Yaitu berkaiatan dengan hasil belajar keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Katagori jenis perilaku untuk
ranah psikomotorik ini yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan kreativitas.
2.3 Kajian Tentang Keterampilan
2.3.1 Pengertian Keterampilan
Suatu keterampilan adalah serangkaian gerakan-gerakan, tiap ikatan unit Stimulus-Respon S-R bertindak sebagai stimulus terhadap ikatan link
berikutnya Hamalik, 2009:173. Dalam kegiatan belajar keterampilan secara tidak disadari terjadi suatu rangkaian stimulus-respons. Oleh sebab itu di dalam
pembelajaran selain didasarkan pada pemberian materi, guru juga dituntut untuk mampu mengomunikasikan program kepada para siswa dan menganalisis
keterampilan ke dalam kompenen-kompenennya. Menurut Sudjana 2009:30-31 ada enam tingkatan keterampilan skill
dan kemampuan bertindak individu, yaitu : a
Gerakan refleks keterampilan pada gerakan yang tidak sadar; b
Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar; c
Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain;
d Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan; e
Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai keterampilan yang kompleks;
f Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti
gerakan ekspresif dan interpretatif.
2.3.2 Jenis-Jenis Keterampilan
Menurut Woolfolk dalam Uno 2009:134 terdapat empat jenis keterampilan metacognition atau keterampilan siswa dalam mengatur dan
mengontrol proses berpikir. Jenis keterampilan tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Keterampilan pemecahan masalah problems solving, yakni suatu
keterampilan seseorang siswa dalam menggunakan proses berpikirnya untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta,
analisis informasi, menyusun berbagai alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan masalah yang paling efektif.
2. Keterampilan pengambilan keputusan decision making, yakni
keterampilan seseorang menggunakan proses berpikirnya untuk memilih sesuatu keputusan yang terbaik dari beberapa pilihan yang
ada melalui pengumpulan informasi, perbandingan kebaikan dan kekurangan dari setiap alternatif, analisis informasi, dan
pengambilan keputusan yang terbaik berdasarkan alasan yang rasional.
3. Keterampilan berpikir kritis critical thinking, yakni keterampilan
seseorang dalam
menggunakan proses
berpikirnya untuk
menganalisis argumen dan memberikan interpretasi berdasarkan persepsi yang sahih melalui logical reasoning, analisis asumsi dan
bias dari argumen dan interpretasi logis.
4. Keterampilan berpikir kreatif creative thinking, yakni keterampilan
seseorang dalam
menggunakan proses
berpikirnya untuk
menghasilkan suatu ide baru, konstruktif, dan baik berdasarkan konsep-konsep, prinsip-prinsip yang rasional, maupun persepsi dan
intuisi.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan sangat dibutuhkan dalam proses belajar siswa guna menghasilkan output
pendidikan yang kompeten sesuai tuntutan masyarakat di dunia kerja. Apabila siswa mampu mengembangkan ke empat keterampilan tersebut, maka siswa
diharapkan mampu memiliki sikap kemandirian dalam berpikir, mampu memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi, berani dalam mengambil
keputusan, serta memiliki kreatifitas yang tinggi. Dalam dunia usaha atau dunia kerja, terkadang kita ditempatkan pada situasi yang sangat rumit dalam suatu
permasalahan yang kompleks yang akhirnya menuntut kita mampu berpikir kritis dalam memecahkan suatu permasalahan serta pengambilan keputusan yang
terbaik dari berbagai pilihan yang ada.
2.4 Kajian Tentang Model Pembelajaran