Tinjauan Penelitian Terdahulu Metode Penelitian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 14 Menurutnya, ada lima faktor yang muncul bersamaan dengan kekuasaan kharismatik yaitu: 1. Adanya seseorang yang memiliki bakat luar biasa 2. Adanya krisis sosial 3. Adanya sejumlah ide radikal untuk memecahkan krisis tersebut 4. Adanya sejumlah pengikut yang percaya bahwa seseorang itu memiliki kemampuan luar biasa yang bersifat transcendental dan supranatural. 5. Serta adanya bukti yang terus berulang bahwa apa yang dilakukan itu mengalami kesuksesan. Bukti dari kepemimpinan kharisma diberikan oleh hubungan pemimpin-pengikut. Seperti dalam teori awal oleh House 1977, seorang pemimpin yang memiliki kharisma memiliki pengaruh yang dalam dan tidak biasa pada pengikutnya. Para pengikut merasa mereka bahwa keyakinan pemimpin adalah benar, mereka bersedia mematuhi pemimpin, mereka merasakan kasih sayang terhadap pemimpin, secara emosional mereka terlibat dalam misi kelompok atau organisasi, mereka memiliki sasaran kinerja yang tinggi, dan mereka yakin bahwa mereka dapat berkontribusi terhadap keberhasilan dari misi itu. 19

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu yang telah penulis teliti, penulis tidak menemukan karya yang meneliti tentang judul yang saat ini peneliti bahas, yakni tentang KH. Mastur Asnawi studi peran sosial keagamaan pada 19 Yuk ǃ . Kepemimpinan Dalam Organisasi Jakarta: Index, 2005, 294. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 15 masyarakat kota Lamongan tahun 1919-1982. Namun penulis menemukan beberapa referensi yaitu: 1. Dokumen yang berupa arsip profil singkat tentang Masjid Agung Lamongan yang menceritakan tentang peranan KH. Mastur Asnawi. 2. Buku yang berjudul “Figur-Figur Kiaiku Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Lamongan” karangan dari Drs. H. Achmad Chambali, buku ini menjelaskan tentang sekilas riwayat hidup KH. Mastur Asnawi. 3. Skripsi dari Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Adab Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam tahun 1994 yang berjudul “Peran serta ulama dalam pembangunan masyarakat di desa Blajo kecamatan Kaliteng ah kabupaten Lamongan”. Dari beberapa referensi di atas masih banyak yang harus diambil sebagai bahan referensi ataupun informasi dalam penulisan skripsi ini.

G. Metode Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti sejarah yang berkaitan dengan penerapan metode sejarah adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Topik Pada umumnya dalam melakukan suatu penelitian sejarah, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik, dalam menentukan topik harus topik sejarah yang dapat diteliti sejarahnya. 20 Tema skripsi ini adalah “KH. Mastur Asnawi Studi Peran Sosial 20 Kuntowijiyo, Pengantar Ilmu Sejarah Yogyakarta: Bentang Budaya, 1995, 90. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 16 Keagamaan Pada Masyarakat Kota Lamongan Tahun 1919- 1982”. Alasan penulis menulis tema ini karena: a. Ulama atau kiai sering dijuluki sebagai pemimpin non formal saja, akan tetapi sesungguhnya ulama itu mempunyai pengaruh yang sangat besar di tengah-tengah masyarakat. Selain itu ulama mempunyai kharisma yang tinggi dan juga mempunyai kepribadian yang bisa dijadikan tauladan bagi santrinya serta masyarakat yang ada disekelilingnya, ulama juga bisa dijadikan inspirasi bagi generasi yang akan datang. b. Rasa ketertarikan penulis terhadap KH. Mastur Asnawi sebagai salah satu publik figur yang ada di sekelilingnya khususnya di kota Lamongan. 2. Pencarian data Heuristik Heuristik berasal dari bahasa Yunani heurishein yang artinya memperoleh, secara terminologi adalah suatu teknik, suatu seni mencari sumber dalam penelitian sejarah. 21 Diharapkan sejarawan sebagai peneliti mencari sumber yang utama yang berkaitan dengan penelitian, karena sejarah tanpa sumber maka tidak bisa bicara. 22 Maka sumber dalam penelitian sejarah merupakan hal yang paling utama yang akan menentukan bagaimana aktualitas masa lalu manusia bisa dipahami oleh orang lain. Adapun sumber yang digunakan, yakni: 21 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, 55. 22 Lilik Zulaicha, Metodologi Sejarah I Laporan Penelitian, 2005, 16. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 17 a. Sumber Primer adalah sumber yang dihasilkan atau ditulis oleh pihak- pihak yang secara langsung terlibat atau menjadi saksi mata dalam peristiwa sejarah 23 , dalam karya ini peneliti menggunakan sumber: 1 Dokumen yang berupa arsip profil singkat tentang Masjid Agung Lamongan 2 Karangan kitab KH. Mastur Asnawi Tadzkiroh. 3 Sertifikat tanah musholla di Kenduruan sebagai tanda bukti hak milik 4 Sertifikat tanah Madrasah Islam Nahdlatul Ulama’ Lamongan sebagai tanda bukti hak milik 5 Surat pernyataan waqaf Masjid Agung Lamongan b. Sumber Sekunder adalah sumber yang dihasilkan oleh orang yang tidak terlibat atau menyaksikan secara langsung peristiwa yang ditulis. 24 1 Wawancara langsung dengan KH. Mahbub Mastur putra KH. Mastur Asnawi di Kranggan Lamongan. 2 Wawancara langsung dengan H. Moch Yunani selaku takmir dan santri KH. Mastur Asnawi. 3 Achmad Chambali, Enam Figur Ketua DPRD Kabupaten Lamongan 1951-2004. Lamongan: Sanggar Pusaka, 2003. 4 Achmad Chambali, Pemerintah Kabupaten Lamongan Daerah Tingkat II Lamongan Figur-Figur Kiaiku. Tanpa Tahun Terbit. 23 Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, 64. 24 Ibid., 24. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 18 3. Kritik Sumber Kritik sumber dilakukan terhadap sumber-sumber pertama, kritik ini menyangkut verivikasi sumber yaitu pengujian mengenai kebenaran atau ketepatan akurasi dari sumber itu. Dalam metode sejarah dikenal dengan kritik ekstern mencari kredibilitas sumber dan kritik intern mencari otentisitas sumber. Kritik Ekstern adalah proses untuk melihat apakah sumber yang didapatkan autentik ataukah tidak, sedangkan kritik intern adalah upaya yang dilakukan untuk melihat apakah isi sumber tersebut cukup layak atau tidak. 25 4. Interpretasi atau Penafsiran Interpretasi atau Penafsiran sering disebut sebagai subyektivitas, 26 adalah tahapan yang memberikan penafsiran atas data yang tersusun menjadi fakta juga merupakan suatu usaha sejarawan untuk mengkaji kembali terhadap sumber-sumber yang ada, apakah sumber-sumber yang didapatkan dan yang telah teruji keasliannya dapat saling berhubungan. Maka peneliti melakukan penafsiran terhadap sumber atau data yang telah didapatkan. Interpretasi juga menguraikan hal setelah data terkumpul dan dibandingkan, lalu disimpulkan untuk ditafsirkan sehingga dapat diketahui kualitas dan kesesuaian dengan masalah yang dibahas. 5. Penulisan Historiografi Historiografi adalah cara penyusunan dan pemaparan hasil penelitian dalam bentuk tulisan yang didapatkan dari penafsiran sumber- 25 Lilik, Metodologi Sejarah I, 160. 26 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, 100. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 19 sumber yang terkait dengan penelitian ini. Dalam buku lain, historiografi juga menunjuk kepada tulisan atau bacaan yang dapat diproses penulisan sejarah yakni. Mempersatukan didalam sebuah sejarah, unsur-unsur yang diperoleh dari rekaman-rekaman melalui penetrapan yang seksama. 27 Dalam hal ini penulis berusaha menuliskan laporan penelitian ke dalam suatu karya ilmiah.

H. Sistematika Bahasan