C. Identifikasi Variabel Penelitian
Olson dan Defrain 2006 mengatakan kepuasan pernikahan adalah perasaan yang bersifat sujektif dari pasangan suami istri
mengenai perasaan bahagia, puas, dan menyenangkan terhadap pernikahannya secara menyeluruh. Pada umumnya, kepuasan
pernikahan berkenaan dengan bagaimana suami maupun istri menggambarkan dan mengevaluasi kualitas dari hubungan
pernikahannya. Dalam kepuasan pernikahan juga terdapat aspek- aspek kepuasan pernikahan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan pernikahan yang telah dipaparkan di Bab 2 kemudian dinarasikan atau dielaborasikan di Bab 4 pada hasil dan
pembahasan.
Sebagai acuan dalam wawancara, penelitian ini menggunakan teori pengertian kepuasan pernikahan menurut Olson dan Defrain
2006 dan aspek-aspek kepuasan pernikahan dari Olson dan Fowers 1993 yaitu kepribadian, komunikasi, resolusi konflik,
pengaturan keuangan, kegiatan diwaktu luang, hubungan seksual, anak dan pengasuhan anak, keluarga dan teman, kesetaraan peran,
orientasi agama.
D. Sumber Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepuasan pernikahan pada wanita yang menikah melalui ta’aruf. Oleh sebab
itu sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa data yang
didapatkan dan diusahakan oleh peneliti sendiri, yaitu melalui wawancara dan observasi. Sedangkan data sekunder merupakan
data yang didapatkan dari data-data kepustakaan dan berkaitan dengan penelitian ini.
Dalam penelitian kualitatif, dikenal istilah pelaku penelitian. Pelaku penelitian adalah sumber data dalam informasi yang disebut
sebagai informan Pattilima, 2005. Informan adalah mereka yang memberikan informasi. dalam penelitian ini para pelaku peneliti
adalah pasangan yang menikah melalui proses ta’aruf.
E. Subjek penelitian
1. Teknik Penentuan Subjek Penelitian Prosedur pengambilan sampel dalam penelitian ini
berdasarkan konstruk operasional theory-basedoperasional construct sampling. Poerwandari 2007 mengungkapkan
bahwa pengambilan sampel berdasarkan teori, atau berdasarkan konstruk operasional dilakukan dengan memilih sampel dengan
kriteria tertentu, berdasarkan teori atau sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel dipilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan,
yaitu merupakan individu yang menikah melalui proses ta’aruf. Hal ini dilakukan agar sampel benar-benar representatif artinya
dapat mewakili fenomena yang dipelajari.
2. Karakteristik Subjek Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui
bagaimana kepuasan pernikahan pada pasangan yang menikah melalui proses ta’aruf, maka sumber data yang diambil haruslah
memenuhi karakteristik demikian. a. Berjenis kelamin perempuan dan masih memiliki pasangan
tidak bercerai atau meninggal. Adapun pemilihan subjek
tersebut karena menurut Holahan dan Levenson dalam Lemme, 1995 bahwa wanita lebih sulit merasakan
kepuasan pada pernikahannya karena pada umumnya wanita lebih sensitif daripada pria dalam menghadapi masalah
dalam hubungan pernikahan.
b. Usia pasangan, baik suami ataupun istri tergolong dalam rentang usia antara 20 sampai 40 tahun. Menurut Hurlock
1999 rentang usia ini tergolong masa dewasa muda. Adapun pemilihan usia tersebut karena penulis berasumsi
penikahan dengan usia pernikahan yang cukup untuk penelitian umumnya berada pada rentang usia tersebut. Jika
pernikahan dilakukan sebelum atau setelah masa ini, maka penyesuaian serta konflik yang terjadi dapat berbeda.
Kebahagiaan pernikahan sebagai seorang dewasa lanjut, misalnya dipengaruhi pula oleh kemampuan masing-masing
pasangan untuk menghadapi konflik-konflik personal, termasuk penuaan, sakit dan tentunya kematian Duvall
Miller dalam Santrock, 2012
c. Lama menikah antara 3-13 tahun dan memiliki anak minimal 1 orang dengan usia maksimal 12 tahun. Batasan
minimal tiga tahun dimaksudkan agar pasangan yang menjadi subjek dalam penelitian ini telah mempunyai
pengalaman hidup berkeluarga sehingga mampu merasakan baik adanya kepuasan, kebahagiaan serta konflik dan
permasalahan dalam pernikahan. Sedang batasan maksimal tiga belas tahun pernikahan dimaksud agar usia pernikahan
belum terlalu jauh dan belum memiliki anak berusia remaja.
Pernikahan dengan anak usia remaja memiliki permasalahan sendiri yang lebih rumit. Pembatasan usia pernikahan ini
juga mengikuti fase II, III, IV pernikahan menurut Duvall Miller 1985.
d. Pendidikan minimal Sekolah Menengah Atas SMA atau sederajat. Hal ini bertujuan agar responden dapat memahami
pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti.
3. Jumlah Subjek Penelitian Miles dan Huberman dalam Purwandari, 2007 menyatakan
bahwa penelitian kualitatif sedikit banyak dapat dianalogikan dengan proses penyelidikan investigasi, tidak banyak berbeda
dengan kerja detektif yang harus mendapat gambaran tentang fenomena yang dimilikinya.
Sarantakos dalam Poerwandari, 2007 menyatakan penelitian kualitatif tidak diarahkan pada jumlah sampel yang
besar, melainkan pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian. Pada dasarnya, jumlah partisipan dalam
penelitian kualitatif tidak ditentukan secara tegas di awal penelitian. Pada penelitian ini, rencananya menggunakan dua
subjek penelitian. Alasan utama pengambilan jumlah sampel tersebut dengan pertimbangan keterbatasan dari peneliti sendiri
baik waktu, biaya, maupun kemampuan peneliti.
F. Metode Pengumpulan Data