PENDAHULUAN PEMUDA dan LINGKUNGAN STRATEGIS

I. PENDAHULUAN

Posisi dan peran penting pemuda sebagai pelaku pembangunan tidak diragukan lagi. Pemuda memiliki idealisme yang tinggi, energi tak terbatas, pemikiran yang dinamis serta keteguhan jiwa yang tak tergoyahkan. Pemuda merupakan pewaris masa depan bangsa, pemegang tongkat estafe pembangunan, Secara global, saat ini pemuda menduduki ranking pertama jumlah generasi yang mendominasi penduduk dunia. Sedangkan di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik BPS 2014, populasi pemuda mencapai sekitar 61,83 juta jiwa atau 24,53 persen dari jumlah penduduk Indonesia 1 . Bahkan pada Pemilihan Umum tahun 2014 pemuda menguasai kurang lebih 40 persen suara 2 .Pada 2015 jumlah pemuda mencapai 62,4 juta orang sehingga jumlah kaum muda di Indonesia mencapai 25 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Jumlah pemuda yang besar tersebut sudah sepatutnya memberikan kontribusi yang positif terhadap pembangunan nasional. Pemuda harus menjadi bagian yang dipertimbangkan serta tak terpisahkan dalam proses-proses pembangunan. Dewasa ini terlihat kecenderungan bangkitnya pemuda mewarnai berbagai sektor pembangunan seperti industri kreatif, politik, pendidikan, teknologi, kewirausahaan, maupun kesukarelawanan. Namun di sisi lain pemuda masih menghadapi permasalahan pokok seperti rendahnya tingkat pendidikan, tingginya 1 Badan Pusat Statistik, Statistik Pemuda Indonesia 2014 h. 24 2http:www.pemilu.comberita201402jumlah-pemilih-pemilu-2014-pemuda- kuasai-40-persen-suara angka pengangguran, penyalahgunaan narkoba, tawuran dan kriminalitas maupun pornografi. Menurut data BPS per Agustus 2015, penduduk Indonesia yang bekerja masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 44,27. Adapun penduduk bekerja dengan pendidikan sarjana ke atas masih kecil sekali, hanya 8,33. Angkatan kerja pada Agustus 2015 berjumlah sebanyak 122,4 juta orang. Angka ini menunjukkan bahwa angkatan kerja dibanding Agustus 2014 bertambah sebanyak 510.000 orang. Namun penambahan angkatan kerja tersebut belum bisa terserap oleh dunia kerja. Akibatnya Tingkat Pengangguran Terbuka TPT mengalami peningkatan. Angka TPT pada Agustus 2014 tercatat sebesar 5,94, angka tersebut naik menjadi sebesar 6,18 pada Agustus 2015. Pada Agustus 2015, tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan didominasi oleh Sekolah Menengah Kejuruan SMK 12,65 persen, disusul Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54 persen, Sarjana 6,40 persen, Sekolah Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah Dasar ke bawah 2,74 persen. Survei Nasional Perkembangan Penyalahguna Narkoba Tahun 2014 yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional BNN menyebutkan bahwa jumlah penyalahguna narkoba diperkirakan ada sebanyak 3,8 juta sampai 4,1 juta orang yang pernah memakai narkoba dalam setahun terakhir current users pada kelompok usia 10-59 tahun di tahun 2014. Dengan bahasa lain ada sekitar 1 dari 44 sampai 48 orang dari mereka yang berusia 10- 59 tahun masih atau pernah pakai narkoba di tahun 2014 3 . Sekitar 60 persennya berada dalam usia 17-27 tahun.Angka tersebut terus meningkat dengan merujuk hasil penelitian yang dilakukan Badan Narkotika Nasional BNN dan Puslitkes UI yang memperkirakan jumlah pengguna narkoba mencapai 5,8 juta jiwa pada tahun 2015. Sekitar 50 orang meninggal setiap hari karena narkoba dan kerugian ekonomi maupun sosial mencapai Rp 63 triliun per tahun. Angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba diperkirakan mencapai 104.000 orang yang berumur 15 tahun. Adapun pada skala yang lebih luas, pemuda Indonesia menghadapi tantangan yang jauh lebih besar. Daya saing Indonesia yang diukur melalui Global Competitiveness Index GCI 2015-2016 merosot ke posisi 37 setelah sebelumnya berada di posisi 34 pada tahun 2014-2015. GCI merupakan ukuran daya saing setiap negara dengan mengunakan 126 indikator yang dikelompokkan dalam 12 pilar yaitu kelembagaan, infrastruktur, lingkungan makro ekonomi, pendidikan dasar dan kesehatan, pendidikan tinggi dan pelatihan, efisiensi pasar barang, efisiensi pasar tenaga kerja, pengembangan pasar keuangan, kesiapan teknologi, ukuran pasar, kecanggihan bisnis, dan inovasi. Sementara di kawasan ASEAN, Indonesia telah bergabung dalam ASEAN Economic Community AEC atau sering disebut sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA,dimana negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersepakat untuk menciptakan suatu situasi perdagangan bebas, tidak ada hambatan bea 3 Laporan Akhir Survei Nasional Perkembangan Penyalahguna Narkoba Tahun Anggaran 2014, Badan Narkotika Nasional 2014, h. 16 cukai bagi negara pengimpor. Pembentukan AEC ini tentunya didasari oleh keinginan masing-masing negara anggota ASEAN untuk mampu bersaing ditingkat dunia. Kekuatan ekonomi sebuah negara dan khususnya di sebuah kawasan akan meningkatkan daya tawar dari negara tersebut. ASEAN ingin menjadi sebuah kekuatan ekonomi baru di dunia, mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak, mengatasi kesenjangan sosial, dan mampu melakukan penetrasi pasar dengan kualitas yang baik dan harga yang murah. Di sisi lain, terdapat beberapa kesimpulan tentang apa sebenarnya harapan dan keinginan pemuda di seluruh dunia, Kesimpulan ini diambill dari pertemuan dan konsultasi pemuda Youth Summits seluruh dunia yang dirangkum oleh International Youth Foundation IYF dan Center for Strategic and International Studies CSIS. Secara umum anak muda menginginkan hal yang sama yaitu kesempatan untuk memperoleh kesejahteraan dan kemakmuran, rasa aman dan berpartisipasi aktif dalam membentuk masyarakat dan dunia 4 .Anak muda mulai menyadari bahwa pekerjaan di sektor formal dan pemerintahan semakin sulit untuk diperoleh karena sebagian besar kegiatan komersial berada di sektor informal. Dua hal yang diinginkan agar mereka dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu: 1 Akses terhadap pelatihan dan modal untuk memulai bisnis dan menciptakan lapangan kerja; 2 Pelatihan yang relevan untuk meningkatkan keterampilan agar mampu bersaing di lapangan pekerjaan yang tersedia. 4 What Youth Want, A Pocket Guide for Policymakers, Center for Strategic International Studies and International Youth Foundation, h. 4. Pemuda juga sangat memahami bahwa adanyakonflik baik domestik maupun regional, tata kelola pemerintahan yang buruk serta korupsi sangat berpengaruh terhadap prospek ekonomi dan kehidupan mereka. Sehingga menurut mereka para pemimpin sebaiknya memprioritaskan untuk menciptakan stabilisasi dan perdamaian Mereka juga sangat siap untuk terlibat dan berkontribusi dalam mencari solusi bagi masalah tersebut. Lebih dari itu, pemuda sangat berhasrat untuk menjadi bagian integral dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan dan masa depan mereka. Negara kita tentunya memerlukan peran aktif pemuda untuk mempersiapkan diri dan lingkungannya agar mampu keluar dari berbagai masalah, bersaing dan memiliki posisi tawar yang tinggi. Jika melihat kondisi di atas, pemuda memiliki tantangan pada berbagai situasi yang mau tak mau harus dihadapi. Situasi tersebut terkait dengan apa yang disebut sebagai lingkungan strategis, Perkembangan lingkungan strategis dalam jangka panjang sangat berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh suatu negara untuk mengatasi berbagai permasalahan.

II. DEFINISI DAN KONSEP LINGKUNGAN STRATEGIS