Peramalan Rancangbangun model penyediaan tepung jagung pada rantai pasok industri berbasis jagung

Tracking signal dihitung sebagai jumlah kesalahan peramalan running sum forecast errorRSFE dibandingkan dengan nilai MAD Mean Absolute Deviation. Secara umum, Tracking signal dituliskan sebagai berikut : Tracking signal TS = MAD RSFE = MAD i periode peramalan data - i periode aktual data dimana : MAD = n peramalan kesalahan = n e i n = jumlah periode yang bersangkutan. Pada Gambar 15 terdapat nilai positif tracking signal yang menunjukkan bahwa data aktual masih lebih besar dibandingkan dengan data peramalannya. Sedangkan negatif tracking signal berarti bahwa data aktual lebih kecil dibandingkan dengan data peramalannya. Sebuah tracking signal yang baik adalah tracking signal yang memiliki nilai RSFE yang kecil dimana jumlah kesalahan peramalan positif hampir sama jumlahnya dengan kesalahan peramalan negatif. - 0 MAE + Periode Daerah penerimaan Lower Control Limit Upper Control Limit Tracking Signal berada di luar batas kontrol Tracking Signal Gambar 15 Tracking signal dalam peramalan.

2.10 Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait dengan tepung jagung yang telah dilakukan oleh para peneliti lebih banyak pada penelitian tentang proses pembuatan produk-produk turunan tepung jagung ke arah hilir. Penelusuran literatur dan penelusuran penelitian terdahulu yang berkaitan dilakukan terhadap penelitian yang berkaitan dengan produk jagung, tepung jagung serta kaitannya dengan jaringan syaraf tiruan dan fuzzy inference system. Penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al. 2004 menggunakan jaringan syaraf tiruan, dimana penelitian ini membandingkan jaringan syaraf tiruan dengan model univariat serta model multivariat, dan memperoleh bahwa hasil peramalan jaringan syaraf tiruan lebih baik dari pada metode statistikal. Erdinç dan Satman 2005 dalam penelitiannya membandingkan jaringan syaraf tiruan dengan regresi linier, dan diperoleh hasil bahwa jaringan syaraf tiruan lebih baik daripada regresi linier dalam melakukann peramalan. Setyawati 2003 menggunakan jaringan syaraf tiruan untuk univariat dan multivariat time series dalam melakukan peramalan. Nam dan Schaefer 1995 melakukan penelitian tentang peramalan penumpang pesawat udara dengan jaringan syaraf tiruan. Azadeh et al. 2008 menggunakan jaringan syaraf tiruan untuk meramalkan penggunaan energi listrik. Ferreira et al. 2011 menggunakan jaringan syaraf tiruan untuk meramalkan harga dalam konteks agribisnis. Bhuvanes et al. 2007 menggunakan Backpropagation Neural Network BPNN untuk memprediksi jumlah pasien pada beberapa bagian perawatan di Virtua Health, New Jersey. Penelitian ini membandingkan model peramalan menggunakan BPNN dengan peramalan menggunakan statistical forecasting models. Dari hasil penelusuran literatur diperoleh bahwa penelitian tentang prediksi produksi jagung dengan jaringan syaraf tiruan belum pernah dilakukan. Demikian pula belum diperoleh literatur tentang penelitian atau kajian mengenai prediksi permintaan tepung jagung menggunakan jaringan syaraf tiruan. Dari penelusuran terhadap penelitian terdahulu, dapat diperoleh bahwa penelitian tentang rancang bangun model penyediaan tepung jagung pada rantai pasok industri berbasis jagung dapat dikaji lebih lanjut, sebagai suatu kebaruan dalam pengembangan ilmu di bidang manajemen pada agroindustri. 3 METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Permasalahan pada industri tepung jagung adalah bagaimana industri ini dapat memproduksi dan menyediakan jumlah tepung jagung dan mutu tepung jagung yang memenuhi syarat kepada konsumennya. Sebagai salah satu bagian dari rantai pasok industri berbasis jagung, jumlah dan mutu tepung jagung yang diproduksi sangat tergantung dari bahan baku berupa jagung pipilan. Sedangkan penyediaan jumlah dan mutu jagung pipilan oleh pengumpul atau petani tergantung pada jagung yang diproduksi di sentra jagung. Penyediaan tepung jagung berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang terdapat pada rantai pasok industri berbasis jagung dimulai dari produksi jagung pada sentra jagung, penyediaan jagung pipilan dengan berbagai mutu, penyediaan tepung jagung pada industri jagung, dan kebutuhan industri pengguna tepung jagung. Tepung jagung yang disediakan tidak hanya berkenaan dengan jumlahnya, tapi yang cukup penting adalah mutu tepung jagung tersebut. Mutu produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian, karena mutu merupakan syarat dari produk yang akan dipasarkan. Tuntutan tentang mutu produk ini sangat ketat terutama oleh negara luar dimana produk dari produsen dapat ditolak oleh karena mutu yang tidak memenuhi standar walaupun jumlahnya telah memenuhi permintaan. Sehubungan dengan hal tersebut timbul beberapa pertanyaan yang seyogyanya dapat diselesaikan untuk menjawab permasalahan di atas. Pertanyaan tersebut antara lain: a bagaimana jumlah jagung yang diproduksi pada sentra jagung dapat diprediksi?; b bagaimana jagung pipilan sebagai bahan baku tepung jagung dapat dikelompokkan sesuai standar yang ditentukan?; c bagaimana tepung jagung yang dihasilkan oleh industri tepung jagung dapat memenuhi standar sesuai dengan kebutuhan konsumennya; d bagaimana permintaan konsumen tepung jagung dapat diprediksi. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dirancang model penyediaan tepung jagung pada rantai pasok industri berbasis jagung sesuai tujuan dari penelitian ini. Sebagai tahap awal dalam pemodelan ini dilakukan studi pustaka untuk mempelajari konsep-konsep, teori-teori, dan alat bantu yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Penelusuran pustaka dilakukan melalui buku- buku, jurnal-jurnal, dan laporan penelitian relevan yang pernah dilakukan oleh para peneliti. Gambar 16 menunjukkan gambaran umum model yang akan dirancang dan keterkaitannya pada rantai pasok industri berbasis jagung. Model ini merupakan model penyediaan tepung jagung sepanjang rantai pasok tepung jagung. Mata rantai meliputi sentra jagung, pedagang atau pengumpul, industri tepung jagung, dan industri pengguna tepung jagung. PENYEDIAAN TEPUNG JAGUNG OLEH INDUSTRI - Jumlah sesuai permintaan - Mutu sesuai standar Pemeriksaan mutu tepung jagung PROSES PRODUKSI TEPUNG JAGUNG MODEL PENGELOMPOKAN MUTU JAGUNG PIPILAN - Mutu I - Mutu II - Mutu III MODEL PREDIKSI PERMINTAAN TEPUNG JAGUNG MODEL PREDIKSI PRODUKSI JAGUNG Jaringan Syaraf Tiruan, Peramalan Statistikal Fuzzy Inference System Jaringan Syaraf Tiruan, Peramalan Time Series Pemeriksaan mutu jagung pipilan SENTRA JAGUNG PENGUMPUL INDUSTRI TEPUNG JAGUNG INDUSTRI PENGGUNA TEPUNG JAGUNG KEBIJAKAN MODEL PENGELOMPOKAN MUTU TEPUNG JAGUNG Gambar 16 Keterkaitan model pada rantai pasok industri berbasis jagung. Model yang akan dirancang merupakan integrasi dari beberapa model antara lain: 1 model prediksi produksi jagung; 2 model pengelompokan mutu jagung pipilan; 3 model pengelompokan mutu tepung jagung; 4 model prediksi permintaan tepung jagung. Beberapa alat analisis yang akan digunakan dalam model ini adalah: a Jaringan Syaraf Tiruan Artificial Neural Networks untuk prediksi produksi jagung; b Fuzzy Inference System FIS untuk pengelompokan mutu jagung pipilan dan pengelompokan mutu tepung jagung ; c Jaringan Syaraf Tiruan untuk memprediksi permintaan tepung jagung oleh industri pengguna tepung jagung. Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka secara garis besar kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti tertuang pada Gambar 17. Input Analysis Input Analysis Process Analysis Process Analysis Output Analysis Output Analysis TUJUAN PENELITIAN dihasilkannya model penyediaan tepung jagung pada rantai pasok industri berbasis jagung TUJUAN PENELITIAN dihasilkannya model penyediaan tepung jagung pada rantai pasok industri berbasis jagung PERUMUSAN MASALAH - Bagaimana jumlah jagung yang diproduksi pada sentra jagung dapat diprediksi? - Bagaimana jagung pipilan sebagai bahan baku tepung jagung dapat dikelompokkan sesuai standar yang ditentukan? - Bagaimana tepung jagung yang dihasilkan oleh industri tepung jagung dapat dikelompokkan sesuai standar mutu - Bagaimana permintaan industri pengguna tepung jagung dapat diprediksi PERUMUSAN MASALAH - Bagaimana jumlah jagung yang diproduksi pada sentra jagung dapat diprediksi? - Bagaimana jagung pipilan sebagai bahan baku tepung jagung dapat dikelompokkan sesuai standar yang ditentukan? - Bagaimana tepung jagung yang dihasilkan oleh industri tepung jagung dapat dikelompokkan sesuai standar mutu - Bagaimana permintaan industri pengguna tepung jagung dapat diprediksi FENOMENA Belum dipenuhinya penyediaan tepung jagung secara jumlah dan mutu FENOMENA Belum dipenuhinya penyediaan tepung jagung secara jumlah dan mutu TINJAUAN PUSTAKA - Konsep Manajemen Rantai Pasok - Konsep Jaringan Syaraf Tiruan - Konsep Mutu - Konsep Fuzzy - Konsep Fuzzy Inference System TINJAUAN PUSTAKA - Konsep Manajemen Rantai Pasok - Konsep Jaringan Syaraf Tiruan - Konsep Mutu - Konsep Fuzzy - Konsep Fuzzy Inference System SIMPULAN Disusun berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh. SIMPULAN Disusun berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh. PERANCANGAN MODEL PERANCANGAN MODEL Model Prediksi Produksi Jagung Model Prediksi Produksi Jagung Model Pengelompokan Mutu Jagung Pipilan Model Pengelompokan Mutu Jagung Pipilan Model Prediksi Permintaan Tepung jagung Model Prediksi Permintaan Tepung jagung IMPLEMENTASI MODEL IMPLEMENTASI MODEL REKOMENDASI Dibuat berdasarkan hasil penelitian REKOMENDASI Dibuat berdasarkan hasil penelitian ANALISIS SISTEM - Analisis Kebutuhan - Formulasi Permasalahan - Identifikasi Sistem ANALISIS SISTEM - Analisis Kebutuhan - Formulasi Permasalahan - Identifikasi Sistem Model Pengelompokan Mutu Tepung Jagung Model Pengelompokan Mutu Tepung Jagung Gambar 17 Kerangka pemikiran penelitian.

3.2 Tahapan Penelitian

Tahapan awal dalam penelitian ini adalah melakukan studi literatur dan melakukan observasi lapangan tentang produksi jagung, produk jagung pipilan, produk tepung jagung, serta penelitian-penelitian yang terkait serta perkembangannya saat ini. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dan elemen-elemen dalam sistem, dalam rangka membangun model yang akan dirancang pada penelitian ini. Tahap selanjutnya adalah melakukan rancangan sub-model yang terdapat dalam model. Untuk menjalankan sub model yang terdapat dalam model rancangan, dibutuhkan data yang berkaitan dengan setiap sub model yang ada. Secara lengkap tahapan penelitian dapat dilihat pada diagram yang tertuang dalam Gambar 18. Penelusuran literatur Penelusuran literatur Observasi lapangan Observasi lapangan Pemetaan sentra jagung Pemetaan sentra jagung Pemetaan pemasok jagung pipilan Pemetaan pemasok jagung pipilan Penentuan kriteria mutu tepung jagung yang berpengaruh Penentuan kriteria mutu tepung jagung yang berpengaruh Standar mutu tepung jagung Standar mutu tepung jagung Luas panen Luas panen Produksi jagung per bulan Produksi jagung per bulan Curah hujan Curah hujan Identifikasi industri pengguna tepung jagung Identifikasi industri pengguna tepung jagung Model prediksi produksi jagung Model prediksi produksi jagung Penentuan jumlah produksi jagung pipilan Penentuan jumlah produksi jagung pipilan Model pengelompokan mutu jagung pipilan Model pengelompokan mutu jagung pipilan Pemeriksaan mutu tepung jagung Pemeriksaan mutu tepung jagung Evaluasi penyediaan tepung jagung dan kebijakan Evaluasi penyediaan tepung jagung dan kebijakan Standar mutu jagung pipilan Standar mutu jagung pipilan Model prediksi permintaan tepung jagung Model prediksi permintaan tepung jagung Selesai Selesai Mulai Mulai Model pengelompokan mutu jagung pipilan Model pengelompokan mutu jagung pipilan Gambar 18 Tahapan penelitian. Sub-model prediksi produksi jagung dibuat untuk meramalkan berapa jumlah produksi jagung pada sentra jagung. Jaringan saraf tiruan digunakan untuk meramalkan produksi ke depan dengan menggunakan model kausal. Diawali dengan melakukan pengambilan data tentang produksi jagung, luas panen pada sentra jagung di Indonesia, dan curah hujan. Pengambilan data dilakukan pada instansi terkait dan melalui studi literatur. Data ini merupakan input pada sub model prediksi produksi jagung ke depan. Hasil prediksi produksi jagung berkaitan dengan jumlah jagung pipilan sebagai bahan baku industri tepung jagung. Berbagai pasokan jagung dari sentra jagung, juga berdampak pada diperolehnya berbagai variasi mutu jagung pipilan. Mutu jagung pipilan yang dipasok akan dikelompokkan menjadi beberapa standar mutu sesuai Standar Nasional Indonesia SNI 01-3920-1995. Sub model pengelompokan mutu jagung pipilan dibuat sebagai bagian dari model penelitian. Dalam sub model ini akan dilakukan pengelompokan mutu jagung pipilan dengan pendekatan fuzzy inference system. Bervariasinya mutu jagung pipilan ini berpengaruh kepada mutu produk tepung jagung yang dihasilkan oleh pabrik tepung jagung. Standar Nasional Indonesia SNI 01 –372 –1995 telah menetapkan syarat mutu tepung jagung menurut kriteria mutu dengan syarat mutu untuk masing-masing kriteria. Kriteria yang telah ditetapkan menurut Standar Nasional Indonesia tidak seluruhnya digunakan oleh konsumen sebagai standar bahan bakunya. Kriteria mutu ini digunakan pada pemeriksaan hasil produksi pada industri tepung jagung. Dengan diperolehnya jumlah produksi jagung, jumlah produksi dan klasifikasi mutu jagung pipilan, akan diperoleh pula jumlah produksi tepung jagung dengan standar mutu yang dinginkan. Di lain pihak industri pangan, dan industri bahan kimia lain sebagai konsumen dari industri tepung jagung membutuhkan bahan baku tepung jagung baik dari sisi jumlah maupun mutu tepung jagung. Jumlah dan mutu bahan baku ini juga akan berpengaruh kepada jumlah dan mutu produk yang akan dihasilkan industri-industri tersebut. Sub model prediksi permintaan tepung jagung oleh industri pangan, dan bahan kimia lain bertujuan untuk memperoleh jumlah bahan baku yang perlu dipasok oleh industri tepung jagung ke industri-industri tersebut. Dalam sub model ini akan dilakukan prediksi dengan menggunakan data time series. Berdasarkan prediksi produksi jagung, pengelompokan jagung pipilan, pemeriksaan mutu bahan baku dan mutu tepung jagung, serta permintaan industri pengguna tepung jagung, dilakukan analisis tentang pemenuhan penyediaan tepung jagung. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi apakah penyediaan tepung jagung telah dapat memenuhi kebutuhan berbagai pihak yang menjadi konsumennya.

3.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam penelitian ini berbagai data, informasi dan pengetahuan pakar dikumpulkan untuk diolah lebih lanjut. Pengumpulan data, informasi dan pengetahuan ini dilakukan dengan cara: a melakukan studi literatur melalui penelusuran literatur-literatur yang berkaitan dengan bidang yang akan dikaji; b melakukan studi tentang dokumentasi yang diperoleh dari instansi terkait, menelusuri laporan-laporan penelitian yang relevan dengan bidang kajian; c memperoleh pengetahuan dari pakar melalui wawancara, diskusi, pengisian panduan wawancara; d melakukan studi pada industri tepung jagung. Data primer dalam penelitian ini adalah data mengenai kriteria uji mutu tepung jagung. Data ini diperoleh melalui konsultasi dengan pakar dengan menggunakan panduan wawancara. Data primer lainnya adalah data tentang standar mutu tepung jagung yang ditetapkan pabrik tepung jagung. Data ini melalui wawancara dengan pihak pabrik tepung jagung. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data volume ekspor dan impor jagung, data jumlah produksi jagung pada sentra jagung, luas panen, produktivitas jagung di Indonesia. Data ini diperoleh dari Direktorat Budidaya Serealia, Kementerian Pertanian. Data curah hujan diperoleh melalui penelusuran literatur. Data permintaan tepung jagung berupa data yang di-generate berdasarkan informasi dari pabrik tepung jagung. Pakar dalam penelitian ini adalah pakar yang berpengalaman dalam penelitian-penelitian tentang perjagungan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Sumber informasi lainnya adalah Manager Produksi pabrik tepung jagung PT Amylum Corn Grits Mills. Pengolahan data pada model prediksi produksi jagung dan model prediksi permintaan tepung jagung, dilakukan dengan jaringan saraf tiruan, menggunakan software MATLAB R2010a. Peramalan secara statistikal dalam kedua model tersebut menggunakan software Minitab Release 14 dari Minitab Inc. Pada model pengelompokan mutu jagung pipilan, pengelompokan dilakukan dengan fuzzy inference system dengan menggunakan MATLAB R2010a.