Terdapat dua jenis eksekusi perdata, yakni eksekusi riil dan eksekusi pembayaran. M. Yahya Harahap, S.H. menjelaskan :
“Pada dasarnya ada dua bentuk eksekusi ditinjau dari segi sasaran yang hendak dicapai oleh hubungan hukum yang tercantum dalam putusan
pengadilan. Adakalanya sasaran hubungan hukum yang hendak dipenuhi sesuai dengan amar atau dictum putusan, yaitu melakukan suatu “tindakan
nyata” atau “tindakan riil”, sehingga eksekusi semacam ini disebut “eksekusi riil”. Adakalanya hubungan hukum yang mesti dipenuhi sesuai
dengan amar putusan, melakukan “pembayran sejumlah uang”. Eksekusi yang seperti ini disebut “pembayaran uang”.”
11
A. Putusan PengadilanPutusan Hakim
1. Pengertian Putusan Pengadilan
Setelah melalui mekanisme pemeriksaan perkara yang meliputi proses mengajukan gugatan penggugat, jawaban tergugat, replik pengggugat, duplik
tergugat, pembuktian dan kesimpulan yang diajukan oleh penggugat dan oleh tergugat selesai dilaksanakan maka pihak-pihak yang berperkara telah
melaksanakan hak dan kewajibannya dalam beracara di pengadilan dalam hukum perdata, maka hakim akan menjatuhkan putusan terhadap perkara
tersebut. Putusan pengadilan biasanya sesuatu yang sangat diharapakan dan
dinantikan oleh pihak-pihak yang berperkara dengan harapan bahwa putusan pengadilan tersebut dapat menyelesaikan sengketa pihak yang berperkara
dengan sebaik-baiknya. Dengan putusan pengadilan tersebut pihak yang bersengketa mengharapkan adanya kepastian hukum dan keadilan dalam perkara
yang mereka hadapi. Supaya putusan pengadilan benar-benar menciptakan kepastian hukum
dan mencerminkan keadilan, maka hakim sebagai aparatur penegak hukum yang melaksanakan peradilan harus benar-benar mengetahui duduk perkara yang
sebenarnya dan peraturan hukum yang diterapkan.
11
Op.cit., hal. 23.
Jika kita mengacu pada HIR maka pengertian atau batasan terhadap putusan hakim tidak dapat kita temui. Ketentuan-ketentuan yang ada pada
dasarnya hanya menentukan hal-hal yang harus ada dan dimuat oleh putusan hakim.
Marilah kita melihat beberapa pandangan para pakar hukum mengenai putusan pengadilanputusan hakim sebagai berikut:
Menurut Lilik Mulyadi, S.H. memberikan pengertian mengenai putusan hakimputusan pengadilan itu adalah:
“Putusan yang diucapkan oleh hakim karena jabatannya dalam persidangan perkara perdata yang terbuka untuk umum setelah melalui
proses dan prosedural hukum acara perdata pada umumnya dibuat dalam bentuk tertulis dengan tujuan menyelesaikan atau mengakhiri suatu
perkara.”
12
Menurut Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. memberikan pengertian mengenai putusan hakimpengadilan adalah sebagai berikut:
“Suatu pernyataan yang oleh hakim sebagai pejabat negara yang diberi wewenang untuk itu, diucapkan di persidangan dan bertujuan untuk
mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara atau sengketa antara para pihak. Bukan hanya yang diucapkan saja yang disebut putusan, melainkan
juga pernyataan yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan kemudian diucapkan oleh hakim di persidangan.”
13
Menurut Rubini, S.H. dan Chaidir Ali, S.H., merumuskan bahwa putusan hakimpengadilan adalah sebagai berikut:
“Keputusan Hakim itu merupakan suatu akte penutup dari suatu proses perkara dan putusan hakim itu disebut vonnis yang menurut kesimpulan-kesimpulan
terakhir mengenai hukum dari hakim serta memuat pula akibat-akibatnya.”
14
12
Lilik Mulyadi, S.H., Hukum Acara Perdata Menurut Teori dan Praktek Peradilan Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1997, hal. 204.
13
Sudikno Mertokusumo dalam Moh. Taufik Makarao, Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hal. 124.
14
I. Rubini dan Chaidir Ali, Pengantar Hukum Acara Perdata, Alumni, Bandung, 1974, hal. 105.
2. Sifat Putusan Pengadilan Dalam Hukum Acara Perdata, putusan pengadilan menurut sifatnya
dibagi ke dalam tiga jenis :
15
a. Putusan Kondemnator condemnatoir vonnis, condemnatory verdict Putusan Kondemnator adalah putusan yang bersifat menghukum.
Hukuman dalam perkara perdata berbeda dengan hukuman dalam perkara pidana. Dalam perkara perdata, hukuman artinya kewajiban untuk memenuhi
prestasi yang dibebankan oleh hakim. Menghukum artinya membebani kewajiban untuk berprestasi terhadap lawannya. Prestasi itu dapat berwujud
memberi sesuatu, berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu. Dalam putusan ini ada pengakuan atau pembenaran hak penggugat atas suatu prestasi yang
dituntutnya, atau sebaliknya tidak ada pengakuan atau tidak ada pembenaran atas sutu prestasi yang dituntutnya. Hak atas sutu prestasi yang telah
ditetapkan oleh hakim dalam putusan ini dapat dilaksanakan dengan paksaan . b. Putusan Deklarator declaratoir vonnis, declaratory verdict
Putusan deklarator adalah putusan yang bersifat menyatakan hukum atau menegaskan suatu keadan hukum semata-mata. Dalam putusan ini
dinyatakan bahwa keadaan hukum tertentu yang dimohonkan itu ada atau tidak ada. Putusan ini tidak ada pengakuan sesuatu hak atas prestasi tertentu.
Umumnya putusan ini terjadi dalam lapangan hukum badan pribadi, misalnya mengenai pengangkatan anak, kelahiran, penegasan hak atas suatu benda.
Putusan ini bersifat penetapan saja tentang keadaan hukum, tidak bersifat mengadili karena tidak ada sengketa.
c. Putusan konstitutif consitutief vonnis, constitutive verdict Putusan konstitutif adalah putusan yang bersifat menghentikan
keadaan hukum lama menjadi keadaan hukum yang baru. Dalam putusan ini suatu keadaan hukum tertentu dihentikan, atau ditimbulkan suatu keadaan
hukum baru, misalnya putusan pembatalan perkawinan, pembatalan perjanjian. Putusan ini tidak diperlukan pelaksanaan dengan paksaan karena
dengan dijatuhkannya putusan tersebut sekaligus keadaan hukum lama berhenti dan timbul keadaan hukum baru.
B. Pengertian Eksekusi dan asas eksekusi