4
kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, baik terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, Negara, maupun Tuhan YME. Selanjutnya
dituliskan bahwa kedisiplinan merupakan sikap dan perilaku yang menunjukkan ketertiban dan kepatuhan terhadap berbagai ketentuan dan
peraturan.
B. Teori – Teori Penerjemahan
1. Definisi Penerjemahan
Terdapat berbagai definisi dari penerjemahan yang bergantung pada titik pandang seseorang, sehingga mengakibatkan pencakupan
yang luas sampai yang sempit. Halim dan Monday 2004 : 2 menuliskan bahwa
“Penerjemahan adalah ekspresi tulis atau lisan yang berupa makna dari sebuah kata, ujaran, buku, dan lain sebagainya yang
disampaikan ke dalam bahasa lain ”.
Nida Taber dalam Tanjung 2015 : 3 menuliskan bahwa “Penerjemahan merupakan mereproduksi bahasa sumber ke bahasa
sasaran yang ekuivalen sealamiah mungkin dalam hal makna dan gaya.
” Masih dalam buku yang sama Catford menuliskan bahwa
“Penerjemahan merupakan pengalihan materi teks ke dalam bahasa lainnya
”. Tampak bahwa definisi yang ketiga yang tersempit, yaitu hanya menyebutkan teks tertulis saja. Definisi yang pertama lebih luas,
karena mencangkup ekspresi tulis atau lisan. Yang dipilih adalah definisi yang kedua, karena diutamakan ekuivalensi sealamiah
mungkin dalam hal makna dan gaya.
2. Proses Penerjemahan
Terdapat dua proses penerjemahan menurut Viney dan Darbelnet dalam Munday 2001 : 56-58 , yaitu yang langsung, yang terdiri dari
borrowing
,
qalque
, dan
literal translation
. Apabila cara langsung ini tidak memberikan makna yang sesuai, berbeda sama sekali, tidak
5
sesuai dengan struktur bahasa atau secara teori konteks tidak masuk akal, maka digunakan cara tidak langsung, yaitu dengan transposisi,
modulasi, ekuivalensi dan adaptasi.
Borrowing
berarti meminjam istilah dari bahasa sumber, qalque adalah penggunaan langsung kata bahasa sumber, yang telah
disesuaikan penulisannya dalam bahasa sasaran. Contohnya :
computer
menjadi komputer.
Literal translation
merupakan penerjemahan kata per kata. Tepat digunakan untuk menerjemahkan dua bahasa yang
memiliki struktur bahasa yang sama. Contohnya :
I have a book
menjadi ‘ Saya memiliki sebuah buku’, Dalam cara yang tidak langsung adalah antara lain dengan cara
transposisi, yang merupakan penerjemahan dengan mengubah satu bagian wacana tanpa mengubah makna. Perubahan nomina dalam
bahasa sumber menjadi adjektiva dalam bahasa sasaran. Contoh :
Ich habe Hunger
menjadi ‘ Saya lapar’, serta bentuk gramatikal lainnya, seperti perubahan singular menjadi plural, verba simpleks menjadi
kompleks. Modulasi merupakan pengubahan unsur semantic dan cara pandang
yang berbeda di kedua bahasa tersebut, seperti bentuk positif menjadi negative, kalimat aktif menjadi pasif dan sebaliknya.
Ekuivalensi merujuk pada ujaran yang sama yang ditujukan pada konteks yang sama, tetapi dengan menggunakan cara yang berbeda.
Biasanya dipakai untuk menerjemahkan idiom atau peribahasa. Adaptasi adalah penyesuaian yang digunakan dalam penerjemahan
karena di dalam bahasa sasaran tidak terdapat kata yang sesuai maknanya dengan yang dalam bahasa sumber. Contohnya : sholat
maghrib di adaptasi dengan sholat setelah matahari tenggelam.
6
3. Teori Penerjemahan
Terdapat berbagai teknik penerjemahan yang dilakukan oleh seorang penerjemah. Apakah dia mengutamakan pembaca teks sasaran
Bsa atau bahasa sumber Bsu . Masing-masing pilihan tersebut mempunyai ketentuan yang berlawanan, yaitu forenasi dan
domestikasi. Newmark 1987 : 45 mengajukan diagram V sebagai berikut.
Orientasi Bsu bahasa sumber Orientasi Bsa bahasa sasaran
Penerjemahan kata per kata Adaptasi
Penerjemahan literal Penerjemahan bebas
Penerjemahan loyalsetia Penerjemahan idiomatic
Penerjemahan semantik Penerjemahan komunikatif
Gambar 1 : Diagram V Newmark 1987 : 45
4. Materi yang Diterjemahkan
Dokumen resmi berbahasa Indonesia, seperti KTP, KK, Ijazah SMAsederajat, Sertifikat Lulus SMAsederajat, Akte Lahir, Akte
Nikah, Akte Kematian, Ijazah S1Transkrip nilai, SKCK, berbagai macam Surat Keterangan, CV. Kesemua dokumen ini diterjemahkan
ke dalam bahasa Jerman jika seseorang ingin kuliah, hidup atau menikah dan tinggal di Jerman.
5. Penilaian Penerjemahan
Terdapat berbagai teori tentang menilai suatu karya terjemahan. Kautz 2002 : 284 menyebutkan berbagai criteria tersebut, yaitu
kesalahan makna, ungkapan, teknik penulisan, gaya bahasa, srtuktur kalimat
ThemaRhema
, kesalahan koherensi, kultur, inkosekuensi, dan
Lay out
.
7
Machali 2009 : 159-164 menuliskan kriteria linguistik, semantik, dan pragmatik untuk menilai karya penerjemahan. Penilaian
bisa dari segi positif atau negative, yaitu melihat ada atau tidaknya penyimpangan referensial yang terjadi.
Larson 1984 : 485 menulis bahwa hasil terjemahan dapat dinilai dari ketepatan, kejelasan, dan kewajarannya.
8
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian dan Latar Belakang Subjek Penelitian