20
2.
Ekspektasi hasil outcome expectation atau perkiraan atau estimasi diri
bahwa tingkah laku yang dilakukan diri itu akan mencapai hasil tertentu.
2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Self - Efficacy
Banyak faktor yang memang sangat mempengaruhi self-efficacy seseorang. Self-efficacy beragam dalam tiap-tiap situasi, individu dapat memiliki
self-efficacy yang relatif tinggi dalam satu situasi, tetapi tidak pada situasi lainnya, misalnya. Hal ini tergantung dari kompetensi dirinya bagi aktivitas yang berbeda-
beda dalam tuntutan, tingkat persaingan diantara individu, predisposisi pribadi dalam menghadapi kegagalan, dan kondisi fisiologis berkaitan juga dengan
kesehatan diri secara fisikal mapun psikis. Di sisi lainnya juga dipengaruhi oleh penilaian pribadi tentang hal
kemampuan dirinya tersebut. Penilaian yang salah atau keliru terhadap kemampuan diri akan berdampak signifikan terhadap efikasi diri orang tersebut.
Penilaian diri yang tepat akan mendorong individu untuk melakukan suatu tugas atau tantangan dengan realistis dan memberikannya motivasi internal untuk
pengembangan diri dalam mencapai proses aktualisasi diri yang sehat Maslow,
melalui Hall, 1993.
Menurut Bandura, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan
self-efficacy seseorang antara lain :
1. Pencapaian secara aktif
Faktor ini merupakan faktor yang sangat penting sebagai sumber pembentukan efikasi seseorang karena hal ini berdasarkan kepada
21
kenyataan keberhasilan seseorang dapat menjalankan suatu tugas atau ketrampilan tertentu akan meningkatkan self-efficacy dan kegagalan yang
berulang akan mengurangi efikasi diri. 2.
Pengalaman tidak langsung Dengan melihat kesuksesan orang lain yang memiliki kesamaan
dengan pengamat akan dapat meningkatkan harapan self-efficacy pengamat, dapat menilai dirinya memiliki kemampuan seperti yang
dimiliki orang yang diamati sehingga dapat melakukan usaha-usaha untuk memperoleh atau meningkatkan ketrampilannya. Dengan prinsip yang
sederhana, jika orang lain dapat melakukannya begitu pula dengan saya. Pengamat dapat melihat cara-cara dan ketrampilan orang yang diamatinya.
Dengan model yang kompeten pengamat dapat belajar cara-cara yang efektif untuk menghadapi hambatan maupun keadaan yang menakutkan.
3. Persuasi verbal Persuasi verbal sering digunakan untuk meyakinkan seseorang
tentang kemampuannya sehingga dapat memungkinkan dia meningkatkan usahanya untuk mencapai yang ditujunya. Persuasi verbal ini akan
berlangsung efektif bila berdasarkan realita dan memiliki alasan untuk meyakinkan dirinya bahwa individu dapat mencapai apa yang
ditujukannya melalui tindakan nyata. Namun tidak efektif bila tidak berdasarkan alasan yang kuat dan realita. Persuasi akan meningkatkan dan
menguatkan self-efficacy seseorang sehingga mengarahkan untuk berusaha keras mencapai tujuan. Dalam hal ini pengaruh persuasi pada seseorang
22
berlangsung untuk meningkatkan perkembangan keterampilan dan self- efficacy.
4. Keadaan fisiologis Seseorang
akan memperoleh
informasi melalui
keadaan fisiologisnya dalam menilai kemampuannya sehingga akan cenderung
memiliki harapan kesuksesan dalam melakukan tugas yang lebih besar, bila dalam kondisi yang tidak diwarnai oleh ketegangan dan tidak
merasakan adanya keluhan atau gangguan somatis dalam dirinya. Sebab ketegangan akan mengakibatkan seseorang menjadi terhambat dalam
berunjuk kerja yang baik. Dalam kegiatan sehari-hari yang meliputi kegiatan stamina dan kekuatan fisik, seseorang akan melihat kelelahan dan
sakit sebagai indikasi ketidak efektifan fisiknya sehingga akan mempengaruhi unjuk kerjanya. Hal ini akan berpengaruh terhadap efikasi
dirinya, sehingga unjuk kerjanya menjadi tidak optimal. Astutik,2003
2.2.6 Aspek –aspek Self - Efficacy