18
jaga di markas dan di setiap perjalanan. Umar pernah berkata kepada Sa’ad bin Abi
Waqqash, “Gerakkanlah para pengawasmu pada pasukan dan waspadalah terhadap
serangan musuh yang mengintaimu.”
Umar bin Khaththab juga memberi wasiat kepada para panglima perangnya untuk
membuat mata-mata dan menyebar intelijen ketika tiba di negeri musuh. Hal
itu dilakukan agar mereka mengetahui keadaan dan strategi musuh. Pada suatu
kesempatan, Umar berkirim surat kepada Sa’ad bin Abi Waqqash yang berisi, “Jika
engkau telah menginjakkan kaki di negeri musuh gerakkanlah mata-mata di antara
kalian dan mereka. Jangan sampai keadaan mereka tidak kamu ketahui. Hendaknya
orang Arab atau orang yang engkau percaya berada di sekitarmu, sehingga
engkau merasa tenang dengan nasihat dan kejujurannya. Ini karena kabar berita
pembohong besar tidak bermanfaat bagimu, meskipun engkau mempercayai
sebagian berita itu. Sementara seorang licik akan memata-mataimu dan tidaklah
memberi informasi padamu.
Ketika engkau mendekati negeri musuh, hendaklah engkau memperbanyak mata-
mata dan memperbanyak detasemen sehingga detasemen itu akan memutus
bala bantuan dan prasarana untuk mereka. Mata-mata itu akan mengintai kelemahan
musuh. Pilihlah dari kalangan pasukanmu orang-orang yang pandai dan kuat untuk
menjadi mata-mata. Pilihlah di antara mereka yang pandai menunggang kuda,
karena jika mereka bertemu musuh, pertama kali yang engkau dapatkan dari
mereka adalah pendapatmu yang kuat.”
e. Ditempatkan pada posisi yang tepat saat berperang
Umar bin Khaththab juga pernah memberi wasiat kepada Sa’ad bin Abi Waqqash
agar tidak menyerang musuh sebelum mengenali situasi dan kondisi medan
perang; baik internal ataupun eksternal, ketersediaan air dan rumput yang
melimpah, dan lain sebagainya.
Sebelum Perang Qadisiyah, Umar juga menulis surat kepada Sa’ad bin Abi
Waqqash agar berada di batu yang paling dekat dengan negeri mereka, karena
mereka akan lebih tahu dengan jalur- jalur mereka dibanding musuh, sehingga
ketika—misalnya—kalah, ia bisa mundur bersama pasukannya sehingga mereka bisa
terhindar dari terbunuh. Musuh tidak akan bisa mengejar mereka karena pengecut
dan tidak tahu jalur-jalurnya.
3. Memperhatikan Batas-Batas Wilayah Kekuasaan Islam
Lantaran kekhawatiran Umar bin Khaththab atas keselamatan umat Islam, serta kebenciannya
terhadap Romawi saat berperang dengan mereka, maka tatkala disebut Romawi, Umar akan berujar,
“Demi Allah Saya sangat ingin sekali jika sekiranya di antara kita dan Romawi ini ada jalan yang
dipenuhi dengan bara api, sehingga semakin jelas mana wilayah kita dan mana wilayah mereka.”
65
Umar juga pernah mengatakan perkataan yang serupa mengenai bangsa Persia tentang batas-batas
wilayah Islam, “Demi Allah Jika sekiranya di antara kampung dan gunung terdapat batas, mereka tidak
menerobos pada kita dan kita tidak menerobos pada mereka, cukuplah kampung itu bagi kita. Aku
sangat mementingkan keselamatan umat Islam daripada harta rampasan perang anfal.”
66
Umar memerintahkan agar mendirikan basis- basis militer Islam yang memiliki beberapa tugas
dan misi yang selain untuk tujuan militer juga untuk menjaga keselamatan umat Islam. Ditambah
lagi bahwa basis-basis militer itu menjadi pusat militer di tempat-tempat strtegis yang terletak pada
batas-batas antara basis militer itu dengan negeri- negeri yang telah dibebaskan. Di antara fungsi basis
militer itu adalah menangkis serangan musuh dari
65 Ash-Shallabi, Fashl Al-Khitab ...
, hal. 612. Dinukil dari Tatikh Al- Ya’qubi, jilid.2, hal. 155.
66 Ath-Thabari, Tarikh ar-Rusul wa Al-Muluk, jilid. 4, hal. 28.
19
luar dan sebagai pusat konsentrasi pasukan dan penyebaran Islam.
Saat itu Islam sudah menguasai Basrah dan Kufah yang bersebelahan dengan Persia dan Fustat
di Mesir dan kota-kota pelabuhan berikut pantainya, serta pantai-pantai di Syam untuk menangkal
serangan Romawi dari laut dan menempatkan empat pasukan setelah itu. Empat pasukan itu
adalah pasukan Homs, pasukan Damaskus, pasukan Yordania, dan pasukan Palestina. Ini di
samping kamp-kamp militer, benteng-benteng yang berada di pelabuhan, yang pasukan Islam
telah berhasil mengusir musuh dari sana dan menguasainya, serta menjadikannya sebagai basis
militer mereka, selain juga menempatkan pasukan mereka di sana untuk menjaga batas-batas wilayah
Islam.
67
Tatkala pasukan Islam maju untuk melakukan pembebasan, pada akhir perluasan wilayah,
mereka selalu mendirikan kota untuk menjaga perbatasan, membiayai pasukan penjaga dan
dipimpin oleh panglima yang paling mumpuni. Di antara prosedur paling penting yang dibuat Umar
bin Khaththab di wilayah Irak dan Masyriq adalah gudang senjata yang dibangun di tengah-tengah
pasukan Islam dan Persia. Umar juga pernah berpesan kepada Sa’ad bin Abi Waqqash sebelum
perang Qadisiyah, “Jika engkau sudah usai Perang Qadisiyah, hendaknya gudang senjata kalian
berada di wilayah tersebut.”
68
4. Membangun Pola Hubungan dengan Penguasa Persia dan Romawi