Perilaku Konsumen dan Kepuasan Pelanggan 1. Perilaku konsumen pada produk jasa

sama atau bahkan melebihi harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul akibat hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan Tjiptono;2001;146. Definisi kepuasan pelanggan menurut Kotler 2004; 52 adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja hasil yang dirasakan dengan harapannya. Sedangkan menurut Widjaja 2001;7 menyatakan kepuasan pelanggan adalah sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila prestasi sesuai dengan harapan maka pembeli puas dan sebaliknya. Tujuan kegiatan pemasaran suatu produk adalah untuk mencapai kepuasan kepada pelanggan. Jawaban dari pertanyaan ini tidak sedarhana, karena setiap pelanggan berbeda-beda dan kompleks. Sebagian merasa puas bila mendapatkan barang yang diinginkan. Sebagian merasa puas apabila mendapatkan barang yang sangat diinginkan. Sebagian lagi apabila menemukan produk harga yang murah dibandingkan dengan yang lain. sebagian lagi karena dapat memiliki produk yang tidak bisa dimiliki orang lainsimbol status. Tetapi ada juga yang semakin puas bila semakin banyak orang yang memiliki barang tersebut Kasali, 2000 : 56. Kesadaran perusahaan terhadap nilai pelanggan dan kepuasan pelanggan dapat memberikan keuntungan terhadap peusahaan. Keuntungan tersebut menyebabkan perusahaan akan mengalami pertumbuhan yang baik atas keberhasilan perusahaan memperoleh keunggulan bersaing competitive advantage sebagai hasil upaya perwujudan kepuasan pelanggan Faisal, 2000;35. Sedangkan perusahaan yang lalai memperhatikan kepuasan pelanggannya akan mengalami kerugian, karena pelanggan akan beraluih menjandi pelanggan pesaing seningga akan menurunkan penjualan dan pada gilirannya akan menurunkan laba Supranto ; 2000 ; 2. Definisi kepuasan pelanggan, secara konseptual menurut Tjiptono 2001;147 dapat digambarkan seperti pada Gambar berikut. Gambar 3 Konsep Kepuasan Pelanggan Tujuan Perusahaan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan PRODUK Nilai Produk bagi Harapan Pelanggan Pelanggan terhadap Produk Tingkat Kepuasan Pelanggan Sumber: Tjiptono 2001, 147 Lebih lanjut Kartajaya 2000;46-50 dalam suatu konsep pemasaran, perusahaaan selain memperhatikan perusahaannya shareholder, pelanggan customer, juga harus memperhatikan masyarakat people atau yang dikenal dengan suatu konsep stakeholder. Manfaat yang diperoleh dari penerapan konsep stakeholder adalah dapat diraihnya sustainable satisfaction oleh ketiga pihak yaitu perusahaan, pelanggan dan masyarakat.

2.3.3. Kesenjangan Antara Harapan dan Kepuasan Pelanggan

Kepuasaan pelanggan akan terpenuhi apabila proses penyampaian jasa sesuai dengan apa yang dipersepsikan, tetapi perbedaaan persepsi antara pelanggan dengan perusahaan sering terjadi. Ketidakpuasaan terjadi karena adanya gap atau kesenjangan antara persepsi konsumen dengan proses penyampaian jasa oleh perusahaan. Menurut Tjiptono 2001 ; 159 penyebab ketidakpuasan menurut asalnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a. Faktor internal, yang berasal dari dalam perusahaan dan relatif dapat dikendalikan misalnya tingkah laku karyawan, ketepatan waktu, prosedur, dan lain-lain. b. Faktor eksternal, berasal dari luar kendali perusahaan, seperti gangguan cuaca, bencana alam dan sebagainya. Menurut Zeithaml dan Bitner 1996;37 persepsi pelanggan perceived adalah ”subjective assassments of actual service experience”, dan harapan pelanggan expected customer adalah “the standar of or refence points for performance againts which service experience are compare, and are often formulated in terms of what customer believes should be happen”. Ketidak puasaan terjadi akibat adanya kesenjangan gap antara jasa yang diperoleh dengan persepsi pelanggan. Menurut Porter dalam Umar, 2000; 55 terdapat lima macam kesenjangan yaitu : 1. Kesenjangan antara harapan pelanggan dan persepsi manajemen. Terjadi karena manajemen perusahaan tidak memahami dengan benar bagaimana jasa yang menjadi keinginan pelanggan sehingga desain dan standar jasa tidak layak. 2. Kesenjangan antara persepsi manajemen tentang harapan pelanggan dan spesifikasi kualitas jasa. Pada dasarnya perusahaan telah melakukan pelayanan yang mereka percayai memenuhi standar keinginan pelanggan, namun sebetulnya belum akurat karena hanya berfokus pada kualitas teknis dan mengabaikan segi pelayanan. 3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa yang disajikan. Terjadi karena para petugas yang mungkin tidak terlatih dan tidak mampu melakukan pelayanan yang memenuhi standar atau keinginan pelanggan. 4. Kesenjangan antara penyampaian jasa aktual dan komunikasi eksternal kepada konsumen. Terjadi karena persepsi yang disampaikan kepada pelanggan tidak sesuai dengan fakta yang dijanjikan perusahaan. 5. Kesenjangan antara jasa yang diharapkan dan jasa aktual yang diterima pelanggan. Kesenjangan ini mencerminkan adanya perbedaan kinerja aktual yang diterima pelanggan dengan kinerja yang diharapkan pelanggan. Kesenjangan antara jasa yang diharapkan dan jasa yang aktual yang diterima pelanggan dapat dipengaruhi oleh informasi dari orang lain atau komunikasi dari mulut ke mulut, pengalaman masa lalu dalam menggunakan produk tersebut.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

1. Penelitian Pustaka, penelitian ini dilakukan dengan mempelajari literatur-

literatur dan sumber-sumber pustaka lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui daftar pertanyaan

yang telah disusun sebelumnya.

3. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan tanya jawab kepada perespon

yang berpedoman dengan daftar pertanyaan angket yang telah dipersiapkan sebelumnya.

4. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat

sesuai dengan dengan dokumentasi-dokumentasi yang tersedia dengan baik yang disediakan oleh perusahaantempat penelitian.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja purposive mengingat populasi jumlah konsumen pasar Tugu pada Bandarlampung bersifat tidak terbatas dan tidak diketahui. Untuk itu sampel yang digunakan sebagai responden sesuai dengan kemampuan, waktu dan biaya yang penulis miliki akan ditentukan sebanyak 70 sampel responden. Menurut Malhotra 2008 minimal unit sampel sebanyak 4 atau 5 kali jumlah variabel yang diteliti. Jumlah variabel penelitian ini termasuk variabel terikat adalah sebanyak 7.

3.3 Definisi Operasional Variabel

1. Variabel terikat keputusan membeliberbelanja maksudnya merupakan serangkaian tindakan konsumen dalam berbelanja dari alternatif-alternatif yang ada seperti tentang Harga, Kenyamanan, Kelengkapan produk, Kejujuran, Jarak tempuh dari rumah ke pasar. 2. Sikap konsumen terhadap harga di pasar tradisional merupakan tanggapan konsumen terhadap harga barang yang memberikan pengaruh langsung terhadap perilaku seseorang yaitu seperti harga yang murah, adanya tawar menawar, dapat menghutang 3. Kenyamanan merupakan ketenangan dan keamanan berbelanja dalam perilakunya sehingga terlihat bahwa individu-individu tersebut memiliki ketenangan dan keamanan dalam berbelanja di pasar tradisional 4. Kelengkapan produk merupakan proses penafsiran atas informasi dan stimulus untuk menciptakan gambaran tentang aspek-aspek lingkungannya seperti penilaian terhadap produk, kemudahan-kemudahan yang akan diperoleh, seperti barang dapat ditukar. 5. Kejujuran merupakan perilaku seseorang individu yang mencerminkan kepercayaan, keterbukaan, apa adanya 6. Jarak tempuh merupakan waktu yang dibutuhkan konsumen menuju pasar tempat berbelanja.

3.4 Uji Coba Alat Ukur

3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali, 2006:40. Uji validitas instrument dilakukan dengan menguji validitas konstruk melalui penggunaan analisis faktor. Validitas konstruk menunjukan seberapa valid hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukur atau indikator sesuai dengan konsep teori yang digunakan. Penggunaan analisis faktor dilakukan, pertama-tama melihat nilai KMO-MSA Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequasi, dan nilai signifikansi Barlett.s Test of Sphericity kurang dari 0,05, untuk menilai atau menguji bahwa alat ukur yang digunakan memadai. Nilai MSA menurut Sarwono 2006:208 bahwa angka MSA adalah 0-1 dengan ketentuan: • Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan. • Jika MSA ≥ 0,5 maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dianalisis lebih lanjut. • Jika MSA 0,5 maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan dianalisi lebih lanjut sehingga harus dibuang. Langkah analisis faktor berikutnya, adalah melihat faktor loading dari masing- masing item pertanyaan atau indikator. Validitas instrument dinilai berdasarkan kriteria nilai faktor loading item minimal 0,4 Hair et al, 1998:648 dan Comrey dalam Jogiyanto 2007:124 menyatakan bahwa suatu indikator atau item membentuk suatu konstruk dengan valid dan benar, maka indikator atau item tersebut harus memuat skor yang tinggi atau nilai faktor loading memberikan nilai besar. Beberapa kriteria alat ukur dikatakan valid menurut Comery, yaitu: Table 1 Kriteria Validitas pada Analisis Faktor No Nilai Faktor Loading Kriteria 1 0,45 Tidak Valid 2 0,45-0,55 Cukup Valid 3 0,56-0,62 Valid 4 0,63-0,71 Sangat Valid 5 0,71 Memuaskan atau sangat sangat valid atau validitas sangat tinggi Sumber: Jogiyanto 2007:124

3.4.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliabel akan dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner. Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah • Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikansi 60 atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliabel. • Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 60 atau 0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliabel.