36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Dasar Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dimaksud penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati Moleong,2002:3
Dengan dasar tersebut, maka penelitian kualitatif diharapkan mampu memberikan gambaran tentang peran Polwiltabes dalam penanganan Kenakalan
Remaja dengan tepat dan bermutu, sehingga dari data tertulis maupun melalui wawancara ini, diharapkan dapat memaparkan secara lebih jelas dan berkualitas, serta
bisa mewakili Kenakalan Remaja yang terjadi. Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri pokok, sebagai berikut:
1. Latar alamiah
2. Manusia sebagai alat instrumen
3. Metode kualitatif
4. Analisis data secara induktif
5. Teori dari dasar
6. Lebih mementingkan proses daripada hasil
7. Adanya batas yang dikemukakan oleh fokus
8. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
37
9. Desain yang bersifat sementara
10. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama
Moleong,2002:4-8
3.2. Fokus Penelitian
Penentuan fokus suatu penelitian memiliki dua maksud. Pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi. Jadi, dalam hal ini fokus akan membatasi bidang
inkuiri. Kedua,penetapan fokus itu berfungsi untuk memenuhi kriteria-kriteria inklusi-eklusi atau memasukkan mengeluarkan suatu informasi yang baru diperoleh
di lapangan Moleong,2002:62. Di dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah pelakasanaan
penanganan kenakalan remaja yang terbagi menjadi tiga hal sebagai berikut: 1.
Persiapan terhadap Penanganan Kenakalan Remaja Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui persiapan yang telah
dilakukan terhadap pelaksanaan penanganan kenakalan remaja ialah: 1
Membentuk bagian Binamitra yang salah satu tugasnya menangani kenakalan remaja
2 Mempersiapkan tenaga kepolisian yang profesional
2. Pelaksanaan Penanganan Kenakalan Remaja
Indikator-indikatornya antara lain: 1
Melakukan tindakan preventif pencegahan, represif penindakan, serta kuratif dan rehabilitasi pemulihan
38
2 Tindakan preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja
yang dapat dilakukan dengan penyuluhan-penyuluhan 3
Penindakan dilakukan terhadap orang-orang yang belum dewasa atau berada di bawah usia 22 tahun
4 Tindakan kuratif dan rehabilitasi sebagai upaya terakhir dalam rangka
memulihkan remaja yang telah terlibat dalam kenakalan remaja atau dapat disebut juga sebagai penyembuhan
3. Hasil dari Pelaksanaan Penanganan Kenakalan Remaja
Yang dapat dijadikan indikator-indikator yakni 1
Kenaikan atau penurunan kenakalan remaja dalam jangka waktu tertentu 2
Kenaikan atau penurunan dapat dilihat dari segi kualitas beratnya tindakan pelanggaran aturan, norma, hukum dalam masyarakat maupun kuantitas
jumlahnya 3
Koreksi untuk memperbaiki tindakan penanganan sebelumnya agar memperoleh hasil yang lebih maksimal pada masa yang akan datang
Sesuai dengan indikator-indikator di atas maka dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah pelaksanaan penanganan kenakalan remaja yang
telah dilakukan Polwiltabes di Kota Semarang. Untuk membatasi lingkungan penelitian dilakukan studi dokumentasi terhadap kasus-kasus yang berhasil ditangani
oleh Polwiltabes Semarang antara tahun 2000-2003.
39
3.3 Sumber Data