25
c. Guru
Kualitas guru atau tenaga edukatif dilihat dari pendidikan, pengalaman cara mengajar, kedisiplinan pemenuhan
kebutuhan guru bidang studi dari suatu sekolah sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Dari pendapat yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pendidikan untuk memperoleh suatu pengetahuan,
ketrampilan dan perubahan sikap dari diri seseorang yang dipengaruhi oleh faktor – faktor belajar.
C. Sekolah Menengah Atas SMA
1. Tujuan Penyelenggaraan Sekolah dan Kompetensi Sekolah
Penyelenggaraan sekolah menengah dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan dan ketrampilan
yang kuat untuk digunakan dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta mengembangkan
kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan lebih lanjut pendidikan tinggi. Secara khusus pendidikan menengah ditujukan untuk:
a. Memberikan kemampuan minimal bagi lulusan untuk melanjutkan
pendidikan dan hidup dalam masyarakat. b.
Menyiapkan sebagian besar warga negara menuju masyarakat belajar pada masa yang akan datang.
26
c. Menyiapkan lulusan menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
menginternalisasi perangkat gagasan dan nilai masyarakat beradab dan cerdas. Diknas :2004
2. Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Struktur persekolahan dikembangkan dengan menganut prinsip berjenjang dan berkelanjutan. Berjenjang dalam pengertian satuan
pendidikan atau sekolah yang diselenggarakan dengan menerapkan sistem berjenjang yaitu dari jenjang pendidikan prasekolah, jenjang pendidikan
dasar dan jenjang pendidikan menengah. Berkelanjutan dalam pengertian sekolah menggunakan urutan kelas yang dimulai dari kelas 0 sampai
dengan kelas XII. Rincian urutan kelas berdasarkan jenjang pendidikan adalah: kelas 0 untuk pendidikan pra sekolah, kelas 1 sampai dengan kelas
VI untuk pendidikan dasar , kelas VII sampai dengan kelas XII untuk pendidikan menengah.
Sruktur kurikulum sekolah menengah atas terdiri dari dua macam stuktur kurikulum yaitu struktur kurikulum dengan pengkhususan
program studi dan stuktur kurikulum dengan non pengkhususan program studi. Hal ini didasarkan pada pertimbangan agar sekolah dapat
menentukan sendiri sruktur kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masing – masing sekolah.
Penyelenggaraan SMA dengan pengkhususan program studi dimaksudkan untuk memberikan kemungkinan kepada siswa dalam
27
pemilihan suatu program studi. Secara khusus program studi yang dimaksud adalah: ilmu alam, ilmu sosial, dan bahasa. Pemilihan program
studi dilaksanakan sejak kelas XI yang kemudian dilanjutkan ke kelas XII, dengan demikian kelas X merupakan program bersama yang harus diikuti
oleh semua siswa.
3. Penjurusan