengandalkan nalar dari reporter, maka berita itu belum sepenuhnya
valid karena tidak secara langsung berasal dari narasumber yang berkaitan dan belum tentu benar menurut orang lain.
Setelah menentukan narasumber, reporter harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan wawancara. Untuk melakukan wawancara
kepada pejabat di acara tertentu misalnya, biasanya penulis menunggu saat acara telah selesai, karena pada saat itulah kesempatan untuk
mendapatkan pendapat dari orang tersebut. Namun untuk melakukan wawancara dengan pejabat biasanya harus berebutan tempat dengan
rekan-rekan dari media lain sehingga penulis dituntut untuk sigap dan
commit to user
72
berada di depan agar mendapatkan wawancara dan gambar seperti yang diharapkan.
Berbeda dengan melakukan wawancara untuk berita yang tidak terlalu terikat waktu, wawancara bisa dilakukan pada saat bertemu langsung
atau tergantung keinginan narasumber. Bahan untuk wawancara atau perrtanyaan yang akan disampaikan ke
narasumber untuk sesi wawancara juga harus disusun reporter, baik dicatat maupun langsung disampaikan ke narasumber atau interviewee.
Reporter juga harus kritis terhadap narasumber yang mulai melebarkan topik yang tidak penting. Ia harus segera mengembalikan percakapan ke
inti topik yang diingikan.
d. Penulis naskah berita
Seorang reporter dituntut untuk bisa menyusun data hingga menjadi naskah berita yang akan digunakan untuk proses dubbing atau voice
over. Di Lensa 44, proses voice ove atau VO biasa dilakukan oleh produser atau presenter yang bertugas.
Untuk menulis berita televisi, biasanya menggunakan bentuk piramida terbalik. Berikut tahapan piramida terbalik menurut IG. Hananta
Sumarno 2009: 12
commit to user
73
Lead
Atmosfir
Background
Fakta Pendukung
Lea d
: yang dimasukkan dalam lead justru bagian klimaks atau inti persoalan. Jadi apa yang paling penting dan paling utama dari informasi
itulah yang diletakkan di alinea paling atas. Jadi waktu khalayak mendengar informasi tersebut, hanya dari alinea pertama saja dia sudah
bisa menangkap apa yang sebetulnya hendak diberitakan.
Atmosfir
: pada alinea berikutnya digambarkan suasana atau atmosfir inti cerita. Isinya berupa penggambaran suasana peristiwa dan dukungan
fakta-fakta detail lainnya, yang melengkapi alinea pertama.
Background
:pada alinea ini dijabarkan latar belakang peristiwa.
commit to user
74
latar belakang peristiwa, diungkap di alinea ini. Alinea ini memberi gambaran lebih luas sekitar sebab-sebab peristiwa.
Fa kta Pendukung
: pada alinea ini diuraikan fakta-fakta lainnya yang merupakan pelengkap. Tapi bagian ini dicatat merupakan bagian yang
tidak terlalu penting dibanding alinea sebelumnya. Karena itu ketika iperpendek, maka biasanya
bagian inilah yang akan dipotong. Karena tanpa alinea ini tidak mengurangi pemahaman khalayak atas inti materi yang diudarakan.
Penulis biasa menggunakan tahapan menulis berita yang seperti diatas. Sehingga saaat produser menginginkan naskah yang lebih pendek,
bagian terakhir tidak digunakan produser.
e. Sebagai wakil dari instansi