tersebut,  diperoleh  skor  keterampilan  menulis  cerpen  kelompok  kontrol  dan kelompok  eksperimen.  Deskripsi  perbedaan  keterampilan  menulis  cerpen  siswa
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sebagai bertikut.
1. Perbedaan Keterampilan Menulis Cerpen antara Kelompok yang diberi
Perlakuan dan Tanpa Perlakuan
Hasil skor rata-rata pretest pada kelompok kontrol adalah 70,80 dengan skor tertinggi  80,00  dan  skor  terendah  65,00.  Pada  kelompok  eksperimen    skor  rata-
rata  pretest  adalah  69,03  dengan  skor  tertinggi  74,00  dan  skor  terendah  61,33. Melihat  perbandingan  skor  kelompok  kontrol  dan  eksperimen  tersebut  dapat
disimpulkan  bahwa  kedua  kelompok  tersebut  tidak  begitu  memiliki  perbedaan skor  yang  signifikan.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  rerata  keterampilan  menulis
awal pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen bisa dikatakan setara. Dengan  demikian,  dapat  disimpulkan  bahwa  keterampilan  menulis  cerpen  awal
pretest  masing-masing  siswa,  baik  dalam  kelompok  kontrol  maupun  kelompok eksperimen.
Dilihat dari hasil  pretest diatas, dapat diketahui  bahawa skor keterampilan meulis  cerpen  yang  dimilki  kelompok  kontrol  dan  kelompok  eksperimen  masih
rendah.  Rendahnya  kemempuan  menulis  cerpen  tersebut  dipengaruhi  beberapa hal, diantaranya ada beberapa cerpen yang yang ditulis siswa baik pada kelompok
kontrol  maupun  kelompok  eksperimen  masih  seperti  pengelaman  pribadi  siswa. Siswa  cenderung  menceritakan  pengalaman  pribadi  yang  mereka  alami  tanpa
memperhatikan  unsur-unsur  yang  ada  dalam  cerpen.  Salah  satunya  tidak  adanya konflik  yang  terjadi  pada  penceritaan  pengalaman  pribadi  yang  ditulis  siswa.
Sehingga cerpen yang siswa tulis cenderung tidak menarik untuk dibaca.
Selain  hal  tersebut  diatas,  rendahnya  keterampilan  menulis  cerpen  yang dimililiki  siswa  juga  disebabkan  karena  siswa  masih  kurang  paham  mengenai
materi  menulis  cerpen.  Hal-hal  apa  saja  yang  harus  diperhatikan  dalam  menulis cerpen.  Segi  mekanik  juga  sering  diabaikan  siswa.  Walaupun  cerpen  merupakan
karya  sastra,  tetapi  kaidah  penulisan  juga  harus  memperhatikan  pedoman  yang ada.  Selain  itu,  mereka  kesulitan  mendapatkan  ide  untuk  mengembangkannya
menjadi sebuah cerita. Ditinjau dari proses kreatif  yang meliputi  pemunculan ide dan penggunaan
unsur-unsur  pengembangan  cerpen,  maka  dapat  dikatakan  bahwa  sebagian  besar cerpen yang ditulis siswa idenya berasal dari pengalaman pribadi mereka masing
masing. Alur yang digunakan siswa yaitu alur maju dan mundur. Penokohan yang digunakan  para  siswa  disesuaikan  dengan  imajinasi  penulis  dan  disesuiakan
dengan  karakter  mereka.  Tema  yang  dimunculkan  pada  cerpen  siswa,  sebagian besar  mengankat  tema  yang  berkaitan  dengan  pengalaman  mereka  masing-
masing.  Tema  yang  dimunculkan  meliputi  persahbatan,  percintaan,  dan  rekreasi atau liburan.  Latar  yang dimunculkan oleh para siswa,  yaitu latar tempat,  waktu,
dan  suasana.  Bahasa  yang  dimunculkan  pada  siswa  menggunakan  bahasa  yang lugas dan bahasa yang tidak resmi sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Hasil pretest keterampilan menulis cerpen kelompok kontrol dan kelompok eksperimen  menunjukkan  bahwa  tidak  ada  perbedaan  tingkat  keterampilan
menulis  cerpen  antara  kedua  kelompok  tersebut.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen  berangkat dari titik tolak yang sama.
Setelah  kedua  kelompok  dianggap  sama,  masing-masing  kelompok  diberi